Beroperasi?
2006sekarang
Tky Car Corporation (anak
Perusahaan yang
perusahaan dari Tokyu
memproduksi
Corporation)
Tahun pembuatan 19751990
Formasi
8 kereta per rangkaian
Nomor armada
8 unit
Kapasitas
1.136 penumpang (rata-rata)
Nagatsuta (Tky), Suzaka
(Nagaden), Hirosegawara
Dipo
(Chichibu), Depok, Bogor
(Jabodetabek)
Data teknis
Bodi gerbong
Stainless steel
Panjang gerbong
20.000 mm (20 m)
Lebar
2.800 mm (2,8 m)
Tinggi
4.145 mm (4,15 m)
Pintu
4 pintu di setiap sisi
Kecepatan
120 km/jam
maksimum
Berat
276 ton (rata-rata)
Percepatan
3,3 km/jam/sekon
3,5 km/jam/sekon (normal), 4,5
Perlambatan
km/jam/sekon (darurat)
Motor generator (MG) atau
Sistem traksi
inverter statis (SIV)
Daya mesin
3.120 kW (rata-rata)
Transmisi
Field chopper controller
Sistem listrik
1.500 V DC
Metode
Listrik Aliran Atas (LAA)
pengambilan arus dengan pantograf
TS-807A, TS-815C dengan
Bogie
pegas udara
Pengereman elektropneumatik
Sistem rem
regeneratif
Tobu ATS, Tokyu + Tokyo
Sistem keselamatan
Metro CS-ATC
Lebar sepur
1,067 mm (3 ft 6 in)
Kereta rel listrik Tokyu seri 8500 ( 8500 () Tky 8500-kei (densha)?) buatan
Tokyu Car Corporation (anak perusahaan dari Tokyu Corporation), adalah unit kereta rel listrik
buatan Jepang, yang kini beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL berteknologi chopper dan
terbuat dari stainless steel ini pernah dipakai di lintas milik Tokyu, yakni Tokyu Denentoshi.
Ciri Khas KRL ini adalah menggunakan kipas angin sebagai pendinginnya, sama seperti KRL
seri 8000. KRL inilah yang pertama kalinya dicat dengan striping khas KCJ atau Jalita.
Indonesia membeli kereta ini bersama Tky seri 8000 dengan harga sekitar Rp 800 juta per
gerbong, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta per rangkaian. Selain itu,
rangkaian seri 8500 ini juga dijual ke Nagano Electric Railway (Nagaden) dan Chichibu Railway
dengan formasi 3 kereta per rangkaian dan satu kereta bernomor 8723 diberikan kepada Izukyu
yang kemudian dimodifikasi menjadi berkabin masinis.[1]
KRL Jalita saat ini dirucat di Stasiun Cikaum, Subang, karena kesulitan suku cadang.
Pengoperasian di Jabodetabek
KRL ini bersama KRL seri 8000 beroperasi di seluruh lintas Jabodetabek kecuali Tangerang.
Sebelumnya, KRL ini memiliki masalah khusus, dimana KRL ini tidak bisa melewati lintas
Serpong dan Tangerang karena adanya "Blank Spot" (Listrik Aliran Atas Tanpa Listrik), dan
KRL ini menggunakan sistem Chopper dan VVVF-GTO. Tetapi, saat ini KRL ini sudah bisa
melewati lintas Serpong. Rangkaian yang pernah beroperasi di Serpong diantaranya 8610F,
8611F, 8618F, dan lainnya.
Notasi rangkaian
Nomor
1
DeHa
Penomoran
8600
Lainnya
Kodifikasi MC2
2
DeHa
8700
DeHa
0700
M1
3
SaHa
8900
4
DeHa
8800
DeHa
0800
M2
5
DeHa
8700
DeHa
0700
M1
6
DeHa
8800
DeHa
0800
M2
7
DeHa
8700
DeHa
0700
M1
8
SaHa
8900
9
DeHa
8800
DeHa
0800
M2
10
DeHa
8500
MC1
Daftar rangkaian[1]
1. 8604F: 8604-8704-8904-8825-8719-8909-8804-8504 dengan warna biru-kuning dan
motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita
2. 8607F: 8607-8707-8948-8828-8743-8924-8807-8507 dengan warna biru-kuning
3. 8608F: 8608-8708-8949-8829-8744-8925-8808-8508 dengan warna biru-kuning
4. 8610F: 8610-8710-8951-0815-0715-8927-8810-8510 dengan warna biru-kuning dan
motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita
5. 8611F: 8611-8711-8911-8832-8735-8928-8811-8511 dengan warna biru-kuning
6. 8612F: 8612-8712-8912-0817-0717-8929-8812-8512 dengan warna biru-kuning
7. 8613F "Jalita" : 8613-8713-8913-0800-8796-8930-8813-8513 dengan warna merahputih-kuning dan motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita, dirucat di
Stasiun Cikaum, Subang
8. 8618F: 8618-8724-8935-8855-8753-8954-0811-8518 dengan warna biru-kuning
Nomor
1
DeHa
Penomoran
8600
2
DeHa
8100
3
SaHa
8200
M1
Lainnya
Kodifikasi MC2
Galeri
4
DeHa
8100
DeHa
0800
M2
5
DeHa
8200
DeHa
0700
M1
6
SaHa
8900
7
DeHa
8700
DeHa
0800
M2
8
DeHa
8500
MC1
Beroperasi?
2005sekarang
Tokyu Car Corporation (anak
Perusahaan yang
perusahaan dari Tokyu
memproduksi
Corporation)
Tahun pembuatan
19701985
Formasi
8 kereta per rangkaian
Nomor armada
3 set
Kapasitas
1.136 penumpang (rata-rata)
Tokyu Corporation
Operator
PT KAI Commuter
Jabodetabek
Data teknis
Bodi gerbong
Stainless steel
Panjang gerbong
20.000 mm (20 m)
Lebar
2.800 mm (2,8 m)
Tinggi
4.145 mm (4,15 m)
Pintu
4 pintu di setiap sisi
Kecepatan
120 km/jam
maksimum
Berat
276 ton (rata-rata)
Percepatan
3,3 km/jam/sekon
3,5 km/jam/sekon (normal),
Perlambatan
4,5 km/jam/sekon (darurat)
Motor generator dan/atau
Sistem traksi
inverter statis (SIV)
Daya mesin
3.120 kW (rata-rata)
Transmisi
Field chopper controller
Sistem listrik
1.500 V DC
Metode pengambilan Listrik Aliran Atas (LAA)
arus
dengan pantograf
TS-807B, TS-815C dengan
Bogie
pegas udara
Sistem rem
Sistem keselamatan
Lebar sepur
Pengereman elektropneumatik
regeneratif
Tokyu ATS, ATS-P, CS-ATC
1.067 mm
Kereta rel listrik Tokyu Corporation seri 8000 ( 8000 Tky 8000-kei densha?)
adalah unit kereta rel listrik buatan Tokyu Car Corporation Jepang. Indonesia membeli kereta ini
bersama KRL Tky seri 8500. Semua rangkaian di bawah perawatan Dipo Depok dan memiliki
warna biru-kuning.
KRL buatan tahun 1970 ini datang ke Indonesia mulai tahun 2005.[1]
Rangkaian
8003F
8007F
8039F
Nomor
1
DeHa
Penomoran
8000
Kodifikasi TC2
2
DeHa
8100
M2
3
DeHa
8200
M1
4
DeHa
8600
M2
5
DeHa
8700
M1
Daftar rangkaian
1. 8003F: 8003-8202-8104-8263-8142-8213-8103-8004
2. 8007F: 8007-8245-8107-8260-8137-8204-8108-8008
3. 8039F: 8039-8248-8158-8218-8164-8249-8159-8040
6
DeHa
8800
M2
7
DeHa
8900
M1
8
KuHa
8800
TC1
1968saat ini
Perusahaan yang
memproduksi
Nippon Sharyo
Alna
Hitachi, Ltd.
Tahun
dinas/operasi
6 gerbong/rangkaian
(Jepang)
Formasi
4/6/8 gerbong/rangkaian
(Indonesia)
Kapasitas
Operator
Toei Metro
PT KAI Commuter
Jabodetabek
Jalur
Bodi gerbong
Stainless steel
Panjang gerbong
20.000 mm
Lebar
2.790 mm
Tinggi
3.690 mm
Pintu
4 pasang/gerbong
Kecepatan
maksimum
70-100 km/jam
Berat
Percepatan
3,5 km/jam/sekon
Perlambatan
4-5 km/jam/sekon
Daya mesin
2.400 kW
Sistem listrik
Metode
pengambilan arus
Bogie
Sistem rem
Abar elektromagnetik
Sistem
keselamatan
T-ATS
Lebar sepur
1.067 mm
Kereta rel listrik Toei seri 6000 ( 6000 Tkyto ktskyoku 6000-kei
densha?) adalah unit kereta rel listrik (KRL) AC buatan Jepang yang kini beroperasi di lintas
Jabodetabek. KRL ini disebut dengan KRL Hibah karena dipesan melalui proses hibah dari
Pemerintah Kota Tokyo, Jepang, kepada Pemerintah Indonesia tahun 2000.[1]
Penggunaan
Penggunaan di Jepang
KRL ini digunakan di Toei Mita Line, mulai tahun 1968. KRL ini diproduksi sebanyak 28 set
(6101 - 6281) dengan formasi 6 kereta setiap setnya. (6xx1-6xx2-6xx5-6xx6-6xx7-6xx8)
Pada awalnya kereta ini beroperasi, kereta ini tidak menggunakan AC. AC terinstalasi sejak
tahun 1989 dengan bentuk seperti kotak pendingin KRL Tokyu untuk seri 6101F-6111F, dan
seperti kotak pendingin KRL JR East untuk seri 6121F. Selanjutnya, semua KRL Toei 6000 batch
2 dan 3 menggunakan 2 kotak pendingin, sedangkan KRL Toei batch 4 (6271F - 6281F)
menggunakan 1 kotak pendingin berukuran besar di tengah dengan papan petunjuk jurusan dan
tanpa jendela kecil di dekat pintu.
Seiring waktu, dan mulai adanya Toei seri 6300, KRL ini pensiun pada akhir tahun 1999. KRL
ini pun dijual ke operator lainnya di Jepang dan juga dihibahkan ke PT Kereta Api (nama KAI
saat itu) di Indonesia.
Penggunaan di Indonesia
Kaisar Akihito yang prihatin[butuh rujukan] dengan kondisi KRL Jabotabek yang buruk (mengingat
tahun 90-an akhir mulai banyak "Atapers"), menghibahkan KRL ini ke PT KAI pada tahun 2000,
dan digunakan untuk jalur Jabotabek, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres
dengan tambahan pendingin udara (AC). KRL ini menggantikan peran KRL Rheostatik AC dan
KRL Bisnis (Rheostatik stainless buatan Kawasaki Heavy Industries dan Hitachi, serta BN Holec
serta Hitachi yang merupakan buatan Inka). Karena asalnya, KRL ini sering disebut sebagai KRL
hibah.
Awalnya, rangkaian 6121F sampai 6201F (termasuk rangkaian rakitan) digunakan untuk jalur
Depok, Bogor dan Bekasi, sedangkan 6271F untuk Tangerang dan 6281F untuk Serpong.
KRL hibah ini sempat memiliki AC yang cukup dingin, tapi kini KRL ini dikenal memiliki AC
yang kurang dingin, dan akibat kesalahan perawatan, seringkali bermasalah. Pada mulanya,
didatangkan 72 gerbong hibah yaitu 6121F, 6151F, 6161F, 6171F, 6181F, 6201F, 6271F, dan
6281F dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 gerbong. Selain itu, datang
juga 8 gerbong tambahan. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki
8 gerbong (6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam gerbong per rangkaiannya.
Ini berlaku untuk kedua macam model baik seri 61xx ataupun seri 62xx. Saat ini, saat susunan
rangkaian diubah, terdapat rangkaian yang memiliki 8 gerbong (6121F, 6151F, 6161F, 6177F,
6181F, 6227F, dan 6281F).
Saat ini susunan rangkaian kereta sudah banyak berubah, mengingat usia KRL yang sudah tua
membuat banyak unit KRL ini rusak dan tidak dapat beroperasi lagi, seperti set "Lohan", 6121F,
dll. Hanya beberapa set lagi yang bisa beroperasi.
Galeri
Rangkaian 6182F.
Kereta no. 6188 bertabrakan dengan lokomotif CC201 di Jakarta Utara. Kereta
pun tidak bisa digunakan, sampai saat set 6151F mengalami tabrakan
dengan KRL BN-Holec, baru kedua set tersebut digabung.
Kereta no. 6151 bertabrakan dengan KRL BN-Holec di Kebon Pedes, Bogor,
memakan korban jiwa termasuk masinis. Kereta pun rusak. Sisa rangkaian
6151 dan 6188 pun dirangkai kembali, dengan kabin baru hasil kreasi Balai
Yasa Manggarai. Sementara rangkaian 6158 dan 6181 dirangkai kembali
sebagai kereta biasa. Kini, rangkaian hasil rakitan menjadi 8 kereta yang
disebut sebagai "Djoko Lelono 2" atau "KRL Falcon". Kondisi KRL ini sekarang
mangkrak di Dipo KRL Bogor.
Kereta 6252 dan 6155 mangkrak di Balai Yasa Manggarai dan tidak digunakan
lagi.
Daftar rangkaian
Rangkaian 8 kereta
6151F "Djoko Lelono 2" (bekas kecelakaan Kebon Pedes, digabungkan dengan
kabin 6188) (6151 - 6192 - 6257 - 6172 - 6225 - 6226 - 6237 - 6188)
6181F (digabungkan dengan kabin 6158) (6181 - 6242 - 6245 - 6156 - 6255 6152 - 6157 - 6158)
6177F "Espass" - Kabin masinis rakitan (6177 - 6232 - 6175 - 6176 - 6265 6202 - 6235 - 6126)
6227F "Louhan" - Kabin masinis rakitan (6227 - 6186 - 6125 - 6195 - 6205 6262 - 6267 - 6187)
Nomor
Penomo MoHa
ran
6001
MoHa
6002
MoHa
6003
MoHa
6004
MoHa
6005
MoHa
6006
MoHa
6007
MoHa
6008
M2
M1
MC2
MoHa
6007
Lainnya
Kodifika
MC1
si
M2
MoHa
6007
M1
M2
M1
Rangkaian 6 kereta
Nomor
Penomora
MoHa 6001 MoHa 6002 MoHa 6003 MoHa 6006 MoHa 6007 MoHa 6008
n
Kodifikasi MC1
M2
M1
M2
M1
MC2
Rangkaian 4 kereta
Penomoran
Kodifikasi
MoHa 6001
MoHa 6002
MoHa 6007
MoHa 6008
MC1
M2
M1
MC2
Rangkaian 2 Kereta
MoHa 6001
MoHa 6008
Kodifikasi
M2
MC2
Catatan: Mengingat KRL Toei seri 6000 adalah KRL yang tua, maka susunan rangkaiannya
sering berubah-ubah, sehingga tidak dapat diprediksikan susunannya. Kabar terakhir
menunjukkan bahwa banyak unit KRL ini yang sudah tidak beroperasi lagi, sehingga hanya
sedikit sekali Toei 6000 di lintas Jabodetabek.
Sejarah rangkaian
Awalnya KRL ini dibangun dan mulai dioperasikan pada tahun 1960-an sebagai Tokyo Metro
(dahulu Eidan Subway) seri 5000 hingga akhirnya pada tahun 1995, beberapa rangkaian dari seri
5000 mengalami modifikasi menjadi Ty Rapid seri 1000. Perubahan secara fisik yang
diterapkan pada rangkaian seri 5000 yang diubah menjadi seri 1000 ini diantaranya adalah
bentuk muka yang dibuat lebih rata (konstruksi baja anti karat yang tidak memiliki bentuk
gelombang pada sisi bawah muka KRL) serta kaca pada pintu otomatis di sisi kiri-kanan kereta
dibuat lebih besar, sehingga penumpang dapat memandang ke luar dari dalam kereta dengan
lebih leluasa jika penumpang berada di dekat pintu.
Semasa di Jepang, KRL ini dijalankan di jalur Ty Rapid Railway dan sering melayani
perjalanan antar-jalur di jalur Tokyo Metro Tozai serta jalur East Japan Railway Company (JR
East) Chuo-Sobu, di mana layanan di jalur Chuo-Sobu pada koridor Nakano - Mitaka yang
diberikan adalah layanan lokal saja, sedangkan layanan pada jalur Ty Rapid Railway yang
diberikan adalah layanan lokal, Rapid (setara dengan layanan ekspres di Indonesia), Commuter
Rapid (layanan ekspres khusus komuter) dan Ty Rapid (layanan ekspres khusus yang
melayani jalur Tozai dan jalur Ty Rapid dalam sekali perjalanan).
Karena KRL ini adalah modifikasi dari Tokyo Metro seri 5000, maka Ty Rapid seri 1000
dipensiunkan pada tahun 2006, bersamaan dengan dihentikannya operasional dari Tokyo Metro
5000. 3 rangkaian yang masih utuh (1061F, 1081F dan 1091F) diboyong ke Indonesia, dan
dengan demikian tidak ada set dari Ty Rapid seri 1000 yang tersisa di Jepang.
Formasi asli dari KRL ini adalah sebagai berikut.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KuHa MoHa MoHa MoHa MoHa SaHa MoHa MoHa MoHa KuMoHa
Penomoran
1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1000
Kodefikasi CT
M1
M2
M1
Mc2 Tc
M1
M2
M1
CM2
Penggunaan di Indonesia
Indonesia merupakan satu-satunya pengguna kereta ini di luar Jepang. Pada awalnya masingmasing rangkaian akan dioperasikan dengan sepuluh kereta per setnya, namun hanya
dioperasikan dengan formasi delapan kereta per set akibat terbatasnya panjang peron dan
kurangnya daya listrik pada jalur elektrifikasi di Jabodetabek. KRL ini awalnya dioperasikan
untuk layanan kelas Ekonomi AC tujuan Bogor, Bekasi, dan Depok, biasanya KRL ini dan KRL
seri 5000 melayani lintas Bekasi. Setelah penyeragaman layanan KRL (dimana layanan Ekspres
dihapuskan dan layanan Commuter Line yang pada dasarnya sama seperti Ekonomi AC
dijadikan layanan standar untuk KRL di Jabodetabek), KRL ini melayani perjalanan Commuter
Line dengan tujuan Bogor, Bekasi atau Serpong.
Rangkaian
1. 1061F
2. 1081F
3. 1091F
Nomor
1
KuHa
Penomoran
1001
Kodifikasi TC
2
MoHa
1002
M1
3
MoHa
1003
M2
4
MoHa
1004
M1
5
MoHa
1005
Mc2
6
SaHa
1006
Tc
7
MoHa
1009
M1
8
KuMoHa
1000
MC2
Daftar rangkaian[1]
1. 1060F: 1061-1062-1063-1064-1065-1066-1069-1060
2. 1080F: 1081-1082-1083-1084-1085-1086-1089-1080
3. 1090F: 1091-1092-1093-1094-1095-1096-1099-1090
Lebar sepur
1,067 mm (3 ft 6 in)
Kereta rel listrik Tky Metro seri 5000 ( 5000 Tky Chikatetsu 5000-kei?)
adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang dan beroperasi di lintas Jabodetabek. Pada awalnya
hendak dioperasikan masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan
delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya. Kereta ini merupakan
KRL yang hampir sama dengan Ty Rapid seri 1000, karena KRL ini merupakan rekondisi dari
unit ini.[1]
Sejarah rangkaian
KRL ini dibangun pada tahun 1960-an dan dioperasikan oleh Teito Rapid Transit Authority
(TRTA/Eidan Subway, kini Tokyo Metro), di mana pembuatannya dilakukan oleh konsorsium
Tokyu Car Corporation, Nippon Sharyo, Kinki Nippon dan perusahaan pembuat kereta lainnya di
Jepang. Pada awal masa operasionalnya di jalur Tozai, KRL ini belum menggunakan AC, namun
pada periode 1970an-1990an KRL ini dipasangi pendingin udara dan pada tahun 1995 beberapa
set dari KRL ini mengalami modifikasi menjadi KRL seri 1000 milik Ty Rapid Railway (Ty
Kosoku Tetsudo).
Semasa di Jepang, KRL ini dijalankan di jalur Tokyo Metro Tozai dan sering pula meneruskan
perjalanan ke jalur Japan Railway East (JR East) Chuo-Sobu sebagai layanan lokal dan ke jalur
Toyo Rapid Railway sebagai layanan lokal, Rapid (setara dengan layanan ekspres di Indonesia),
Commuter Rapid (layanan ekspres khusus komuter) dan Ty Rapid (layanan ekspres khusus
yang melayani jalur Tozai dan jalur Ty Rapid dalam sekali perjalanan). KRL ini pensiun pada
tahun 2006, dan bersamaan dengan penarikan KRL ini dari jalur Tozai pula KRL Ty Rapid seri
1000 juga pensiun karena KRL ini pada dasarnya adalah modifikasi dari Tky Metro 5000.
Akhirnya sisa rangkaian yang masih utuh diboyong ke Indonesia dan tersisa 2 set di Jepang
dengan rincian 3 kereta dalam 1 set dan dijalankan di jalur Tokyo Metro Chiyoda untuk melayani
perjalanan KA pengumpan jalur cabang antara stasiun Ayase dan stasiun Kita-Ayase
Susunan rangkaian
Rangkaian jalur Tozai dan Toyo Rapid adalah sebagai berikut:
Nomor
1
2
3
4
5
KuHa MoHa MoHa MoHa MoHa
Penomoran
5100 5300 5600 5300 5600
MoHa
Lainnya
5100
Kodifikasi TC
M1
M2
M1
Mc2
6
7
8
9
10
SaHa MoHa MoHa MoHa KuMoHa
5200 5300 5600 5300 5000
SaHa
5900
Tc
M1
M2
M1
MC2
1
KuHa 5900
2
MoHa 5400
3
KuMoHa 5100
Kodifikasi
TC
M1
MC2
Rangkaian
5809F
5816F
5817F
Daftar rangkaian
1. 5809F: 5809-5312-5631-5314-5607-5215-5326-5009 (5215 dan 5326 bertukar tempat
dengan 5675 dan 5313, warna silver dengan strip biru-kuning)
2. 5816F: 5816-5245-5630-5363-5688-5905-5247-5016 (5905 dan 5247 bertukar tempat
dengan 5346 dan 5631, warna silver dengan strip biru-kuning). KRL ini diberi nama
Djoko Vision.
3. 5817F: 5817-5246-5632-5359-5127-5927-5251-5017 (5927 dan 5251 bertukar tempat
dengan 5650 dan 5234, warna silver dengan strip biru-kuning)
Kontroversi[butuh rujukan]
KRL seri ini bersama dengan KRL eks Ty Rapid seri 1000 diketahui sebagai barang hasil
korupsi yang dilakukan oleh Soemino Eko Saputro (mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian).
Pada saat KRL ini tiba di Indonesia, dia mengatakan bahwa KRL seri 1000 dan 5000 adalah
hibah dari Ty Rapid dan Tky Metro, namun kenyataannya KRL ini adalah hasil dari
pembelian secara terselubung oleh Kementerian Perhubungan, dan anehnya KRL ini dibeli dari
tempat pemotongan besi tua (scrapyard), dimana KRL tersebut sebelumnya akan dibesituakan,
namun karena dibeli oleh Kementerian Perhubungan maka KRL ini akhirnya tidak jadi
dibesituakan dan dikapalkan ke Indonesia.
Akibat dari kontroversi ini, publik tidak hanya merasa dibohongi oleh Soemino Eko Saputro,
tetapi dia sendiri pun akhirnya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
dijebloskan ke penjara.
Sistem traksi
Motor generator (MG)
Daya mesin
2.400 kW (rata-rata)
Transmisi
Armature chopper controller
Sistem listrik
1.500 V DC
Metode pengambilan Listrik Aliran Atas (LAA)
arus
dengan pantograf
FS-378, FS-378A, FS-378B,
Bogie
FS-523 dengan pegas udara
Sistem rem
Elektropneumatik regeneratif
Tokyo Metro CS-ATC &
Sistem keselamatan
Odakyu OM-ATS
Lebar sepur
1.067 mm
Kereta rel listrik Tky Metro seri 6000 ( 6000 Tky Chikatetsu 6000-kei?)
adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang yang beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini dibeli
dari perusahaan KRL yakni Tokyo Metro. Saat ini sudah ada 8 set yang didatangkan ke
Indonesia, yaitu 6106F, 6107F, 6112F, 6115F, 6123F, 6125F, dan 6126F, di mana belum lama ini
telah tiba rangkaian 6113F dan 10 unit lainnya. Pada saat percobaan, KRL ini dijalankan dengan
10 gerbong, namun dalam pengoperasiannya hanya berjalan 8 gerbong saja karena terbatasnya
panjang peron dan daya listrik. Semua set di bawah perawatan Dipo Depok.[1]
Set generasi awal (6105F - 6115F, kecuali 6112F) memiliki bentuk sambungan yang unik,
menyerupai jamur, sehingga interior terkesan lebih luas namun tidak kedap. Sementara rangkaian
6112F, 6123F, 6125F, dan 6126F memiliki sambungan tertutup.
Sedangkan rangkaian 6106F (kecuali kereta 6506), 6107F (Hanya 6507 eks 6506), 6111F, dan
6115F memiliki jendela yang mirip dengan rangkaian Tky Metro lainnya namun lebih kecil
(seperti beberapa kereta pada rangkaian 7117F).
Rangkaian 6123F, 6125F - 6127F, 6133F dan 6134F memiliki jendela yang besar, seperti Tky
Metro seri 7000 rangkaian 7121/22/23F.
Kereta 6506 dari rangkaian 6106F bertukar tempat dan bertukar plat nomor dengan kereta 6507
dari rangkaian 6107F, sehingga kereta 6506 sekarang memiliki plat nomor 6507 dan dirangkai
dengan set 6107F. Sedangkan kereta 6507 memiliki plat nomor 6506 dan dirangkai dengan set
6106F.
Set 6105F pada kereta 6305 bertukar dengan 6705 pasca kejadian terbakarnya 6305 antara
Klender - Buaran. Set 6134F mengikuti pola formasi seri 6000 VVVF - GTO yang masih
beroperasi di Jepang (6102F, 6104F, 6108F, 6109F, 6114F, 6116F - 6121F) yang masih
beroperasi di Jepang . Pola formasi tersebut : 6100 - 6300 - 6400 - 6500 - 6700 - 6800 - 6600 6200 - 6900 - 6000. Rangkaian 6107F sebelumnya pernah digunakan sebagai rangkaian khusus
wanita.
KRL Tokyo Metro seri 6000 masih menggunakan warna kursi bawaan dari Jepang. Untuk 6105
berwarna coklat, 6106 - 6125, 6127, dan 6133 berwarna pink, 6126 dan 6134 berwarna merah.
Tempat duduk prioritas berwarna biru.
Semua KRL Tokyo Metro seri 6000 bersistem kelistrikan Chopper.
Karena kesulitan suku cadang, KRL set 6112F dan 6113F tidak dioperasikan.
Susunan rangkaian
Rangkaian seri 6000 disusun dengan formasi asli sebagai berikut.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KuHa SaHa MoHa MoHa SaHa SaHa MoHa MoHa MoHa KuMoHa
Penomoran
6100 6200 6300 6400 6500 6600 6700 6800 6900 6000
Kodifikasi TC
T
M1
M2
Tc1
Tc2
M1
M2
M1
MC2
Kereta 3, 7, dan 9 adalah kereta berpantograf.
Selain itu, terdapat juga formasi 3 kereta untuk lintas cabang yang susunannya sebagai berikut,
dengan kereta 1 dan 2 adalah kereta berpantograf.
Nomor
Penomoran
Kodefikasi
1
KuHa 6000-1
TC
2
MoHa 6000-2
M1
3
KuMoHa 6000-3
MC2
Di Indonesia, seri 6000 dioperasikan dengan melepas satu kereta M1 dan satu kereta M2. Pada
rangkaian 6112F dan 6126F, yang dilepas adalah kereta 7 dan 8 sehingga formasinya menjadi
seperti berikut ini.
Nomor
1
KuHa
Penomoran
6100
Kodifikasi TC
2
SaHa
6200
T
3
MoHa
6300
M1
4
MoHa
6400
M2
5
SaHa
6500
Tc1
6
SaHa
6600
Tc2
7
MoHa
6900
M1
8
KuMoHa
6000
MC2
Pada rangkaian 6106F dan 6115F, kereta yang dilepas adalah kereta 8 dan 9 dikarenakan
perbedaan bentuk persambungan. Bila kereta 7 dan 8 yang dilepas, maka akan terjadi
ketidakcocokan persambungan antara kereta 6 dan 9 karena sambungan 8-9 memiliki bentuk
tertutup tanpa jendela, dan sambungan 7-8 memiliki bentuk jamur. Sambungan 7-8 dan 9-10
sendiri memiliki bentuk jamur.
Rangkaian ini sendiri memiliki model persambungan berbentuk jamur pada kereta 1-2, 3-4, 4-5,
6-7, 7-8 dan 9-10, sementara persambungan kereta 2-3 dan 8-9 memiliki bentuk tertutup tanpa
jendela. Sehingga formasi pada kedua rangkaian tersebut menjadi seperti berikut ini.
Nomor
1
KuHa
Penomoran
6100
Kodifikasi TC
Rangkaian
6105F
6106F
6107F
6111F
6112F*
6113F*
6115F
6123F
6125F
2
SaHa
6200
T
3
MoHa
6300
M1
4
MoHa
6400
M2
5
SaHa
6500
Tc1
6
SaHa
6600
Tc2
7
MoHa
6700
M1
8
KuMoHa
6000
MC2
6126F
6127F
6133F
6134F
Catatan: Rangkaian 6000-12F dan 13F tidak beroperasi karena kesulitan suku cadang,
kemungkinan akan dikirim ke Stasiun Cikaum.
Daftar rangkaian
1. 05F/6105F: 6105-6205-6305-6405-6505-6605-6905-6005 (6705-6805 dilepas, warna
merah-putih-kuning dengan teralis hitam). Set ini sudah menggunakan penomoran baru
dengan urutan K1 1 13 41 (6105) sampai K1 1 13 50 (6005). Catatan: 6305 bertukar
tempat dengan 6705 pasca kejadian terbakarnya 6305 antara Klender-Buaran, sehingga
formasi berubah menjadi: 6105-6205-6705-6405-6505-6605-6905-6005.
2. 06F/6106F: 6106-6206-6306-6406-6507-6606-6706-6006 (6806-6906 dilepas, 6506
bertukar tempat dengan 6507, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam). Set ini
sudah menggunakan penomoran baru dengan urutan K1 1 12 61 (6106) sampai K1 1 12
70 (6006).
3. 07F/6107F: 6107-6207-6307-6407-6506-6607-6907-6007 (6707-6807 dilepas, 6507
bertukar tempat dengan 6506, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam). Set ini
sudah menggunakan penomoran baru dengan urutan K1 1 12 81 (6107) sampai K1 1 12
90 (6007).
4. 11F/6111F: 6111-6211-6311-6411-6511-6611-6911-6011 (6711-6811 dilepas, warna
merah-putih-kuning dengan teralis hitam). Set ini sudah menggunakan penomoran baru
dengan urutan K1 1 13 01 (6111) sampai K1 1 13 10 (6011).
5. 12F/6112F: 6112-6212-6312-6412-6512-6612-6912-6012 (6712-6812 dilepas, warna
merah-putih-kuning dengan teralis hitam), tidak beroperasi.
6. 13F/6113F: 6113-6213-6313-6413-6513-6613-6713-6013 (6713-6813 dilepas, warna
merah-putih-kuning dengan teralis hitam), tidak beroperasi.
7. 15F/6115F: 6115-6215-6315-6415-6515-6615-6715-6015 (6815-6915 dilepas, warna
merah-putih-kuning dengan teralis hitam). Set ini sudah menggunakan penomoran baru
dengan urutan K1 1 11 31 (6115) sampai K1 1 11 40 (6015).
Galeri
seri 6000 semasa masih beroperasi di Jepang
Beroperasi?
2010sekarang
Kawasaki Heavy Industries,
Perusahaan yang
Nippon Shary, Tokyu Car
memproduksi
Corporation
Tahun pembuatan
19741990
10 kereta per rangkaian
Formasi
(operasional 8 kereta)
Nomor armada
4 set
Kapasitas
1.136 penumpang (rata-rata)
Tokyo Metro
Operator
PT KAI Commuter
Jabodetabek
Tokyo Metro
Jalur
KA Commuter Jabodetabek
Data teknis
Bodi gerbong
Alumunium alloy
Panjang gerbong
20.000 mm (20 m)
Lebar
Tinggi
Pintu
Kecepatan
maksimum
Berat
Percepatan
2.800 mm (2,8 m)
4.145 mm (4,15 m)
4 pintu di setiap sisi
100 km/jam
Rangkaian
7117F
7121F
7122F
7123F
Nomor
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
KuHa SaHa MoHa MoHa SaHa SaHa MoHa MoHa MoHa KuMoHa
Penomoran
7100 7200 7300 7400 7500 7600 7700 7800 7900 7000
Kodifikasi TC
M1
M2
Tc1
Tc2
M1
M2
M1
MC2
Daftar rangkaian
Nomor
8
KuHa
Penomoran
7100
Kodefikasi TC
7
SaHa
7200
T
6
MoHa
7300
M1
5
MoHa
7400
M2
4
SaHa
7500
Tc1
3
SaHa
7600
Tc2
2
MoHa
7900
M1
1
KuMoHa
7000
MC2
Kecelakaan
Pada hari Senin tanggal 9 Desember 2013, rangkaian 7121F mengalami tabrakan dengan
truk pengangkut bahan bakar di pintu perlintasan Pondok Betung, Jakarta Selatan pada
tanggal 9 Desember 2013. Akibat kecelakaan tersebut, kereta 7121 (K1 1 10 11)
mengalami kerusakan berat pada struktur badan kereta, yang sebagian besat terbuat dari
bahan alumunium, sedangkan kereta 7221 (K1 1 10 12) mengalami kerusakan ringan dan
salah satu ujung panjang badan kereta meleleh sedikit, sehingga kemungkinan rangkaian
ini tidak dapat dioperasikan kembali. Bagian kabin masinis di kereta 7121 (K1 1 10 11)
penyok dan meleleh akibat benturan dan kobaran api yang berasal dari truk pengangkut
bahan bakar setelah kejadian.
Sejarah
KRL ini adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang tahun 1965 yang beroperasi di lintas
Jabodetabek. KRL ini pernah menjadi KRL dengan populasi terbanyak di Jepang, dan masih
merupakan rekor selama ini. KRL ini berteknologi rheostat, yaitu teknologi yang saat itu masih
umum, karena belum ada teknologi Chopper serta VVVF-GTO ataupun VVVF- IGBT.
Tahun 2000-an awal, pada saat itu tiba KRL AC pertama kali dari Jepang, dan KRL Express AC
ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, setelah sebelumnya KRL non-AC banyak
yang mulai menurun kondisinya dan lekat dengan kondisi yang buruk, seperti banyaknya
penumpang di atap. Setelah kedatangan KRL Toei seri 6000, PT Kereta Api Indonesia (Persero)
yang sedang membutuhkan lebih banyak KRL AC pun mengimpor KRL ini dari JR East,
tepatnya pada tahun 2004, sebanyak 16 gerbong dengan 4 gerbong per satu setnya. KRL JR 103
merupakan KRL tertua yang dimiliki Jepang (pada saat itu) pertama kali dibuat pada tahun 1965,
sehingga pembelian KRL ini tidak banyak, karena terlalu kuno dan tidak efisien jika membeli
KRL berbodi Mild Steel, sehingga berikutnya KRL yang dibeli adalah seri Tokyu. Pada masa
dinasnya, sudah beberapa kali JR 103 mengalami perubahan secara fisik.
Indonesia membeli kereta ini untuk melayani beberapa rute Jabotabek. Mulanya pada tahun 2004
digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres, juga di jalur Tangerang
sebagai Benteng Ekspres. Namun, akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan
unit Tky seri 8000 saat itu yang memiliki 8 gerbong mulai tahun 2005, lalu KRL ini pun
difungsikan sepenuhnya di rute Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak.
Selain itu, KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan sempat dioperasikan untuk layanan
Ekonomi AC Depok untuk rangkaian kaca tinggi dengan 2 set digabung menjadi satu, dan
rangkaian kaca rendah beroperasi sebagai KRL Ekspres di jalur Tangerang dengan stamformasi 1
set. KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu
rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek, meskipun kenyataannya KRL ini tidak
sedingin dulu lagi saat pertama datang, bahkan seringkali panas, dan dinginnya KRL ini masih
kalah dari banyak jenis KRL, seperti JR seri 205. Usia KRL yang tua juga membuat rangkaian
ini kadang bermasalah, seperti AC panas atau kereta yang mogok.
Namun saat ini 1 rangkaian terdiri dari 2 set KRL sehingga 1 rangkaian terdapat 8 gerbong. KRL
ini pernah beroperasi di semua jalur di Jabodetabek. (Bogor, Bekasi, Serpong, Tangerang)
KRL ini mengalami berbagai perubahan warna. Pertama, adalah warna bawaan dari JR East, lalu
orange-kuning, biru tua-biru muda, skema warna "JR Central" (putih dengan garis orange dan
hijau), lalu skema warna KCJ dengan logo PT KAI.
Saat ini, karena kesulitan suku cadang, rangkaian E20 dan E27 tidak bisa dioperasikan, sehingga
kereta yang tersisa hanya 2 set, dan kini hanya 1 set gabungan yang beroperasi, yaitu rangkaian
E21 dan E22. (1 kaca rendah dan 1 kaca tinggi) Saat ini rangkaian ini beroperasi di semua lintas
Jabodetabek maupun sebagai KRL feeder, dan lintasan yang dilaluinya dapat berubah-ubah
sesuai kebutuhan yang ada.
Daftar rangkaian
Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:[1]
1
KuHa 103
TC1
2
MoHa 103
M1
3
MoHa 102
M2
4
KuHa 103
TC2
Di lain pihak, formasi rangkaian seri 103-105F dan 103-153F adalah sebagai berikut.
Nomor
Penomoran
Kodifikasi
1
KuMoHa 103
MC1
2
MoHa 102
M2
3
SaHa 103
T
4
KuHa 103
TC
19821986
Tahun
dinas/operasi
19822011
Jumlah sudah
diproduksi
Formasi
Nomor armada
5158, 6169
Kapasitas
Operator
JNR (19821987)
JR East (19872011)
PT KAI Commuter
Jabodetabek (2011
sekarang)
PNR (2011-sekarang)
Dipo
Matsudo, Depok
(Indonesia), Tutuban
(Filipina)
Jalur
KA Commuter Jabodetabek
Data teknis
Bodi gerbong
Aluminium
2.800 mm (2,8 m)
Tinggi
4.086 mm (4,086 m)
Pintu
Kecepatan
maksimum
100 km/jam
Percepatan
3,3 km/jam/sekon
Perlambatan
3,3 km/jam/sekon
(normal), 4,7
km/jam/sekon (darurat)
Sistem traksi
Daya mesin
150 kW
Transmisi
Chopper
Sistem listrik
1.500 V DC
Metode
pengambilan
arus
Bogie
Sistem rem
Elektropneumatik
Sistem
keselamatan
Lebar sepur
1,067 mm (3 ft 6 in)
Kereta rel listrik JR East seri 203 ( 203 Kokutetsu 203-kei densha?) adalah jenis
KRL yang diperkenalkan tahun 1982 oleh Japanese National Railways (JNR) lalu dioperasikan
oleh East Japan Railway Company (JR East) di Jalur Joban dan terusannya yaitu Jalur Tokyo
Metro Chiyoda. KRL ini tidak beroperasi di jalur Odakyu karena ketidakcocokan sistem
keamanan. KRL ini akhirnya beroperasi di lintas Jabodetabek.[1]
Pada akhir Juli 2011, sebanyak 5 set JR 203 (MaTo 51, 52, 66, 68, 69) dikirim ke Indonesia dan
4 set (MaTo 53, 54, 55, 67) ke Filipina melalui pelabuhan Niigata. KRL ini dihibahkan oleh JR
East karena sudah tidak dioperasikan lagi.
Daftar isi
1 Susunan Rangkaian
2 Daftar rangkaian
2.1 Indonesia
2.2 Filipina
3 Galeri
4 Referensi
5 Pranala luar
Susunan Rangkaian
Rangkaian JR 203 disusun dengan formasi asli (10 kereta per set) sebagai berikut.
Nomor
10
MoHa
203
SaHa MoHa
203
202
MoHa
203
SaHa MoHa
203
202
MoHa
203
KuHa
203
Kodifika
TC2
si
M1
M1
M1
TC1
M2
M2
M2
Penomor KuHa
an
202
MoHa
202
MoHa
203
SaHa
203
SaHa
203
MoHa
202
MoHa
203
KuHa
203
Untuk rangkaian yang tiba di Filipina, Philippine National Railways menjalankan KRL ini
dengan ditarik oleh lokomotif mengingat belum tersedianya jaringan listrik aliran atas pada lintas
Tutuban-Bicol tempat KRL ini dioperasikan. Sistem kelistrikan dengan genset dipasang pada
kereta ujung (KuHa 203) untuk fungsi penerangan dan pendingin udara.
Daftar rangkaian
Indonesia
1. MaTo 51/203-51F: 202-1 - 202-3 - 203-3 - 202-117 - 203-117 - 203-2 - 203-1 202-1 - 203-1 - 203-1[catatan 1]
2. MaTo 52/203-52F: 202-2 - 202-6 - 203-6 - 203-4 - 203-3 - 202-4 - 203-4 - 2032
3. MaTo 66/203-66F: 202-106 - 202-118 - 203-118 - 203-112 - 203-111 - 202-116
- 203-116 - 203-106
4. MaTo 68/203-68F: 202-108 - 202-124 - 203-124 - 203-116 - 203-115 - 202-122
- 203-122 - 203-108
1.
Filipina
1. MaTo 53/203-53F: 202-3 - 202-9 - 203-9 - 202-6 - 203-8 - 203-8 - 203-5 - 2027 - 203-7 - 203-3
2. MaTo 54/203-54F: 202-4 - 202-12 - 203-12 - 202-8 - 203-11 - 203-11 - 203-7 202-10 - 203-10 - 203-4
3. MaTo 55/203-55F: 202-5 - 202-15 - 203-15 - 203-10 - 202-14 - 203-14 - 203-9
- 202-13 - 203-13 - 203-5
4. MaTo 67/203-67F: 202-107 - 202-121 - 203-121 - 203-114 - 202-120 - 203-120
- 203-113 - 202-119 - 203-119 - 203-107[butuh rujukan]
Galeri
Interior
Set 69 di Citayam
Beroperasi?
19851987 (JNR),
1987 sekarang (JR
East, JR West),
2013 sekarang (KRL
Jabodetabek)
Perusahaan yang
memproduksi
Kawasaki Heavy
Industries, Nippon
Sharyo, Hitachi, Kinki
Nippon Car
Corporation, Tokyu
Car Corporation, dan
JR East funa Works
Tahun pembuatan
1984-1991
Jumlah sudah
diproduksi
1.461 unit
Formasi
2, 3, 4, 6, 8, atau 10
kereta per rangkaian
(Jepang), 8 dan 10
kereta per rangkaian
(Indonesia)
Nomor armada
Operator
JNR
JR East
JR West
Fuji Kyuko
PT KAI Commuter
Jabodetabek
Dipo
Miyagino, Nakahara,
Keiy, Kawagoe,
Kzu, Kamakura,
Hineno, Miyahara,
Depok
Jalur
Bodi gerbong
Stainless steel
Panjang gerbong
20.000 mm (20 m)
Lebar
2.800-2.870 mm
(2,8-2,87 m)
Tinggi
4.086-4.140 mm
(4,086-4,14 m)
Pintu
Berat
Percepatan
3,5 km/jam/sekon
Perlambatan
3,5 km/jam/sekon
(normal), 4,7
km/jam/sekon
(darurat)
Sistem traksi
Sistem listrik
1.500 V DC
Sistem rem
Pengereman
elektropneumatik
regeneratif dengan
kendali elektronik
Sistem keselamatan
Perangkai model
Sistem
Shibata, adaptasi
perangkaian/penggan
dari sistem perangkai
dengan
Scharfenberg
Lebar sepur
1,067 mm (3 ft 6 in)
Kereta rel listrik JR East seri 205 ( 205 Kokutetsu 205-kei densha?) adalah jenis
KRL yang diperkenalkan tahun 1985 oleh JNR dan pasca privatisasi KRL seri ini dioperasikan
oleh East Japan Railway Company dan West Japan Railway Company. KRL ini beroperasi di
berbagai jalur yang ada di Jepang dan kini beroperasi di lintas Jabodetabek.
Pada bulan November 2013, sebanyak 50 dari 180 unit KRL seri 205 pesanan PT KAI
Commuter Jabodetabek telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta yang dikirim melalui
pelabuhan Niigata. KRL ini dioperasikan di jalur komuter Jabodetabek untuk menambah jumlah
perjalanan, dan menggantikan unit-unit KRL yang memiliki masalah dalam pendinginan
ruangan. KRL yang tiba di Indonesia adalah tipe 205-0 yang dulunya pernah beroperasi di jalur
Saiky serta Yokohama dan memiliki unit kereta dengan 6 pintu pada setiap sisinya, selain unit
kereta standar dengan 4 pintu pada setiap sisinya.[1]
Mulai bulan Mei 2014, 176 unit (22 set) dari jalur Yokohama dengan 8 gerbong per set dikirim
ke Jakarta, 4 rangkaian pertama telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada 12 Juli 2014[2]. Dan
pada tahun 2015 ini, akan didatangkan 120 unit dari jalur Nambu, dengan susunan rangkaian 6
kereta per set[3].
Sejarah Kedatangan
Disaat PT KAI Commuter Jabodetabek sedang membutuhkan lebih banyak armada KRL, PT
KCJ memilih KRL ini dari JR East untuk dikirim ke Indonesia. Harga KRL ini Rp.1 Milyar/unit
keretanya (Rp.10 Milyar untuk 10 gerbong, Rp.8 Milyar untuk 8 gerbong). KRL ini ditujukan
untuk menggantikan beberapa unit KRL yang AC-nya bermasalah dan akan diperbaiki, juga
menambah armada. KRL ini juga memiliki AC yang cukup dingin, jika tidak bermasalah. Saat
ini, KRL ini merupakan KRL eks-Jepang tercanggih di Indonesia. Keistimewaan KRL ini adalah,
dalam beberapa rangkaian, terdapat gerbong dengan 6 pintu di 1 sisi (12 pintu total), dengan
tempat duduk yang lebih sedikit, sehingga dapat memuat lebih banyak dan lebih lega.
Saat ini, KRL-KRL tersebut beroperasi di seluruh lintas Jabodetabek. Total keseluruhan KRL ini
adalah 40 set, dengan 16 set KRL 10 gerbong dan 24 set KRL 8 gerbong, melampaui rekor KRL
terbanyak sebelumnya yaitu KRL Tokyo Metro 6000 (13 set, 11 set beroperasi, 2 set mangkrak).
KRL 10 gerbong hanya dioperasikan di jalur Jakarta Kota-Bogor, karena hanya jalur itu yang
mendukung pengoperasian rangkaian 10 gerbong, sementara untuk jalur lain masih menyusul,
sehingga di jalur selain jalur Jakarta Kota-Bogor dioperasikan dengan menggunakan 8 gerbong
per setnya.
Susunan Rangkaian
Rangkaian JR 205-0 dari Jalur Saiky memiliki formasi asli sebagai berikut.
Nomor
10
MoHa
205
MoHa
204
MoHa
205
MoHa
204
MoHa
205
KuHa
205
Kodifika
TC2
si
M1
M2
M1
M2
M1
TC1
TN2
TN1
M2
Khusus HaE 31 (205-17F) dan HaE 7 (205-95F), TN2 (204-22 untuk HaE 31 dan 204-39 untuk
HaE 7) dan TN1 (204-23 untuk HaE 31 dan 204-38 untuk HaE 7) dilepas sehingga susunan
rangkaian berubah menjadi susunan di bawah ini.
Nomor
Penomor KuHa
an
204
MoHa
204
MoHa
205
MoHa
204
MoHa
205
MoHa
204
MoHa
205
KuHa
205
Kodifikas
TC2
i
M2
M1
M2
M1
M2
M1
TC1
Untuk rangkaian JR 205-0 yang datang dari jalur Yokohama dengan 8 kereta per set susunannya
adalah sebagai berikut.
Nomor
Penomor KuHa
an
204
SaHa
204
MoHa
204
MoHa
205
SaHa
205
MoHa
204
MoHa
205
KuHa
205
Kodifikas
TC2
i
TN1
M2
M1
M2
M1
TC1
Kecuali pada rangkaian KuRa H28 ex KeYo M66 (205-15F), rangkaian disusun seperti berikut.
Nomor
Penomor KuHa
an
204
SaHa
205
MoHa
204
MoHa
205
SaHa
205
MoHa
204
MoHa
205
KuHa
205
Kodifikas
TC2
i
M2
M1
M2
M1
TC1
Di Indonesia, KRL ini akan dioperasikan seperti halnya di lintas asalnya, yaitu 10 unit kereta per
set untuk rangkaian asal jalur Saiky dan untuk rangkaian yang datang dari lintas Yokohama
serta HaE 7 dan 31 asal jalur Saiky menggunakan 8 kereta per set.
Unit TN2 dan TN1 adalah unit-unit yang memiliki 6 pintu di setiap sisinya dan ruang yang lebih
luas untuk penumpang berdiri, sedangkan unit kereta 5, 7 dan 9 adalah kereta berpantograf jenis
PS-21. Di lain pihak, rangkaian yang datang dari Yokohama menggunakan jenis pantograf
lengan tunggal (single arm) jenis PS-33 pada unit kereta 4 dan 7.
Daftar rangkaian yang telah berada di Indonesia
Rangkaian Asal Jalur Saiky
9. HaE 20/205-128F: KuHa 204-128 - SaHa 204-10 - SaHa 204-5 - MoHa 204-352
- MoHa 205-352 - MoHa 204-351 - MoHa 205-351 - MoHa 204-350 - MoHa
205-350 - KuHa 205-128. Set ini telah menggunakan penomoran baru K1 1 14
51 (205-128) sampai dengan K1 1 14 60 (204-128).
10.HaE 22/205-141F: KuHa 204-141 - SaHa 204-37 - SaHa 204-45 - MoHa 204382 - MoHa 205-382 - MoHa 204-381 - MoHa 205-381 - MoHa 204-380 - MoHa
205-380 - KuHa 205-141. Set ini telah menggunakan penomoran baru K1 1 14
111 (205-141) sampai K1 1 14 120 (204-141).
11.HaE 23/205-142F: KuHa 204-142 - SaHa 204-40 - SaHa 204-12 - MoHa 204385 - MoHa 205-385 - MoHa 204-384 - MoHa 205-384 - MoHa 204-383 - MoHa
205-383 - KuHa 205-142. Set ini telah menggunakan penomoran baru K1 1 14
121 (205-142) sampai K1 1 14 130 (204-142). Set ini memiliki 2 unit layar
LCD pada seluruh kereta kecuali di kereta 6 pintu yang disebut "Commuter
Information System".
12.HaE 24/205-143F: KuHa 204-143 - SaHa 204-47 - SaHa 204-41 - MoHa 204277 - MoHa 205-277 - MoHa 204-387 - MoHa 205-387 - MoHa 204-386 - MoHa
205-388 - KuHa 205-143. Set ini telah menggunakan penomoran baru K1 1 14
31 (205-143) sampai dengan K1 1 14 40 (204-143).
13.HaE 25/205-144F: KuHa 204-144 - SaHa 204-49 - SaHa 204-13 - MoHa 204391 - MoHa 205-391 - MoHa 204-390 - MoHa 205-390 - MoHa 204-389 - MoHa
205-389 - KuHa 205-144. Set ini telah menggunakan penomoran baru K1 1 14
01 (205-144) sampai dengan K1 1 14 10 (204-144).
1. HaE 31/205-17F: KuHa 204-17 - MoHa 204-51 - MoHa 205-51 - MoHa 204-50 MoHa 205-50 - MoHa 204-49 - MoHa 205-49 - KuHa 205-17. Set ini telah
menggunakan penomoran baru K1 1 14 71 (205-17) sampai dengan K1 1 14
80 (204-17). SaHa 204-23 (K1 1 14 79) dan SaHa 204-22 (K1 1 14 78) dilepas
karena gangguan teknis akibat tertimpa kabel listrik aliran atas di Stasiun
Jakarta Kota. Rangkaian ini merupakan eks ToU 17 yang pernah beroperasi di
jalur Yamanote.
2. HaE 7/205-95F: KuHa 204-95 - MoHa 204-257 - MoHa 205-257 - MoHa 204256 - MoHa 205-256 - MoHa 204-255 - MoHa 205-255 - KuHa 205-95. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 91 (205-95) sampai K1 1 14
100 (204-95). SaHa 204-39 (K1 1 14 98) dan SaHa 204-38 (K1 1 14 99)
dilepas.
Rangkaian Asal Jalur Yokohama
8. KuRa H11/205-71F: KuHa 204-71 - SaHa 204-111 - MoHa 204-201 - MoHa 205201 - SaHa 205-131 - MoHa 204-200 - MoHa 205-200 - KuHa 205-71
9. KuRa H12/205-72F: KuHa 204-72 - SaHa 204-112 - MoHa 204-204 - MoHa 205204 - SaHa 205-132 - MoHa 204-203 - MoHa 205-203 - KuHa 205-72. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 223 (205-72) sampai K1 1 14
230 (204-72).
10.KuRa H13/205-73F: KuHa 204-73 - SaHa 204-113 - MoHa 204-206 - MoHa 205206 - SaHa 205-133 - MoHa 204-205 - MoHa 205-205 - KuHa 205-73. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 207 (205-73) sampai K1 1 14
214 (204-73).
11.KuRa H14/205-74F: KuHa 204-74 - SaHa 204-114 - MoHa 204-208 - MoHa 205208 - SaHa 205-134 - MoHa 204-207 - MoHa 205-207 - KuHa 205-74. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 239 (205-74) sampai K1 1 14
246 (204-74).
12.KuRa H15/205-75F: KuHa 204-75 - SaHa 204-115 - MoHa 204-210 - MoHa 205210 - SaHa 205-135 - MoHa 204-209 - MoHa 205-209 - KuHa 205-75
13.KuRa H17/205-77F: KuHa 204-77 - SaHa 204-117 - MoHa 204-214 - MoHa 205214 - SaHa 205-137 - MoHa 204-213 - MoHa 205-213 - KuHa 205-77. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 303 (205-77) sampai K1 1 14
310 (204-77).
14.KuRa H18/205-78F: KuHa 204-78 - SaHa 204-118 - MoHa 204-216 - MoHa 205216 - SaHa 205-138 - MoHa 204-215 - MoHa 205-215 - KuHa 205-78
15.KuRa H19/205-79F: KuHa 204-79 - SaHa 204-119 - MoHa 204-218 - MoHa 205218 - SaHa 205-139 - MoHa 204-217 - MoHa 205-217 - KuHa 205-79. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 287 (205-79) sampai K1 1 14
294 (204-79).
16.KuRa H21/205-81F: KuHa 204-81 - SaHa 204-121 - MoHa 204-222 - MoHa 205222 - SaHa 205-141 - MoHa 204-221 - MoHa 205-221 - KuHa 205-81. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 175 (205-81) sampai K1 1 14
182 (204-81).
17.KuRa H22/205-82F: KuHa 204-82 - SaHa 204-122 - MoHa 204-224 - MoHa 205224 - SaHa 205-142 - MoHa 204-223 - MoHa 205-223 - KuHa 205-82. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 255 (205-82) sampai K1 1 14
262 (204-82).
18.KuRa H23/205-83F: KuHa 204-83 - SaHa 204-123 - MoHa 204-226 - MoHa 205226 - SaHa 205-143 - MoHa 204-225 - MoHa 205-225 - KuHa 205-83. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 215 (204-83) sampai K1 1 14
222 (205-83).
19.KuRa H24/205-84F: KuHa 204-84 - SaHa 204-124 - MoHa 204-228 - MoHa 205228 - SaHa 205-144 - MoHa 204-227 - MoHa 205-227 - KuHa 205-84. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 167 (205-84) sampai K1 1 14
174 (204-84).
20.KuRa H25/205-85F: KuHa 204-85 - SaHa 204-125 - MoHa 204-230 - MoHa 205230 - SaHa 205-145 - MoHa 204-229 - MoHa 205-229 - KuHa 205-85. Set ini
telah menggunakan penomoran baru K1 1 14 131 (205-85) sampai K1 1 14
138 (204-85).
21.KuRa H27/205-30F: KuHa 204-30 - SaHa 204-30 - MoHa 204-90 - MoHa 205-90
- SaHa 205-59 - MoHa 204-88 - MoHa 205-88 - KuHa 205-30. Set ini telah
menggunakan penomoran baru K1 1 14 311 (205-30) sampai K1 1 14 318
(204-30).
Kapasitas
Operator
Data teknis
Bodi gerbong
Panjang gerbong
Lebar
Tinggi
Pintu
Kecepatan maksimum
Percepatan
Perlambatan
Sistem traksi
Transmisi
Sistem listrik
Metode pengambilan arus
Bogie
Sistem rem
Sistem keselamatan
Sistem
perangkaian/penggandengan
Lebar sepur
Stainless steel
20.000 mm
2.990 mm
3.820 mm
3 pintu di setiap sisi
100 km/jam
3,3 km/jam/sekon
3,3 km/jam/sekon
MJA 280-3
VVVF-IGBT
1.500 volt, arus
searah
Listrik Aliran Atas
(LAA) dengan
pantograf
Bolsterless tipe MB409
Pneumatik
TMS
Tipe AAR No. 10A
1,067 mm (3 ft 6 in)
Kereta Rel Listrik i9000 atau yang lebih dikenal sebagai KRL Inka-Bombardier atau KRL
KfW adalah kereta rel listrik (KRL) AC produksi PT Inka, Madiun yang beroperasi di lintas
Jabodetabek. KRL ini dibeli oleh Kementerian Perhubungan Indonesia (Kemenhub) sejumlah 40
unit, dan disponsori oleh bank milik Pemerintah Federal Jerman, yakni "Kreditanstalt fr
Wiederaufbau" (KfW), yang namanya diidentikkan dengan KRL jenis ini.[1] Inka menggandeng
Bombardier membangun KRL ini dan rampung pada tahun 2011. Total 40 unit (10 rangkaian)
berformasi 4 kereta mulai diboyong dari pabriknya, Madiun ke Jakarta dan melalui serangkaian
ujicoba untuk melihat performa dan kehandalannya.
Maka, mulai awal tahun 2013, KRL dengan bentuk mirip dengan KRL-I ini menjalani ujicoba
operasi sebelum berlanjut untuk dioperasikan saat ini.
Teknis
Karena hanya berformasi 4 kereta per rangkaiannya, 2 trainset (TS) akhirnya digabung menjadi
satu sehingga menjadi 8 unit per rangkaiannya. Rangkaian pertama beroperasi adalah gabungan
TS1+TS2 dan TS9+TS10 pada tanggal 19 Februari 2013, disusul TS3+TS4 dan TS5+TS6 pada
tanggal 7 Maret 2013, serta TS7+TS8 pada tanggal 27 Maret 2013. KRL ini juga sempat
dioperasikan dengan rangkaian set tunggal (1 TS), untuk KRL feeder sebelum dioperasikan
bergabung 2 TS untuk memenuhi formasi 8 kereta dalam 1 rangkaian.
Pada awal ujicoba operasi, KRL ini hanya berdinas di lintas Duri-Tangerang, Tanahabang-Maja,
serta feeder lintas Kampung Bandan-Jakarta Kota dan Manggarai-Tanahabang-Kampung
Bandan-Jakarta Kota, semua pp. Namun kini beroperasi juga di lintas lainnya di Jabodetabek.
Daftar rangkaian[1]
1. TS1: K3 1 11 01 - K3 1 11 02 - K3 1 11 03 - K3 1 11 04
2. TS2: K3 1 11 05 - K3 1 11 06 - K3 1 11 07 - K3 1 11 08
3. TS3: K3 1 11 09 - K3 1 11 10 - K3 1 11 11 - K3 1 11 12
4. TS4: K3 1 11 13 - K3 1 11 14 - K3 1 11 15 - K3 1 11 16
5. TS5: K3 1 11 17 - K3 1 11 18 - K3 1 11 19 - K3 1 11 20
6. TS6: K3 1 11 21 - K3 1 11 22 - K3 1 11 23 - K3 1 11 24
7. TS7: K3 1 11 25 - K3 1 11 26 - K3 1 11 27 - K3 1 11 28
8. TS8: K3 1 11 29 - K3 1 11 30 - K3 1 11 31 - K3 1 11 32
9. TS9: K3 1 11 33 - K3 1 11 34 - K3 1 11 35 - K3 1 11 36
10. TS10: K3 1 11 37 - K3 1 11 38 - K3 1 11 39 - K3 1 11 40