Kasus Enron
Kasus Enron
PEMBAHASAN
DENGAN
PELANGGARAN
MENGGUKAN
ETIKA
STUDI
BISNIS
KASUS
PADA
PERUSAHAAN ENRON
Kronologis Kasus
Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan
mempertahankan
atau
melepaskan
Enron
sebagai
klien
Andersen
dan
Salah
seorang
eksekutif
Enron
di
laporkan
telah
tetapi
mempertanyakan
tidak
memperkenankan
pertimbangan
yang
penasehat
melatarbelakangi
hukum
untuk
akuntansi
yang
Enron.
di
Amerika.
ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri
untuk menyusun manajemen baru. tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph
Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi
kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
Pembahasan masalah
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang
melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis),
yaitu opportunity; pressure; dan rationalization. Ketiga hal tersebut akan dapat
kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain
sebagainya,
bahwa
tindakan
yang
bermoral
akan
dengan
good
corporate
governance
philosofy
yang
membahayakan terhadap business going cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron
yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak
pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi
terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga
saham berbagai perusahaaan di bursa efek.
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai
kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu
fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam
mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron
telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented)
dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh
Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari
praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang
menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum. Artinya secara kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron
maupun KAP Andersen) telah melakukan mal practice jika dilihat dari etika bisnis
dan profesi akuntan antara lain :
1. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui
suburnya praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of
Director Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan
collusion. Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal
16 Pebruari 2002 menyatakan bahwa : (a). Tindakan dan perilaku yang tidak
sehat dari manajemen Enron berperan besar dari kebangkrutan perusahaan;
(b). Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan
corporate responsibility oleh manajemen perusahaan; (c). Perilaku manajemen
Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang
diberikan kepada perusahaan.
2. Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron
maupun KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi
dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua
belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai
dengan Enron menjadi hancur berantakan.Bahkan CEO Enron saat menjelang
kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan
bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat
baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi
dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron
tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery,
karena pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di
indikasikan terlibat dalam kasus Enron ini.
3. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang
melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya
melakukan
manipulasi
laporan
keuangan
Enron,
KAP
Andersen
telah
melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumendokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen
memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi
kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur
Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme
sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan knowingly and
recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan
(deception of information).
KESIMPULAN
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information,
coercion, bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance. Akhirnya
Enron harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan
hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar
dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui
Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP
Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya
secara hukum.