1. Pemotongan climbing
Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah
putaran alat potong ( Cutter ) searah
dengan arah gerakan pemakanan benda
kerja ( Feeding ).
2. Pemotongan conventional
Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah
putaran alat potong ( Cutter )
berlawanan arah dengan arah geraka
pemakanan benda kerja ( Feeding ).
Untuk membuat bentukan tersebut diperlukan dividing head, dividing head akan
dihubungkan dengan pergerakan meja pada mesin milling dengan menggunakan
transmisi roda – roda gigi ( gear box ), sehingga dapat digunakan untuk pembuatan
spiral tersebut.
Alat potong yang digunakan ada beberapa macam, tergantung dari bentuk alur yang
diinginkan, misalnya single lip, prisma cutter, modul cutter dll.
Perhitungan
Untuk membuat alur yang berbentuk spiral, maka ada kalanya cutter milling harus
dipasang menyudut (α) terhadap benda kerja
8
Dari gambar diatas dapat diambil rumus untuk mencari sudut kemiringan cutter (α)
tan α = P2/( π x d )
Gambar diatas menunjukkan bagaimana benda kerja memperoleh dua jenis gerakan :
Sumber gerakan dari proses ini adalah Lead Screw mesin, bukan dari dividing head
Sumbu
• Setting mesin mesin menggunakan Spindel
Vertikal
Kepala Pembagi
Sumbu Horizontal.
• Sesuakan kemiringan kepala pembagi hingga kedua senter bertemu pada kedua
titik senter.
• Kuatkan baut pencekam (T-slot) pada kepala pembagi.
• Siapkan lathe Dog dan Pasang ke center tetap kepala pembagi bserta benda kerja
sehingga pencekaman yang terjadi adalah Center to center.
• Kuatkan baut inbus 6 pada lathe dog dengan kunci L.6 kemudian kuatkan baut
pencekam (T-slot) pada kepala lepas.
Benda Kerja Lathe Dog
Pemegang Collet
Vertikal
• Gunakan Pemegang Collet Vertikal untuk menahan benda pada saat proses
pemotongan.
• Setelah proses pencekaman selesai, lakukan penyettingan Roda Gigi sesuai
Perhitungan Yaitu z1=100 ; z2=90 ; z3=80 ; dan
z4=100.
• Selanjutnya memiringkan Meja sebesar
kemiringan Heliks Benda kerja yaitu 19°20’. Tetapi 20° Skala pada
mesin
12
z2
z3
z4
z1
Y Benda kerja
90°
Cutter
X 180° 0°
adaptor
270°
1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat
potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2. Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di
bagi menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel table
c. Compound table
3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang
lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin
milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :
4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang
digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
b. Transmisi feeding
19
b. Transmisi v – blet
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini
terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang.
Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol
yaitu :
a. Mekanik
b. Electric
1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )
20
mesin
21
Digunakan
Digunakan
untuk membuka
untuk mengukur
Obeng dan Jangka
dimensi luar
minus mengencangkan sorong
dan dalam
baut kepala
benda kerja
minus
Untuk
Untuk
penerangan
membuka dan
pada proses
Univers mengencangkan Lampu
pencarian titik
al Key baut dan mur senter
nol cutter
dengan ukuran
terhadap benda
beragam
kerja
Digunakan Pelumasan dan
untuk membuka pelindung
Kunci L
dan permukaan
(Allen Oli Can
mengencangkan mesin pada saat
Key)
baut inbus segi tidak digunakan
6 lagi
Digunakan
Digunakan untuk memalu
untuk benda kerja
Roda Palu
mengubah dan pada
Gigi kuningan
memindahkan penyettingan
Putaran terhadap Dial
indikator
Digunakan
Digunakan
untuk menahan Dial
Pemegan untuk
benda kerja indicator
g Collet memeriksa
pada saat dan
Vertikal kemiringan
pemotongan stand-nya
suatu bidang
berlangsung
22
Benda
Digunakan sebelum
untuk dan Objek latihan
Kongkol
penyettingan sesudah (program
penggor
kesejajaran dan proses praktikum
es
Center benda pembuata milling)
terhada Cutter n Roda
gigi
Mesin milling yang kedudukan spindelnya terpasang tegak pada kepala mesin. Spindel
ini dapat diputar ke kanan dan ke kiri serta dapat digerakkan naik turun secara otomatis
maupun diputar.
Mesin milling yamg kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada kepala mesin.
Mesin ini cocok untuk semua pekerjaan milling dan mempunyai banyak jenis spindle
yang dipasang mendatar Tiang mesin menopang : Spindel yang mendatar, gerak
pamakanan. Dan gerakan utama.
Mesin miling yang kedudukan spindelnya dapat diatur atau diubah-ubah mendatar atau
tegak pada kepala yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit.
Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang
sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem
hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master
adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan
sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk
profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran
yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting ) dengan
benda kerja yang besar dan berat.
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan –
bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier.
Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan
operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.
2. Alloy tool steel Adalah mengandung baja karbon perkakas kromium, paduan
vanadium yang dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan
rendah. HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan
sampai suhu 6000C.
3. Cemented Carbide Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum,
cobalt serta carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang
pemasangannya dibaut pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 9000C bahan ini
masih mampu memotong dengan baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses
pengefraisan dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat
dipersingkat dan putaran yang tinggi dapat menghasilkan kualitas permukaan yang
halus.
4. Alumina based ceramic
Diperkenalkan pada awal tahun 1950-an. Unsur utamanya aluminum oxide, dapat
ditambahkan unsur titanium carbide dan zirconium oxide untuk meningkatkan
keuletan dan thermal shock.Memiliki ketahanan abrasi dan panas yang tinggi, kecepatan
potong tinggi. Rentan terhadap beban kejut, vibrasi dan thermal shock. Memiliki sifat
kimiawi yang stabil. Sangat getas dan mahal. Tahan panas hingga 1300 c lebih tahan
aus daripada carbide dan sangat sensitive dengan kejutan.
5. Diamond
Dikenal sebagai diamond indusri / sintetik. Merupakan material paling keras, tahan aus,
mampu menjaga ketajaman mata potongnya, kecepatan potong tinggi dan kontinyu.
Digunakan untuk proses finishing dengan tuntutan kualitas permukaan dan akurasi
ukuran yang tinggi.
6. High Speed Steel/HSS
Diproduksi pertamakali tahun 1900-an, dapat dikeraskan dengan ketebalan yg bervariasi
tahan aus dan keuletan cukup baik, harga relatif murah. Tahan panas sampai dengan
600° c serta bias digunakan untuk beben normal, berat dan sangat berat.
Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya, End Mill
dibuat dari diameter 0.5 – 50 mm dengan tipe tangkai yang bermacam – macam, ada
yang bertangkai lurus dan ada yang konus.
Cutter type ini memiliki lubang berpasak pada bagian tengah cutter yang berfungsi
untuk pemasangan pada arbor, dibuat dengan diameter antara 30 – 200 mm. Pada cutter
ini terdapat sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya.
Cutter ini digunakan untuk pengefraisan horisontal dari permukaan yang datar.
Memiliki bentuk hampir sama dengan SEMC tetapi cutter ini hanya memiliki sisi
potong spiral pada bagian meingkarnya, dan memiliki lubang berpasak untuk
pemasangan pada arbor.
2. Disk Cutter
29
Cutter ini memiliki bentuk pipih dan dapat digunakan pada pembuatan slot maupun
slitting, sisi potong dari cutter jenis ini ada yang rata, dan ada juga yang zig-zag.
3. Cutter profil
1. Dove Tail Cutter
Dove Tail Cutter digunakan untuk menghasilkan profil dove tail (ekor burung) pada
benda kerja. Sisi potongnya berbentuk sudut 45o,60o atau 90o
2. T-slot Cutter
T-slot Cutter digunakan untuk membuat alur berbentuk T. memiliki sisi potong di
bagian yang melingkar, dengan sudut helix yang saling berlawanan. T-slot Cutter ada 2
jenis, yaitu T-slot dengan shank rata dan T-slot dengan shank berulir.
3. Prisma Cutter
30
Cutter yang digunakan untuk menghasilkan profil V pada benda kerja, dengan sudut
potong 45o, 600 dan 90o
4. Hobbing Cutter
Cutter yang digunakan pada mesin milling hobbing, untuk menghasilkan profil
berbentuk roda gigi (gear)
5. Modul Cutter
Cutter ini digunakan untuk membuat roda gigi dengan modul tertentu, dan
menggunakan mesin milling konvensional dalam pengerjaannya, bentuknya hampir
sama dengan cutter hobbing tetapi pipih.
31
Cutter yang digunakan untuk proses roughing pada benda kerja, dimana proses
pengerjaan dilakukan dengan depth of cut yang besar.
2. Cutter finishing
Cutter yang digunakan untuk proses finishing, dengan depth of cut yang lebih sedikit
dibandingkan proses roughing, dan biasanya menghasilkan permukaan yang lebih halus
Alat potong yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja,
tangkainya ada yang silindris dan ada yang konus.
2. Alat potong reamer
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar sebuah lubang, dan biasanya
lubang yang dihasilkan berukuran presisi (ISO).
3. Alat potong thread ( Tap / Sney )
Alat potong yang digunakan untuk membuat ulir dalam / luar pada benda kerja.
Ukurannya ada yang metric (mm) ada yang Whitworth (inchi)
4. Alat potong boring
33
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar lubang, atau membuat lubang
khusus yang tidak bisa dikerjakan dengan Twist Drill ataupun Reamer.
b. Ragum sudut
c. Ragum universal
Benda kerja yang akan dicekam menggunakan ragum
universal adalah benda – benda yang membutuhkan
pengerjaan dengan kemiringan tertentu pada
bidang horizontal dan vertical.
d. Klem
Alat pencekam sederhana yang digunakan untuk mencekam material di meja
milling, dimana clamp digunakan sebagai pencekam sedangkan T-
slot Bolt sebagai pengencangnya.
34
h. Angle Plate
Ketika permukaan benda kerja yang akan di milling memiliki atau ingin dibuat
sudut tertentu, maka dapat dibuat dengan menggunakan angle plate. Benda kerja
yang dipasang pada angle plate, biasanya dicekam dengan menggunakan clamp.
i. V-Blocks
V-blocks sangat baik digunakan untuk pencekaman batang poros yang akan di
proses milling, batang poros yang pendek biasanya ditempatkan pada sebuah V-
blocks saja, jika batang porosnya panjang, dua buah V-blocks atau lebih
35
dipasang pada meja mesin, dengan jarak yang sesuai dengan panjang batang
poros. V-blocks dan benda kerja dicekam pada meja mesin dengan
menggunakan clamp.
j. Compound Vice
Clamping device ini sama dengan Swivel Vice, tetapi memiliki lebih dari satu
sudut putar, sehingga bisa digunakan untuk pembuatan sudut / profil yang lebih
rumit.
h. Rotary Table
Salah satu asesoris mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat radius
luar pada mesin Milling, pada saat proses penggerjaan biasanya ditambahkan
clamp + center pin untuk mencekam benda kerja.
Untuk menggunakan alat potong pada mesin milling perlu digunakan pencekam
agar alat potong tersebut dapat digunakan dengan baik.
1. Berdasarkan Tangkainya :
1. Arbor ISO 30
2. Arbor ISO 40
3. Arbor ISO 45
4. Arbor ISO 50
5. Arbor ISO 55
6. Arbor ISO 60
Nr. D1 d1 L1 L2 y D2
30 31.75 17.4 50 70 1.6 50
40 44.45 25.3 67 95 1.6 63
45 57.15 32.4 86 110 3.2 80
50 69.85 39.6 105 130 3.2 100
55 88.9 50.4 130 168 3.2 130
60 107.95 60.2 165 210 3.2 160
2. Berdasrkan Fungsinya :
1. Drill Chuck Arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter
kecil dan memiliki bentuk tangkai silindris.
2. Sleeve Arbor
37
beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, dan tanpa
perlu menambahkan ring untuk membantu pencekaman.
5. Short Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter
dan beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah,
biasanya perlu ditambahkan ring untuk membantu proses pencekaman.
6. Long Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter
dan alat potong lain yang memiliki lubang silindris ditengah. Biasanya
Arbor ini digunakan untuk Mesin Horisontal, dan juga ditambahkan ring
untuk membantu pencekaman.
39
Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencekam Cutter dengan
tangkai silindris, dimana prinsip pencekamannya cukup sederhana
dengan mengencangkan screw yang ada pada arbor, sehingga screw
tersebut menekan cutter dan mengikatnya, untuk itu perlu ada bidang rata
pada sisi tangkai cutter, agar bisa tercekam dengan baik.
8. Boring Head Arbor
Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong
(sayat), yang diberi symbol Cs (Cutting Speed).
Cutting speed / Kecepatan potong alat potong di mesin milling adalah jarak yang
ditempuh oleh salah satu mata potong ( gigi ) dalam meter per menit.
1. Tabel
2. Perhitungan
3. Pendinginan ( cooling ).
Sedangkan untuk kondisi mesin itu menentukan besarnya putaran utama ( n ). Tabel
untuk material benda kerja berbagai macam. Disini kita menggunakan tabel material
yang dikeluarkan oleh DIN (Jerman Barat). Tabel yang digunakan antara lain :
4. Setelah diketahui material dengan standart DIN, kemudian kita gunakan tabel
“Materialgruppen” untuk mencari material yang sama dengan material tersebut
atau yang mendekati material tersebut pada kolom – kolom yang ada.
5. Setelah ditemukan material tersebut, kita lihat pada baris paling atas yaitu
besarnya v ( kecepatan potong ) pada kolom tersebut.
6. Besarnya v yang didapat adalah Cs dari material yang kita cari.
dengan :
Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara
matetatis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan
karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat dilihat didalam
tabel yang terdapat didalam buku atau referensi. Sehingga rumus diatas hanya
digunakan untuk menghitung kecepatan putar spindle utama mesin frais. Untuk lebih
jelasnya mengenai harga kecepatan potong (selain standart DIN) dari tiap material dapat
anda lihat pada table dibawah ini :
Cuter HSS Cutter Carbida
Bahan Halus Kasar Halus Kasar
Hal – hal yang mempengaruhi putaran spindle utama /alat potong ( n ) antara lain :
3. Kondisi mesin.
Jika kecepatan potong yang dipakai terlalu tinggi maka cutter akan lekas tumpul, jika
terlalu rendah kemampuan potongnya rendah, sehingga dalam menentukan kecepatan
45
potong harus sesuai. Mencari n menggunakan rumus seperti yang tertulis diatas. Rumus
mencarinya adalah sebagai berikut :
dengan :
2.4.3 Feeding/s
1. Feed per minute: Pergerakan meja dalam mm pada waktu 1 menit. Satuannya
mm/menit. Simbolnya s / f.
2. Feed per cutter revolution: Pergerakan meja dalam mm pada 1 kali putaran
milling cutter. Satuannya mm / revolution. Simbolnya fo / so.
3. Feed per tooth: Pergerakan meja dalam mm selama waktu cutter yang berputar
pada benda kerja dari satu mata potong ke mata potong berikutnya. Satuannya
mm/tooth. Simbolnya fz / sz.
1. Kecepatan potong ( Cs ),
2. Jenis material alat potong,
3. Jenis alat potong,
4. Diameter alat potong ( d ).
5. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel
yang sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan
standart Jerman dengan material alat potongnya HSS.
6. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya
End Mill Cutter Roughing.
7. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan
Cs yang telah kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong
sesuai dengan data yang ada.
46
8. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong
kita tarik ke kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan
diameter alat potong tersebut.
dengan :
so=z x sz
dengan :
dengan :
Untuk mencari n dan s dengan tabel, hal – hal yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah :
1. Kecepatan potong ( Cs ),
2. Jenis material alat potong,
3. Jenis alat potong,
4. Diameter alat potong ( d ).
1. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel yang
sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan standart Jerman
dengan material alat potongnya HSS.
2. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya End Mill
Cutter Roughing.
3. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan Cs yang
telah kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong sesuai dengan data
yang ada.
4. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong kita tarik
ke kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan diameter alat
potong tersebut.
2.5
Alat potong harus memiliki beberapa sifat yaitu :
54
55
56
Proses pengerjaan benda kerja selalu dihubungkan dengan waktu proses. Lama proses
pengerjaan tersebut harus diperhitungkan. Waktu proses yang terjadi pada pengerjaan
benda kerja antara lain :
1. Persiapan
2. Proses
3. Waktu tak terpakai
Waktu yang akan dibahas adalah waktu hanya proses pengerjaan saja yaitu waktu
potong efektif. Faktor yang mempengaruhi waktu efektif ini adalah :
dengan:
i = jumlah langkah.
Panjang langkah ( L ) untuk waktu potong efektif ini dibedakan berdasarkan sistem
pemotongan yang digunakan. Sistem pemotongan yang digunakan adalah face cutting
dan side cutting.
Rumus umum menghitung panjang langkah ( L ) adalah :
L = la + l + lu satuannya mm.
dengan:
Yang membedakan antara face cutting dan side cutting adalah besarnya la dan lu.
1. Face cutting
Jika center alat potong berada di dalam benda kerja, maka besarnya la atau lu
adalah ½ diameter alat potong, sehingga la + lu = diameter alat potongnya ( d ).
Untuk langkah amannya maka la + lu = d + 3 mm.
Jika center alat potong berada di luar benda kerja, maka besarnya la atau lu
adalah :
la=√(d x b-b2 ) satuannya mm
dengan:
1. Side cutting
1. Jika B < d, maka besarnya i = 1,
58
dengan :
i = B/b satuannya mm
dengan :
i = jumlah langkah,
2.5.1 Inventaris
Inventaris adalah sebuah langkah untuk memperhatikan keberadaan alat-alat
pendukung yang dibutuhkan pada proses milling yaitu dengan cara mengecek dan
membuat laporan pengecekan pada kertas yang telah diberikan. Alat-alat tersebut
terdapat dalam lemari inventaris mesin. Tujuan inventaris adalah untuk mendata
alat-alat yang berada di lemari inventaris mesin sesudah dan sebelum proses milling
59
dilakukan, agar jumlah dan keberadaan alat itu sama sesudah dan sebelum proses
milling dikerjakan.
1
1 Bersihkan Saat pagi
Meja, handel, Memakai kain lap
mesin dari sebelum mulai
handwheel bersih / majun
olie, debu, kerja
dan chip.
2 Pe
2 riksa Diatas lower level Saat pagi Jenis olie: turafik
ketinggian (olie eretan) sebelum mulai 52
level olie. (2 Diatas garis kerja
tempat) merah (olie head) Jenis olie tonna
68 / tellus 46
3 Pe
3 riksa Diatas lower level Saat pagi Gunakan coolant
ketinggian sebelum mulai yang tersedia
permukaan kerja
coolant
4 G Seb
4 unakan Memakai vice / elum mulai Bila perlu
clamping pencekam yang pengerjaan memakai perarell
system yang sesuai dengan block
baik benda kerja
60
5 B Seb
5 ersihkan vice, Bersih dari debu elum mulai Memakai kain lap
arbor, dan alat atau chip pengerjaan dan rabaan jari
potong
6 Pe Seb
6 riksa kondisi Alat potong tajam elum dan Diperiksa secara
alat potong dan bebas retakan sesudah visual
dipasang arbor
7 Pe Seb
7 riksa material Sesuai dengan elum mulai Check ukuran dan
benda kerja tuntutan gambar pengerjaan jenis material
kerja
8 G
8 unakan rpm Sesuai dengan Pada saat Dilihat pada table
dan federate jenis material pemotongan cs (kecepatan
yang benar benda kerja dan material potong)
alat potong
9 Pe
9 rgantian rpm Ubah kedudukan Bila perlu pada Rpm I < 500
belt dengan saat proses Rpm II > 400
mengendurkan
belt disamping
mesin sesuai table
Spindle harus
berhenti
1 Pe Se
10 rawatan alat Alat ukur harus tiapsaat -Alat ukur tidak
dan kerapihan bersih danterpisah ditumpuk
dari benda lain
-Pisahkan alat
ukur & alat
potong
1
11 Sela
Ukur hasil Ukuran sesuai ma proses Pengukuran
proses milling tuntutan milling dilakukan pada
saat mesin diam
1 K Sel
12 eselamatan Terhindar dari ama proses Memakai kaca
kerja kecelakaan kerja milling mata dan safety
shoes
Jangan
memegang benda
kerja selama
proses
berlangsung
62
1 Cl Ses
13 eaning mesin Mesin MTC dan udah selesai -Gunakan kuas
lingkungan bersih memakai mesin untuk
dari chip dan membersihkan
tumpahan benda chip
lain (olie/coolant)
-Bersihkan
dengan lap /
majun
-Berikan lapisan
minak pada
bagian yang tidak
di cat
Berdasarkan SOP dari mesin milling yang penulis gunakan, sebelum melakukan
proses milling sebaiknya membersihkan areal kerja dari minyak,oli dan scrub-
scrub yang tersisa. Dan melakukan pengecekan oli, coolen apabila sudah tidak
memadai laporkan pada instruktur agar oli diisi lagi.
haruslah mematuhi aturan aturan keselamatan yang ada serta alat pelindung diri yang
sesuai.
Alat Pelindung diri antara lain:
1. Seragam bengkel standar
2. Kacamata safety
3. Safety shoes
yaitu cari sobekan kertas tipis lalu basahi dengan coolant dan tempelkan pada
sisi bidang benda kerja yang akan dicari titik nol sumbuna. Lalu hidupkan mesin
dan sentuhkan cutter perlahan-lahan sampai kertas tersebut terlepas dari benda
kerja. Jika sudah terlepas maka di titik itulah merupakan titik nol sumbu sisi
tersebut.