Askep Varikokel
Askep Varikokel
I.
PENGERTIAN
Varikokel , varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis
akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada
15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria; dan
didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel.
II.
ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari
pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada
sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 7093 %). Hal ini disebabkan karena vena
spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus,
sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu
vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih
sedikit dan inkompeten.
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya:
kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena
spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.
III.
PATOGENESIS
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara,
antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia
karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin)
melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat
hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan
gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
IV.
PATOFISIOLOGI
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
Doppler ultrasonography
Dilakukan pemeriksaan analisis semen untuk menilai seberapa jauh varikokel telah
menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi. Menurut McLeod, hasil analisis semen
pada varikokel menunjukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma,
meningkatnya jumlah sperma muda (immature), dan terdapat kelainan bentuk sperma
(tapered)
VII.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Kelainan ini tidak memerlukan terapi khusus, kecuali apabila rasa nyeri/tidak enak yang
dialami oleh penderita sudah sangat berlebihan atau apabila penderita ingin
menghilangkan infertilitas yang dideritanya. Terapi varikokel yang berkembang saat ini
antara lain adalah operasi varikokelektomi.
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan
operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel yang telah
menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan spermatogenesis merupakan indikasi
untuk mendapatkan suatu terapi.
Tindakan yang dikerjakan adalah :
1.
Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi terbuka atau bedah
laparoskopi,
Atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika
interna (embolisasi)
Evaluasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihatkan beberapa
indicator antara lain :
1.
2.
3.
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pasca bedah vasoligasi tinggi dari
palomo didapatkan 80%, terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi perbaikan
analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil
VIII.
PENGKAJIAN
1.
2.
Riwayat kesehatan
a.
b.
c.
3.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam
kantung yang berada di sebelah cranial testis saat penderita berdiri.
4.
5.
a.
Pre Operasi
Data Subjektis
Post operasi
Data Subjektif
Klien mengeluhkan nyeri pada bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan
Klien tampak meringis
Data Objektif
Suhu, denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat setelah operasi
Terdapat luka bekas operasi yang berhubungan dengan dunia luar
IX.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
PRE OPERASI
kapkan
gangguan fertilitas
dengan :
b.
Anjurkan
klien
perasaannya
mengung
tentang
Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengekspresikan perasaan
tentang infertile
Klien mampu
diri
memecahkan masalahnya
informasi tentang
ekspresi klien
untuk mengekspresikan
perasaanya
Kriteria hasil :
POST OPERASI
Askep selama
nyeri
akibat pembedahan
Klien mengekspresikan
pada pasien
d. Ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi
sesuai indikasi
masuknya organisme
sekunder akibat
24 jam dg :
teknik aseptic
pembedahan
b.
Kriteria Hasil :
jumlah pengunjung
e. Berikan antibiotic sesuai
indikasi