Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan kasih-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Adapun makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia yang di berikan oleh tim dosen yang dimana makalah ini membahas
tentang Sistem Ekskresi Manusia dan sebagai sarana untuk lebih memperdalam
wawasan dan pengetahuan dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi kami
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Baik bagi kami dari mahasiswa sebagai tim penyusun, para tim dosen yang
menugaskan dan publik yang membacanya. Akhir kata, terima kasih dan selamat
membaca.

Tondano, April 2015

Daftar Pustaka

Anonimus.

2013.

Sistem

Ekskresi

Akses

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2013/03/sistem_ekskresi_manusia.

:
Akses

pada Rabu, 15 April 2015. Pukul 01.00 PM


Anonimus. 2014. Sistem Ekskresi. Download Doc (ms.word). Rabu, 15 April 2015.
Pukul 01.10 PM
Anonimus. 2013. Sistem Ekskresi. Akses : http:// system-ekskresi-pada-manusia.pdf. di
akses pada Rabu, 15 April 2015. Pukul 01.10 PM
Anonimus. 2012. Sistem Ekskresi. Dowload Pdf. Rabu, Rabu, 15 April 2015. Pukul
01.40 PM
Adi W. 2014. Mekanisme Ekresis Pada Organ Ekskresi. Download Doc. (ms. Word).
Rabu, 15 April 2015. Pukul 01.10 PM
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi (Terjemahan) . Jakarta : Erlangga
Kusuma, Candra. 2006. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: fajar Mulya.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Common Text Book. Edisi Revisi. JICA. Jakarta
Storer, Stracy I, Usinger, Robert L. Tanpa Tahun. Dasar-Dasar Zoologi. BINARUPA
AKSARA. Jakarta
Theodorus

M.

(2013). Sistem

Ekskresi

pada

Manusia.

Akses

http://biologiriza.blogspot.com/2010/02/23-sistem-ekskresi-manusia.html. di
akses pada Rabu, 15 April 2015. Pukul 01.15

Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
A. Nutrisi, Vitamin dan Mineral . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
1) Nutrisi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2) Vitamin. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
3) Mineral . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
B. Struktur, Fungsi alat-alat Pencernaan dan Mekanisme Pencernaan. . . . . . . . . . . . 20
C. Penyakit/Gangguan pada Sistem Pencernaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .34
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
Daftar Pustaka

MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
Sistem Ekskresi

Disusun Untuk Melengkapi Tugas MK. Anatomi Fisiologi Manusia

DOSEN
Dr. J. J. Mamangkey, M.Si
Dra. F. H. N. Rogahang, M.Si

Kelompok 8
Jimmi Andrew Mamahit
Veronica Kumaat
Nocia Turambi
Ayuwati Tumeleng

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti pencernaan,
respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan
limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit.
Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat.
Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses
pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, ga,
garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme)
diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan.
Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan
ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat tubuh yang berfungsi
dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi. Manusia dan hewan
memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu
menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus
dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada mahluk hidup, semua
mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai
hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk
hidup memerlukan sebuah system yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang
dimiliki setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas
mahluk hidup.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang
sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara
pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh
darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi.
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit,
paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut

berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak
dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Ginjal
mengeluarkan

urine,

kulit

mengeluarkan

keringat,

paru-paru

mengeluarkan

karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.


B. Rumusan
1) Bagaimana struktur alat-alat ekskresi ?
2) Bagaimana mekanisme kerja alat-alat ekskresi ?
3) Bagaimana cara kerja ginjal ?
4) Bagaimana mekaniseme terbentuknya urin ?
C. Tujuan
1) Mengetahui struktur alat-alat ekskresi
2) Mengetahui mekanisme kerja alat-alat ekskresi
3) Mengetahui cara kerja dari ginjal
4) Mengetahui bagaimana mekanisme terbentuknya urin

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekskresi
Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain
ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya?
-

Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme. Zat tersebut diserap

dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan pernapasan.
Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan atau zat yang tidak

mengalami pencernaan. Zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan melalui anus.
Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan oleh
tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti


CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang
dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup maka
semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan
ekskresi yaitu defekasi yang merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan
yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di
dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel,
usus yang rusak dan mikroba usus. Selain defekasi ada juga eliminasi yang

merupakan proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Melakukan ekskresi adalah salah satu ciri makhluk hidup, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Pada tubuh kita, proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ
khusus. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah
tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil
buangan itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya
berupa urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida, zat
warna empedu. Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang
dari tubuh. Zat-zat itu antara lain:
1.
2.
3.
4.

urin dikeluarkan oleh ginjal,


keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit,
karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-paru, dan
empedu dikeluarkan oleh hati.

B. Organ-organ Penyususn Sistem Ekskresi Manusia


1) Kulit
Kulit merupakan bagian permukaan luar dari tubuh kita. Oleh sebab itu, kulit
sering berinteraksi dengan lingkungan. Jika kita perhatikan pada permukaan kulit akan
kita temukan rambutrambut lembut yang muncul dari pori-pori. Kulit atau integumen
mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5
cm. banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara
lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan, makanan, kondisi kesehatan dan keadaan
emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl),
sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu
epidermis dan dermis.
a. Epidermis (kulit ari) atau Kutikula
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal misalnya
pada telapak tangan, ujung jari dan telapak kaki, memiliki lima lapis epidermis, yaitu
stratum basal, stratum korneum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum

lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis seperti yang melapisi tubuh, tidak
memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granusolum merupakan
sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal ini adalah
dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan stratum korneum merupakan sel
mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini. Kulit manusia terdiri atas beberapa
lapisan, yaitu :
1. Stratum korneum
2. Stratum lusidum,
3. Stratum granulosum,
4. Stratum germinativum
b. Dermis (Kulit jangat atau korium)
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar, rambut, dan ujung saraf. Selain
itu, terdapat juga kelenjar keringat (gandula sudorefera) serta kelenjar minyak (glandula
sebassea) yang terletak pada akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut. Lapisan
dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian
berikut.
1. Akar Rambut
2. Pembuluh Darah
3. Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
4. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
c. Jaringan bawah kulit(subkutaneus)
Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan
melindungi tubuh bagian dalam dari benturan. Faktor-faktor pemicu keringat:
1.
2.
3.
4.

Peningkatan aktifitas tubuh


peningkatan suhu lingkungan
guncangan emosi
syaraf

10

Gambar : Struktur Kulit


Fungsi Kulit
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai berikut.
1. Melindungi Tubuh dari Panas, Kuman, dan Gesekan Dari Luar
2. Mengatur Suhu Tubuh
3. Mengatur Pengeluaran Air
Gangguan pada kulit:
1. Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami
oleh anak remaja.
2. Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit karena tungau(Sarcoptes scabies).
3. Pruvitus kutanea merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal yang
dipicu oleh iritasi saraf sensorik perifer.
4. Eksim atau alergi merupakan penyakit kulit karena infeksi atau iritasi bahan luar
yang termakan atau menyentuh kulit.
5. Gangren adalah kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya sel-sel
jaringan tubuh. Ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk di bagian tertentu
salah satunya akibat penekanan pada pembuluh darah tertentu(seperti balutan
yang terlalu ketat).

11

2) Paru-Paru
Paru-paru manusia terdapat di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang rusuk
dan berjumlah sepasang. Saluran dari batang tenggorokan bercabang-cabang menuju
paru-paru kiri dan kanan. Percabangan saluran yang masuk paru-paru ini disebut
bronkus. Masing-masing bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
Ekskret paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan.
Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam
plasma darah (7-10%) berkaitan dengan hemoglobin (20%) dan dalam bentuk ion
HCO3- (70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.

Gambar : Struktur Paru-paru


Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru
mengikat O

dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah

mengikat CO untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.

Ion H yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO

keluar dari sel darah

12

merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO

digantikan

oleh ion Cl (clorida) dari plasma darah. Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai
berikut:
a. Darah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan.
b. Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama HO2 yang
dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:
a.

Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan

b.

psikologis.
Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan
merokok.

3) Ginjal
a. Struktur ginjal

13

Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis). Ginjal
terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding
tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah and berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah
kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sbelah kanan. Lapisan ginjal bagian luar
disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal
atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron.
Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang terusun dari kapsul Bowman.
Tubulus-tubulus pengumpul, dan lengkung Henle yang terdapat bagian medula. Pada
sebuah ginjal manusia terdapat kurang lebih 1 juta nefron. Kapsul Bowman berdinding
rangkap dengan glomerulus didalam cekungan kapsulnya. Glomerulus merupakan
untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding
kapsul Bowman sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang
kapsul Bowman yang berdinding rangkap.
Pembuluh darah arteri yang bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola yang
disebut arteriola aferen. Arteriola aferen bercabang-cabang menjadi kapiler glomerulus.
Kapiler glomerulus bersatu kembali menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi
tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler
glomerulus kemudian bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis
menuju vena kava inferior.
Susunan Ginjal :
1. Korteks (lapisan terluar)
Terdapat badan Malpighi, yang
Glomerulusmerupakan

kumpulan

terdiri

dari glomerulus dan kapsula bowman.

cabang-cabang

halus

pembuluh

darah,.

Sedangkan, kapsula bowman merupakan lapisan yang melingkupi glomerulus.


2. Medulla (sumsum ginjal)
Terdapat banyak tubulus keletivus (tubulus pengumpul) yang bermuara pada pelvis
renalis atau rongga ginjal.
3. Rongga ginjal (pelvis)
Rongga ginjal, yaitu tempat menampung urine sebelum dialirkan ke kantong kemih.
Fungsi ginjal:

14

1. mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : urea, asam
urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bacteri dan juga obat-obatan.
2. mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah.
3. membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan
osmotik ektraseluler.
4. mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
5. Menyaring darah dari nadi ginjal yang berasal dari aorta, berupa zat-zat sisa
yang tidak diperlukan tubuh yang terdapat dalam darah dan dikumpulkan dalam
bentuk urin (air kemih)..
6. Menjaga keseimbangan air di dalam tubuh, dengan cara membuang air jika air
berlebih (pemasukan air banyak) dan mengurangi pengeluaran air jika
pemasukan air sedikit.
b. Proses pembentukan urin
Filtrasi (penyaringan)
Firltrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding terluar kapsul
Bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dan dalam
terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal.
Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses filtrasinya adalah ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat
larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsil Bowman. Hasil
filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer.
Komposisi urin primer dapat dilihat pada tabel berikut:
Molekul
Kadar per Gram
Air
900
Protein
0
Glukosa
1
Asam Amino
0.5
Urea
0.3
Ion Anorganik
7.2
Tabel 1 Komposisi Utama Urin Primer

15

16

Reabsorpsi (Penyerapan kembali)


Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan

sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di


seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu.
Zat-zat yang diabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+,
Ca2+, Cl-, HC)3-, HBO42- dan sebagian urea. Reabsporsi terjadi secara transpor aktif dan
pasif. Glukosa dan asam amino diabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal.
Reabsorpsi Na+, HCO3-, dan H2O terjadi ditubulus kontortus distal.

Argumentasi
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus

pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na +, Cl- dan urea
sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke
pelvis realis. Dari pelvis renalis mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria
(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin (Thibodeau et
al. 1999; Padila et al. 2005).
Hal-hal yang mempengaruhi produksi urine
Setiap hari 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan membentuk 15
170 liter urin primer.Akan tetapi hanya 1 1.5 liter urin yang kita
keluarkan.Banyak sedikitnya urine seseorang

yang

dikeluarkan

tiap

harinya

dipengaruhi oleh hal-hal berikut:


1.

Zat-zat diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh dan alkohol akan menghambat reabsorpsi

ion Na+. Sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang sehingga rebasorpsi air
terhambat dan volume urin meningkat. Itulah sebabnya jika mengkonsumsi teh atau
kopi, maka kita akan sering buang air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut
diuresis.
2.

Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik diatas normal, maka kecepatan respirasi

meningkat.Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh

17

berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit.Saat volume air menurun, ADH dieksreksikan
sehingga reabsorpsi air meningkat.Disamping itu, peningkatan suhu merangsang
pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi
menurun.Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di glomerulus
mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air kecil.
3.

Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin.Jika kita

minum air seharian, maka konsentrasi air di daerah menjadi rendah.Hal ini merangsang
hipofisis mengeluarkan ADH.Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air di ginjal
sehingga volume urin turun.
4.

Emosi, dapat merangsang peningkatan atau penurunan volume urin.

c.

Gangguan pada ginjal


Ginjal manusia mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan

bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal. Kelainan dan
gangguan fungsi ginjal antara lain sebagai berikut:
1.

Nefiritis
Nefiritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman,

biasanya disebabkan oleh bakteri streptoccocus.Nefritis mengakibatkan seseorang


menderitan urinemia atau oedema.Urinemia adalah masuknya kembali asam urin dan
urea kembali ke pembuluh darah.Oedema adalah penimbunan air di kaki karena
reabsorpsi terganggu.
2.

Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga

ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal ini berbentuk kristal yang tidak
dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal
kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak
mengkonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengkonsumsi air.
3.

Albuminuria

18

Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin.Adanya albumin pada


urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium.Selain itu
dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi racun
bakteri, eter, atau logam berat.
4.

Glikosuria
Hematuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.Adanya glukosa dalam urin

menunjukan adanya kerusakan pada tabung ginjal.


5.

Hematuria
Adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin.Hematurian disebabkan

peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal.
6.

Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton didalam dalam darah.Hal ini dapat

terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.


7.

Diabetes mellitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena pankreas tidak

menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon
yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula
dalam darah. Selain itu insulin juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa
sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi.Diabetes melitus juga dapat terjadi
jika sel-sel hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap insulin.Kadar
glukosa di urin dan darah penderita diabetes melitus sangat tinggi.Ini menyebabkan
sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada
metabolisme lemak dan protein.
8.

Diabetes insipidus
Arteri adlah jantung, Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang

menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak.Peyebab diabetes insipidus


adalah kekurangan hormon ADH.ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian
belakang.Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20 30 kali lipat dari keadaan
normal.Komposisi urine bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi.Urin normal berwarna jernih transparan.Warna kuning muda urin berasal

19

dari zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia
mengandung air, urea, asam urat, amonia, keratin, pula garam-garam, terutama garam
dapur, zat-zat yang berlebihan di dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
9.

Dialisis darah
Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal buatan berdasarkan proses

dialisis. Proses dialisis adalah metode untuk memisahkan molekul berdasarkan


ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal yang membersihkan darah melalui
cara difusi sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi larutan yang
komposisinya seperti plasma darah. Larutan ini berada pada satu sisi pipa saja yang
dibatasi oleh membran berpori. Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan
sisa metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah memenuhi
pipa, pipa metabolisme mengalami difusi kedalam larutan yang tersedia dalam pipa
tersebut. Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang pipa mesin dan arteri tubuh,
darah pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Selama dianalisis, darah pasien
diberi heparin(agen anti penggumpalan/antikoagulan). Alternatif pengobatan bagi
penderita gagal ginjal kronis adalah dengan pencangkokan ginjal baru. Secara teknis,
operasi cangkok ginjal cukup sederhana. Ginjal yang rusak diangkat terlebih dahulu
kemudian ginjal donor ditempatkan di dalam rongga perut bagian bawah, arteri dan
vena disambungkan pada arteri dan vena masing-masing. Kemudian ureter
dihubungkan dengan kantong kemih (vesika urinaria).
Masalah utama pada pencangkokan ginjal adalah penolakan oleh sistem imun.
Sistem imun resipen akan mengenali ginjal cangkokan itu sebagai benda asing dan
kemudian merusaknya. Berbagai obat yang ditemukan cukup efektif untuk menekan
mekanisme imun tubuh tersebut. Ginjal hasil cangkokan tetap berfungsi bertahuntahun. Penolakan sistem imun dan diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor yang
kembar identik dengan resipien. Pada transplantasi antar kembar identik, tidak
diperlukan obat-obatan imunosupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama (Padilla et al.
2005).

20

4) Hati

Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga
termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan
asam urat.
Sebagai organ,hati menghasilkan empedi yang mencapai liter setiap hari.
Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air
menjadi zat yang larut dalam air.
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi
ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat
racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk
dikeluarkan ke dalam empedu dan urin, mengubah glukosa menjadi glikogen.
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu

1/2 liter setiap hari.

Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung


kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu)
yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica
velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya :

21

a.

Mencernakan lemak

b.

Mengaktifkan lipase

c.

Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air

d.

Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.


Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam

hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah
menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk
dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/
untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang
berwarna hijau biru.
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap
dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu
sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran
darah (disebut penyakit kuning).
Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim
orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino
ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH dan CO yang bersifat
racun.
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga
berperan mengikat NH

menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati,

sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
Fungsi hati :
a. Menetralkan racun (detoksifikasi)
b. Menyimpan glukosa menjadi glikogen. Hal ini dipegaruhi oleh hormon insulin
yang dihasilkan pankreas.
c. Tempat perombakan eritrosit.
d. Membentuk ureum dari hasil perombakan amoniak.
e. Membentuk cairan empedu.

22

Gangguan pada hati:


a. Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga
dalam tubuh yang berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
b. Hepatitis merupakan radang atau pembengkakan hati.
c. Sirosis merupakan penyakit hati yang kronis dan mengakibatkan guratan pada
hati sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

23

BAB III
PE N UTU P

A. Kesimpulan
System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Masingmasing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Kulit

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu
alat ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan
lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf. Dimana kulit mengeluarkan
sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
Paru-paru

Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru

mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO dan H O.


Ginjal

Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di


kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses
pembentukan urine, yang meliputi ;

Tahap filtrasi ( penyaringan)

Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)

Tahap augmentasi (proses pengumpulan)


Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan

salah satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk

24

menguraikan asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati
mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik

dan saran yang

bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

25

Anda mungkin juga menyukai