Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

II.1.1 Iodoform
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis
berdasarkan reaksi halogenasi ( halogenais pada dasarnya ialah reaksi
substansi / Penggantian karena atom halogen menggantikan posisi
hidrogen dalam struktur ), dengan bahan dasar Iodium yang direaksikan
dengan aseton yang menggunakan bantuan natrium hidroksida sebagai
katalisator. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan
dalam bidang farmasi sebagai desinfoktan dan antiseptik. Antiseptik
merupakan zat yang bekerja bakteoriostatik, biasanya dipakai pada
infeksi bakteri pada kulit mukosa dan melawan bakteri pada luka
sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid,
digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba.
Iodoform kadang kadang sebagai antiseptik dan desinfakten dibidang
kedokteran gigi (Vogel, 1979).
Iodoform (salah satu zat berkhasiat terkenal) merupakan antiseptik
yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur lod banyak
digunakan sebelum injeksi. Efek sampingnyawarna cokelatnya dan
kadang terjadi dermatitis (elergi kulit) hampir semua kuman patogen
termasuk fungsi dan virus dimatikan oleh Iodium .Begitu pula spora,
walaupun diperlukan waktu lebih lama. Larutan 2% memerlukan 2-3 jam
(Tan Hoan Tjay, 2001).
Senyawa yang berasal dari iodoform adalah CHI3, yang berbentuk
kristal berwarna kuning, memiliki sifat mudah menguap, dan memiliki bau
yang khas. Iodoform agak larut dalam gliserol (1g/80ml), petroleum eter
atau alkohol (78g/lL), rata-rata larut dalam kloroform(1g/10ml), asam
asetat dan eter (136g/lL) dan sangat mudah larut dalam benzene dan
aseton (120g/lL).

Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi


tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH)
sehingga menghasilkan Iodoform

Sifat Fisik dari Iodoform:

IUPAC Iodoform
Nama-nama lain Triiodomethane, methyl triiodide,
carbon triiodide, TIM
Formula Molekul CHI3
Molar mass 393.73 g/mol
Bentuk Kristal berwarna kuning
Massa Jenis 4.008 g/cm3
Titik leleh 1230C
Titik didih 2170C (expl)
Kelaruan dalam air 0.1 g/l at 200C
Log P 3.83
Kh 0.34 mol.kg-1.bar-1
Struktur

Struktur Kristal Hexagonal


Bentuk molekul Tetrahedral
EU classification Harmful (Xn), dangerous for the
environment
Sifat Kimia dari Iodoform:

a. Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis(1-


ethylguinoline-4-trimetinaiomine)
b. Iodoform dan kalium poidat membentuk Cl4-(tetraidometane)
c. Iodoform dapat dihidrogenasi di itomentasi (metilan iodide)
d. Iodoform apabila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan
NaOH alkoholat karbilamine membentuk isosianida.
e. Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat.
f. Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen
Iodida.
g. Iodoform bila direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna
merah ungu pada lapisan piridin, setelah dipanaskan sebentar
h. Jika Iodoform dipanaskan dalam satu tabung kering, akan timbul
uap yang berwarna violet dari Iodium.
i. Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3(argentum nitrat)
tidak memberikan endapan kuning perak iodida (Agl).
j. Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO (Jeffy, 2012)

II.1.2 Aseton

Aseton banyak dipakai pada industri selulosa asetat, cat, serat,


plastik, karet, kosmetik, perekat, pernis, penyamakan kulit, pembuatan
minyak pelumas, dan proses ekstaksi juga sebagai bahan baku
pembuatan metil isobutil keton.

Aseton dikenal juga dengan dimetil keton atau 2 propanon


merupakan senyawa penting dari allipatic keton. Aseton pertama kali
dihasilkan dengan cara distilasi kering dari kalsium asetat. Fermentasi
karbohidrat menjadi aseton, butil dan etil-alkohol yang menggantikan
proses tersebut pada tahun 1920. Proses tersebut mengalami
pembaharuan pada tahun 1950 dan 1960 yaitu proses dehidrogenasi 2-
propanol dan oksidasi cumene menjadi phenol dan aseton. Bersamaan
dengan proses oksidasi propen, metode ini menghasilkan lebih dari 95%
aseton yang diproduksi di seluruh dunia (Sinta, alfia. 2009)

II.1.3 Kristalisasi

Dalam melakukan pemisahan dan pemurnian zat padat, ada 3


proses utama untuk pemisahan dan pemurnian senyawa-senyawa padat
tersebut, yaitu : ekstraksi, sublimasi, dan rekristalisasi. Dalam pemurnian
Iodoform digunakan tahapan rekristalisasi. Rekristalisasi adalah
pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan kembali dari cairan
pelarut atau campuran pelarut, melarutkan Kristal dalam pelarut panas
(atau campuran pelarut), kemudian mendinginkan larutan secara perlahan
sampai terbentuk Kristal yang murni.

Tujuan dari rekristalisasi adalah:

a. Meghilangkan kotoran selama reaksi baik mekanis maupun fisis


b. Mendapatkan Kristal yang bagus.

Proses rekristalisasi :

a. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam larutan yang cocok


pada atau dekat titik didihnya.
b. Menyaring larutan panas dari partikel-partikel atau kotoran atau
bahan yang tidak larut.
c. Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sampai terbentuk Kristal.
d. Pemurnian Kristal dari larutan induk. (Jeffy, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Alfia, sinta. 2009. Prarancangan Pabrikaseton Proses Dehidrogenasi


Isopropil Alkohol Kapasitas 19.500 ton/tahun. Jurusan Teknik
Universitas Muhammadiyah; Surakarta

Jeffy. 2012. Iodoform. Universitas Surabaya

Svehla,G.1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan


Semmiikro. PT. Kaman Media Pustaka.Jakarta

Tan Hoan Tjay, Et. Kirana Rahardja.2007.Obat Obat Penting.Gadja


Mada University Press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai