Bab III 1 Panning
Bab III 1 Panning
LABORATORIUM PENGOLAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB III
GRAVITY CONCENTRATION
3.1. Dulang
3.1.1. Tujuan Praktikum
Praktikum
mengetahui,
mendulang
dilaksanakan
bertujuan
untuk
Lenggang,
Batea,
Horn.
Alat
untuk
prospeksi
yang
biasanya
didulang
adalah
emas
dan
intan.
8-15 cm
40-75 cm
350-450
induknya.
Apabila
hasil
dari
pengambilan
sampel
*sumber:
http://d1l8737wcwfl1q.cloudfront.net/wp-content/
uploads/2010/05/Gold Panning.jpg, 2012
Gambar 3.1.2.
Gold Pan
Dulang emas adalah salah satu peralatan pertama yang
digunakan dalam mendapatkan emas dan adalah salah satu dari
yang
terakhir,
bahkan
dipekerjaan
tambang
komersil
untuk
Gambar 3.1.3.
Ekstraksi pada Pendulangan Emas
Mendulang
emas
pada
pendulangan
tradisional
biasa
datar
atau
*sumber:
https://lh4.googleusercontent.com/-V6TxFm-q
okA/TXb4rYq/batea_001.jpg, 2012
Gambar 3.1.5.
Batea
c. Dulang Plastic
Dulang yang paling efisien untuk pemula adalah yang
dibentuk dari plastik. Itu lebih baik dengan dulang baja dengan
beberapa pertimbangan. pertama adalah karat yang bersifat
menghancurkan. yang kedua, didapat tekstur permukaan yang bagus
untuk menahan emas agar
berat/ beban suatu dulang baja, dan keempat warna dapat dibuat
dengan hitam permanen sedemikian sehingga lapisan emas yang
paling kecil dapat dengan mudah dilihat.
*sumber: http://hasanzainuddin.files.wordpress.com/2012/08/
dulang.jpg , 2012
Gambar 3.1.6.
Dulang Plastic
Gambar 3.1.7.
Kegiatan Pendulangan
proses
pendulangan.
Pekerja
yang
sudah
yang sama.
(Tisnajaya, 2011)
*sumber
: http://nevada-outback gems.com/designpan/bowl _pan_lortok_05.jpg, 2012
Gambar 3.1.8.
Dulang Cowhorns
volume),
pencucian,
pendulangan,
penimbangan
pengeringan,
Gambar 3.1.9.
Proses Pendulangan Pasir Besi
Pengolahan bahan galian adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menaikkan kadar atau mempertinggi mutu bahan galian yang
dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untuk
diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk bahan industri
lain. Bahan galian yang dihasilkan dari tambang biasanya selain
mengandung mineral berharga yang diingikan juga mengandung
mineral pengotor (gangue mineral) sehingga hasil tambang tidak bisa
langsung dimanfaatkan atau diperdagangkan. Untuk menghilangkan
mineral pengotor tersebut sehingga hasil tambang dapat dimanfaatkan
atau diperdagangkan, maka dilakukan dengan pengolahan bahan
galian. Proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineralmineral pengotor didasarkan kepada perbedaan, baik fisik maupun
sifat kimia antara mineral berharga dengan mineral pengotornya.
pengalaman
yang
belum
dibakukan.
Untuk
memperoleh
tailing
yang
tidak
terhancurkan
secara
baik
masih
Gambar 3.1.10.
Pengambilan Material Dulang Di lahan Aluvial
Konsentrat merupakan material berharga yang diperoleh dari
proses
ekstraksi
kumpulan
material-material
dengan
kata
lain
*sumber:
http://www.faqs.org/sec-filings/110118/
SILVERADO-GOLD-MINES, 2012
Gambar. 3.1.11.
Konsentrat Emas Dan Pengotornya
Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
tambang, dan kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak bisa
dihindari. Sebagai limbah sisa pengolahan batuan-batuan yang
mengandung mineral, tailing umumnya masih mengandung mineralmineral berharga. Kandungan mineral pada tailing tersebut tidak bisa
dihindari, karena pengolahan bijih untuk memperoleh mineral yang
dapat dimanfaatkan pada industri pertambangan tidak akan mencapai
perolehan (recovery) 100%.
Kehadiran tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari,
dari pengolahan yang dilakukan hanya < 3% bijih menjadi produk dan
sisanya menjadi tailing. Secara fisik komposisi tailing umumnya terdiri
dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075 0,4 mm, dan
sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm.
Hal ini dapat disebabkan oleh kekerasan batuan bijih yang
menyebabkan hasil giling cenderung lebih kasar dan mengakibatkan
perolehan (recovery) menurun disertai semakin rendahnya kandungan
mineral didalam konsentrat. Kehalusan ukuran butiran mineral juga
dapat menyebabkan sulitnya tercapai liberasi (liberation).
Proses preparasi pemisahan mineral butir merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk dianalisis, yang
metodenya disesuaikan dengan keadaan contoh dan kepentingan.
(Tisnajaya, 2011)
Gambar 3.1.12.
Proses Pemisahan Konsentrat Dan Tailing Pada Pendulangan Intan
Metode panning atau mendulang merupakan metode untuk
menemukan letak sumber serpihan mineral (mineral cuts = float) yang
umumnya berupa urat bijih (vein) endapan primer di tempat-tempat
yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan mencari serpihan atau
potongan mineral-mineral berharga (emas, intan, kasiterit, dan lainlain) yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah
dan memiliki berat jenis yang tinggi dimulai dari kelokan di hilir sungai.
Pada kelokan sungai sebelah dalam (lihat gambar 3.13.) diambil
beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau
lenggang (pan/batea/horn). Bila dari dalam dulang itu ditemukan
serpihan mineral berharga, maka pendulangan di kelokan sungai
diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik A1, A2 dan A3 pada gambar di
bawah sampai serpihan mineral berharga itu tak ditemukan lagi.
Selanjutnya pencarian serpihan itu dilakukan ke kiri-kanan tepian
sungai dengan cara mendulang tumpukan pasir yang ada di tepian
sungai tersebut.
(Alamsyah, 2010)
Gambar 3.1.13.
Bentuk Dulang dan Serpihan Mineral pada Kelokan Sungai
Cara tracing dengan panning sama seperti tracing float, tetapi
bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya
cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus
dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara
tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan
panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
a. Trenching (Pembuatan Parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa
dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit
kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya
sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak
efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah
tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi
sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus
sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal
lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lainlain.
yang
menjadi
panduan
berukuran
kasar
(besar),
sedangkan dengan menggunakan dulang ditujukan untuk materialmaterial yang berukuran halus (pasir sampai dengan kerikil). Secara
konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing
float. Pada gambar dapat dilihat sketsa pengerjaan metode tracing
float atau tracing with panning tersebut, dimana pengecekan
dilakukan untuk semua cabang (anak) sungai. Oleh sebab itu,
informasi (peta) jaringan sungai menjadi media utama untuk metode
ini.
Gambar 3.1.14.
Sketsa Konseptual Pengerjaan Metode Tracing Float dan
Tracing With Panning
Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah:
1. Peta jaringan sungai.
2. Titik-titik (lokasi) pengambilan float.
3. Titik-titik informasi dimana float termineralisasi/tidak
4. Titik-titik informasi kuantitas dan kualitas float.
5. Lokasi dimana float mulai hilang.
Pada
lokasi
dimana
float
mulai
hilang,
dapat
cebakan
emas
placer
pada
umumnya
dasar
pemisahan
emas
dari
material
Seperti
telah
dijelaskan
bahwa
konsep
pengelolaan
(penambang),
walaupun
sesungguhnya
dalam
tersebut
benar-benar
dipenuhi
air
atau
seluruh
dalam
air,
material
tidak
keluar
semuanya
ketika
dulang
pendulangan,
ada
cara-cara
tertentu
untuk
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
Gambar 3.1.15.
Dulangan
2) Bak air
Fungsinya sebagai tempat penampungan air dan tempat
proses dulang dilakukan.
Gambar 3.1.16.
Bak Air
3) Timbangan
dulang
(panning)
sehingga
dapat
menentukan
recovery dulang.
Gambar 3.1.17.
Timbangan
4) Cawan
Fungsinya
sebagai
tempat
untuk
Gambar 3.1.18.
Cawan
menaruh
puya
Gambar 3.1.19.
Oven
6) Alat tulis
Fungsinya untuk mencatat hasil pengamatan.
Gambar 3.1.20.
Alat Tulis
7) Kuas
Ahmad Ali Syafii
H1C110063
Gambar 3.1.21.
Kuas
8) Sendok
Berfungsi untuk memindahkan material.
Gambar 3.1.22.
Sendok
Gambar 3.1.23.
Pasir Kuarsa
2) Pasir besi, fungsinya sebagai material konsentrat.
Gambar 3.1.24.
Pasir Besi
Gambar 3.1.25
Air
material
pengotor
(tailing)
yang
kemudian
j.
= 0,41 %
c = 15 %
C = 83,23 gram
Ditanya
Jawab
Recovery (R)......................?
Cc
x100%
Ff
R =
83,23 gram x 15 %
x100%
4083,23
gram
x
0,41
%
=
= 74,55 %
Jadi, nilai recovery pada percobaan ini sebesar 74,55%
ekstraksi
kumpulan
mineral-mineral,
dengan
kata
lain
dilakukan
proses
pemisahan
dengan
dulang
untuk
konsentrasi
karena
kelelahan.
Penyebab
lainnya
adalah
pemisahan
tersebut
terganggu
dan
praktikan
kesulitan
memisahkan pasir dari puya pada saat kondisi atau jumlah pasir yang
Ahmad Ali Syafii
H1C110063
recovery
sebesar
74,55%
menunjukkan
bahwa
air,
bergelombang
atai
tidak
bergelombangnya
air
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu :
1) Dulang (panning) merupakan suatu kegiatan pemisahan antara
konsentrat dengan tailing dengan menggunakan alat dulang
dan aliran air horizontal.
2) Dulang ada beberapa jenis, antara lain :
a)
b)
Dulang baja
c)
Batea
d)
Cowhorns
e)
Dulang plastik
3) Material-material
yang
biasanya
menggunakan
peralatan
Emas
b)
Intan
c)
Pasir besi
: 4000 gram
: 0,41%
c) Konsentrat (C)
: 83,23 gram
d) Kadar konsentrat
: 15%
Sebaiknya
bak air
yang digunakan
untuk mendulang
Praktikan
harus
teliti
dan
berhati-hati
dalam
proses