Anda di halaman 1dari 17

(D.

SUBYAR MUJIHANDONO, ST)

1. ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST


DEFINISI :
PRESSURE BUILD UP TEST (PBU) adalah suatu teknik
pengujian

yang

dilakukan

pertama-tama

dengan

memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu


dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur
tersebut dengan menutup kepala sumur di permukaan.
Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang
dicatat sebagai fungsi dari waktu.
TUJUAN ANALISA :
Berdasarkan data tekanan yang didapat dari hasil analisa
PBU, maka dapat ditentukan :
a. Permeabilitas formasi
b. Adanya karakteristik perbaikan atau kerusakan formasi
c. Menentukan produktifitas formasi
d.

Menentukan tekanan statis dan tekanan rata-rata


reservoir

Dasar analisa PBU diajukan oleh Horner yang pada


prinsipnya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi
waktu berdasarkan suatu prinsip yang dikenal dengan
superposisi.
Berdasarkan prinsip superposisi tersebut, maka sumursumur diproduksi dengan laju aliran tetap selama waktu
tp,

kemudian

sumur

ditutup

selama

waktu

t,

sehingga didapat bentuk umum persamaannya adalah

Pws Pi 162,6

D. Subyar M, ST

q. . B
tp t
log

k .h
t

(1)

Dimana :
Pws

= tekanan dasar sumur, psi

Pi

= tekanan mula-mula reservoir, psi

= laju produksi sebelum sumur ditutup

= viskositas minyak, cp

= faktor volume formasi, bbl/stb

= permabilitas, mD

= ketebalan formasi, ft

tp

= waktu produksi sebelum sumur ditutup,

jam
(Np/q) x 24
t

= waktu penutupan sumur, jam

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa apabila Pws diplot


terhadap log (tp+t)/t akan merupakan garis lurus
dengan kemirirngan (slope) =
m 162,6

q. .B
k .h

(2)

Berdasarkan konsep tersebut, maka harga permeabilitas


dapat ditentukan dari slope m. Sedangkan apabila garis
tersebut diekstrapolasikan ke harga Horner time (tp +t
/t) sama dengan satu, maka secara teoritis harga Pws
sama dengan tekanan awal reservoir .
Sedangkan untuk menentukan apakah terjadi kerusakan
formasi atau perbaikan formasi, yang ditandai oleh harga
skin faktor (S), maka digunakan persamaan :
P1 jam Pwf

k
log
3, 23
2
m
. .Ct.rw

s 1,151

(3)

Selanjutnya apabila harga S ini :


a. Berharga positif berarti ada kerusakan (damaged)
yang pada umumnya dikarenakan adanya filtrat lumpur
pemboran
D. Subyar M, ST

yang

meresap
2

ke

dalam

formasi

atau

endapan lumpur (mud cake) di sekeliling lubang bor


pada formasi produktif yang kita amati.
b. Berharga

negatif

berarti

menunjukkan

adanya

perbaikan (stimulated) yang biasanya terjadi setelah


dilakukan

pengasaman

(acidizing)

atau

suatu

perekahan hidrolik.
Sedangakan adanya hambatan aliran yang terjadi pada
formasi produktif akibat adanya skin efek biasanya
diterjemahkan kepada besarnya penurunan tekanan, Ps
yang ditentukan menggunakan persamaan :
Ps = 0,87 m. S

(4)

Sehingga besarnya produktifitas formasi (PI) dan atau flow


efisiensi (FE) berdasarkan analisa pressure build up test ini
dapat ditentukan menggunakan persamaan :
PI

q
P Pwf Ps

(5)

P Pwf Ps
x100%
P Pwf

(6)

dan
FE

Sedangkan

untuk

investigation

(ri)

mengetahui
dapat

besarnya

ditentukan

radius

of

menggunakan

persamaan :
ri 0,03

k .t
. .Ct

(7)

TAHAPAN ANALISA
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa
pressure buildup test berdasarkan Metode Horner adalah
sebagai berikut :
a. Berdasarkan

data-data

PBU

buat

tabulasi

yang

menghubungkan harga Pws terhadap Horner time (tp +


t/ t)
D. Subyar M, ST

b. Plot harga-harga Pws versus (tp + t/ t) pada grafik


semilog
c. Buat garis ekstrapolasi berdasarkan plot harga tersebut
(langkah b) sampai harga (tp + t/ t) = 1, maka
didapat harga tekanan statis reservoir (P*)
d. Tentukan besarnya slope (m) pada bagian garis yang
lurus grafik tersebut
e. Tentukan besarnya permeabilitas (k) menggunakan
persamaan 2
f. Tentukan besarnya harga P1jam yang diambil pada
bagian garis ekstrapolasi
g. Tentukan skin faktor menggunakan persamaan 3 dan
berdasarkan harga skin tersebut tentukan apa yang
terjadi pada formasi produktif yang diamati
h. Tentukan

produktifitas

formasi

(PI)

menggunakan

persamaan 5
i. Tentukan flow efisiensi (FE) menggunakan persamaan
6
j. Tentukan

besarnya

radius

of

investigation

(ri)

menggunakan persamaan 7
k. Buat analisa dari hasil-hasil yang saudara dapatkan
Contoh Soal :
Well AKAMIGAS, INDRAMAYU Field, was completed to
the A sands on February 7 TH
February

20012 and closed in from

16TH to March 8TH for a bottom-hole survey. Its

cumulative production at a instant of closing in was


5847 bbl, and its production rate prior to closing in
was 641 bbl/day. The BHP after closing in was recorded at
intervals, and the readings shown in Table resulted. The net
pay thickness h was 349 ft, the viscosity was 40 cP and the

D. Subyar M, ST

oil formation volume factor (Bo) was 1,075. The problem is to


determine the static BHP and formation permeability.
SOLUTION :

Tp

5847
days 219hr
641

slopeofline 162,6

Bo.q.
psi / cycle
k .h

1,075 x 641x 40
kx 349
k 156mD

82 162,6

(Tp + t)/ t

1192
1200
1206
1212
1216
1220
1223
1227
1230
1232
1235
1236
`1237
1239
1241
1242
1241
1243
1244
1245
1247
1249
1249
1250
1267

19
25
31
37
43
49
55
61
67
73
79
85
91
97
103
109
115
121
127
133
139
145
151
157
477

12,53
9,760
8,055
6,919
6,093
5,469
4,982
4,590
4,269
4,000
3,772
3,576
3,407
3,258
3,126
3,009
2,904
2,810
2,724
2,647
2,576
2,510
2,450
2,395
1,459

Soal Latihan :

D. Subyar M, ST

Log (Tp + t)/


t
1,0980
0,9894
0,9066
0,8400
0,7848
0,7379
0,6974
0,6618
0,6303
0,6021
0,5766
0,5534
0,5324
0,5130
0,4950
0,4784
0,4630
0,4487
0,4352
0,4228
0,4109
0,3997
0,3892
0,3793
0,1641

1. Diketahui data reservoir sebagai berikut :


Qo = 5535 STB/D

o = 0,89 cp

Co = 9.5.10-6 /psi

Bo = 1,31 RB/STB

Cw = 3.10-6/psi

h = 110 ft

Cf = 1.10-6/psi

d = 8,681 in

Sw = 38 %

rw = 0,362 ft

= 23%

kh = kv

diameter bit = 12,25 in

Casing ID = 8,681 in

tp = 15 jam
Data tekanan :
t

tp + t

Pws

(min)

(psi)

0
1
2
4
5
7
9
12
20
60
120
300
420
550

0
901.0
451.0
226.0
181.0
129.6
101.0
76.0
46.0
16.0
8.5
4.0
3.1
2.6

2710
2760
2803
2823
2825
2828
2830
2831
2832
2837
2839
2842
2842
2842

Tentukan :
(a)

Kompresibilitas Total

(b)

Permeabilitas

(c)Skin faktor
Jawab :
(a)

Ct = Co.So + Cw. Sw + Cf
= (9.5x10-6)(1 0.38) + (3.0 x 10-6)(0.38) + 10-6

D. Subyar M, ST

= 8.03x10-6 /psi
k 162,6

(b)

qo .o .Bo
m.h

(5535)(0,89)(1,31)
(8,7)(110)

k 162,6

= 1096,45 mD
P1hr Pwf

k
log
3, 23
2
m
.o .ct .rw

(c) s 1,151

2837 2710

1096,45
log
3, 23
6
2
8,7
(0, 23)(0,89)(8.03 x10 )(0,362)

s 1,151

= 1,151 (14,6 9,7 + 3,23)


= 9,35
2. Suatu test PBU (Pressure Buildup Test) dilakukan pada
suatu sumur minyak. Pada grafik Horner (Horner Plot)
menunjukkan bahwa akhir dari ETR (Early Time Region)
pada t = 6 jam, dan akhir dari MTR (Middle Time Region)
pada t = 60 jam, slope dari garis MTR diantara t = 6
jam dan t = 60 jam adalah 50 psi/cycle. Hitunglah :
(a)

permeabilitas formasi

(b)

skin faktor

Diketahui data lain adalah :


o = 0,85 cp

Qo = 20 STB/D
Bo = 1,15 RB/STB

h = 15 ft

Ct = 1,7x10-5 /psi

rw = 0,198 ft

P1hr = 2500 psi

Pwf = 2000 psi

Porositas = 15%
Jawab :

D. Subyar M, ST

(a) k 162,6
k 162,6

qo .o .Bo
m.h

(20)(1,15)(0,85)
(50)(15)

= 4,24 mD

k .t
ri

948..o .ct

(b)

0,50

(4, 24)(60)
ri
5
948(0,15)(0,85)(1,7 x10 )

0,50

= 352 ft

P1hr Pwf

k
log
3, 23
2
m
.o .ct .rw

(c) s 1,151

2500 2000

4, 24
log
3, 23
5
2
50
(0,15)(0,85)(1.7 x10 )(0,198)

s 1,151

= 1,151 (10 7,70 + 3,23)


= 6,37
3. A new oil well produced 500 STB/D for 3 days; it then was
shut in for a PBU test, during which data in Table were
recorded. For this well, net sand thickness (h) is 22 ft;
formation volume factor (Bo) is 1,3 RB/STB, porosity is 0.2;
total compressibility (Ct) is 20.10-6; oil viscosity is 1,0 cP;
and wellbore radius (rw) is 0,3 ft. From this data, estimate
formation permeability and the skin factor

Pws

1794
1823
1850
1876

2
4
8
16

D. Subyar M, ST

Tp + t
t
37,0
19,0
10,0
5,5
8

Log Tp + t
t
1,56
1,278
1
0,74

1890
1910

24
48

k 162,6

(a)

k 162,6

4,0
2,5

0,60
0,39

q.B.
m.h

(500)(1,3)(1,0)
(100)(22)

= 48 mD
(b)

P1hr Pwf

k
log
3, 23
2
m
.o .ct .rw

s 1,151

1764 1150

48
log
3, 23
5
2
100
(0,2)(1,0)(20 x10 )(0,3)

s 1,151

= 1,43
4. Suatu test PBU dilakukan dan mempunyai data sebagai
berikut :
H

= 25 ft

Co

= 10.10-6 /psi

= 0,55 cp

Cw

= 3.10-6 /psi

Bo

= 1,4 RB/STB

= 35 %

kh/kv

= 1,0

Np

D. Subyar M, ST

Cf
Sw

= 7500 STB

= 3.10-6 /psi

= 30 %
rw

= 0,33 ft

qo

= 64 STB/D
Tp + t

Pws

0
0.33
0.50
0.67
0.83
1.00
1.17
1.33
1.50
1.67
1.83
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00

1126
1362
1485
1552
1629
1715
1774
1846
1907
1941
1980
2011
2111
2155
2167
2174

0
8445
5625
4217
3377
2813
2411
2110
1876
1688
1535
1407
938
704
563
470

7.00
8.00
9.00
10.00
12.00
14.00
16.00
20.00
24.00
28.00
32.00
35.50

2179
2186
2188
2190
2196
2201
2206
2217
2227
2234
2241
2241

403
353
314
282
235
202
177
142
118
101
89
80

Hitunglah :
a. Permeability
b. Skin Factor
Jawab :

Tp

24. Np 7500 x 24

qo
64

= 2812 hours
Ct = Co.So + Cw.Sw + Cf
= [(10)(0,70) + (3)(0,30) + 3] x 10-6
= 10,9 x 10-6

(a)

k 162,6
162,6

qo .o .Bo
m.h

64 1, 4 0,55
75,15 25

= 4,27 mD

(b)

P1hr Pwf

k
log
3, 23
2
m
.o .ct .rw

s 1,151

2115 1126

4, 27

3, 23
1,151
log
2
6
75,15
0,35 0,55 10,9 x10 0,333

D. Subyar M, ST

10

= 1,151 (13,160 7,264 + 3,23)


= 10,51

Ada

beberapa

metode

yang

digunakan

untuk

menganalisa data pressure build-up, antara lain :


1. Metode Horner
Persyaratan : untuk sumur-sumur yang relatif baru
diproduksikan atau waktu produksinya masih pendek
2. Metode Miller Dyes dan Hutchinson
Persyaratan : untuk sumur-sumur tua dimana waktu
produksinya sudah cukup lama, kondisi aliran fluida di
dalam reservoir sudah mencapai pseudo steady state
3. Metode Muskat
Persyaratan : untuk sumur-sumur yang diproduksi
dengan tenaga pendorong water drive dan sumursumur pada proyek injeksi air yang telah mencapai
kondisi filled up
4. Type Curve Method

D. Subyar M, ST

11

2. ANALISA PRESSURE DRAWDOWN


DEFINISI :
PRESSURE DRAWDOWN (PDD) adalah suatu pengujian
yang dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan
mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian
berlangsung.

Adapun

sebagai

syarat

awal

sebelum

pembukaan sumur tersebut adalah hendaknya tekanan


seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup
sumur

sementara

waktu

agar

dicapai

keseragaman

tekanan di reservoirnya.
TUJUAN ANALISA
Data yang didapat dari analisa PDD ini anatara lain dapat
digunakan untuk menentukan :
a. Permeabilitas Formasi
b. Faktor Skin (S)
c. Menentukan tekanan aliran dasar sumur
d. Menentukan

jarak

batas

reservoir

yang

erat

hubungannya dengan spasi sumur pada perencanaan


sumur tambahan.
Apabila suatu sumur diproduksi dengan laju aliran tetap
dan tekanan awal reservoirnya = Pi, maka persamaan
tekanan pada lubang bor (r D = 1) yang dinyatakan dalam
variabel tak berdimensi adalah :
PD = ln tD + 0,80907

D. Subyar M, ST

12

Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage


menghilang, maka akhirnya akan didapat :
Pwf Pi 162,6

q. . B
k
3, 2275 0,86859 S
log(t ) log
2
k .h
..Ct .rw

dari kedua persamaan terlihat bahwa plot antara Pwf


versus log t merupakan garis lurus dengan kemiringan
(slope = m)
m 162,6

q. .B
k .h

Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih


waktu t = 1 jam dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai
P1hr.

Dengan

menggunakan

konsep

ini,

kita

dapat

menentukan skin S menggunakan persamaan :


Pi P1hr

k
log
3, 2275
2
m
. .Ct .rw

s 1,151

Contoh Soal :
Diketahui suatu sumur dilakukan PDD, dengan data-data :
Q

= 250 STB/D

= 1,136 BBL/STB

rw

= 0,8 cp
= 0,198 ft
T
(hours)
0
0.12
1.94
2.79
4.01
4.82
5.76
6.94
8.32
9.99
14.4
17.3
20.7
24.9
29.8
35.8
43
51.5

D. Subyar M, ST

Pi

= 69 ft

= 0,039

Ct

= 17x10-6/psi

= 4412 psi

Pwf
(psi)
4,412
3,812
3,699
3,653
3,636
3,616
3,607
3,600
3,593
3,586
3,573
3,567
3,561
3,555
3,549
3,544
3,537
3,532
13

Pi-Pwf
(psi)
600
713
759
776
796
805
812
819
826
839
845
851
857
863
868
875
880

61.8
74.2
89.1
107
128
154
185
222
266
319
383
460

3,526
3,521
3,515
3,509
3,503
3,497
3,490
3,481
3,472
3,460
3,466
3,429

Hitung :
a. Permeabilitas
b. Skin faktor
Jawab :
m

= 3652 3582
= 70 psi/cycle

a. k 162,6
k

q.B.
m.h

(162,6)(250)(1,136)(0,8)
(70)(69)

= 7,65 mD
Pi P1hour

k
log
3, 23
2
m
. .Ct.rw

b. s 1,151

= 6,37

D. Subyar M, ST

14

886
891
897
903
909
915
922
931
940
952
946
983

Prosedur analisa Pressure Drawdown


Data yang dibutuhkan :
Pwf, t, qo, Bo, o, h, , Co, Pi, P1jam, Sw,
So

Plot Pwf Vs t, pada grafik semilog dengan Pwf pada


skala linear dan t pada skala log

Tentukan kemiringan kurva


(m)

Hitung k 162,6

q. B.
m.h

Hitung
Pi P1hour

k
log
3, 23
2
m
. .Ct.rw

s 1,151

D. Subyar M, ST

15

3. Test Isochronal
Test isochronal adalah suatu cara untuk menentukan
kapasitas produksi dari suatu sumur gas pada setiap
tekanan dasar sumur dan tekanan formasi. Berdasarkan
test isochronal ini dapat ditentukan Absolute Open
Flow Potential (AOFP) yaitu kapasitas produksi teoritis
bila tekanan dasar sumur didepan lubang perforasi
diturunkan sampai nol psia
Kegunaan data test isochronal, antara lain :
1. Untuk menentukan apakah sumur menguntungkan
atau tidak untuk diproduksi
2. Untuk

menentukan

kapasitas

produksi

gas

yang

diijinkan
3. Untuk menentukan jarak sumur satu dengan sumur
lainnya dalam pengembangan lapangan
4. Untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan stimulasi
5. Membantu dalam mengenali ulah laku reservoir
Pada pengetesan di reservoir gas yang benar-benar tight,
test isochronal menjadi kurang praktis, karena sangat
sulit untuk mencapai tekanan statis yang stabil dari
reservoir sebelum perioda pembukaan yang pertama dan
selama periode penutupan berikutnya.
Pada tahun 1959, Katz menyarankan suatu modifikasi
terhadap test isochronal. Katz menyarankan bahwa baik
pada periode penutupan maupun periode pembukaan

D. Subyar M, ST

16

untuk tiap test test dilakukan dalam jangka waktu yang


sama.

D. Subyar M, ST

17

Anda mungkin juga menyukai