JHHHJJH
JHHHJJH
DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
NIM 010030170 B
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
SEPTUM DEVIASI
RUANG THT RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
PERIODE TANGGAL 23 APRIL 2002 S/D 26 APRIL 2002
Subhan
NIM. 010030170 B
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
NIP
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPTUM DEVIASI
OLEH : SUBHAN
PENGERTIAN
Dikatakan septum deviasi jika terdapat penyimpangan dari media
spenoidalis oleh adanya perubahan struktur mukosa tulang rawan
Septum
deviasi
dikatan
juga
hidung
bengkok
karena
adanya
penyimpangan garis tengah disertai obstruksi Nasi yang belum tahu penyebabnya.
ETIOLOGI DAN FAKTOR PENYEBAB
1.
2.
Patologi
Terjadi pertumbuhan dan perubahan struktur mukosa tulang rawan palatum.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGUMPULAN DATA.
CIRI CIRI UMUM (BERISI IDENTITAS PASIEN).
RIWAYAT KEPERAWATAN
KELUHAN UTAMA
Tidak dapat bernafas melalui hidung, ada sesuatu yang mengganjal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG.
Adanya keluhan tidak dapat bernafas melalui hidung, hidung terasa nyeri, tidak dapat
makan karena takut tersedak.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pilek terus menerus, biasanya lebih dari satu tahun dan tidak ada perubahan meskipun
diberi obat.
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung : Ada luka operasi, terdapat tampon + 1,5 mm yang tampak dari luar,
pernapasan pindah ke mulut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Radiologi
Foto waters adanya kelainan tulang hidung
Pemeriksaan laboratorium
meliputi : Darah lengkap, Faal hemostasis.
PENATALASANAAN MEDIS.
Konservatif (Obat dekongestan)
Operatif
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
1.
PERENCANAAN
1. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Tujuan : Perubahan pola nafas teratasi dalam 2 x 24 jam.
Kriteria hasil :
-
Tampon di lepas
Intervensi :
-
Anjurkan klien untuk tidur duduk (semi fowler) dan nafas melalui
mulut.
Oral hygiene
Kolaborasi
dengan
dokter
untuk
pemberian
Rasional:
-
Intervensi :
-
Kaji faktor faktor yang mempengaruhi nyeri, misal takut / posisi yang
salah.
Rasional :
-
Mengurangi nyeri
Intervensi :
-
jelaskan pada klien untuk boleh dan tetap makan secara hati hati dan
sedikit sedikit.
Rasional :
2.
PELAKSANAAN
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan dengan tujuan agar terpenuhnya kebutuhan klien secara
optimal.
3.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan dalam perencanaan
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
SEPTUM DEVIASI
RUANG THT RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
PERIODE TANGGAL 23 APRIL 2002 S/D 26 APRIL 2002
PENGKAJIAN
a. Ciri ciri Umum
Klien adalah kariawan swasta PT.Asahi Mas, dan berumur 37 tahun,
beragama islam, belum menikah, suku jawa, beralamatkan di balong bendo
RT 14, RW II, dengan diagnosa medis Septum Deviasi dan MRS tanggal 23
April - 2002 Reg. 210199.
b. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan tidak dapat bernafas lewat hidung
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk rumah sakit tanggal 23 April 2002 dengan
keluhan : Hidung buntu, sukar bernafas, Pilek, Pusing, dan sebelumnya
klien datang ke poli THT dan oleh dokter yang merawat hanya di beri
obat dan untuk selanjutnya klien harus operasi.
Tanggal 23 April 2002 jam 16.00 klien di operasi, klien mengeluh
tidak bisa bernafas melalui hidung dan hidung terasa nyeri.
3. Riwayat penyakit dahulu
+ 6 bulan klien sering polek, dari orang tua klien sewaktu kecil di pukul
temannya.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga hanya klien yang menderita Septum Deviasi dan dari
keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan (misal : DM).
5. Kebutuhan sehari hari:
-
Nutrisi
Makan 3x/hari di rumah, di sukai yang pedas pedas. Di RS klien
hanya makan 2 sendok bubur halus, di rumah minumnya + 1
liter/hari air putih, di RS klien hanya minum teh persendok 1 gelas
dan aqua 1 liter.
Eliminasi
BAK : 6 7 x/ hari, sehari sebelum operasi klien tidak bisa tidur
karena sakit pada hidungnya. Tanggal 23 April 2002 jam
Mata
Hidung:
Leher
2.
3.
PERENCANAAN
Langkah awal dari perencanaan adalah menentukan pri oritas masalah
keperawatan. Adapun diag nosa keperawatan yang sesuai dengan urutan prioritas
adalah :
4. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Tujuan : Perubahan pola nafas teratasi dalam 2 x 24 jam.
Kriteria hasil :
-
Tampon di lepas
Intervensi :
-
Oral hygiene
dengan
dokter
untuk
pemberian
10
Rasional:
-
Fungsi
interdependent
untuk
mengencerkan
sekret
dan
melonggarkan pernafasan.
-
Intervensi :
-
Rasional :
-
Mengurangi nyeri
Intervensi :
-
jelaskan pada klien untuk boleh dan tetap makan secara hati
hati dan sedikit sedikit.
11
Rasional :
-
PENATALAKSANAAN
a. Perubahan pola nafas sehubungan dengan tampon pada hidung
Pelaksanaan :
b.
Relaksasi progresif :
menarik nafas panjang sambil berdzikir.
Distraksi
melihat
obyek/gambar
Cutaneus
stimulation : Massage di daerah sakit, kompres dingin.
c.
12
13