ASAM SALISILAT
OLEH
KELOMPOK
: V (LIMA)
NAMA
NIM
ADRIANUS SUPARMAN
(14.01.294)
EVI YULIASTRI
(14.01.322)
INDAH PERTIWI S.
(14.01.269)
NENI M. A. MAU
(14.01.256)
NURSIDA
(14.01.282)
NI PUTU KRISTIN
(14.01.333)
ROSARDIAN
(14.01.308)
WAODEH ROBIA
(14.01.310)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Iodoform merupakan zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform
banyak digunakan dalam bidang kedoktoran sebagai antiseptic. Pembuatan
iodoform sama dengan kloroform dan iodoform dapat dibuat jika propanon
berturut-turut dapat direaksikan dengan klorin atau iodin dan kemudian basa
KOH. Iodoform dapat diperoleh dengan etil alkohol atau aseton dengan iodin
dan sodium karbonat. Gugus keton atau alkanon dengan larutan lipoklorida
akan menghasilkan senyawa iodoform atau trihalometana.
Suatu gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform atau trihalmetana dalam zat cair yang tidak mengandung oksigen,
larutannya berwarna coklat. Larutan iod dalam alkohol dinamakan iodoform
dalam system IUPAC.
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan
reaksi halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan
aseton dan menggunakan bantuan natrium hidroksida. Iodoform (CHI3) juga
merupakan senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dalam suasana
basa dengan senyawa organik yang memiliki gugus metil keton (CH 3-CO-)
seperti aseton atau jika dioksidasi menghasilkan senyawa yang memiliki
gugus metil keton, seperti etanol. Dalam reaksi iodoform digunakan iodin (I 2)
dan larutan alkali hidroksida (NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan
iodoform.
Prinsip dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan reaksi
halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari
halogen.
Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam
bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik merupakan zat
yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit,
mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan
zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan
Rumusan Masalah
Bagaimana cara pembuatan senyawa-senyawa halogen dari metana dengan
sintesis iodoform?
1.3.
Maksud Praktikum
Adaupun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mensintesis iodoform
dan memperoleh persen rendamennya.
1.4.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan Membuat kristal iodoform dengan mereaksikan antara
kristal
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu mengetahui sintesis iodoform
dan cara memperoleh persen rendamennya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Iodoform adalah senyawa yag dibentuk dari hasil reaksi antara iodin
dengan etanol/ aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Pembentukan
iodoform dipakai untuk menunjukkan adanya gugus-gugus : metil (CH 3),
keton
(CH3-CO-),
aldehid
(CH3-CHO
>
CHOH).
Alkoholdioksida
mengobati
penyakit borok).
Digunakan dalam industri tapioca.
Larutan iodine dalam alcohol digunakan sebagai obat luka.
Radioisotope iodine digunakan dalam bidang kedokteran dan penelitian.
Beberapa jenis senyawa iodine digunakan sebagai oksidator.
Iodoform (HCI3) bila kontak dengan tubuh melepaskan iodium secara
mengandung zat ialah iodium tinktur dan lugol. Iodium tinktur berwarna
coklat, dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, kadang-kadang kulit dapat
mengelupas. Karena toksik dan mudah diperoleh, zat ini sering dipakai untuk
percobaan bunuh diri. Bila terjadi intoksikasi, akan timbul iritasi saluran
cerna terdapat banyak karbohidrat (Rusli ; 2007).
Iodoform merupakan senyawa organik yang dalam bidang kedokteran gigi
masih kadang-kadang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan.
Desinfektan adalah zat-zat yang bekerja bakterisid yang digunakan untuk
membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba, tetapi juga dipakai pada
produk eksresi orang sakit. Zat ini juga bekerja mematikan pada hampir
semua sel hidup lainnya. Sedangkan antiseptik umumnya bekerja
bakteriostatik. Biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan
melawan infeksi pada luka. (Ebel: 1992).
Reaksi dapat dipercepat dengan penambahan asam atau basa. Telah
ditemukan bahwa kecepatan halogenasi suatu keton berbanding langsung
dengan konsentrasi asam yang ditambahkan, tetapi tidak bergantung pada
konsentrasi atau jenis halogen yang digunakan (klor, brom, atau iod).
Halogenasi
terhadap
keton
asimetris
seperti
metil
propil
keton
lipidine
ethiodide
dari
alkil
menghasilkan
cis(1-
ethylguinoline-4- trimetinaiomine).
b. Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 (tetraidometane).
c. Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida).
d. Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH
alkoholat karbilamine membentuk isosianida.
e. Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat.
H2O
i. Memiliki bau yang khas
j. Sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam akohol
k. Perlahan-lahan larut dalam pentaoida atom
Senyawa iodoform dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya dengan
campuran pelarut alkohol, campuran aseton, dengan elektrolisa pelarut.
(Carey;2006)
a. Alkohol
Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula alkohol
direaksikan dengan alkanal. Etanol kemudian bereaksi dengan I2sehingga
terbentuk triiodoetanol. Dalam lingkungan KOH maka triiodoetanal
berubah menjadi iodoform dan kalium metanoat.
b. Aseton
Aseton direaksikan dengan I2 dan larutan basa (KOH atau NaOH), maka
I2 akan mengoksidasi aseton. Dalam lingkungan basa (KOH atau NaOH),
H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat.
c. Secara elektrolisa
Aseton maupun etanol dapat di elektrolisa oleh KI dan Na 2CO3, elektrolisa
dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan yang ada mengandung K +,
Na+, I, CO2 dan H+ serta O dari air. Ion-ion akan kehilangan muatan
selama elektrolisa, H+ pada katoda, dan Iserta OH yang dibebaskan pada
anoda, bereaksi bersama menghasilkan iopoiodit CO. Larutan menjadi
mengandung ion NaOI yang bereaksi dengan etanol atau aseton.
2.2.
Uraian Bahan
Pemerian
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat - alat yang digunakan
pengaduk, corong, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji dan
timbangan analitik.
b. Bahan
kristal kuning.
e. Setelah terbentuk kristal kuning, hentikan penambahan NaOH, kemudian
ditambahkan 100 ml H2O.
f. Disaring, kemudian dilakukan rekristalisasi, yaitu dikeringkan sampel, lalu
ditimbang dan dihitung rendamennya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
a. Hasil Penimbangan
No
1
2
3
Berat
Sampel (Iodium)
Kertas Saring Kosong
kertas saring + sampel
Satuan
1,0265 gram
0,5145 gram
0,7342 gram
b. Tabel Pengamatan
No
1.
2.
3
Penambahan
Iod + aseton
NaOH 8 N
Penambahan H2O
Pengamatan
Larut sempurna
Terdapat Kristal kuning
Keristal kuning berubah warna menjadi coklat
kehitaman
c.
Perhitungan
% Rendamen
= Berat Kristal
x 100 %
Berat Sampel
= 0,2197 x 100 %
1,0265
= 0,2140 x 100%
= 21,403 %
Berat Kristal
4.2. Pembahasan
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari hasil reaksi antara iodin
dengan etanol/aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Pembentukan
iodoform dipakai untuk menunjukkan adanya gugus gugus : metil (CH 3-),
keton (CH3-CO-), aldehid (CH3-CHO > CHOH).
Pada percobaan ini, digunakan 1,0265 gram iod ditambah 10 ml aseton
dimasukkan
coklat
kehitaman
diakibatkan
kesalahan
praktikan
dalam
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Reaksi
Reaksi antara iodium dalam senyawa yang memiliki gugus metil keton
(aseton), dengan penambahan NaOH akan menghasilkan kristal kuning
iodoform.
CH3 CO CH3 + I2
CH3 CO CI3
+ NaOH
3NaOH + 3HI
3NaI + 3H2O
CHI3+CH3COONa+3NaI
DAFTAFR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar 1. Hasil Penyaringan
Gambar 3. Pengeringan