Anda di halaman 1dari 3

Implementasi/Penerapan Reformasi Birokrasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan pertanahan/perkantoran

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia saat ini menghadapi banyak masalah terkait pelayanan
publik. Permasalahan pelayanan publik di Indonesia sebagian besar terkait
dengan kinerja aparatur pemerintah yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan kekecewaan
masyarakat sebagai penerima pelayanan publik. Telah diketahui bahwa
ketidakpuasan publik dipicu oleh sistem administrasi yang terlalu berbelit -
belit, yang harus ditangani dengan cepat menjadi lambat, relatif mahal dan
tidak transparan, sehingga ada peluang untuk terjadinya pungutan liar
serta kurangnya kejelasan biaya dan penyelesaian Sehingga terkadang
kinerja aparatur pemerintah sering dipertanyakan.
Salah satu layanan yang diberikan oleh birokrasi publik adalah
layanan sertipikasi tanah. Hak untuk memiliki tanah adalah hak yang
dimiliki manusia. Tanah memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, misalnya dapat digunakan sebagai properti atau aset masa depan.
Fungsi utama tanah dalam kehidupan manusia adalah sebagai tempat
tinggal dan melestarikan kehidupan. Indonesia merupakan negara yang
besar dan padat penduduknya. Sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk yang besar, masalah kependudukan sering melanda masyarakat
Indonesia, terutama masalah pertanahan. Instansi yang bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan pertanahan adalah Kantor Pertanahan.

2. Rumusan Masalah
 Bagaimana penerapan reformasi birokrasi dalam peningkatan kualitas
pelayanan pertanahan?
3. Tujuan Penelitian
 Untuk mengetahui manfaat dari reformasi birokrasi dalam
peningkatan kualitas pelayanan pertanahan
BAB II
PEMBAHASAN
Reformasi merupakan upaya sistematis, terpadu, dan menyeluruh
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Misi reformasi adalah
mengembalikan cita-cita dan citra birokrat pemerintah sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat serta menjadi panutan dan panutan bagi kehidupan
masyarakat sehari-hari. Area perubahan yang menjadi tujuan reformasi
sistem resmi meliputi 8 area perubahan. Program reformasi birokrasi BPN
RI untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah: 1. Menegakkan
Standar Operasional Pelayanan Kantor Pertanahan. 2. Penerapan Standar
Pelayanan Minimal. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Manajemen pelayanan publik adalah
proses penggunaan ilmu pengetahuan dan seni untuk merencanakan,
mengkoordinasikan dan menyelesaikan kegiatan pelayanan untuk mencapai
tujuan pelayanan.
Melihat berbagai permasalahan dalam pelayanan pertanahan, dalam
rangka mengurangi konflik pelayanan, meredam pemberitaan negatif, dan
mempermudah masyarakat dalam pengurusan sertipikat tanah, Kantor
Pertanahan telah melakukan peningkatan kualitas pelayanan. Program
peningkatan kualitas pelayanan publik didasarkan pada Rancangan Umum
Peraturan Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Roadmap Reformasi Birokrasi
BPN RI, yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu penerapan standar operasional
prosedur di tempat kerja, penerapan standar pelayanan minimal dan
peningkatan partisipasi masyarakat..
Faktor penghambat dalam penerapan standar operasional prosedur
oleh Kantor Pertanahan adalah layanan berbasis online akan mengalami
kelambatan jaringan, jika dalam 2 sampai 3 jam listrik masih dapat diatasi
dengan menggunakan genset, tetapi jika terjadi pemadaman listrik yang
berkepanjangan. itu akan mengganggu proses layanan. Selain itu, masih
banyak masyarakat yang belum memahami tahapan kerja pelayanan
pertanahan, sehingga masyarakat masih bingung dengan tata cara
pelayanan pertanahan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam proses percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu:
1. Penataan SDM/peralatan dengan meningkatkan kapabilitas seluruh
pegawai, seperti pelatihan-pelatihan dan pemberian motivasi-motivasi
pegawai.
2. Membangun sistem manajemen perangkat online yang dapat diakses
langsung melalui alamat simpeg.atrbpn.go.id. Sistem informasi dirancang
untuk memperkuat manajemen kepegawaian untuk mencapai informasi
data pegawai yang cepat, akurat dan akuntabel.
3. Modernisasi sarana dan prasarana pelayanan dapat dilihat pada loket
pelayanan pertanahan atau front office yaitu terdapat mesin nomor antrian,
kemudian bayar melalui mesin ATM, IDC, 15 loket pembayaran mesin POS
atau langsung ke BNI atau BRI Bank.
4. Merekonstruksi konsep pelayanan publik melalui inovasi pelayanan
pertanahan.

Anda mungkin juga menyukai