atau
mean
corpuscular
hiperkrom.
Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata(KHER) atau mean corpuscular
hemoglobin concentration(MCHC atau CHCM). Dapat dihitung dengan rumus :
Hb (g/dL) / Ht ( % ) x 100 %. MCHC menurun pada defisiensi besi yang
mikrositer,
anisositosis, dan poikilositosis. Makin berat derajat anemia makin berat derajat
hipokromia.
b. Leukosit : Dilakukan dengan hitung jenis leukosit. Urutan baku : Basofil, eosinofil,
batang, segmen, limfosit, monosit. Dilakukan pemeriksaan terhadap 100 sel.
/uL
Basofil
0-1
0-100
Eosinofil
1-3
50-300
Batang
1-5
50-500
Segmen
50-70
2500-7000
Limfosit
20-40
1000-4000
Monosit
1-6
50-600
a. Kadar besi serum (BS): mengukur kadar besi serum yang berikatan dengan transferin.
b. Total Iron Binding Capasity (TIBC): Mengukur banyaknya besi yang dapat diikat
transferin bila serum dijenuhkan dengan besi. Normal : rasio BS :DIBT = 1:3
c. Saturasi Transferin: Persentase transferin yang berikatan dengan besi dengan
rumus:BS / DIBT x 100 %. transferin jenuh dengan besi.
Saturasi
Hemoglobin
Transferin
Tahap I
Menurun
Normal
Normal
Tahap II
Menurun
Menurun
Normal
Tahap III
Menurun
Menurun
Menurun
4. Pemeriksaan Feses
Mencari adanya perdarahan melalui traktus digestivus. Secara makroskopik dilihat warna
tinja, mikroskopik dilihat ada tidak nya eritrosit, telur cacing, parasit, untuk pemeriksaan
kimia lakukan tes darah samar.
5. Pemeriksaan Urin
Mencari ada tidaknya perdarahan di traktus urinarius. Pemeriksaan makroskopik dilihat warna
urin, mikroskopik dilihat ada tidak nya eritrosit, silinder eritrosit, dan hemosiderinuria
6. Lain-lain:
-
Diagnosis
Working diagnosis : Anemia defisiensi besi
Differential Diagnosis : Anemia defisiensi b12,Anemia defisiensi asam folat
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan
besi
tubuh
(depleted
iron
store)
sehingga
penyediaan
besi
menjadi biliverdin dan besi. Selanjutnya biliverdin akan direduksi menjadi bilirubin,
sedangkan besi akan masuk ke dalam plasma dan mengikuti siklus seperti diatas atau
tetap disimpan sebagai cadangan tergantung aktivitas eritropoisis. 6
Metabolisme besi
Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia.
Fungsi besi,antara lain:
-
Besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu sebagai
bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paruparu.
Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke selsel yang membutuhkannya untuk
metabolism glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP).
Besi juga merupakan bagian dari mioglobin, yaitu molekul yang mirip
hemoglobin yang terdapat di dalam selsel otot. Mioglobin akan sebagai reservoir
oksigen,menerima,menyimpan,dan melepas oksigen dalam sel-sel otot.Pada kasus
menurunnya produktivitas disebabkan karena besi juga merupakan komponen dari
enzim oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom peroksidase, xanthine oksidase,
suksinat dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase.Akibat metabolism energy
dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan rasa
lelah. 7
Otak memiliki kadar besi yang tinggi yang diperoleh dari transport besi yang
dipengaruhi oelh reseptor transferin .Kadar besi meningkat selama pertumbuhan
hingga remaja .Defisiensi besi berpengaruh pada fungsi otak ,terutama pada fungsi
neurotransmitter .Akibatnya kepekaan reseptor saraf dopamine berkurang dan
dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut.Jika ini terjadi maka daya
konsentrasi ,daya ingat ,dan kemampuan belajar terganggu,bahkan menurun.
Obat-obatan yang tidak larut dalam air dapat dilarutkan oleh enzim-enzim yang
mengandung besi,sehingga dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. 8
Semua sel-sel tubuh membutuh fe. Fe sangat penting untuk mengangkut oksigen,
produksi energi dan pertumbuhan sel serta poliferasi. Tetapi, hanya sedikit yang diserap
oleh tubuh dari makanan. 7
Besi dapat diserap dari sumber hewani maupun nabati, lalu besi sendiri dalam
berbagai jaringan tubuh berupa :
a
Senyawa besi fungsional, yaitu besi yang mebentuk senyawa yang berfungsi dalam
feritin
dan
hemosiderin
terdapat
dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.1/4 dari total zat besi. Apabila zat besi cukup
dalam bentuk simpanan, maka kebutuhan eritropoiesis (pembentukan sel darah
c
dengan proein tertentu, dimana jika terdapat besi bebas akan merusak jaringan sebagai
radikal bebas. 4
6
Kebutuhan besi dari bayi dan anak jauh lebih besar dari pengeluarannya ,karena besi
dipergunakan untuk pertumbuhan , 9
Untuk menjaga badan supaya tidak anemia, maka keseimbangan zat besi di dalam
badan perlu dipertahankan. Keseimbangan disini diartikan bahwa jumlah zat besi yang
dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh badan dari makanan.
Suatu skema proses metabolisme zat besi untuk mempertahankan keseimbangan zat besi
di dalam badan, dapat dilihat pada skema di bawah ini7 :
Di dalam plasma berlangsung proses turn over yaitu proses pergantian sel-sel darah
merah baru.Setiap hari turn over besi ini berlangsung ,tetapi SEbagian besar berasal
7
dari penghancuran sel-sel darah merah tua dan sel-sel yang telah mati.Dari proses turn
over tersebut zat besi disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dengan menggunakan alat
angkut yaitu transferin reseptor ,dan sebagian besi lainnya disebarkan ke dalam sumsum
tulang untuk pembentukan sel darah merah yang baru.Kelebihan besi di simpan sebagai
protein ferritin dan homosiderin di dalam hati sebanyak 30% ,sumsum tulang belakang
30%,dan selebihnya di dalam limpa dan otot.Dari simpanan tersebut sejumlah 50 mg zat
besi dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh dalam sehari,seperti untuk pembentukan
hemoglobin.Pengeluaran besi dari sel-sel yang sudah mati yaitu melalui kulit ,saluran
pencernaan, ataupun yang keluar melalui urin berjumlah 1 mg setiap hari ,ini disebut
dengan kehilangan basal (iron basal losses). 10
Pengeluaran besi dari tubuh yang normal ialah : bayi0,3-0,4 mg/hari , anak 4-12 tahun
0,4-1 mg /hari . 9
Absorbsi Besi
Untuk memasukan besi dari usus ke dalam tubuh diperlukan proses absorbsi yang
mana besi paling banyak di absorbs di bagian proksimal duodenum yang di bantu oleh
pH dari asam lambung dan kepadatan protein tertentu yang diperlukan dalam absorbsi
besi pada epitel usus.Proses absorbs besi sendiri melalui tiga fase, yaitu :
I. Fase Luminal
Besi dalam makanan akan di olah dalam lambung lalu siap di serap di
duodenum. Besi dalam makanan sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu :
a
Besi Heme, yang terdapat dalam daging dan ikan yang memiliki tingkat
absorbs tinggi karena tidakdi hambat oleh bahan pengambat yaitu tanat,
phytat dan serat serta dibantu oleh bahan pemacu yaiu meat factors dan
Dalam lambungn karena pengaruh asam lambung maka besi dilepaskan dari
ikatannya dengan senyawa lain .Kemudian terjadi reduksi besi dari bentuk feri
ke fero yang siap untuk diserap.
II. Fase Mukosal
Yaitu proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan proses aktif, ini
terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan jejunum proksimal yang terjadi
secara aktif melalui proses yang sangat kompleks dan terkendali. Pada fase
mukosa awalnya besi dipertahankan dalam keadaan terlarut akibat pengaruh asam
lambung.Pada brush border dari sel absorbtif ,besi feri dikonversi menjadi fero
oleh enzim ferireduktase yang dimediasi oleh duodenal cytochrome b like
(DCYTB)
pinositosis pada sel RES akan melepaskan besi.1 molekul transferin dapat
mengikat 2 molekul besi .Besi yang terikat tersebut (fe-tf) akan diikat oleh
reseptor transferin yang terdapat pada permukaan sel ,terutama sel normoblas
9
.Kompleks fe-tf-trf akan terlokalisir pada suatu cekungan yang dilapisi oleh
klatrin ,cekungan ini mengalami invaginasi sehingga membentuk endosom.Suatu
pompa proton menurunkan ph dalam endosom,menyebabkan perubahan
konformasional dalam protein sehingga melepaskan ikatan besi dengan
transferin .Besi dalam endosom akan dikeluarkan ke sitoplasma dengan bantuan
DMT1,sedangkan ikatan apotransferin dengan resptor transferin mengalami siklus
kembali ke permukaan sel dan dapat dipergunakan kembali.Besi akan
dipergunakan untuk pembentukkan hemoglobin di sumsum tulang.
Gambar 3.Skema Absorbsi Besi
relative tinggi pada bayi dan anak dari pada orang dewasa apabila dihitung
berdasarkan per kg berat badan . 4
Etiologi
Menurut patogenessisnya:
-
dari sumber karbohidrat dengan daging atau ikan dam sayur akan meningkatkan
penyerapan zat besi.
-
Pengeluaran bertambah
Kehilangan darah karena investasi parasit ankilostomiosis, amubiasis, kecelakaan,
operant, perdarahan usus
Diet yang tidak adekuat.Komposisi makanan yang tidak cukup mengandung besi dan
asam folat dapat menyebabkan anemia defisiensi .
Epidemiologi
Prevalensi anemia defisiensi besi tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada
anak usia sekolah dan anak praremaja. Angka kejadian anemia defisiensi besi pada anak
usia sekolah (5-8 tahun ) di kota sekitar 5,5% anak praremaja 2,6 % dan gadis remaja
yang hamil 26%. Di Amerika serikat sekitar 6% anak berusia 1-2 tahun dikatahui
kekurangan besi, 3% menderita anemia. Lebih kurang 9% gadis remaja di Amerika
serikat kekurangan besi dan 2% menderita anemia, sedangkan pada anak laki-laki sekitar
50% cadangan besinya berkurang saat pubertas.
Prevalensi Anemia defisiensi besi lebih tinggi pada anak kulit hitam dibanding kulit
putih. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan status sosial ekonomi anak kulit hitam
lebih rendah.7
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalensi anemia
defisiensi besi pada anak balita sekitar 25-35%. 6
12
Patofisiologi
Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan besi yang berlangsung
lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini menetap akan menyebabkan
cadangan besi yang berkurang. Ada tiga tahap dari anemia defisiensi besi, yaitu:
1. Tahap petama.
Tahap ini disebut iron depletion atau iron deficiency, ditandai dengan berkurangnya
cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi
lainnya masih normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme.
Feritin serum menurun sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya
kekurangan besi masih normal.
2. Tahap kedua
Pada tingkat ini yang dikenal dengan istilah iron deficient erytropoietin atau iron limited
erytropoiesis didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis.
Dari hasil pemeriksaan laboratoium diperoleh nilai besi serum menurun dan saturasi
transferin menurun sedangkan total iron binding capacity (TIBC) meningkat dan free
erytrocyt porphyrin (FEP) meningkat.
3. Tahap ketiga
Tahap inilah yang disebut sebagagi iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi bila besi
yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan penurunan
kadar Hb. 6
Hb
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
<100
Fe serum (ug/dl
normal
<60
<40
TIBC (ug/dl)
360-390
>390
>410
Saturasi tansferin(%)
20-30
<15
<10
<20
<12
<12
Sideroblas (%)
40-60
<10
<10
FEP(Ug/dl SDM
>30
<100
>200
MCV
Normal
Normal
Menurun
Gejala Klinis
-
Lemas,lekas lelah, pucat, sakit kepala, irritable. Iritabilitas dan anoreksia yang khas
untuk kasus lanjut mungkin merupakan gambaran defisiensi besi jaringan, karena
dengan terapi besi perbaikan yang nyata dalam perilaku sering terjadi sebelum terjadi
perbaikan hematologis yang nyata.
Pada anak dengan infestasi ankylostoma akan memperlihatkan perut buncit yang
disebut pot belly dan dapat terjadi edema, tidak ada pembesaran limpa dan hepar dan
tidak terdapat diatesis hemoragik.
Pada MEP yang berat dapat ditemukan hepatomegali dan diatesis hemoragik. 9
Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Sklera berwarna biru juga
sering, meskipun ini juga dirtemukan pada bayi normal.
anemia yang berarti, mempengaruhi lama tahan menaruh perhatian, kewaspadaan, dan
belajar bayi maupun remaja, tetapi itu tidak tegas benar 1
Gambar 4. Papil lidah tampak atrofi ,Kuku berbentuk koilonikia ,Stomatitis angularis
Penatalaksanaan
- Makanan yang adekuat, sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein
terutama yang berasal dari protein hewani.Sumber zat besi tidak hanya jumlah
yang mencukupi yang perlu diperhatikan tetapi juga pemilihan sumber zat besi
-
Selain itu dapat pula diberikan preparat besi parenteral (dekstran besi). Obat ini lebih
mahal harganya dan penyuntikannya harus intra muscular dalam atau ada pula yang
dapat diberikan secara intravena. Preparat besi parenteral hanya diberikan bila
pemberian peroral tidak berhasil.Tetapi respon yang diberikan parenteral lebih lamban
dari preparal oral.
Eritrosit yang dimampatkan dapat digunakan dengan perlahan dalam jumlah yang
cukup untuk meningkatkan hb ke tingkat yang aman yang tidak dapat menunggu
respon besi.bila anak anemia berat kurang dari 4g/dl harus diberikan 2-3 ml/kg
eritrosit yang diendapkan.
15
Tranfusi darah hanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 g% dan disertai dengan
keadaan umum yang tidak baik, misalnya gagal jantung, bronkopneumonia dan
sebagainya. Umumnya jarang diberikan transfusi darah karena perjalanan penyakitnya
menahun. Jenis darah yang diberikanadalah PRC (packed reds cell) 2-3
ml/kg/kali,sampai bh >7g/dl.
Antelmintik diberikan bila ditemukan cacing penyebab defisiensi besi, (umur) dalam
tiap kapsul, diberikan 3 kapsul dengan selang waktu 1 jam, semalam sebelumnya anak
dipuasakan dan diberikan laksan setelah 1 jam kapsul ketiga dimakan. Pirantel
Komplikasi
- Anemia kekurangan zat besi mengurangi kinerja dengan memaksa otot bergantung
pada metabolisme anaerobik untuk sebagian besar daripada yang mereka lakukan
pada orang sehat. Anemia berat dapat menghasilkan hipoksemia dan meningkatkan
terjadinya insufisiensi koroner dan iskemia miokard. Demikian juga, dapat
-
16
Edukasi
-
Sementara pengobatan dengan besi diberikan ,keluarga harus diberi edukasi mengenai
diet penderita, dan konsumsi susu harus dibatasi sampai sejumlah yang bisa
diterima,lebih baik 500 ml (0.568 liter/24 jam) /kurang.Pengurangan ini memiliki
pengaruh ganda:jumlah makanan yang kaya besi bertambah,dan kehilangan darah
karena intoleransi protein susu dapat dicegah . 11
Pencegahan
Mengingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan
suatu tindakan pencegahan yang terpadu. Tindakan pencegahan tersebut dapat berupa 4:
-
Pendidikan kesehatan :
o Kesehatan linkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, perbaikan
lingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah
penyakit cacing tambang.
o Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu
absorbs besi
Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling
sering dijumpai di daerah tropic. Pengendalian infeksi cacing tambang dapat
besi.
Pemberian makanan kaya vit C
Tidak memberikan susu sapi penuh pada anak< 1 tahun
ASI eksklusif
Prognosis
17
Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan
diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat. Gejala
anemia dan menifestasi klinis lainnya akan membaik dengan pemberian preparat besi 6
Differential Diagonis
Anemia
Turunan
Anemia
Anemia
defisiensi besi
talasemia trait
karena
sideroblastik
penyakit
kronis
Zat besi
TIBC
Feritin serum
Protoporfirin
atau N
sel darah
Catatan : = meningkat, = menurun, N = normal, TIBC = kapasitas ikat besi total
paru
Gangguan imun kronis, seperti arthritis rheumatoid dan enteritis regional
18
Anemia pada penyakit kronis memperlihatkan zat besi serum yang rendah, dan sel
darah merah (SDM) mungkin normositik dan normokromik atau hipokromik
mikrositik, seperti pada anemia defisiensi zat besi. Namun, adanya peningkatan zat
besi simpanan di makrofag sum-sum tulang, kadar feritin serum yang tinggi, dan
penurunan kapasitas mengikat zat besi menyingkirkan kemungkinan defisiensi zat
besi sebagai penyebab anemia.
Gambaran umum pada beragam penyakit yang berkaitan dengan anemia
penyakit kronis ini adalah bahwa semuanya memicu keadaan peradangan sistemik
berkepanjangan. Eritropoiesis yang tertekan dan sekuestrasi zat besi dalam
kompartemen simpanan terjadi akibat kerja sejumlah mediator peradangan. 13
2. Anemia Sideroblastik
3. Talasemia trait/bawaan
Adalah sekelompok penyakit kongenital yang berbeda menimbulkan terjadinya defek
pada sintesis satu atau lebih subunit hemoglobin. Akibat penurunan pembentukan
hemoglobin, sel darah merah menjadi mikrositik-hipokromik. Talasemia mengalami
gangguan pembentukan rantai. Talasemia dibagi 2 yaitu talasemia mayor dan talsemia
minor.
Pada thalassemia beta terjadi mutasi pada kromosom 11 yang menyebabkan tidak
terbentuknya rantai globin yang mengakibatkan kelebihan rantai globin pada HbA (22).
Kelebihan rantai akan mengendap pada membran sel eritrosit dan prekursornya. Hal ini
menyebabkan pengrusakan prekursor eritrosit yang hebat intramedular. Eritrosit yang
mencapai darah tepi memiliki inclusion bodies yang menyebabkan pengrusakan di lien dan
oksidasi membrane sel, akibat pelepasan heme dari denaturasi hemoglobin dan penumpukan
besi pada eritrosit. Sehingga pada thalassemia disebabkan oleh berkurangnya produksi dan
pemendekan
umur
eritrosit
dan
memberikan
gambaran
anemia
hipokrom
dan
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dibahas diatas didapatkan bahwa hipotesis telah diterima
yaitu anak perempuan pada kasus tersebt menderita anemia defisiensi besi. Anemia
Defisiensi besi adalah anemia yang mengakibatkan konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar
zat besi dalam darah .Dapat ditangani sesuai derajat anemia contohnya dengan pemberian
makanan bergizi dengan zat besi yang adekuat ,dan lainnya. Prognosis anemia defisiensi
besi baik ,dengan penanganan yang adekuat.
20