I.
SPESIFIKASI UMUM
I.2.1.
Pekerjaan Persiapan :
Sebelum pekerjaan dimulai harus diadakan persiapan dengan
menyediakan peralatan pokok dan pendukung sesuai kebutuhan
sehingga nantinya didapat hasil kerja maksimal dengan kualitas
baik.
I.2.2.
Pembersihan lokasi :
Sebelum memulai pekerjaan, lokasi harus dibersihkan terlebih
dahulu/ bebas gangguan, guna mempermudah jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
I.2.3.
I.2.4.
Pengukuran/ Uitzet.
Sebelum memulai pekerjaan harus didakan pengukuran secara
keseluruhan guna didapatkan volume, ukuran yang jelas dan
tepat dan hasil pekerjaan sesuai rencana, dengan menggunakan
alat ukur waterpass/theodolite
I.3.1.
I.3.2.
I.3.3.
PEKERJAAN PERSIAPAN
pembersihan
yang dapat
seijin dan
pembersihan
PEKERJAAN TANAH
II.2.1. Galian
1. Pekerjaan galian dilaksanakan untuk pekerjaan pondasi
strouss, plat setempat (poer) dan pondasi rollaq bata dengan
diameter, panjang, lebar dan kedalaman sesuai gambar
bestek dengan teknis pelaksanaan dan letak penempatan
sesuai yang ditunjuk dalam Gambar Perencanaan.
2. Tinggi dasar 0.00 m peil lantai bangunan, direncanakan
sesuai gambar-gambar pelaksanaan, tiap titik peil dilevelling
terhadap tinggi dasar 0.00 m yang permanen (bangunan
terdekat yang sudah ada).
3. Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan
berikut pengerjaannya dan pengadaan segala macam bahan,
alat-alat, pengerahan tenaga kerja, dll. Meskipun hal tersebut
tidak diuraikan secara terperinci dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini.
4. Galian tanah yang tidak dipakai (sisa urug tanah kembali)
harus dibuang di luar lokasi pekerjaan.
5. Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan
detail, hal-hal yang menyimpang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan lebih atau kurang.
6. Lubang galian tanah tanah harus dalam kondisi kering
sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, apabila air tanah
keluar harus dikeringkan terlebih dahulu dengan menguras
atau dengan pompa air.
II.2.2. Urug Pasir dan Sirtu
1. Urug pasir dilaksanakan di bawah pondasi plat setempat
(poer) serta di tempat lainnya (lihat gambar).
PEKERJAAN BETON
2.
3.
Direksi Proyek.
e. Bonding agent
Bonding agent dipergunakan pada elemen-elemen beton
yang harus disambungkan/ harus di cor secara terputus
untuk mendapatkan sistim struktur yang kokoh sesuai
dengan desain dan perhitungannya. Cara pemakaiannya
harus sesuai petunjuk pabrik
Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu mengunakan Beton mutu K 225
Adukan beton harus memakai campuran Mesin/Ready
Mix. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur
menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat
waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer).
Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk
setiap kali pengadukan sangat perlu.
Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus
baru, tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan
di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm
:-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 4 %
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm
: - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat
keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk
menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan
perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada
laboratorium yang disetujui Direksi Proyek.
Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter
dan diambil secara random pada setiap datangnya
material di lokasi. Biaya test dibebankan pada
kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang merusak bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi proyek atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam
g.
h.
i.
4.
Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai yang
ditentukan di dalam gambar
5.
6.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan
mengawasi jumlah dari masing masing bahan beton.
Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
7.
Pengadukan
Bahan bahan pengadukan beton harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer.
Direksi proyek berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata atau seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebih lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang
Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada
gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi proyek sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan
kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
c. Sewaktu waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk
yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan Direksi proyek. Proses
pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Proyek, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut,
plat penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku
dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak
diperkenankan dipasang dengan cara memaku, tetapi
harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi
Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan
bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan
lem kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan dengan
amplas halus sehingga permukaanya rata dan halus
serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir
dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
9.
Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan
pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih
dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
menggunakan mixer.
Beraben dan Plesteran
Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran kedap
air, yaitu 1 PC : 3Psr, dipakai untuk menutup permukaan
dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga
ke permukaan tanah dan/atau lantai.
Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 4 Psr, adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bangunan, terkecuali yang dinyatakan kedap
air.
Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC)
dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus
ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah
adukan plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8
(delapan) hari atau sudah kering betul.
Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan
pemasangan.
Kontraktor
harus
mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan plesteran dengan pemasangan
tidak melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap
air.
Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli
untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini khususnya
untuk plesteran aci halus.
Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan
plesteran harus diratakan, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda benda lain yang
membuat cacat.
Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester
harus dibasahi terlebih dahulu dan siar siarnya dikerok
sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan
beton yang akan diplester, harus dibersihkan dari sisa
sisa bekisting, kemudian di kretek/scratched. Semua
lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie
harus tertutup adukan plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan
setelah selesai pemasangan instalasi pipa yang ada di
seluruh bagian dinding bangunan.
Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan
cat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan
plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan menggunakan
bahan/material akhir lain, permukaan plesterannya harus
diberi alur alur garis horisontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang
akan digunakan tersebut.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi
pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 3 mm, untuk setiap area 2 m1.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan
tercantum dalam gambar kerja. Tebal plesteran minimal
PEKERJAAN RANGKA
PLAFON DAN PENUTUP
PLAFON
II.7.
PEKERJAAN KUSEN/DAUN
PINTU/JENDELA,
PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI
II.7.1. Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu Meranti 6/15 kualitas
baik (I).
II.7.2. Pekerjaan kusen maupun daun pintu / jendela harus dilaksanakan
dengan halus, rapi, siku-siku dan baik, sehingga dapat dipasang
secara waterpass dan tegak lurus.
II.7.3. Pemasangan kusen dilaksanakan bersama dengan pemasangan
tembok bata merah untuk mendapatkan pemasangan kusen yang
kuat dan baik.
II.7.4. Daun pintu menggunakan panil papan kayu kamper klas I
berkualitas baik
II.7.5. Untuk setiap daun pintu harus dipasang Engsel kuningan
sebanyak 3 buah dan dipasang Kunci Tanam 2x Putar dan
Grendel Tanam untuk pintu double.
II.7.6. Daun jendela menggunakan daun jendela kaca kayu Meranti
dengan menggunakan kaca polos tebal 5 mm dipasang Engsel
kuningan sebanyak 2 buah dilengkapi dengan Grendel Kecil
Kuningan dan Hak Angin sikutan.
II.7.7. Persyaratan dan Metode Pelaksanaan
1. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan
pemasangan pada setiap bagian dan penentuan
sambungan pertemuan/persilangan.
b. Kontraktor
bertanggung
jawab
penuh
atas
terselenggaranya pekerjaan pekerjaan tersebut diatas
dengan baik dan apapun yang akan terjadi dikemudian hari
pada bagian bagian tersebut seperti :
Terjadinya lendutan yang menyebabkan kaca pecah.
Terjadinya kebocorankebocoran akibat kelalaian
dalam pekerjaan.
Kerusakankerusakan lain yang disebabkan kesalahan
sistem konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan
kerugian dari pihak pemilik.
c. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan
meneliti gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu dan
jendela yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe
yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan
ukuran ukuran, bentuk profil material, detail, arah
bukaan, perlengkapan pintu dll.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan
membuat shop drawing dan membuat contoh jadi detail
hubungan bagian tertentu untuk disetujui Direksi Proyek
/Konsultan. Didalam shop drawing harus jelas tercantum
semua informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.
e. Semua rangka kusen dikerjakan secara pabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan
2. Pemasangan Daun pintu / jendela
a. Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh
tenaga yang ahli dan berpengalaman.
atau setara
II.8.
PEKERJAAN LANTAI
KERAMIK
II.8.1. Dipakai keramik lantai Kw 1 ex, Asia, Milan , Roman atau setara
dipakai ukuran 40x40 cm (sesuai gambar bestek), corak dan
warna seeuai persetujuan Dreksi / User.
II.8.2. Dipasang pada tempat dan batasan-batasan sesuai yang terlihat
dalam Gambar Rencana.
II.8.3. Pemasangan dengan pola sesuai gambar / petunjuk Direksi /
User, memakai perekat 1Pc : 3Ps, jarak celah (nat) 2 mm diisi
semen cair/pasta semen sewarna dengan keramik sedemikian
rupa datar, nat-nya lurus dan siku.
II.8.4. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Keramik
a. Sebelum dipasang, permukaan keramik harus direndam
dengan air hingga jenuh.
b. Pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai, harus dipadatkan dengan mesin vibrator
untuk memperoleh permukaan yang rata & padat, sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
c. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih bebas alkali asam maupun
bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 10 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram dengan air hingga
memperoleh kepadatan yang pasti.
d. Pasir urug dilaksanakan di atas sub lantai/lantai kerja setebal
5 cm atau sesuai gambar dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Krl.
e. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai tingkat) pelat beton
diberi lapisan screed (1 Pc : 3 Ps) setebal minimum 2 cm atau
sesuai dengan gambar, kemiringan lantai harus diperhatikan
terutama di daerah basah dan teras.
f. Lantai kerja di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai
di daerah basah & teras.
g. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus dibuat
benar benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
h. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik
tidak retak, cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih
i. Seluruh permukaan keramik bagian belakang harus terisi
padat dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
j. Pola pasangan keramik harus sesuai petunjuk Direksi Proyek /
Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan.
k. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa keramik kurang dari
7cm maka mulai keramik utuh yang terakhir (1 baris/lebih)
harus dibagi dalam bagian sama untuk mendapatkan lebar
minimum 8 cm & atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Proyek/Konsultan.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik dan dikerjakan oleh orang
yang ahli dan pengalaman dalam pemasangan keramik
m. Pemasangan keramik harus benar benar rata waterpas
sesuai dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan
dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm
untuk 2 m1
n. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk maupun siar-siar
harus lurus, lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm
dengan kedalaman 2 mm.
PEKERJAAN LISTRIK
II.11.1.
III. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak
disebut perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Kontraktor maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi
tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselelnggarakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Kuasa Pengguna Anggaran, bilamana
perlu didakan perbaikan dalam RKS ini.