Partakusuma***
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Efusi pleura selalu abnormal dan mengindikasikan terdapat penyakit yang
mendasarinya. Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan 1,2 transudat
berdasarkan penyebabnya. Rongga pleura dibatasi oleh pleura parietal dan
pleura visceral. Pada keadaan normal, sejumlah kecil (0,01 mL/kg/jam) cairan
secara konstan memasuki rongga pleura dari kapiler di pleura parietal.Efusi
pleura tuberkulosis mempunyai median LDH dan protein cairan pleura serta
rasio protein cairan pleura terhadap serum lebih tinggi tetapi tidak berbeda
bermakna dibandingkan efusi pleura ganas sedangkan efusi pleura ganas
memiliki median leukosit lebih tinggi. Gradien albumin EPG lebih tinggi dan
berbeda bermakna dibandingkan efusi TB.
Alasan pemilihan jurnal ini karena dalam jurnal ini dijelaskan tentang
efusi pleura tuberkulosis dan karakteristik efusi eksudatif adalah unilateral,
melibatkan hemitoraks kanan dan bersifat masif. Karakteristik efusi
transudatif adalah bilateral, melibatkan hemitoraks
2. Latar Belakang Penelitian dalam Jurnal
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian efusi pleura yang mencari
titik potong baru kriteria Light, kolesterol dan albumin. Efusi pleura adalah
akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura dan
merupakan komplikasi berbagai penyakit dengan tujuan mengetahui
karakteristik efusi pleura.
Efusi pleura dapat terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit.
Pendekatan yang tepat terhadap pasien efusi pleura memerlukan pengetahuan
insidens 4 dan prevalens efusi pleura. Distribusi penyakit penyebab efusi
pleura tergantung pada studi populasi. Penelitian yang pernah dilakukan di
rumah sakit Persahabatan, dari 229 kasus efusi pleura pada bulan Juli 1994Juni 1997, keganasan merupakan penyebab utama diikuti oleh tuberkulosis,
empiema toraks dan 5 kelainan ekstra pulmoner. Penyakit jantung kongestif
dan sirosis hepatis merupakan penyebab tersering efusi transudatif sedangkan
penyakit pada rongga toraks (lokal) dan sisanya sebanyak 13% disebabkan oleh
penyakit sistemik.
Penelitian yang dilakukan di negara dengan prevalens TB tinggi
mendapatkan efusi eksudatif jauh lebih tinggi dibandingkan efusi transudatif.
Sebaliknya di negara dengan prevalens TB rendah mendapatkan efusi eksudatif
sekitar 75% dibandingkan efusi transudatif seperti yang dilaporan pada penelitian
tahun 1994-1995 di RS Persahabatan mendapatkan penyebab efusi pleura
terbanyak adalah keganasan sebesar 52,4% diikuti oleh TB sebesar 32,3% dan
empiema toraks sebesar 13,1%. Pada negara dengan prevalens TB lebih rendah,
sebagian besar efusi pleura disebabkan oleh keganasan disebabkan oleh kanker
paru, kanker payudara dan limfoma.
American Thoracic Society menyatakan bahwa kanker paru, kanker
payudara dan limfoma termasuk Hodkin dan non-Hodgkin adalah jenis keganasan
terbanyak yang melibatkan pleura.Insidens efusi pleura pada penyakit Hodgkin
sekitar 30% sedangkan non-Hodgkin sekitar 20%, dapat disebabkan oleh
obstruksi limfatik oleh pembesaran kelenjar getah bening hilus atau mediastinum
ataupun keterlibatan pleura langsung oleh tumor.
Efusi pleura ganas merupakan penyebab terbesar efusi eksudatif karena
sekitar 42-72% efusi pleura merupakan akibat sekunder dari keganasan. Efusi
pleura ganas dapat disebabkan oleh pneumonia pascaobstruksi, obstruksi duktus
torasikus (kilotoraks) dan emboli paru pada penelitian dengan efusi eksudatif
mendapatkan 95% efusi bersifatunilateral dengan 51% dominan hemitoraks
kanan, 44% hemitoraks kiri dan sisanya hanya 5% yang bilateral. Tuberkulosis
dan malignansi menjadi penyebab terbesar efusi eksudatif pada penelitian ini.
Tabel 4 menjelaskan karakteristik efusi pleura yang disebabkan tuberkulosis (TB)
dan efusi pleura ganas (EPG).
Median kadar LDH cairan pleura didapatkan lebih tinggi pada efusi TB
walaupun tidak berbeda bermakna. Karakteristik cairan pleura pada efusi pleura
TB ditandai oleh meningkatnya protein cairan pleura, sering diatas 5 gr/dl,
glukosa cairan pleura menurun tetapi seringkali sama dengan glukosa serum.
Kadar LDH cairan pleura meningkat biasanya lebih tinggi dibandingkan LDH 18
serum. Pada penelitian ini didapatkan median protein cairan pleura dan rasionya
lebih tinggi pada efusi TB.
F. Analisis Jurnal
1. Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini yaitu :
a. Abstraknya jelas dan terperinci, sehingga dengan hanya membaca
abstraknya saja kita sudah mampu mengetahui hasil dari penelitian
tersebut.
b. Penelitian ini membantu dalam membedakan efusi pleura dengan melihat
dari penjelasan karakteristik yang telah diuraikan.
c. Hasil dari penelitian ini membandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya sehingga kita lebih bisa memahami tentang karakteristik dari
efusi pleura.
d. Memudahkan kita mengetahui karakteristik efusi pleura agar dapat
menegakkan penyebab efusi pleura sehingga efusi pleura dapat
ditatalaksana dengan baik
2. Kekurangan
- Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya
G. Implikasi keperawatan
Adapun peran kita sebagai perawat yaitu:
1. Melakukan HE mengenai penyakit efusi pleura yang dialami pasien
2. Meningkatkan caring terhadap pasien dan selalu memberikan support
3. Meningkatkan observasi vital sign khususnya pada pernafasa pasien.
4. Memberikan asuhan keperawatan yang tepat
H. Aplikasi di Rumah Sakit
Aplikasi yang baik dilakukan di Rumah Sakit yaitu :
1. Baiknya RS menerapkan tindakan HE tentang efusi pleura guna meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga khususnya dalam perawatannya.
2. Baiknya RS mengikut sertakan perawat-perawat dalam pelatihan-pelatihan
dalam rangka meningkatkan skill perawat.
3. Selain itu sebaiknya RS menerapkan terapi bermain agar anak tidak
mengalami hospitalisasi, dan lebih kooperatif dalam menjalani
pengobatannya.
I. Hambatan dan Solusi Aplikasi Jurnal
Hambatan :
Hambatan dalam aplikasi jurnal ini yaitu kurangnya komunikasi terapeutik yang
terjalin antara petugas kesehatan dan pasien serta keluarga pasien. Masih
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga tentang penyakit
efusi pleura.
Solusi :
Sebaiknya petugas kesehatan selalu memberikan HE agar pasien dan keluarga
bisa memahami dan lebih kooperativ dalam menjalani pengobatan. Dengan begitu
dapat juga terjalin hubungan saling percaya. Selain itu sebaiknya dilakukan juga
terapi bermain untuk mencegah terjadinya hospitalisasi pada anak agar tumbuh
kembang anak tetap berjalan.
J. Kesimpulan
Efusi pleura terbanyak bersifat eksudat dan disebabkan oleh malignansi
dan tuberkulosis. Karakteristik efusi eksudatif adalah unilateral, melibatkan
hemitoraks kanan dan bersifat masif. Karakteristik efusi transudatif adalah
bilateral, melibatkan hemitoraks kanan dan bersifat tidak masif. Efusi pleura
tuberkulosis mempunyai median LDH dan protein cairan pleura serta rasio protein
cairan pleura terhadap serum lebih tinggi tetapi tidak berbeda bermakna
dibandingkan efusi pleura ganas sedangkan efusi pleura ganas memiliki median
leukosit lebih tinggi. Gradien albumin EPG lebih tinggi dan berbeda bermakna
dibandingkan efusi TB.
tinggi dan berbeda bermakna dibandingkan efusi TB. obstruksi limfatik flow.3
Kondisi yang paling umum pada efusi adalah gagal jantung, pneumonia, dan
neoplasma ganas. Diagnosis efusi pleura dimulai dengan mendapatkan riwayat
klinis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik dan diikuti oleh radiografi dada
dan analisis cairan pleura dalam kasus yang sesuai. Jika perlu, Proses berlanjut
dengan penelitian investigasi lebih lanjut, seperti computed tomography (CT)
thorax, biopsi pleura, thoracoscopy, dan, kadang-kadang, bronkoskopi.