Anda di halaman 1dari 7

PENGUATAN KOMPETENSI BIDANG

Tugas Pelatihan Dasar CPNS


Pelayanan Administrasi Kepegawaian
Pemerintah Kabupaten Bengkayang

Nama : Hesti Astuti, A.Md


NIP : 19921213 202203 2 008
CPNS Angkatan CLXX Golongan II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat


luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan
berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan
dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan
lainnya. Dan tak lepas juga dari pelayanan bagi pegawai pegawai di pemerintahan itu
sendiri. Pemenuhan kebutuhan pegawai pegawai dalam pengurusan administrasi
kepegawaian.
Isu Pelayanan publik saat ini telah menjadi isu yang dominan, dalam
pelaksanaannya pelayanan publik yang disediakan pemerintah masih jauh dari
harapan masyarakat. Bahkan masih banyak yang jauh dari standar minimal
kebutuhan, padahal pelayanan publik adalah hak seluruh rakyat yang wajib dipenuhi
oleh negara.
Kabupaten Bengkayang sendiri sudah 3 kali dilakukan penilaian oleh
Ombudsman, yaitu Tahun 2018 dengan nilai 39,24 (Zona Merah/Kepatuhan Rendah),
Tahun 2019 dengan nilai 61,18 (Zona Kuning/Kepatuhan Sedang) dan Tahun 2021
dengan nilai 80,55 (Zona Kuning/Kepatuhan Sedang). Walaupun belum sampai ke
Zona Hijau atau Kepatuhan Tinggi, Pemkab Bengkayang patut diapresiasi karena tiap
tahun selalu ada progres untuk perbaikan.

1
BAB II

TINJAUAN MASALAH

Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang yang

dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Sehingga kiranya

pelayanan publik memuat hal-hal yang subtansial yang berbeda dengan pelayanan

yang diberikan oleh swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat

dibedakan dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta.

Namun, dalam perjalanannya ternyata pelayanan menemui berbagai macam

rintangan yang menghadang. Salah satunya adalah paradigma birokrasi yang

cenderung untuk minta dilayani ketimbang melayani. Hal tersebut mengakibatkan

berbagai persoalan seperti berbelit-belit, tidak efektif dan efisien, sulit dipahami, sulit

dilaksanakan, tidak akurat, tidak transparan, tidak adil, birokratis, tidak profesional,

tidak akuntabel, keterbatasan teknologi, keterbatasan informasi, kurangnya kepastian

hukum, dan KKN.

Dengan diberlakukannya pelayanan satu atap pada saat ini apakah dapat

memperbaiki kualitas pelayanan. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan adanya

sistem tersebut tidak serta merta masalah pelayanan yang berbelit-belit dan panjang

akan terhapus. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan.

1. terkadang isntitusi-institusi yang digabungkan dalam dalam satu kantor bukan


berarti pemangkasan birokrasi. Pemohon harus tetap melalui meja-meja yang “sama”

dengan sebelumnya. Bedanya jika dulu “meja-meja” lokasinya berbeda sekarang “jadi

satu kantor “.

2. Orang-orang yang berada dikantor pelayanan yang “mewakili” institusinya tidak

memiliki kewenangan yang cukup untuk menetapkan keputusan yang mendesak

dalam hal pelayanan. Sehingga lagi-lagi harus menunggu atasan dikantor tersebut,

dalam memeberikan keputusan. Dan berkas menumpuk berbulan bulan lamanya.

2
3. Ditambah jarak daerah daerah kecamatan di Kabupaten Bengkayang memiliki jarak

yang jauh jauh membuat terhambatnya dan lambatnya proses pengurusan berkas

karena harus bolak balik mengurus ke kantor terkait.

Persoalan pun bukan hanya itu saja, melainkan masih banyak yang harus

dibenahi karena untuk menjadi yang terbaik harus dimulai dari kita sendiri dalam hal

ini inisiatif dari dalam lembaga. Banyak dari dinas/kantor/lembaga yang

mengindahkan hal tersebut. Akhirnya kepastian waktu penyelesaian dan biaya

menjadi tidak jelas.

Dengan kontrak pelayanan berarti ada sebuah komitmen antara pelanggan

dan yang melayani. Dalam hal ini akan ada sebuah kesepakatan baik itu mengenai

pelayanan, prosedur, waktu penyelesaian, maupun biaya yang ditanggung. Dengan

demikian ada sebuah kesepahaman antara hak dan kewajiban dari masing-masing

pihak.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Pelayanan

Permasalahan utama pelayanan pada dasarnya adalah berkaitan dengan

peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat

tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata

laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan. Dilihat dari sisi pola

penyelenggaraannya, pelayanan kepegawiaan di Kabupaten Bengkayang masih

memiliki berbagai kelemahan antara lain:

a. Kurang responsif. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan

seringkali lambat atau bahkan diabaikan.

b. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan,

sehingga menyulitkan bagi yang memerlukan pelayanan tersebut mengingat jarak

daerah di Kabupaten Bengkayang masih banyak yang sulit dijangkau dan jauh.

c. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya masih

kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan

kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.

d. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya

aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/ aspirasi

dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada

perbaikan dari waktu ke waktu


Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utamanya adalah

berkaitan dengan profesionalisme, kompetensi, empati dan etika. Dilihat dari sisi

kelembagaan, kelemahan utama terletak pada organisasi yang tidak dirancang

khusus dalam rangka pemberian pelayanan penuh dengan hirarki yang membuat

pelayanan menjadi berbelit-belit dan tidak terkoordinasi.

4
3.2. Pemecahan Masalah

hal-hal yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara

lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Pelayanan Berbasis IT

Dijaman milenial yang berbasis IT ini sudah waktunya Kabupaten Bengkayang maju

melalui teknologi demi memudahkan pelayanan bagi pegawai yang daerah kerja nya

jauh dari pusat kabupaten bengkayang. Menjadikan Pelayanan Kepegawaian via


online dan mengurangi penggunaan paperless. Ini juga dapat lebih efisien dan

menghemat waktu. Tanpa harus menumpuk berkas terlebih dahulu sebelum

ditindaklanjuti.

2. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk memastikan bahwa

proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standard

Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang

dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan

yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten.

3. Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan maka

perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan atas pelayanan yang telah

diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam konsep manajemen

pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila produk pelayanan yang

diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan.

Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan juga perlu didukung adanya


restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas berbagai kompleksitas pelayanan

menjadi lebih sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi ladang bagi tumbuhnya

KKN dalam penyelenggaraan pelayanan.

5
BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Arah baru atau model reformasi birokrasi perlu dirancang untuk


mendukung demokratisasi dan terbentuknya good governance yaitu tumbuhnya
pemerintahan yang rasional, melakukan transparansi dalam berbagai urusan publik,
memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam memberikan pelayanan,
mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan pertanggungjawaban
terhadap publik secara teratur.
Tujuan reformasi birokrasi: Memperbaiki kinerja birokrasi, Terciptanya good
governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, Pemerintah
yang bersih (clean government), bebas KKN, meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat. Sekaligus mewujudkan Visi Kabupaten Bengkayang yaitu
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan terbuka.

B. Saran

· Penerapan model reformasi pelayan publik dalam sistem Pemerintahan yang


sekarang diterapkan belum mencapai hasil yang diharapkan. Perilaku birokrasi dan
kinerja Pemerintah belum dapat mewujudkan keinginan dan pilihan untuk
memperoleh jasa pelayanan yang memuaskan untuk meningkatkan kesejahteraan.
· Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah dalam hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya : penerapan manejemen publik
modern, dan meningkatkan sistem administrasi berbasis online dan IT untuk
memudahkan pegawai yang memiliki jarak tempat kerja yang jauh dari pusat
Kabupaten Bengkayang.

Anda mungkin juga menyukai