Anda di halaman 1dari 3

KONSEP 5R dan GMP

Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Konsep ini dirasa penting untuk sebuah perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Karena dengan prinsip 5R tersebut sebuah usaha dapat diakatakan
terkelola dengan baik.
Ringkas. Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang
tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang
akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat
berguna bagi sebuah perusahaan. Cara yang dapat dialkukan adalah dengan mendata berbagai
jenis barng yang dimiliki, menggolongkan sesuai dengan jenis dan kegunaannya, memberi tanda
untuk barang-barang tertentu, kemudian menempatkan barang pada tempat yang semestinya.
Rapi adalah menempatkan barang pada tempatnya sehingga tidak terlihat berserakan pada
tempat kerja yang mempu membahayakan keamanan pekerjanya. Rapi adalah menerapkan
prinsip kaizen yang merupakan perbaikan yang berkelanjutan.
Resik adalah konsep yang ketiga yang perlu dilakukan. Resik adalah melakukan pembersihan
tempat, peralatan maupun pakaian kerja yang digunakan. Dengan prinsip ini diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
Rawat adalah melakukan perawatan agar apa yang diperoleh pada tiga tahapan sebelumnya
dicapai dapat dipertahankan. Perawatan tidak terbatas pada produk yang dihasilkan melainkan
perawatan pada peralatan yang digunakan dalm menjalankan proses produksi.
Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang
sudah dicapai. Rajn adalh terkait dengan ketepatan waktu kerja, ketepatan memenuhi permintaan
pelanggan, ketepatan mencapai terget yang hendak dicapai. Setelah tercapi kemudian
dipertahankan agar kondisi kerja yang ondusif dapta dipertahankan.
GMP atau CPOB adalah hal yang bukan saja sudah dikenal secara luas di kalangan industry
farmasi telebih daripada itu adalah hal yang wajib diakukan oleh setiap industry farmasi untuk
menjamin dihasilkannya obat yang bermutu tinggi, aman dan berkahisat serta memenuhi seluruh
persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia atau compendia lainnya.
CPOB beangkat dari filosofi bahwa mutu suatu obat harus dibangun, oleh semua aspek yang
terlibat dalam proses pembuatan obat mulai dari mendesain produk, mencari bahan awa, proses
produksi , hingga proses pengiriman obat jadi ke distributor bahkan sampai pemantauan kualitas
obat yang sudah didistribusikan.
Sedangkan 5 S adalah budaya jepang dalam system manufaktur yang banyak di ikuti oleh
seluruh perusahaan manufatur diseluuh dunia. 5S adalah singkatan dari istilah bahasa jepang :
- S pertama Seiri,
- S kedua Seiton,
- S ketiga Seiso,
- S keempat Seiketsu,
- S kelima Shitsuke.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lebih kurang sebagai berikut :

Seiri Ringkas
Seiton Rapih
Seiso Resik
Seketsu Rawat
Shitsuke Rajin
Sehingga sering disingkat 5R

Dari sejarahnya kelahirannya memang tidak ada kaitannya antara GMP dan 5 S, jadi secara
sepintas seolah olah tidak ada kaitannya antara 5S dan CPOB atauGMP. Seperti dua hal yang
sama sekali terpisah sehingga sering dikatakan bahwa penerapan 5S tidak berpengaruh terhadap
kualitas obat, atau lebih kearah efisiensi saja. Namun benarkah pendapat itu.
Namun jika kita pelajari secara seksama, ternyata penerapan 5S dalam industry farmasi, yang
tentunya harus disesuaika dengan kebutuhan dan prinsip prinsip CPOB, memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap keualitas obat yang dihasilkan. Ibarat sekali dayung dua pulau
terlampau, dari sisi efisiensi produksi ada keuntungan dari sisi pemenuhan persyaratan CPOB
juga ada keuntungan.
Beriktu manfaat secara umum penerapan 5S di Indsutri Farmasi dalam kaitannya dengan
menjamin kualitas dan keamanan obat :
1.

Mencegah terjadinya mixed up, budaya 5R jika dilaksanakan dengan baik akan
menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan terhindar dari mixed up. Prinsip R
Ringkas pertama misalnya, kita harus menyingkirkan barang barang yang memang tidak
diperlukan untuk pekerjaan yang dilakukan, disusul R kedua yang berarti rapih artinya
barang atau peralatan disusun secara systematis sehingga memudahkan dalampekerjaan,
semua ini sangat sejalan dengan prinsip GMP. Bukankan menurut prinsip CPOB dalam
setiap tahap produksi harus dilakukan line clearance yang secara prinsip sangat sejalan
dengan R pertama dan R kedua
2.
Mencegah terjadinya cross contamination. Cross contamination dapat terjadi melalui
berbagai cara, salah satunya adalah system penempatan bahan atau peralatan yang tidak
sesuai. Misalnya tidak dipisahkan antara scope bersih dan scope bekas di ruang timbang.
Dalam hal ini prinsip 5R sangat penting sekali dilaksanakan.
3.
Mencegah tejadinya kesalahan prosedur . Dengan suasana kerja yang ringkas, dan barang
barang yang tersusun secara systematis, serta peralatan dan lingkungan yang resik makan
kesalahan prosedur dapat dicegah. Line celarance adalah hal pertama yang harus dilakukan
setiap memulai aktifitas produksi.
4.
Menjaga kebersihan, dimana hal ini sangat mutlak diperlukan. Dalam CPOB aspek
kebersihan mulai dari personel higiene, kebersihan peralatan sampai dengan lingkungan
kerja merupakan hal yang sangat ditekankan

5.

Menjaga kebersihan peralatan, budaya menjaga peralatan agar selalu resik, dapat
mencegah kontaminasi silang dari produk sebelumnya serta dari cemaran mikroba atau
bahan bahan asing lainnya.
6.
Menjaga kelaikan mesin, sehingga setiap ada penyimpangan dapat terdeteksi sejak awal
sehingga kaulitas produk dapat selalu terjaga. Personel yang sangat memperhatikan kondisi
mesinnya adalah faktor penentu konsistensi proses dan kualitas produk.
7.
Membiasakan untuk selalu melakukan pengecekan terhadap peralatan dan system yang
ada
8.
Membiasakan hygiene personel
9.
Membantu menciptakan proses yang konsisten, prinsip R keempat rawat dan R kelima
rajin artinya menjadikan budaya R pertama sampai R ketiga sebagai bagian budaya
hidupnya. Tanpa menunggu disuruh atau ditegur atasan, baik diawasi maupun tidak selalu
melaksanakan 5R dengan penuh antusias. 5R sudah menjadi bagian dari dirinya. Hal ini
sangat penting sekali, karena semua proses atau system yang sudah divalidasi hanya berguna
jika dilaksanakan secara konsisten.
10.
Memperbaiki fow process, melalui lima 5 R aktifitas produksi bisa disederhanakan dan
dibuat lebih mudah sehingga terhidar dari kesalahan.
11.
Dengan penataan yang systematis memudahkan kerja sehingga kepatuhan karyawan
terhadap prosedur menjadi lebih baik
12.
Memudahkan sistem pengwasan mutu, managemen visual adalah hal yang mendasar
dalam system pengawasan, dibalik lingkungan kerja atau tumpukan peralatan yang
berantakan selalu tersembunyi KESALAHAN.
13.
mempersingkat delivery time, lingkungan kerja yang bersih dan tersusun secara
systematis mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah (non added value
activity)
14.
Mensuskeskan audit, biasanya hal pertama yang paling berkesan bagi seorang auditor
adalah kebersihan dan kerapihan
15.
Meningkatkan efisiensi dilingkungan manufacture dan distribusi
16.
Meningkatkan image perusahaan.

Arjuna Kristian Siwi, S., Farm.


Yessi Agustiriani Putri, S., Farm.

1420282957
1420282969

Anda mungkin juga menyukai