Anda di halaman 1dari 5

plak, pelikel, biofilm

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Plak gigi memegang peranan penting dalam suatu proses karies dan inflamasi pada jaringan lunak gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan
lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan.Gigi yang sudah disikat akan kembali berkontak dengan saliva (ludah). Mucin (salah satu zat yang terkandung dalam
saliva) akan melapisi gigi. Lapisan ini kemudian dikenal dengan nama Acquired Pellicle (mucus). Acquired Pellicle ini sangat tipis,
berkisar 1 um. Selain mucin dan protein lainnya, saliva juga mengandung banyak bakteri. Beberapa saat setelah Acquired Pellicle
terbentuk bakteri juga akan singgah dan berkoloni di lapisan tersebut. Keadaan inilah yang kemudian disebut dengan plak gigi atau
dental plaque.
Plak merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus
(karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Oleh karena
plak tidak dapat dihindari pembentukannya, maka mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah
terbentuknya panyakit gigi dan mulut.
Cara yang paling umum dan murah adalah sikat gigi. Dengan atau tanpa pasta gigi, minimal 2 kali dalam sehari kita harus menyikat
gigi. Pagi dan sebelum tidur malam. Lebih ideal jika kita menggunakan bantuan disclosing agent untuk melihat apakah penyikatan
gigi yang kita lakukan sudah benar-benar sempurna. Gigi yang terbebas dari plak ditandai dengan tidak adanya pewarnaan oleh
disclosing pada gigi. Selain itu perabaan dengan lidah mengidentifikasikan dalam bentuk gigi terasa kesat bukan licin. Jika masih
terasa licin maka masih terdapat plak.
Plak gigi memegang peranan penting dalam suatu proses karies dan inflamasi pada jaringan lunak gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan
lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai pembentukan plak, bahan antiplak, pembentukan kalkulus, serta bakteri-bakteri yang ada
di dalam rongga mulut.

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 BIOFILM
Biofilm mikroorganisme: Biofilm merupakan suatu agregat mikroba sejenis maupun berbeda jenis yang melekat pada permukaan
substrat biologis maupun non biologis, dimana satu sel dengan sel yang lainnya saling terikat dan melekat pada substrat dengan
perantaraan suatu matrik extracellular polymeric substance (EPS) atau disebut juga exopolysaccharide (Hall-Stoodley, 2004;
Madigan et al, 1997).
Biofilm adalah lapisan yang terbentuk oleh koloni sel-sel mikroba dan melekat pada permukaan substrat, berada dalam keadaan
diam, karakter berlendir, dan tidak mudah terlepas (Madigan et al, 1997).
Biofilm merupakan salah satu contoh dari hubungan kompleks antara berbagai mikroba yang seringkali berasal dari spesies yang
berbeda. Biasanya menempel pada permukaan gigi (plak gigi), kerak dalam aliran air, tirai kamar mandi (buih sabun juga merupakan
biofilm), alat medis yang ditanam dalam tubuh (pipa dalam saluran tubuh) dan lapisan lendir sistem pencernaan. Para ilmuwan
memperkirakan bahwa biofilm merupakan habitat mikroba yang alami. Biofilm berkembang dari suatu matriks ekstraseluler yang
terdiri atas DNA, protein, dan serabut polisakarida dari glikokaliks sel. Matriks melekat satu sel dengan yang lain dan juga pada
permukaan substrat. Biofilm merupakan lingkungan mikro yang mengandung nutrien dan melindungi koloni bakteri (dari tekanan
lingkungan, radiasi sinar ultraviolet, obat antimikroba, pH, suhu, dan kelembaban).
Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari
kolonisasi Streptococcus mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber nutrien
dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim.
Enzim kedua yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai
molekul glukan (seperti matriks glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan Streptococcus mutans pada
gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut lain dan menjerat partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.
Bakteri di dalam biofilm mencerna nutrien dan melepaskan zat asam, yang dapat merusak gigi dengan matriks biofilm. Asam secara
berangsur-angsur akan mengikis mineral penyusun gigi, menyebabkan gigi berlubang dan pada akhirnya bisa menghilangkan gigi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri dalam biofilm menunjukkan perbedaan yang mencolok dari individu, bakteri yang
berenang bebas. Contoh,nya suatu sel yang berenang bebas, bakteri tanah Pseudomonas putida bergerak dengan flagel. Ketika ia
menjadi suatu bagian dari biofilm maka akan kehilangan gen protein pembentuk flagel dan sebagai gantinya memulai sintesis pili.
Sebagai tambahan, gen yang menyandikan ketahanan terhadap antibiotik pada Pseudomonas putida akan menjadi lebih aktif saat
berada dalam biofilm.
Bakteri dalam biofilm berkomunikasi melalui pesan kimia untuk membantu mengatur dan membentuk struktur tiga dimensi.
Arsitektur suatu biofilm menyediakan perlindungan daripada bakteri yang berenang bebas. Sebagai contohnya pada saat kadar
oksigen rendah di bagian dalam biofilm maka akan lebih mengaktifkan zat antibiotik. Lebih dari itu, kehadiran begitu banyak jenis
bakteri dalam biofilm akan meningkatkan kemungkinan bakteri dalam komunitas biofilm dalam melawan dan menjadi kebal tehadap
pemberian antibiotik.
3.2 MEKANISME PEMBENTUKAN PLAK
Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi, karena daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan

maupun jaringan. Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit, dan fisur pada permukaan gigi, dibawah restorasi yang
mengemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu.
Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta faktor-faktor penjamu seperti diet, dan komposisi serta
laju aliran saliva.
Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu:
a. Pembentukan pelikel dental
Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi
atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari produk sel
bakteri dan pejamu, dan debris. Komponen khas pelikel pada berbagai daerah bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel
enamel baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa
pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan
terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa
material stein yang terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang
bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan jaringan). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat
bakteri dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan
permukaan lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi.
Bakteri dapat melekat ke permukaan gigi diperantarai oleh reseptor berupa lapisan tipis protein saliva dan glikoprotein yang
menutupi permukaan gigi yang sering dikenal dengan pelikel. Pelikel dan matriks plak merupakan hasil dari host dan produk bakteri
yang terdiri dari beberapa komponen meliputi albumin, lisozim, amilase, imunoglobulin A, prolin yang kaya protein dan mucins.
Lapisan pelikel pada permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri Gram positif seperti S.sanguis, S. mutans dan A.viscosus.
Komponen bakteri seperti glukosyltransferase dan glucans juga dapat ditemukan dalam pelikel dan memainkan peran yang sangat
signifikan dalam hal perlekatan. Suatu ikatan antara adsorbsi dan desorbsi molekul saliva terjadi 90-120 menit setelah menyikat gigi.
Setelah 2 jam pelikel pada permukaan lingual terbentuk setebal 20-80 nm sedangkan pelikel di daerah bukal bisa mencapai 200-700
nm. Ketebalan pelikel ini bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada tempat melekatnya. Pada saat molekul protein saliva
berikatan dengan permukaan gigi protein dapat mengalami perubahan. Hal ini merupakan petunjuk adanya reseptor baru untuk
perlekatan dimana terjadi aktivitas glukosyltransferase dan menghasilkan glucans dengan struktur yang dimodifikasi. Komposisi
molekul dan kimia fisik pelikel merupakan hal yang sangat menentukan bentuk kolonisasi mikroba.
Setelah pelikel terbentuk bakteri melekat pada pelikel tersebut dan mengalami proliferasi. Bakteri yang pertama kali melekat apa
permukaan pelikel biasanya golongan coccus. Seiring berjalannya waktu plak dikolonisasi oleh bermacam-macam bentuk berupa
filamen, flagel dan spiral. Koloni awal yang terdapat pada plak adalah spesies komensal utama meliputi Streptococcus (S. sanguis, S.
Gordonii dan S.oralis) dan A.viscosus. Pengkoloni awal tersebut melekat ke permukaan gigi dengan bantuan adhesins yaitu molekul
spesifik yang terdapat pada permukaan bakteri. Contoh adhesin ini adalah S. gordonii dapat berikatan dengan bantuan -amylase
sedangkan A. naeslundii dan F. nucleatum berinteraksi dengan statherin. S. mutans berikatan dengan glucans protein binding.
b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi
Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut
pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus dan Streptococus sanguis.18-20
Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.
Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan
pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi
perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif
menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.
c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak
Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:
Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi
Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru
Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya
Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis.
Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri
pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada hari ke 7 ditandai dengan
menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif.
3.2.1 Komposisi Plak
Ada 3 komposisi yang membentuk plak dental yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan
komponen anorganik. Kompisisi plak yang terbesar adalah mikroorganisme. Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri dijumpai
dalam plak dental. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus.
Mikroorganisme tersebut berada diantara matriks interseluler yang juga mengandung sedikit jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag,
dan leukosit.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang dominan dalam semua plak gigi adalah jenis kokus terutama Streptokokus yang
dapat menghasilkan asam dengan cepat dari hasil metabolisme karbohidrat. Mikroorganisme tersebut selain mampu membentuk
asam (asidogenik) juga tahan asam (asidurik).
Matriks interseluler merupakan 20-30% massa plak yang mengandung bahan organik dan abahan anorganik. Komponen organik

terdiri dari Bahan organik yang mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang ditemukan
terutama kalsium dan fosfor yang terutama berasal dari saliva. Kandungan organik semakin meningkat seiring dengan pembentukan
kalkulus.
3.2.2 Bahan Anti-Plak
1. Permen karet
Mengunyah permen karet yang mengandung Xylitol atau sorbitol (pengganti gula), mempunyai efek pengurang plak. Xylitol tidak
bisa digunakan oleh bakteri, sehingga membuat bakteri tersebut kelaparan. Begitu bakteri mati, kerusakan gigi juga akan berkurang.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal Of Dental Education, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, menemukan, mengunyah
permen karet Xylitol sekali sehari selama empat minggu menyebabkan pengurangan plak dalam jumlah besar. Studi dari Harvard
School of Dental Medicine juga menemukan, mengunyah permen karet ini secara teratur mengurangi kerusakan gigi sebanyak 30
hingga 60 persen.
2. Pasta gigi
Pilihlah pasta gigi mengandung komponen pencegah plak. Colgate Total misalnya, mengandung substansi antibakteri bernama
triclosan yang diklaim bisa mengurangi plak dan tetap aktif dalam mulut selama 12 jam setelah penggunaan.
Sementara itu, pasta gigi Arm & Hammer's Brilliant Sparkle Gel mengandung formula pemecah plak yang berfungsi mencegah
lapisan plak menempel di permukaan gigi. Dalam percobaan yang dilakukan di University Park Research Centre, Indiana, pasta gigi
ini mengangkat plak 88 persen lebih banyak dibandingkan produk kompetitor lainnya.
3. Polifenol
Teh hijau, anggur merah dan jus cranberry mengandung substansi yang dikenal dengan polifenol. Komponen ini mengurangi
pembentukan plak dan mencegah bakteri penyebab gigi berlubang menempel di gigi.
Percobaan yang dilakukan di University of Rochester Medical Centre, Amerika serikat, menemukan bahwa minuman seperti jus
cranberry bisa membantu mengangkat bakteri penyebab gigi berlubang 50 persen lebih banyak. Selain itu, polifenol juga membantu
mencegah bakteri memproduksi asam yang memecah lapisan email gigi.
Dalam studi lain, peneliti dari University of Tohoku, Jepang, menganalisis kesehatan gigi dan diet dari 250.000 partisipan. Peneliti
menemukan, satu cangkir teh hijau saja sehari bisa meningkatkan kesehatan gigi dan menurunkan risiko gigi tanggal sebanyak 20
persen.
4. Minyak zaitun
Cobalah membatasi pembentukan plak dan menguatkan gigi dengan menambahkan minyak zaitun ke dalam salad atau masakan
Anda. Peneliti dari University of Madrid mempelajari kandungan antirongga dari minyak zaitun setelah menemukan bahwa
penduduk kota penghasil minyak zaitun mempunyai angka kerusakan gigi dan penyakit gusi yang jauh lebih rendah. Peneliti
menemukan, minyak zaitun mengandung oleuropein, komponen antibakteri yang mencegah bakteri 'gram negative' menempel di
gigi. Bakteri 'gram negative' merupakan pemicu penyakit gusi dan penurunan kepadatan tulang.
Selain itu, minyak zaitun melapisi gigi dengan molekul-molekul lemak sehingga mencegah pembentukan plak. Diet sumber lemak
dan minyak lainnya juga membantu menetralkan asam yang diproduksi bakteri dalam plak. (kalbe.co.id)
3.3 MEKANISME PEMBENTUKAN CALCULUS
Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya bakteri plak memegang peranan penting dalam me-nentukan
pembentukan kalkulus; pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan kalkulus supragingival dan
kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi.
Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris.
Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar
gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan
skeling. Penelitian morfologi kalkulus menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa kalkulus
supragingival dan kalkulus subgingival kasar dan porus serta terdapat retensi dan plak gigi. Permukaan luar kalkulus selalu diliputi
oleh organisme-organisme bentuk filamen dan bulat, sedangkan permukaan dalam kalkulus tidak. Ada per-bedaan jumlah koloni
pada plak gigi dengan atau tanpa kalkulus supragingival. Pada plak gigi kelompok kalkulus terdapat lebih banyak spesies Bacteroides
intermedius, Bacteroides me-laninogenicus serta Capnocytophaga.
Organisme yang terdapat pada plak gigi yang sudah matang juga terdapat pada kalkulus; ditemukan ada 22 mikroorganisme di
dalamnya. Bakteri plak diperkirakan memegang peranan penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi,
meningkatkan ke-jenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabil atau merusak faktor penghambat
mineralisasi. Sum-ber mineral untuk kalkulus supragingival diperoleh dan saliva, sedangkan kalkulus subgingival dan serum darah.
Kalkulus terjadi karena pengendapan ganam kalsium fosfat, kalsium karbonat dan magnesium fosfat. Komposisi kalkulusdipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pem-bentukan kalkulus. Pada suatu saat kalkulus dapat cepat terbentuk,
sedangkan pada saat yang lain lambat atau tidak terbentuk kalkulus. Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneliti mengenai
proses terbentuknya kalkulus, antara lain:
1. Teori CO
Menurut teori ini; pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan CO2 dalam rongga mulut dengan
tekanan CO2 dari duktus saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh.
2. Teori protein
Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggung-an dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva,
sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.

3. Teori fosfatase
Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva se-hingga terjadi
pengendapan garam kalsium fosfat.
4. Teori esterase
Esterase terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium
membentuk kalsium fosfat.
5. Teori amonia
Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi peng-endapan
garam kalsium fosfat.
6. Teori pembenihan
Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan
berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terha-dap gingival margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus
subgingival. Kalkulus supragingival terletak di atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih
kekuning-kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus saliva mayor. Kalkulus subgingival terletak di bawah margin
gingiva, tidak dapat terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman. Endapan kalkulus supragingival ter-banyak adalah
pada permukaan bukal gigi molar pertama maksila, dan pada permukaan lingual gigi insisivus pertama dan kedua mandibula
Endapan kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada gigi insisivus pertama dan kedua mandibula, di-ikuti oleh gigi molar
pertama maksila, kemudian gigi-gigi anterior maksila.
Pembentukan kalkulus supragingival pada orang Asia (ten-tara Indonesia) lebih banyak, dan gigi yang terkena juga lebih banyak
dibandingkan dengan orang Eropa (Oslo); perbedaan pembentukan tersebut tidak disebabkan oleh umur, jenis kela-min, frekuensi
menyikat gigi atau daya abrasif dari pasta gigi. Diperkirakan perbedaan tersebut karena kebiasaan makan dan jenis makanannya;
beras mengandung silikon yang daya abrasif-nya rendah sehingga meningkatkan rata-rata pembentukan kalkulus pada orang Asia.
Silika yang ditambahkan dalam ma-kanan tikus akan meningkatkan pembentukan kalkulus.
Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi,
seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat
menggosok gigi. Lihat gambar dibawah ini contoh gambaran dari Gingivitis.
Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini
dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak. Lihat gambar dibawah ini contoh gambaran
Periodontiti.
Juga yang tidak kalah sering terjadi, karang gigi dapat menyebabkan bau mulut tidak enak. Hal ini yang dirasa paling mengganggu.
Setelah beberapa menit menggosok gigi terbentuk pelikel-pelikel
Pelikel-pelikel ini ditempeli oleh s.sanguis n S.Mutans dan sisa makanan
Akan mengambil mineral-mineral pada gigi dan oral hygiene yang buruk
Plak ini akan mengeras(termineralisasi)
Akan membentuk lapisan putih kekuningan di permukaan gigi
Calculus
3.4 FLORA NORMAL RONGGA MULUT
Flora rongga mulut terdiri dari kelompok mikrorganisme meliputi : Bakteri, fungi, mikoplasma, protozoa serta virus. Klasifikasi
bakteri di RM didasarkan pada :
a. Pewarnaan, Gram positif & Gram negatif
b. Kebutuhan oksigen, aerob & anaerob
3.4.1 Kokus Gram Positif
Gram positif bentuk kokus, chains,terkadang berkapsul, non motile, anaerob fakultatif, media: selektif MSA.
3.4.1.1 Genus Streptococus
1. Kelompok Mutans
Species utama adalah Streptococcus mutans serotipe c,e,f ; S. sobrinus serotipe d,g; S. rattus serotipe b; S. ferus; Steptococcus
downei serotipe h, S. macacae
Karakteristik kultur : konveks, opaque, menghasilkan polisakari ekstraseluler pd media yang mengandung sukrosa, MSA +
bacitracin agar.
Keberadaan di RM & infeksi : tooth surface, dental caries
2. Kelompok Mitis
Spesies utama : Streptococcus.mitis, S. sanguis, S. gordoni, S.oralis, S. crista
Karakteristik kultur : koloni tidak melekat (S.mitis& S.oralis ), kecil & elastis (S. sanguis) pd MSA
Keberadaan di RM & infeksi: plak gigi, lidah dan pipi, infeksi endokarditis kec. S.mitis
3. Kelompok Salivarius
Spesies utama : S. salivarius; S.vestibularis

Karakteristik kultur: koloni mukoid dan besar pada MSA, juga menghasilkan fruktan ekstra seluler (polimer dari fruktosa dengan
struktur levan). S.vestibularis tidak menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari sukrosa menghasilkan urease dan hidrogen peroksid
Keberadaan di RM & infeksi: dorsum lidah& saliva pada umumnya tidak bersifat patogen
4. Anaerobic streptococci (genus Peptostreptococcus)
Spesies utama: P. anaerobicus, P. micros, P.magnus
Karakteristik kultur: anaerob, pertumbuhan lambat, biasanya non hemolitik
Keberadaan di RM & infeksi: pd gigi, khususnya karies dentin, abses periodontal &dentoalveolar dalam kultur campur.

5. Kelompok Anginosus
Spesies utama : Streptococcus constellatus, S. intermedius, S. anginosus
Karakteristik kultur : Tergantung CO2, ukuran kecil,kolon tidak melekat pada MSA.
Keberadaan di RM & infeksi:krevikuler gingiva, infeksi dentoalveolar & endodontik
3.4.1.2 Genus Stomatococcus
Spesies utama :Stomatococcus (bentuk Micrococcus) mucilagenosus
Karakteristik kultur :koagulase negatif, koloni besar melekat pd permukaan agar darah, anaerob fakultatif
Keberadaan di RM & infeksi : Umumnya pada lidah, krevikuler gingiva, bukan merupakan patogen oportunis
3.4.1.3 Genus Staphylococcus
Gram positif bentuk kokus, bergerombol, tidak berspora,non motile,beberapa strain memiliki kapsul.
Spesies utama:Staphylococcus aureus,S.epidermis (S.albus), S. Saphrophyticus.
Keberadaan di RM & infeksi:Proporsi Staphylococcus aureus lebih banyak terdapat dalam saliva subyek sehat.
3.4.2 Kokus Gram Negatif
3.4.2.1 Genus Neisseria
Diplokokkus gram negatif
Spesies utama : Neisseria subflava, N.mucosa, N. sica
Karakteristik kultur : menghasilkan asakharolitik dan non polisakarida,
aerob fakultatif
Keberadaan di RM & infeksi: diisolasi dlm jmlh yang lebih sedikit dari lidah,saliva,mukosa rongga mulut dan awal pembenukan
plak, mengkonsumsi O2 pada tahap awal pembentukan plak, menyediakan kondisi kondusif untuk pertumbuhan anaerob, jarang
berkaitan dengan penyakit
3.4.2.2 Genus Veilonella
kokkus kecil gram negatif
Spesies utama: Veilonella parvula, V. dispar, V. atypica
Karakteristik kultur: anaerob obligat, media selektif Rogosa vancomysin agar, tidak menghasilkan glukokinase dan frukto kinase
sehingga tidak bisa memetabolisme karbohidrat. Oleh karena itu ia menggunakan laktat hasil dari bakteri lain& dan pH plak,
berhubungan dengan karies gigi.
Keberadaan di RM & infeksi: Diisolasi dari permukaan lidah, saliva dan plak gigi, tidak berhubungan dengan penyakit.

KARANG GIGI
Karang gigi atau dental calculus merupakan kumpulan plak yang telah mengalami pengerasan atau termineralisasi yang menempel
pada permukaan gigi.
Proses terbentuknya Karang Gigi (dental calculus).
Gigi kita di lapisi oleh lapisan transparan licin yang di sebut Pellicle.Pellicle di colonisasi oleh bakteri dengan mengubah glukosa dan
karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi.Asam akan terus di produksi oleh bakteri tersebut.Kombinasi
bakteri,asam,sisa makanan,dan air liur dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada permukaan
gigi yang di sebut Plak.Plak bila tidak di bersihkan dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi sehingga membentuk karang gigi
yang melekat pada permukaan gigi.Permukaan karang gigi menjadi tempat melekatnya bakteri.
* Beberapa ciri orang yang Gampang Timbul Karang Giginya
Sikat gigi yang tidak benar dan tidak teratur
Kondisi pH air liur yang basa (pH tinggi) akan lebih cenderung membuat endapan air liur

Pada Penderita gagal ginjal yang memiliki kandungan amonium yang tinggi dalam air liurnya yang akan meningkatkan pH air liur
sehingga membuat endapan air liur.
Gigi geligi yang tidak pernah di pakai atau di gunakan untuk mengunyah juga cenderung mempunyai endapan karang gigi.
Gigi geligi yang berantakan, berjejal, mengakibatkan sisa makanan tertinggal di sela-sela atau permukaan gigi.
Pemakaian kawat gigi mengakibatkan sisa makanan jadi mudah menempel.
Kelainan apa yang sering di sebabkan Karang Gigi (Dental Calculus).
Radang gusi (gingivitis) yang di tandai dengan gusi tampak lebih merah,agak membengkak dan gusi sering berdarah saat sikat gigi
Radang jaringan penyangga gigi (Periodontitis) yang di tandai dengan rasa gatal pada gusi,keluar nanah diantara gigi dan gusi bila
gusi di tekan,gigi goyang,sakit saat mengunyah
Migrain (nyeri kepala sebelah)
Vertigo
Bau Mulut yang tidak hilang
Gigi berlubang hingga menyerang syaraf gigi yang dapat menimbulkan rasa ngilu dan sakit yang luar biasa dan menimbulkan
bengkak dibawah gusi yang berisi nanah.
* Mencegah terbentuknya karang gigi, adalah :
Menyikat gigi atau membersihkan gigi untuk menghilangkan plak dengan benar dan teratur minimal 2 kali sehari (pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur)
Makan makanan yang berserat seperti sayur dan buah karena makanan ini bersifat self cleansing (pembersihan) yang membutuhkan
proses pengunyahan secara berulang-ulang.
Makan makanan yang mengandung gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Banyak minum air putih
Kurangi minuman kopi, teh, soda dan serta berhenti merokok yang dapat menimbulkan lapisan tipis dipermukaan gigi yang disebut
stain sehingga warna gigi jadi kusam, kecoklat-coklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli sisa-sisa makanan dan kuman,
yang akhirnya membentuk plak, jika tidak dibersihkan akan mengeras dan menjadi karang gigi dan bisa merambat ke akar gigi.
Akibatnya gigi mudah berdarah, gigi gampang goyah dan mudah tanggal.
Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung
Membersihkan sela-sela diantara gigi dengan benang gigi (dental floss)
Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi bakteri di dalam mulut,misalnya dengan menggunakan obat kumur yang
mengandung Chlorhexidine
Pijat gusi dengan menggunakan dental water jet
Berhenti Merokok
Kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi (scalling)
* Tahap-tahap Pembersihan Karang Gigi (Scalling) atau Cuci Karang Gigi :
Seluruh permukaan gigi anda akan di periksa dan di perlihatkan karang gigi yang terdapat di gigi anda dengan cermin atau alat Intra
Oral Camera sebelum di bersihkan
Seluruh karang gigi yang ada di sekitar gigi akan di bersihkan dengan alat ultra sonic scaller atau dengan alat scaler manual.
Setelah bersih gigi akan di sikat dengan alat Electric Rotary Brush
Permukaan Lidah akan di sikat dengan Tongue Cleaner
Semua sela-sela gigi akan di bersihkan dengan Dental floss
Berkumur dengan obat kumur yang mengandung Chlorhexidine dengan cara obat kumur tersebut di diamkan di dalam mulut
<span>+</span> 3 menit (gusi di rendam dengan obat kumur)
Seluruh Permukaan gigi yang telah di bersihkan karang giginya akan di perlihatkan dengan menggunakan cermin atau alat Intra
Oral Camera
Dokter Gigi anda akan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
* Sensasi apa yang di rasakan setelah Pembersihan Karang Gigi (Scalling)
Rasa ngilu serta sensasi gigi goyah sering timbul pasca perawatan pembersihan karang gigi.Hal ini merupakan hal yang biasa dimana
gigi sebelum perawatan tertutup oleh karang gigi dan saat karang gigi di buang maka gigi dan gusi harus menyesuaikan kondisi lagi
sehingga menimbulkan sensasi gigi goyah, rasa ngilu dan perdarahan.
* Apakah Pembersihan Karang Gigi dapat Merusak Email dan Gusi ?
Alat pembersih karang gigi (Ultrasonic Scaler) bila digunakan dengan cara yang benar dan tepat sesuai pemakaian cukup aman bagi
permukaan gigi dan akar,tetapi bila di gunakan dengan penekanan yang berlebihan dapat merusak lapisan email.Proses pembersihan
karang gigi dapat mengakibatkan gusi sedikit terbuka sementara, sehingga beresiko sebagai jalan masuk kuman.Tapi jangan
khawatir, setelah pembersihan karang gigi dokter gigi anda akan memberikan obat kumur untuk mencegah terjadinya infeksi akibat
kuman.
* Kenapa Karang Gigi dapat menyebabkan gigi berlubang,rasa ngilu dan sakit yang luar biasa ?
Dengan adanya karang gigi, maka akumulasi bakteri akan lebih stabil pada mulut,akibatnya bakteri tersebut memproduksi asam yang
dapat melarutkan email (lapisan terluar paling keras dari gigi) sehingga email menjadi lunak dan dentin menjadi terbuka (gigi
berlubang) yang berpotensi membawa kuman masuk kedalam syaraf gigi.Mengikuti Proses kerusakan gigi,bakteri terus melakukan
kerusakan destruktif sehinga menyerang pembuluh saraf gigi yang mengakibatkan gigi terasa ngilu hingga rasa sakit yang luar biasa

dan menimbulkan bengkak dibawah gusi yang berisi nanah.


* Kenapa Kalau Gigi tidak Pernah di pakai untuk makan,akan timbul karang gigi dengan cepat ?
Pada saat gigi di pakai untuk mengunyah ada efek self cleansing pada saat proses pengunyahan tersebut maka sisa-sisa makanan
(serpihan) akan menuju ke sisi gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah,sehingga pada sisi gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah
sisa-sisa makanan akan melekat pada permukaan gigi tersebut.Kombinasi bakteri dengan sisa makanan akan membentuk plak dan
plak lama kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi,sehingga pada gigi yang tidak pernah di pakai untuk mengunyah akan timbul
karang gigi dengan cepat.
* Karang gigi biasanya timbul pada usia dewasa, kenapa pada anak jarang sekali karang gigi ini timbul??
Di dalam rongga mulut terdapat berbagai mikroorganisme yang secara normal memang ada pada setiap orang untuk membantu
proses metabolisme tubuh. Ketika seseorang baru lahir, kondisi rongga mulut belum terkontaminasi. Seiring perjalanan usia, berbagai
macam makanan dikonsumsi. Mulailah timbul berbagai gangguan seperti gigi berlubang, radang gusi, gigi membusuk yang dapat
menimbulkan bau mulut dan lainnya.
Meski telah dibersihkan oleh dokter, karang gigi akan timbul lagi dalam waktu relatif cepat, yakni sekitar 1-2 bulan.
* Apakah ada makanan atau obat-obatan yang bisa mencegah pembentukan karang gigi?
Di Negara Belanda dan Jerman ada obat untuk memperkuat gigi agar tidak mudah berlubang dan menjaga gigi tetap putih namanya
Zyma Fluor mengandung (Kalsium dan Fluor) kalau di Indonesia mungkin setara dengan Vina Fluor berbentuk tablet dan mudah
larut di dalam air. Di Jerman Zyma Fluor di konsumsi sejak bayi lahir hari ke 10 selama 2 tahun di konsumsi setiap hari, kemudian
istirahat (tidak mengkonsumsi Zyma Fluor) tahun, lalu mengkonsumsi lagi selama 2 tahun terus istirahat (tidak mengkonsumsi
Zyma Fluor) tahun sampai usia 12 tahun dan hasilnya gigi anak tidak ada yang berlubang sedikitpun sampai tumbuh gigi tetapnya
walaupun si anak gemar minum susu di botol dot sampai ketiduran,gemar makan permen,coklat serta makan-makanan yang
berpotensi membuat gigi berlubang.Kalo di Indonesia yang mirip-mirip dengan Zyma Fluor yaitu Vina Fluor berbentuk tablet mudah
larut di dalam air di minum tablet 2 hari sekali,bila terlalu banyak mengkonsumsi Vina Fluor akan membuat gigi berwarna bercak
ke abu-abuan.

Plak dan karang gigi inilah yang akan mengiritasi gusi dan menyebabkan gusi berdarah, bengkak (gingivitis). Perkembangannya
kemudian menjadi periodontitis yaitu peradangan pada jaringan periodontal atau jaringan yang mendukung pada gigi. Periodontitis
ini terjadi jika kerusakan sudah mengenai tulang pendukungnya. Hal ini biasanya di tandai oleh lepasnya garis perlekatan pada gusi.
Akibat yang akan terjadi
Jaringan periodontal adalah tempat tertanamnya gigi. Jaringan ini terdiri dari gusi, sementum, jaringan pengikat tulang penyangga
gigi (alveolar). Jaringan penyangga inilah yang mengikat pada gigi, pembuluh darah dan persarafan menjadi satu kesatuan. Apabila
karang gigi tidak dibersihkan maka kuman-kuman memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut. Bila sudah infeksi
bias menimbulkan masalah lanjut, akibatnya yaitu:
Gigi bisa tanggal
Infeksi yang mencapai pada lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang penyangga gigi menipis dan menjadi
kerusakan sehingga pada perbandingan pada panjang gigi yang tertanam pada tulang dengan yang tidak tertanam, hal inilah yang
menyebabkan gigi mudah goyang dan mudah tanggal. Plak dan bakteri bekerja 20 menit setelah makan, jika tidak dibersihkan proses
lubang gigi sampai lepasnya gigi dapat terjadi:
~Mulut berbau tidak sedap( halitosis).
~gosok gigi sering mengeluarkan darah.

Karang gigi
~gusi terasa gatal.
Gigi mempunyai banyak manfaat, baik dari estetika (penampilan) atau dari segi fungsi untuk mengunyah makanan. Jika gigi sudah
mengalami masalah, sudah pasti proses mengunyah bahkan penampilan akan terganggu.
Pernahkah anda memperhatikan ada lapisan keras bewarna kekuningan atau kehitaman di permukaan gigi anda?
Lapisan ini disebut karang gigi, selain dapat mengganggu penampilan anda pada saat anda tersenyum, karang gigi juga dapat
mengganggu kesehatan gigi dan sekitarnya.
Karang gigi atau disebut juga kalkulus adalah plak yang mengalami pengerasan, klasifikasi atau remineralisasi. Karang gigi berasal
dari plak yang bercampur dengan zat kapur pada air liur sehingga lama kelamaan akan mengendap di permukaan gigi. Karang gigi
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak sehingga lama kelamaan akan semakin
mengendap, tebal, dan menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya
akibat bercampu dengan rokok, teh, dan zat-zat lain yang dapat menanggalkan warana pada gigi.

~memicu penyakit jantung.


Kuman infeksi dapat menyebar keseluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain seperti jantung. Ada
beberapa kasus penyakait menyeluruh pada tubuh yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi yang disebut infeksi lokal
(infeksi langsung) seperti penyakit infeksi pada otot jantung (miokarditis).
Perawatan membersihkan gigi:
1

untuk menghindari terjadinya plak dan karang gigi, lakukan pembersihan rutin secara mandiri dengan menyikat gigi
secara benar dan teratur. Ini merupakan tindakan pencegah timbulnya karang gigi.

Karang gigi yang melekat pada permukaan mahkota gigi dapat terlihat mata. Permukaan yang keras seperti gigi dan tidak dapat
dibersihkan dengan sikat gigi atau tusuk gigi yang tidak terlihat, biasanya tumbuh dibawah gusi yang mengakibatkan gusi infeksi dan
mudah berdarah, karang gigi biasanya dapat juga menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

perawatan yang dilakukan pada dokter gigi yaitu dengan melakukan pembersihan karang gigi (scaling) karang gigi
dibersihkan dengan alat yang disebut scoler. Ada yang manual ataupun dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan
dengan scaler, karang gigi akan hilang dan gigi menjadi bersih, namun karang gigi dapat timbul kembali apabila
kebersihan gigi tidak dijaga dengan teratur dan baik.

Penyebab karang gigi

dental flos (benang gigi) perlu juga digunakan untuk membersihkan permukaan antara dua gigi yang sering menjadi
tempat terselipnya makanan dan menjadi tempat penimbunan plak.

obat kumur yang mengandung clorhexidin dapat digunakan untu mencegah timbulnya plak. Obat ini dapat digunakan
setelah menyikat gigi.

Bakteri aktif penyebab karang gigi golongan stertococcus dan anaerob. Bakteri tersebut mengubah glukosa dan kharbohidrat pada
makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam akan terus diproduksi oleh bakteri tersebut. Kombinasi bakteri, asam, sisa
makanan, dan air liur dalam mulut membentuk suatu substansi bewarna kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang disebut
plak.

Tips mencegah terjadinya karang gigi


Plak yang tidak dibersihkan akan termineralisasi menjadi kalkulus atau karang gigi.

gosok gigilah segera setelah makan dengan teratur dan dengan pergerakan yang benar, dari arah gusi kearah permukaan
puncak gigi. Sentuhan sikat gigi pada gusi akan memberi pijatan bagi gusi sehingga merangsang lancarnya aliran darah
pada gusi.
setelah makan juga makanlah buah-buahan yang berair dan berserat karena ini akan membersihkan efek self cleansing
pada gigi geligi.

cukup makan makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C yang menyehatkan gusi.

control gigi ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi dan control kemungkinan penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai