Chapter II
Chapter II
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karotenoid
Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau
merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang / kerangka luar
(eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti molusca (calm, oyster,
scallop), crustacea (lobster, kepiting, udang) d an ikan (salmon, trout, sea beam,
kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada kelompok bakteri,
jamur, ganggang dan tanaman hijau. (Desiana, 2000).
Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya
disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat pada
molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya terletak
pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi.
Adanya
Karotenoid mempunyai sifat-sifat tertentu, diantaranya tidak larut dalam air, larut
sedikit dalam minyak, larut dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik seperti heksana
dan benzene serta larut dalam kloroform dan metilen klorida. Karotenoid harus selalu
disimpan dalam ruangan gelap (tidak ada cahaya) dan dalam ruangan vakum, pada
suhu -20 0C. Karotenoid yang terbaik disimpan dalam bentuk padatan kristal dan
didalamnya terdapat pelarut hidrokarbon seperti petroleum, heksana atau benzena.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan resiko kontaminasi dengan air sebelum
dianalisa lebih lanjut.
Berdasarkan unsur-unsur penyusunnya karotenoid dapat digolongkan dalam dua
kelompok pigmen yaitu karoten dan xantofil. Karoten mempunyai susunan kimia
yang hanya terdiri dari C dan H seperti -karoten,
Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) secara alami memberikan
pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan sayuran.
Karotenoid berperan penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Karotenoid dapat meningkatkan sistem immun, perlindungan terhadap kanker dan
juga berfungsi sebagai antioksidan. (Suwandi, 1991, Dutta, dkk., 2005)
10
Karotenoid mempunyai sifat sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak,
mudah diisomerisasi dan dioksidasi, menyerap cahaya, meredam oksigen singlet,
memblok reaksi radikal bebas dan dapat berikatan dengan permukaan hidrofobik
Karotenoid berada dalam lemak bersama-sama dengan klorofil. (Dutta, dkk., 2005.)
11
Komposisi
C12:0
C14:0
C16:0
C18:0
C18:1
C18:2
-
0,2 %
1,1 %
44,0 %
4,5 %
39,2 %
10,1 %
0,9 %
(Pahan, I. 2008)
Selain dari asam lemak, minyak sawit masih memiliki komponen minor. Kandungan
minor minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
No
Komponen
Konsentrasi ( ppm )
Karoten
500 700
Tokoferol
400 600
Sterol
Phospatida
500
Besi ( Fe )
10
Tembaga ( Cu )
0,5
Air
Kotoran-kotoran
Mendekati 300
0,07 0,18
0,01
(Ketaren,S. 2005)
12
Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal.
Jadi pada reaksi adisi, ikatan rangkap pada suatu molekul atau
senyawa menerima atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkapnya berubah
menjadi ikatan tunggal. Jadi reaksi adisi terjadi pada molekul-molekul yang memiliki
ikatan rangkap. Contoh : Reaksi adisi hidrogen ( Hidrogenasi ) pada etena dengan
katalis logam Ni : CH2 = CH2 + H2
Ni
CH3 CH3
Pada reaksi adisi HX pada suatu alkena merupakan reaksi regioselektif yaitu suatu
reaksi dimana adisi kepada suatu alkena tak simetris produknya akan melimpah dari
pada arah yang lain.
produk adisi isometrid namun produk yang satu akan lebih melimpah dari pada
produk yang lain. (Fessenden, 1986)
Adisi HX pada alkena bersifat regioselektif karena H+ dari HX menjadi terikat pada
karbon alkenil yang telah lebih banyak mengikat energi.
adalah bahwa jalur adisi ini menghasilkan karbokaktion antara yang lebih stabil
diantara dua kemungkinan.
Mekanisme adisi HX pada alkena pembentukan sebuah karbokation pada alkena yang
tidak simetris, misalnya propena.
13
Oleh
karena itu, karbokation sekunder memiliki keadaaan transisi yang berenergi lebih
rendah dan dengan laju pembentukan yang lebih cepat. Adisi suatu pereaksi kepada
suatu alkena tak simetris berlangsung lewat karbokation yang lebih stabil. Hal ini
sesuai dengan aturan Markovnikov. (Polling, 1985)
2.4 Katalis
Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan
menurunkan energi
menggunakan katalis.
14
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun sebagai
produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan agar suatu reaksi dapat berlangsung.
Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis
Akhir akhir ini, katalis banyak digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih
banyak dan dengan kualitas yang lebih baik. Banyak reaksi hanya dapat berlangsung
dengan adanya katalis. Beberapa produk kimia yang hanya dapat dihasilkan dengan
proses katalisis adalah asam sulfat, amoniak, dan karet sintetis. (Damanik, 1997)
Dalam penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: yaitu
katalis homogen dan katalis heterogen.
15
Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa sama dengan zat yang
dikatalisis. Biasanya katalis homogen adalah berupa kompleks logam yang larut
dalam medium reaksi.
Katalis homogen dapat digunakan pada suhu dan tekanan rendah dan biasanya
spesifik untuk reaksi tertentu.
Contohnya besi (III) klorida pada reaksi penguraian hidrogen peroksida menjadi air
dan gas oksigen menurut persamaan :
2 H2O2 (l)
FeCl
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam
reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan
tekanan tinggu. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam
atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat
dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses
industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung
lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.
Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada
permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam
dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan
bahkan dapat memutuskan ikatan itu.
16
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksipereaksi ( atau substrat ) untuk sementara terjerap.
menjadi sedemikian lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara
produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat
yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis
itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu
dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan
energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut
katalisme. misalnya :
2 KClO3 (g)
MnO
2
arang
2 HCl(g)
Secara umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan
sebagai berikut. Zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dimana zat C
sebagai katalis. A
AB
(reaksi lambat)
17
+ C
AC + B
ABC
(reaksi cepat).
Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang
kemudian mengurai menjadi AB dan C. sesuai reaksi ABC
AB + C
(reaksi cepat)
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi
mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat
laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat
orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya molekul gas yang
teradsorpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas
yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang banyak
dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas.
18
Hampir semua unsur transisi bersifat keras, kuat, titik lelehnya tinggi, titik
didih tinggi serta penghantar panas dan listrik yang baik.
Unsur tansisi dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan
dengan unsur yang mirip logam
Karena kulit yang terisi elektron sebagian, maka unsur ini kebanyakan
bersifat paramagnetik.
Pada beberapa kasus, logam transisi yang memiliki berbagai valensi dapat
membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil, pada kasus lain, logam
transisi memberikan reaksi permukaanyang sesuai. sehingga banyak logam logam
unsur transisi dan senyawanya bersifat katalitik.
Beberapa logam transisi yang berguna sebagai katalis adalah sebagai berikut :
Ni
19
PdCl2
Cu
CuCl2
Pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl (Lee, J.D., 1994)
Salah satu kegunaan yang penting dari unsur-unsur transisi dalam reaksi katalitik
adalah untuk mengatomisasi molekul-molekul diatomik dan menyalurkan atom-atom
tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet.
adalah molekul diatomik yang penting.
Permukaan logam juga memiliki sifat-sifat yang unik lainnya yang dapat
20
Iridium, dan paladium adalah salah satu logam mulia yang mudah mengalami korosi
ketika terkena panas. Paladium banyak digunakan sebagai katalis. perhiasan dan juga
digunakan sebagai salah satu bahan reaktor nuklir.
Salah satu senyawa paladium yang dapat digunakan sebagai katalis adalah paladium
klorida PdCl2.
(Miessler, 1990)
Salah satu bidang yang penting dalam kimia anorganik saat ini antara lain sintesis
organik yang menggunakan senyawa kompleks dan organologam, katalis homogen,
bioanorganik untuk mengelusidasi reaksi biologis yang melibatkan logam dan
mempelajari sifat padatan seperti katalisis padatan, hantaran, kemagnetan dan sifat
optis.