Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

AKNE VULGARIS

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


RSUD Raden Mattaher Jambi
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

PEMBIMBING : DR. FITRI YANTI, SP.KK

OLEh: Caixar Agus Sudharmono, S.Ked


G1A 213008

PENDAHULUAN

Akne vulgaris peradangan kronik folikel


pilosebasea yang ditandai dengan adanya
komedo, papul, pustul, dan kista.

Predileksi pada wajah, bahu bagian atas,


dada, dan punggung

Ada empat hal penting yang berhubungan dengan


terjadinya akne peningkatan sekresi sebum,
adanya
keratinisasi
folikel,
bakteri,
dan
peradangan (inflamasi).

Penatalaksanaan akne vulgaris terapi sistemik,


topikal, fisik, dan diet.

Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik,


pengobatan sebaiknya dimulai pada awal onset
munculnya akne dan cukup agresif untuk
menghindari sekuele yang bersifat permanen

KASUS
Identifikasi
Nama
: Ari Firmansyah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur
: 17 Tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
: Kenali Besar rt 15
Status
: Belum menikah
Suku Bangsa
: Melayu / Indonesia

Anamnesa

KeluhanUtama :Bintil Bintil kemerahan di sertai nanah


pada wajah sejak 1 bulan yang lalu.
KeluhanTambahan

:(- )

RiwayatPerjalananPenyakit :

Pasien merasakan Keluhan awal nya sejak 3 tahun yang


lalu, keluhan berupa bintil bintil merah pada daerah wajah,
kemudian keluhan tersebut bertambah berat sejak 6 bulan
yang lalu. 1 bulan yang lalu keluhan semakin bertambah
hingga ke punggung disertai nanah pada bintil-bintil
tersebut. Setelah itu wajah dirasakan cepat berminyak
walau tidak melakukan aktifitas berat.

Pasien juga menerangkan Pasien juga menerangkan bahwa


pasien tidak pernah menggunakan kosmetik maupun obatobatan dan hanya menggunakan sabun wajah untuk
membersihkan wajahnya dua kali dalam satu hari. Selain itu
pasien mengaku sering begadang dan menggunakan motor
tanpa menggunakan pelindung muka, Selain itu pasien juga
mengatakan sering makan pedas dan goreng gorengan. .

Karena merasa keluhan tersebut tidak membaik, maka


pasien akhirnya memutuskan untuk berobat ke poli kulit
dan kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 10
Januari 2015.

RiwayatPenyakitDahulu :
Pasien tidak memiliki keluhan penyakit kulit maupun
penyakit lainya.
RiwayatPenyakitKeluarga :
Os mengaku tidak ada keluarga yang memiliki keluhan
yang sama dengan pasien

PemeriksaanFisik
StatusGeneralis
KeadaanUmum
: Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
TandaVital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/i
Pernafasan : 16x/i
Suhu : Afebris
Kepala
:
Bentuk : Normochepali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-).
Pupil isokor kiri kanan
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut : Bibir kering (-),


dinding faring hiperemis (-)
Telinga : Normal, tanda radang (-)
Leher
: Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Peningkatan JVP (-)
Thoraks :
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada Simetris,
lesi kulit (-)
Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris
Perkusi : Sonor dikedua paru
Auskultasi :
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : SN vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)


Abdomen :
Inspeksi : Datar, tampak lesi kulit
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
EkstremitasSuperior : akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
EkstermitasInferior : akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan secara langsung

STATUS DERMATOLOGIS

b
c

Regiofasialis
a.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1-0,3 cm, bulat,
sirkumskripta, diskret
b.Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat,
sirkumkripta, diskret
Regiolabialissuperior
c.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1 cm ,bulat,
sirkumkripta, diskret

GAMBAR 2. REGIO ZIGOMATICA DEKSTRA DAN BUCALIS DEKSTRA

Regio zigomatica dektra dan bucalis dektra


Papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret
Pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret
Komedo tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta
diskret
Sikatrik atrofik, multiple

GAMBAR 3. REGIO ZIGOMATICA SINISTRA DAN BUCALIS SUPERIOR

Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta,


diskret
Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskret
Komedo tertutup, multiple, milier, sirkumkripta, diskret
Sikatrik, atrofik, multiple

GAMBAR 4 REGIO MENTALIS

Papul

eritem, multiple, ukuran 0,1-0,2 cm, bulat,


sirkumkripta, diskret
Pustul eritem, soliter, ukuran 0,1 cm, bulat,
sirkumkripta, diskret

GAMBAR 5 REGIO NASALIS

Regio Nasalis

Komedo tertutup, multiple, milier, sirkumkripta diskret

Komedo terbuka, multiple, milier, sirkumkripta, diskret

GAMBAR 6 REGIO VERTEBRALIS DAN SCAPULARIS

Regio Vertebralis
Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,3cm, bentuk bulat,
sirkumkripta, diskret.
Regio Scapularis
Pustul eritem, soliter, ukuran 0,1 cm, bulat, sirkumkripta, diskret

PemeriksaanPenunjang:
Pada pasien ini tidak
penunjang.

dilakukan

pemeriksaan

DifferentialDiagnosis
Akne vulgaris
Erupsi Akneiformis
Akne Venenata
DiagnosisKerja :
Akne Vulgaris

Penatalaksanaan :
Preventif:
Melakukan perawatan pembersihan kulit wajah untuk
membersihkan kulit dari kotoran dan jasad renik.
Menghindari faktor pemicu seperti hidup teratur dan
sehat, istirahat yang cukup, olah raga teratur, hindari
stres, hindari penggunaan kosmetik yang berlebihan,
hindari konsumsi alkohol, asap rokok, makanan pedas,
menghindari debu, dan pemencetan jerawat yang tidak
lege artis.
Berikan informasi kepada pasien mengenai penyebab
penyakit, pencegahan, dan cara pengobatan serta
lamanya pengobatan.

Kuratif
Topikal dengan benzoil peroksida 2.5%
Sistemik dengan tetrasiklin 250 mg per hari

Prognosa :
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad functionam: Bonam
Quo ad sanationam: Bonam

PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien bernama Tn Ari Firmansyah,
umur 17 tahun dengan keluhan bintil-bintil merah yang
disertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien ini didiagnosis akne vulgaris berdasarkan hasil
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Akne vulgaris penyakit peradangan menahun folikel


pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan
dapat sembuh sendiri.

Insidensi umumnya terjadi pada usia 14-17 pada wanita dan


16-19 tahun pada pria. Lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria.

Pada wanita akne vulgaris dapat menetap sampai usia 30-an


atau bahkan lebih.

Akne vulgaris mungkin juga disebabkan oleh faktor genetik.


Predileksi akne yaitu pada muka, bahu, dada bagian atas, dan
punggung bagian atas, dan kadang-kadang glutea juga terkena

Pada pasien ini predileksi nya terdapat pada wajah, dan


punggung dan pasien tidak memiliki riwayat yang sama
dengan pasien
lesi yang ditemukan pada pasien ini ada lesi inflamasi
berupa papul, pustul dan lesi noninflamatori berupa
komedo terbuka dan tertutup

Untuk etiologi dari Akne vulgaris ini masih belum diketahui,


namun terdapat berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis
penyakit akne vulgaris:
Perubahan

pola keratinisasi dalam folikel


Produksi sebum yang meningkat
Terbentuknya fraksi asam lemak
Peningkatan jumlah flora folikel (P.Acne)
Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies
yang memperberat akne.
Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid,
gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor pending pada
kegiatan kelenjar sebasea.
Terjadinya stress psikis
Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak
langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.

Dari keseluruhan etiologi tersebut penyebab akne pada


pasien diperkirakan karena faktor suka memakan
makanan yang berminyak, yang bisa mempengaruhi
peningkatan produksi sebum, juga mengalami stres psikis
kemungkinan dari tugas perkuliahan yang banyak, dan
sering begadang dan mengendarai motor tanpa pelindung
wajah

Pada kasus ini pasien mengalami akne vulgaris


derajat sedang karena terdapat banyak lesi tak
beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi tak
beradang pada lebih dari 1 predileksi.

Pada pasien banyak terdapat yaitu papul, komedo


dan sedikit lesi beradang yaitu pustul. untuk
predileksi akne pada pasien ini pada wajah dan
punggung

Pada pasien ini tidak dilakukan penunjang, Sedangkan pada teori


untuk mendiagnosis akne vulgaris ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan lainnya yaitu:

Ekskohliasi sebum, pengeluaran sumbatan sebum dengan


ekstraktor komedo. Sebum yang menyumbat folikel tampak
sebagai masa padat seperti lilin atau masa yang lebih lunak
bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.

Pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya serbukan sel


radang disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum dalam
folikel.

Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang


mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat
dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap.

Adapun diagnosis banding akne vulgaris:


Erupsi akneiformis
induksi obat, misalnya
kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil
hidantoin, trimetadion, ACTH, dan lainnya. Klinis berupa
erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo hampir
diseluruh permukaan tubuh.
Akne venenata Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal,
bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi
ditempat lokasi kontak dengan zat kimia atau rangsang
fisisnya.

PENATALAKSANAAN
Untuk gradasi ringan hanya diberikan obat-obatan topikal
dan gradasi sedang sampai berat diberikan obat-obatan
topikal dan sistemik.
Pencegahan:
Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum.
Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne.
Memberikan informasi yang cukup pada pasien tentang
penyakitnya.

Pengobatan :
Pengobatan topikal mencegah terbentuknya komedo,
menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi.
Pengobatan sistemik dilakukan untuk menekan aktifitas
jasad renik disamping itu dapat juga untuk mengurangi
reaksi
radang,
menekan
produksi
sebum
dan
mempengaruhikeseimbangan hormonal.
Bedah kulit:
Memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang
yang berat baik yang hipertrofik maupun hipotrofik.

Karena pada pasien ini merupakan derajat sedang,


Diberikan pengobatan topikal dan sistemik.

Pengobatan yang diterapkan pada pasien ini yaitu


dengan menggunakan benzoil peroksida 2.5% Yang
digunakan 2 kali sehari. Dan untuk pengobatan
sistemik diberikan tetrasiklin 250 mg/hari.

Prognosis umumnya baik dan aken vulgaris biasanya


sembuh sebelum mencapai usia 30-40 tahun. Jarang
akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai
gradasi yang sangat berat sehingga perlu dirawat inap
di rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut pada pasien ini dilakukan


rawat jalan.

TERIMA KASIH,
WASSALAMUALAIKU
M WR.WB

Anda mungkin juga menyukai