Anda di halaman 1dari 16

ANYANG-ANYANGAN

Qm, wanita usia 23 tahun datang ke dokter puskesmas dengan keluhan nyeri saat buang
air kecil dan anyang-anyangan. Keluhan ini dirasakan sejak dua hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik:
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 24x/menit,
frekuensi nadi 80 x/menit, suhu 37 C
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : nyeri tekanan supra simpisis (+)
Pemeriksaan laboratorium:
Darah : Hb 12 gr/dl, Ht 38 %, leukosit 10.000/l, trombosit 200.000/l
Urin : pH 6,5 BJ 1.020, protein (+), eritrosit 2-4/LPB, leukosit 15-30/ LPB, bakteri (++
+), nitrit (+)
Dokter menyimpulkan bahwa Mh menderita infeksi saluran kemih dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan kultur urin.

Sasaran Belajar
1

1. Memahami dan menjelaskan makroskopis dan mikroskopis traktus urinarius


1.1. Makroskopis traktus urinarius
1.2. Mikroskopis traktus urinarius
2. Memahami dan menjelaskan fisiologi proses berkemih
2.1. Proses berkemih
3. Memahami dan menjelaskan infeksi saluran kemih
3.1. Definisi
3.2. Etiologi
3.3. Klasifikasi
3.4. Patogenesis dan patofisiologi
3.5. Manisfestasi klinis
3.6. Diagnosis
3.7. Diagnosis banding
3.8. Komplikasi
3.9. Prognosis
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan lab dan penunjang
4.1. Pemeriksaan fisik
4.2. Pemeriksaan penunjang
5. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan
5.1. Farmako terapi
5.2. Pencegahan
6. Memahami dan mejelaskan pandangan islam
6.1. Kesucian lahir dan batin
6.2. Tayamum

1.

Memahami dan menjelaskan makroskopis dan mikroskopis vesika urinaria dan


uretra
2

1.1 Memahami dan menjelaskan makroskopis Vesika Urinaria dan Urethra

Vesika urinaria
Adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai container penyimpanan urine.
1. Lokasi.
3

Pada laki-laki , kandung kemih terletak tepat d belakang simfisis pubis dan di depan
rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan vagina. Ukuran
organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong; organ berbentuk seperti
buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh berisi urine.
Berbentuk piramid 3 sisi :
Apex menuju ventral atas
Basis (fundus) menuju dorso caudal
Corpus terletak antara apex & fundus
2. Struktur
Kandung kemih d topang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan
kondensasi fasia
Serosa adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal
rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.
Otot dektruksor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas-berkas otot polos
yang satu sama yang lain saling membentuk sudut. Ini untuk memastikan bahwa selama
urinasi, kandung kemih akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah.
Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang teletak di bawah mukosa dan
menghubungkan dengan muskularis.
Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun dari
epithelium transisional. Pada kandung kemih yang relaks, mukosa mmbentuk ruga (lipatanlipatan), yang akan memipih dan mengembang saat urine berakumulasi dalam kandung
kemih.
3. Trigonum
adalah area halus, triangular, dan relative tidak dapat berkembang yang terletak secara
internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya dari tiga lubang. Disudut atas
trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih. Iretra keluar dari kandung kemih di bagian
apeks trigonum.
Uretra
Mengalirkan urine dari kandung kemih kebagian eksterior tubuh.
o Pada laki-laki,uretra mambawa cairan semen dan urine,tetapi tidak pada waktu yang
bersamaan.Uretra laki-lakipanjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis.
a. Uretra prostatic : dikelilingi oleh kelenjar prostat.Uretra ini menerima dua duktus
ejakulator yang masing-masing terbantuk dari penyatuan duktus deferen dan duktus
kelenjar vesikel seminal,serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar
prostat.
b. Uretra membranosa : adalah bagian yang terpendek (1 cm sampai 2 cm).Bagian ini
berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra ekternal.
c. Uretra kavernous (penile,bersepons) : merupakan bagian yang terpanjang .Bagian ini
menerima duktus kalenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal
pada ujang penis. tepat sebelum ujung penis, uretra mambesar untuk membentuk suatu
dilatasi kecil., fosa navicularis. Uretra kavernus dikelilingi korpus spongiosom, yaitu
suatu kerangka ruang vena yang besar.
o Uretra pada perempuan,berukuran pendek (3,75cm).saluran ini membuka keluar tubuh mellui
orifisium uretra ekternal yang terletak dalam vestibulum antara klitoris dan mulut vagina.
4

Kelenjar uretra yang homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki, bermuara kedalam
uretra.
1.2 Mikroskopis traktus urinarius
Vesica Urinaria
Terdiri dari epitel transisional, di bawah epitel terdapat muskularis mukosa yg tidak utuh
yang di bentuk oleh serat otot kecil yg tidak beraturan, dan banyak serat saraf. Lamina propianya
tebal denga lapis luar yang longgar.
Tunika muskularisnya terdiri dari 3 lapisan :
o Lapisan dalam longitudinal
o Lapisan tengah sirkular
o Lapisan luar longitudinal
Lapisan sirkular tengah paling mencolok dan membentuk sfingter tebal sekitar muara
urethta dalam. Lapisan adventisia terdiri atas lapisan fibro-elastis, hanya lapisan superior
kandung kemih yang ditutupi peritoneum secara longgar.
Urethra
Urethra Maskulina : epitel pembatas uretra prostatica adalah epitel transisional, tetapi pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris. Fossa navicularis dibatasi
epitel selapis gepeng, terdapat sel goblet. Di bawah epitel terdapat lamina propia yang terdiri dari
jaringa ikat fibro elastic longgar. Membran mukosa tidak beraturan denga lekukan kecil yg
meluas ke dalam membentuk kelenjar tubular(littre).
Urethra feminima : epitel pembatasnya adalah berlapis gepeng, dengan bercak-bercak epitel
bertingkat silindris. Lamina propianya merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai
dengan banyaknya sinus venosus mirip jaringan cavernosa.
2. Memahami dan menjelaskan fisiologi proses berkemih
2.1. Proses berkemih
Pengisian Kandung Kemih.
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun dalam serabut-serabut spiral,
longitudinal dan sirkuler, tetapi batas yang jelas dari lapisan otot ini tidak terlihat. Kontraksi
peristalitik yang reguler terjadi 1-5 kali permenit yang menggerakkan urine dari pelvis ginjal ke
kandung kemih, dimana urine masuk dengan cepat dan sinkron sesuai dengan gerakan
gelombang peristaltik. Ureter berjalan miring melalui dinding kandung kemih dan walaupun
disini tidak terdapat alat seperti spingter uretra, jalannya yang miring cenderung membiarkan
ureter tertutup, kecuali sewaktu gelombang peristaltik guna mencegah refluk urine dari kandung
kemih. Sewaktu pengisisan normal kandung kemih, akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
o Sensasi kandung kemih harus intak
o Kandung kemih harus tetap dapat berkontraksi dalam keadaan tekanan rendah walaupun
volume urine bertambah.
o Bladder outlet harus tetap tertutup selama waktu pengisian ataupun saat terjadi
peninggian tekanan intra abdomen yang tiba-tiba.
o Kandung kemih harus dalam keadaan tidak berkontraksi involunter.
5

Pengosongan Kandung Kemih.


Kandung kemih hanya mempunyai dua fungsi yaitu untuk mengumpulkan (pengisian)
dan mengeluarkan (pengosongan) urin menurut kehendak. Aktifitsas sistem saraf untuk kedua
sistem ini adalah berbeda. Proses berkemih adalah suatu proses yang sangat komplet dan masih
banyak membingungkan. Berkemih dasarnya adalah suatu reflek spinal yang dirangsang dan
dihambat oleh pusat-pusat di otak, seperti halnya perangsangan defekasi, dan penghambatan ini
volunter. Urine yang masuk kedalam kandung kemih tidak menimbulkan kenaikan tekanan intra
vesikal yang berarti, sampai kandung kemih benar-benar terisi penuh. Seperti otot polos lainnya
otot-otot kandung kemih juga mempunyai sifat elastis bila diregangkan. Pengosongan kandung
kemih melibatkan banyak faktor, tetapi faktor tekanan intra vesikal yang dihasilkan oleh sensasi
rasa penuh adalah merupakan pertama untuk berkontraksinya kandung kemih secara volunter.
Selama berkemih otot-otot perineal dan muskulus spingter uretra eksternus mengalami relaksasi,
sedangkan muskulus detrusor mengalami kontraksi yang menyebabkan urin keluar melalui
uretra. Pita-pita otot polos yang terdapat pada sisi uretra tampaknya tidak mempunyai peranan
sewaktu berkemih, dimana fungsi utamanya diduga untuk mencegah refluk semen kedalam
kandung kemih sewaktu ejakulasi
Mekanisme pengeluaran urine secara volunter, mulainya tidak jelas. Salah satu peristiwa
yang mengawalinya adalah relaksasi otot diafragma pelvis yang menyebabkan tarikan otot-otot
detrusor kebawah untuk memulai kontraksinya. Otot-otot perineal dan spingter eksterna
berkontraksi secara volunter yang mencegah urine masuk kedalam uretra atau menghentikan
aliran saat berkemih telah dimulai. Hal ini diduga merupakan kemampuan untuk
mempertahankan spingter eksterna dalam keadaan berkontraksi, dimana pada orang dewasa
dapat menahan kencing sampai ada kesempatan untuk berkemih. Setelah berkemih uretra wanita
kosong akibat gravitasi, sedangkan urine yang masih ada dalam uretra laki-laki dikeluarkan oleh
beberapa kontraksi muskulus bulbo kavernosus
Pada orang dewasa volume urine normal dalam kandung kemih yang mengawali reflek
kontraksi adalah 300-400 ml. Didalam otak terdapat daerah perangsangan untuk berkemih di
pons dan daerah penghambatan di mesensefalon. Kandung kemih dapat dibuat berkontraksi
walau hanya mengandung beberapa milliliter urine oleh perangsangan volunter reflek
pengosongan spiral. Kontraksi volunter otot-otot dinding perut juga membantu pengeluaran urine
dengan menaikkan tekanan intra abdomen. Pada saat kandung kemih berisi 300-400 cc terasa
sensasi kencing dan apabila dikehendaki atas kendali pusat terjadilah proses berkemih yaitu
relaksasi spingter (internus dan eksternus) bersamaan itu terjadi kontraksi otot detrusor buli-buli.
Tekanan uretra posterior turun (spingter) mendekati 0 cmH2O sementara itu tekanan didalam
kandung kemih naik sampai 40 cmH2O sehingga urin dipancarkan keluar

3. Memahami dan menjelaskan infeksi saluran kemih


3.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keradangan bakterial saluran kemih disertai adanya
kolonisasi mikroba di urin.
Saluran kemih meliputi ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
6

3.2. Etiologi
Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini :
GRAM NEGATIF
Family

Genus

Spesies

Enterobacteriaceae

Escherichia

coli

Klebsiella

pneumonia
oxytosa

Proteus

mirabilis
vulgaris

Enterobacter

cloacae
aerogenes

Providencia

rettgeri
stuartii

Margonella

morganii

Citrobacter

freundii
diversus

Pseudomonadaceae

Serratia

morcescens

Pseudomonas

aeroginosa

E.coli merupakan mikroorganisme yang paling sering diisolasi dari pasien dengan infeksi
simtomatik & asimtomatik ; penyebab 80% kasus, kuman hemolisin (+), tahan serum, faktor
virulensi pili P.

Proteus spp (33% ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp, dan Staphylococcus
dengan koagulase negatif, dengan cara pertumbuhan : menjalar, H2S (+), urease (+).

Infeksi yang disebabkan Pseudomonas sppdan mikroorganisme lainnya seperti


Staphylococcus jarang dijumpai, kecuali pasca kateterisasi.

Klebsiella merupakan bakteri batang gram negatif, gerak (-), mempunyai kapsul tebal
(untuk menghambat fagositosis), antigen O menghambat lisis oleh komplemen.
Enterobacter : serupa dengan Klesbiella, hanya gerak (+) ; penyebab infeksi nosokomial,
dan ISK, umumnya resisten terhadap penisilin.
Pada penyakit kelamin, bateri yang menyebabkannya adalah :
o Neisseria gonorhoeae pada penyakit Gonorea
o Treponema pallidum pada penyakit sifilis
o Clamydia trachomatis pada uretritis nonspesifik
o Haemophylus ducreyi pada syankroid
o Calymmatobacter granulomatis pada granuloma inguinale.
Penyebab ISK bisa bermacam-macam mikroorganisme, terbanyak adalah kuman yang
berasal dari saluran cerna yaitu kuman Escherichia coli ( E.coli ) terutama pada ISK sederhana.
Mikroorganisme seperti chlamydia dan mycoplasma dapat menyerang pria dan wanita, infeksi
8

yang disebabkan oleh bakteri tersebut hanya berada di dalam uretra dan sistem reproduksi.
Chlamydia dan mycoplasma ditularkan secara hubungan seksual.
3.3. Klasifikasi
Panjangnya uretra laki-laki cenderung manghambat invasi kandung kemih (sistitis ) yang
lebih sering bakteri terjadi pada perempuan. Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu :
ISK Sederhana ( uncomplicated )
ISK akut tipe sederhana ( sistitis ) yaitu non obstruksi dan bukan perempuan hamil
merupakan penyakit ringan ( self limited disease ) dan tidak menyebabkan akibat lanjut
jangka lama.
ISK tipe berkomplikasi ( complicated )
o ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan dari umur kehamilanISK
o ISK pada diabetes mellitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan
ISK lebih sering di temukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.
Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut :
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic
maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita
dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering
terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi
berikut:
o Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi,
atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan
prostatitis.
o Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
o Gangguan daya tahan tubuh
o Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang
memproduksi urease.
3.4. Patogenesis dan Patofisiologi
Infeksi dapat terjadi melalui penyebaran hematogen (neonatus) atau secara asending
(anak-anak). Faktor predisposisi infeksi adalah fimosis, alir-balik vesikoureter (refluks
vesikoureter), uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli atau ginjal, dan diaper rash.
Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti
faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal,
pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra.
Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis,
benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri berasal
9

dari tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. Bakteri uropatogenik yang melekat pada
pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan
menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat
meningkatkan virulensi bakteri tersebut.
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai
anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni
pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri
dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai keginjal melalui lapisan tipis cairan (films
of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli
yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya
rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), sakit waktu miksi
(dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria).
Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat
rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada
pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat
membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi
ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat
mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal
scarring).
3.5. Manisfestasi klinis
Gejala klinis ISK dapat bervariasi dan tumpang tindih.
ISK bawah dapat berupa :
o Nyeri atau rasa terbakar pada saat kencing
o Sering kencing
o Tidak dapat menahan kencing
o Rasa susah kencing
o Nyeri perut bagian bawah
o Demam
ISK atas dapat berupa :
o Demam
o Muntah
o Nyeri kosto-vertebral yaitu nyeri di belakang atau samping sekitar pinggang
Gejala klinis pada anak :
o Anak < 3 tahun : demam, muntah, gelisah
o Anak > 3 tahun : demam, nyeri perut, muntah, hilang nafsu makan, sering kencing, nyeri
pada saat kencing
Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu nyeri bila buang air
kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan ngompol. Gejala infeksi saluran kemih
bagian bawah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang.
Namun demikian sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah
berdasarkan gejala klinis saja.
Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :
o Bulan : Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma,
panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).
10

o 1 bln-2 thn: Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia,


muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih berbau/berubah warna,
kadang-kadang disertai nyeri perut/pinggang.
o 2-6 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah, gangguan
pertumbuhan serta anoreksia.
o 6-18 thn : Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak dapat menahan
kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.
3.6. Diagnosis
Gambaran klinis ISK sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga menunjukkan
gejala yang sangat berat akibat kerusakan pada organ-organ lain
Pada umumnya, infeksi akut yang mengenai organ padat (ginjal, prostat, epidemidis dan
testis) emmberikan keluhan yang hebat sedangkan infeksi pada organ-organ berongga
(buli-buli, ureter dan pielum) memberikan keluhan yang lebih ringan.
Anamnesis:
o ISK bawah: frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik. ISK
o ISK atas : nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah, hematuria
Pemeriksaan fisis: febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut kostovertebra
Laboratorium: lekositosis, lekosituria, kultur urin (+): bakteriuria >105/ml urin
3.7. Diagnosis banding
Radang genitalia eksterna, vulvitis dan vaginitis yang disebabkan oleh ragi (yeast),
cacing kremi, dan agen lain yang dapat disertai dengan gejala yang sama dengan Sistitis.
Sistitis virus dan kimiawi harus dibedakan dari sistitis bakterial berdasarkan atas riwayat
penyakit dan hasil biakan urin. Secara radiografi, ginjal hipoplastik dan displastik, atau
ginjal kecil akibat gangguan vaskular dapat tampak sama dengan Pielonefritis kronik.
Biasanya terdapat refluks vesikoureter
Sistitis hemoragik akut seringkali disebabkan E. Coli ; telah dihubungkan juga dengan
Adenovirus 11 dan 21
Sistitis Adenovirus lebih sring terdapat pada laki-laki ; dapat sembuh dengan sendirinya ;
dengan hematuria yang berlangsung selama 4 hari.
Sistitis Eosinofilik merupakan bentuk jarang Sistitis, asalnya tidak jelas dan kadangkadang ditemukan pada anak-anak.
Gejala umum adalah sistitis dengan hematuria, dilatasi ureter dan gagalnya pengisisan
vesika urinaria yang disebabkan oleh massa yang secra histologis terdiri dari radang
dengan eosinofil.
3.8. Komplikasi
Panjangnya uretra laki-laki cenderung manghambat invasi kandung kemih (sistitis ) yang
lebih sering bakteri terjadi pada perempuan. Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu :
ISK Sederhana ( uncomplicated )
ISK akut tipe sederhana ( sistitis ) yaitu non obstruksi dan bukan perempuan hamil
merupakan penyakit ringan ( self limited disease ) dan tidak menyebabkan akibat lanjut
jangka lama.
11

ISK tipe berkomplikasi ( complicated )


ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan dari umur kehamilanISK
ISK pada diabetes mellitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan
ISK lebih sering di temukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.
3.9. Prognosis
1. Bila segera diobati umumnya baik
2. Dapat terjadi gagal ginjal
3. Pada sistitis hampir selalu reinfeksi
4. Pada saluran kemih atas lebih banyak terjadi relaps
4. Memahami dan menjelaskan pemerikaan lab dan penunjang
4.1. Pemeriksaan fisik
Buli buli yang berisi dapat diraba di region hipogastrika berupa tahanan yang lunak atau
elastic. Palpasi dapat memberikan kesan seberapa besar isi buli buli.
Palpasi vesica urinaria : Vesica urinaria yang penuh pada orang dewasa yang menonjol ke
abdomen dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen di atas symphysis pubica.
Palpasi bimanual vesica urinaria yang kosong dengan atau tanpa anestesi umum merupakan
cara penting untuk memeriksa vesica urinaria. Pada laki laki, satu tangan di letakkan pada
dinding anterior abdomen, dan jari telunjuk bersarung tangan dari tangan yang lain di
masukkan ke dalam rectum. Dari pengetahuan anatominya, mahasiswa dapat mengetahui
bahwa dinding vesica urinaria dapat diraba di antara jari jari pemeriksa. Pada pemeriksaan
perempuan, pemeriksaan abdominovaginal di lakukan dengan cara yang sama. Pada anak
anak vesica urinaria terletak dalam posisi yang lebih tinggi dari pada orang dewasa karena
ukuran pelvisnya lebih kecil.
4.2. Pemeriksaan penunjang
DPL, urinalisis, kultur urin dan tes resistensi kuman, tes fungsi ginjal, gula darah, foto
BNO-IVP, USG ginjal
5. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan
5.1. Farmako terapi
ISK bawah
Prinsip pengobatannya adalah intake cairan yang banyak,antibiotic adekuat,dan jika perlu
terapi simptomatik untuk alkalinisasi urin:
Hampir 80% pasien akan memberikan suatu respon setelah 48jam dengan antibiotic
tunggal,seperti ampicilin 3gr,trimetroprim 200mg
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis diperlukan terapi konvensional selama 510hari
Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan tidak diperlukan bila semua gejala hilang
tanpa lekosuria
12

Infeksi berulang:
Disertai factor predisposisi : terapi antibiotic yang intensif
Tanpa factor predisposes : asupan cairan banyak,antibiotic trimetroprim 200mg
Antibiotic jangka panjang sampai 6bulan
ISK bawah:
Pielonefritis akut:
o Rawat inap untuk memelihara status hidrasi
o Terapi parenteral 48jam
o Antibiotic yang digunakan sebelum diketahui etiologi: Fluorokuinolon,
Amiglikosida dan atau tanpa ampisilin, Sefalosporin.
5.2. Pencegahan
o Bagi wanita, setelah buang air kencing membasuh dari depan ke belakang untuk
mencegah masuknya bakteri dari anus ke dalam uretra.
o Banyak minum air putih.
o Segera buang air kecil apabila bila kandung kemih sudah terasa penuh
6. Memahami dan mejelaskan pandangan islam
6.1. Kesucian lahir dan batin
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)
sedang kamu dalam keadaan junub [301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah
kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
Bersuci merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah, karena itu bersuci
memperoleh tempat yang utama dalam ajaran Islam. Berbagai aturan dan hukum ditetapkan
oleh syara dengan maksud antara lain agar manusia menjadi suci dan bersih baik lahir
maupun batin.
Kesucian dan kebersihan lahir dan batin merupakan pangkal keindahan dan kesehatan. Oleh
karena itu hubungan kesucian dan kebersihan dengan keindahan dan kesehatan erat sekali.
Pokok dari ajaran islam tentang pengaturan hidup bersih, suci dan sehat bertujuan agar setiap
muslim dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai khalifah di muka bumi.
Kebersihan dan kesucian lahir dan batin merupakan hal yang utama dan terpuji dalam ajaran
Islam, karena dengan kesucian an kebersihan dapat meningkatkan derajat harkat dan
martabat manusia di hadirat Allah SWT
6.2 Tayamum

Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya
menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang
13

boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum
dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh
dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak
wajib mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap mengutamakan
air daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas
hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah ada.
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air atau
bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan
tayamum serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudu dengan air.

Sebab / Alasan Melakukan Tayamum :


Dalam perjalanan jauh
Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan
Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
Air yang ada hanya untuk minum
Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat
Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
Sakit dan tidak boleh terkena air

Syarat Sah Tayamum :


Telah masuk waktu salat
Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :


Membaca basmalah
Menghadap ke arah kiblat
Membaca doa ketika selesai tayamum
Medulukan kanan dari pada kiri
Meniup debu yang ada di telapak tangan
Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku

Rukun Tayamum :
Niat Tayamum.
Menyapu muka dengan debu atau tanah.
14

Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.

Tata Cara / Praktek Tayamum :


Membaca basmalah
Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat.
Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel,
tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi ta'aala (Saya
niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Ta'ala).
Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan
hingga debu melekat.
Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel,
tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri

DAFTAR PUSTAKA
15

Prince, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi Buku 2 Edisi 6. EGC : Jakarta


Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. EGC : Jakarta
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC : Jakarta.
Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta : EMS
Purnomo, Basuki. 2009. Dasar-dasar Urologi ed. 2. Jakarta : Sagung Seto
Rifa`i, M. 2006. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : PT. Karya Toha Putra
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 22. EGC : Jakarta.
Robbins. 2007 . Buku Ajar Patologi ed. 7. EGC : Jakarta
Website
www.pediatrik.com
www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/article_em.htm
www.anakciremai.com/.../makalah-fiqih-tentang-thaharah-bersuci.

16

Anda mungkin juga menyukai