Anda di halaman 1dari 30

IJTIHAD

PENGERTIAN IJTIHAD
Bahasa
: Mengerjakan sesuatu dgn sgl kesungguhan
Istilah :
Menggunakan slrh kemampuan berfikir utk menetapkan
hukum-hukum agama ( A Hanafi )
Usaha yg sungguh2 seseorang/beberapa ulama
tertentu yg memiliki syarat2 tertentu, utk merumuskan
kepastian hukum mengenai sesuatu/beberapa perkara
tertentu yg tdk ada kepastian hukumnya scr tegas &
positif dlm Al Quran dan As Sunnah
Mencurahkan kemampuan berfikir dlm mencapai hukum
agama dengan metode istimbath berdasarkan kitab suci
Al Quran dan Sunnah Rasul

Istimbath : Mengambil hukum bersumber


pada Al Quran dan Sunnah Nabi
Dgn demikian ijtihad tidak semata=mata
menggunakan akal pikiran saja tetapi
bagaimanapun tetap berpedoman kepada
Al Quran dan Sunnah Rasul baik
langsung maupun tdk langsung

PEMBAGIAN IJTIHAD
Ijtihad dpt dibagi menjadi bermacam-macam
Dilihat dari segi jumlah Mujtahidnya :
Ijtihad Fardhi ( Individual )
Jabal
Ijtihad Jamai ( Kolektif )
Sahabat

Muadz bin
Para

Dilihat dari segi materi/lapangan ijtihad


Menurut Syaikh Mahmud Syalthout
materi/lapangan ijtihad dibagi mjadi dua
yaitu :
Perkara yg tdk ditentukan secara eksplisit
dlm Al quran dan Sunnah Rasul
o Transplantasi
o Multi Level Marketing
o Arisan Motor
o Asuransi

Sekedar utk menafsirkan/mengartikan dan


mengambil kesimpulan dari suatu ayat
Alquran atau Hadis yang ada
o Lafal Au Laamastumunnisaaa
Atau kamu menyentuh perempuan
Kaitannya dengan hal-hal yg membatalkan
wudhu. Apa arti menyentuh wanita disini
Imam Syafiy berpendapat menyentuh
wanita bukan muhrim dgn tangan atau alat
peraba yg lain tanpa penutup
membatalkan wudhu

Imam Hanafi berpendapat


Menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu
Sebab menyentuh secara bahasa Arab punya dua
arti yaitu :
Arti Hakiki artinya menyentuh biasa ( kulit dgn
kulit
Arti Majazi artinya menyentuh batin/ bersetubuh
Sehingga menyentuh wanita
Menurut Imam Syafiy membatalkan wudhu
sedangkan menurut Imam Hanafi tidak
membatalkan wudhu

KEDUDUKAN IJTIHAD
Sebagai dasar/sumber hukum yg ketiga
setelah Al Quran dan Sunnah Rasul
Ketentuan sebagai dasar hukum yang
ketiga ini berdasarkan Hadis riwayat
Tirmidzi tentang dialog antara Nabi
Muhammad SAW dengan Muadz bin
Jabal tatkala hendak dikirim oleh Nabi
Muhammad SAW ke Yaman sebagai
hakim

Kedudukan Al Quram, Sunnah dan Ijtihad sebagai


sumber dasar hukum pertama, kedua dan
ketiga mempunyai konsekuensi tertentu yaitu :
1. AlQuran sbg sumber tertinggi dan tidak boleh
serta tidakberhak diganggu gugat oleh Sunnah
dan Ijtihad
2. Sunnah tidak boleh bertentangan dgn Alquran
3. Ijtihad tidak boleh betentangan dengan
Alquran dan Sunnah bahkan Al quan dan
Sunnah harus dijadikan sbg landasan dlm
berijtihad

LAPANGAN IJTIHAD
Menurut Syaikh Mahmud Syalthout
1. Perkara-perkara yg tidak ada atau tidak jelas ketentuan
hukumnya dlm Al Quran dan Sunnah Rasul
Contoh : Bayi tabung, Bank sperma, Transplantasi
tubuh manusia, operasi pemulihan selaput
dara, operasi pergantian kelamin dll
Perkara2 yg telah ditentukan hukumnya secara
QathI/pasti dan jelas dlm Al quran atau Hadis Nabi
Muhammad SAW bukan perkara ijtihadiyah dan tidak
boleh dijadikan sasaran ijtihad
Contoh : Wajibnya shalat lima waktu, Haji ke Baitullah,
Zakat, Larangan hubugan kelamin diluar nikah
Terhadap masalah tsb di atas kewajibanumat Islam
tinggal taat saja, tdk boleh merubah ketentuannya dg
cara apapun termasuk melakukan ijtihad. Melakukan
ijtihad dlm perkara diatas sama saj berusaha mengubah
ketentuan agama hal ini terlarang dan bukan tujuan
ijtihad

2. Ayat-ayat Al Quran tertentu atau Hadis Nabi


tidak jelas maksudnya yg disebabkan oleh
makna yang dikandung lebih dari satu.
Sehingga perlu ditentukan ( dgn jln ijtihad )
manakah yg menjadi maksud dari makna
ayat/hadis tersebut
Atau disebabkan oleh sifat ayat terlalu umum
Contoh : Persoalan menyentuh wanita dalam
surat Al Maidah ayat 6 yg punya dua arti
( MAJAZI/HAKIKI )

PERANAN IJTIHAD
Akal sgt dihargai dan memegang peranan sgt penting dlm
Islam
Dlm Islam wahyu diakui menempati posisi yg lebih tinggi
daripada akal, sebab wahyu mrpkn pembimbing bagi
akal dan dalam hubungannya dengan kegiatan ijtihad,
akal berperan dalam hal-hal yg wahyu belum
menetapkan hukumnya secara qathi/pasti
Dalam Islam juga diakui bhw kebenaran ajaran yang
ditetapkan wahyu harus dipertimbangakan oleh akal
Kerana itu Alquran melalui berbagai ayatnya berulang kali
supaya manusia menggunakan akalnya dan mencela
siapa yg tidak mau menggunakan akalnya

Salah satu karakteristik Islam adalah agama


rasional.
Dalam batas-batas tetentu Islam memang
agama yg rasional terutam jika dibandingkan
dengan agama lain, Islammemang lebih rasional
Ali bin Abi Thalib mengatakan agama itu akal,
tidak ada agama bagi orang yg tidak berakal
Hal ini menerangkan secara jelas peranan akal
dalam Islam
Pengakuan Islam thd peranan akal sesuai dg
kenyataan yg ada pada manusia yakni manusia
adalah makhluk Allah yg memiliki keistimwaan
karena akalnya

Menurut dialog Rasulullah dg Muadz bin Jabal diakui bhw


akal dgn kegiatan ijtihadnya, menjadi sumber norma dan
hukum ketiga setelah Al Quran dan Sunnah Rasul,
Yakni sebagai sumber pelengkap atau tambahan
Mengapa perlu tambahan ? Padahal QS Al Maidah ayat 3
islam telah lengkap dan sempurna.
Islam telah lengkap dan sempurna tetapi kesempurnaan
Islam tidak terlepas dari peran serta akal dlm bentuk
kegiatan Ijtihad
Dgn kata lain akal dgn ijtihadnya sebenarnya termasuk
unsur dalam Islam itu sendiri, shg kesempurnaan Islam
tdk mungkin terpisahkan dari peran serta Ijtihad.
Adanya unsur ijtihad inilah maka Islam menjadi agam yang
sempurna

Islam adalah agama Universal untuk


seluruh manusia kapanpun dan
dimanapun
Dgn ijtihad maka ajaran Islam itu universal
dan cocok utk tiap ruang dan waktu, dapat
dibuktikan kebenarannya dan dapat
diwujudkan dlm kenyataan

SYARAT-SYARAT IJTIHAD
Bagi Mujtahid ada bebapa syarat :
1. Syarat-syarat umum
1)
2)
3)
4)

Islam
Dewasa
Berakal Sehat
Kuat daya tangkap/ingatan ( IQ tinggi )

2. Syarat-syarat pokok
1) Menguasai Al Quran & Ilmu2nya ( ayat2
hukum,asbabun nuzul,nasikh mansukh )
2) Menguasai Hadis & Ilmu 2 nya
3) Menguasai bahasa Arab & Ilmu2 nya (Nahwu,Sharaf,
Balaghah )
4) Menguasai Ilmu Ushul Fiqih
5) Memahami tujuan2 pokok syariat Islam
6) Memahami Qawaid Kulliyah/Fiqhiyah

3. Syarat-syarat pelengkap
1) Mengetahui tidak adanya dalil yg qathI
ttg kasus yg dihadapi
2) Mengetahui masalah-masalah yg telah
tercapai kensesus, yg masih khilafiah,
dan yg belum ada kepastian
hukumnya
3) Saleh dan taqwa

BENTUK-BENTUK IJTIHAD
A. IJMA
Pengertian :
Menurut bahasa berarti menghimpun,
mengumpulkan atau bersatu dalam pendapat
Menurut ulama Ushul Fiqih berarti Kesepakatan
para ulama ( ahli ijtihad/mujtahid ) trhadap
suatu masalah sepeninggal Rasulullah SAW
Ijma ada dua macam :
a) Ijma Sharih ( Bayani, Qathi, Haqiqi )
Ijma para ulama mujtahidin yg dinyatakan dg
jelas, terang baik dg perkataan,perbuatan,
tulisan

Contoh :
- Kesepakatan para sahabat Nabi ttg
pengangkatan Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai
khalifah
- Kesepakatan para sahabat utk memerangi org
yg tidak membayar zakat
- Fatwa Ulama Indonesia ( Komisi Fatwa MUI )
( 7 Maret 1981 )
Mengikuti upacara Natal bagi umat Islam
hukumnya haram. Oleh karena itu agar umat
Islam tidak terjerumus kepada Subhat dan
larangan Allah SWT dianjurkan utk tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan Natal

b ) Ijma Sukuti
Ijma/kesepakatan pendapat diantara para ulama
mujtahidin secara diam.Diam disini dianggap menyetujui
( sukuti = diam )
Ijma sukuti= ijmaItibari yaitu ijmayang berdasarkan
anggapan bhw diamnya para ulama mujtahidin berarti
menyetujui
Contoh :
Hukum operasi pemulihan selaput dara bagi wanita haram
HAMKA ( 1970 ) mengeluarkan fatwa ttg haramnya operasi
selaput dara bagi wanita, karena mengandungtujuan yg
tidak baik yaitu mengelabui/menipu laki-laki. Ulama yg
lain diam, diamnya berarti menyetujui.
Semua madzhab sepakat Ijma sbg sumber hukum yg ke 3
Hanafi & Hambali hanya mengakui Ijma Sahabat
Maliki hanya mengakui Ijma Ulama Madinah

B. QIYAS
Menurut bahasa berarti mengukur sesuatu
menurut contoh yg lain, kemudian
menyamakannya
Menurut istilah berarti menetapkan hukum
suatu masalah yg tidak ada ketentuan
hukumnya dalam Al Quran dan Sunnah
Nabi dg jalan menyamakannya dg masalah
lain yg ada ketentuan hukumnya dalam Al
Quran dan Sunnah Nabi karena ada
sebab yg menyamakan antara keduanya

Qiyas sbg sumber hukum Islam dasarnya


terdapat dalam Quran dan Sunnah Nabi
dan dalam perbuatan sahabat
Dasar dlm Al Quran Al Hasyr ayat 2 dan
An Nisa ayat 59
Dasar dlm Sunnah Nabi yaitu Hadis ttg
dialog Nabi Muhammad SAW dg Muadz
bin Jabal ketika akan diutus ke Yaman sbg
Qadhi/Hakim

RUKUN QIYAS
1. Asal/Pokok yaitu sesuatu yg mempunyai ketentuan
hukum dlm Alquran/Sunnah Nabi yg dijadikan ukuran,
atau yg merupakan tempat utk menyamakan atau
menyerupakan
( Musyabah Bih )
2. Farun/Cabang yaitu sesuatu yg tdk empunyai ketentuan
hukum dlm Al Quran/Sunnah Nabi yg akan diukurkan
atau disamakan/diserupakan (Musyabah) kepada
Asal/Pokok
3. Illat/sebab yaitu sifat atau keadaan yg mempertemukan
antara Pokok dan Cabang
4. Hukum yaitu hukum yg ditetapkan kepada cabang yg
disesuaikan dg hukum yg ada pada pokok. Kalau
hukum pada cabang haram maka hukum pada cabang
juga haram. Inilah yng merupakan hukum Qiyas.

Contoh Qiyas :
Bolehnya membayar zakat fitrah dg beras
Pada masa Nabi muhammad SAW bayar zakat dg
gandum/kurma. Beras diqiyaskan dg kurma/gandum
Pada hal tesebut :
Asal/Pokoknya adl bayar zakat fitrah dg gandum/kurma
Cabangnya bayar zakat fitrah dg beras
Illat sifat gandum/kurma juga ada pada beras yitu sama
sama bahan makanan pokok
Hukum boleh membayar zakat fitrah dg beras disamakan
dg bayar zakat fitrah dg gandum/kurma
Haramnya narkotika diqiyaskan kepada haramnya
minuman keras ( Al Maidah 90,91 )

MACAM MACAM QIYAS


1. Qiyas Musawi yaitu qiyas yg illatnya mengharuskan
adanya hukum dan keadaan cabang sama dg asal utk
mendapatkan hukum
Contoh : Membakar harta anak yatimdiqiyaskan
kepada memakan harta anak yatim karena membakar
& memakan sama-sama merusak/menghabiskan harta
anak yatim (An Nisa ayat 10)
2. Qiyas Aulawi yaitu qiyas yg illatnya mengharuskan
adanya hukum dan keadaan cabang lebih utama
mendapatkan hukum daripada asal
Contoh : Memukul ibu bapak diqiyaskan kpd berkata
kasar, memukul ibu bapak lebih diharamkan daripada
berkata kasar kepada keduanya karena lebih
menyakiti ( Al Israa 23 )

3. Qiyas Dalalah yaitu qiyas yg illatnya


mewujudkan hukum ttp tidak
mewajibkannya
Contoh : Menqiyaskan harta anak kecil
kepada harta orang dewasa dlmhal
wajibnya dikeluarkan zakat. Illatnya
sama-sama bertambah dan dpt
berkembang tetapi tidak mewajibkan
mengeluarkan zakat. Illatnya hanya
sekedar menunjukkan hukum .

4. Qiyas Syibih
yaitu qiyas yg cabangnya dpt diserupakan
kepada dua asal ttp kemudian hanya
disamakan/diserupakan kepada asal yg lebih
banyak persamaannya dg cabang
5. Qiyas Adwan yaitu qiyas yg cabangnya lebih
mudah mendapatkan hukum daripada asalnya
Contoh :
perhiasan perak bagi laki-laki diqiyaskan
kepada emas dalam hal keharamannya
perak lebih rendah dari emas nilainya tetapi
Illatnya sama yaitu rasa bangga

C. ISTIHSAN
Menurut bhs berarti menganggap baik suatu hal
Menurut istilah berarti menjalankan keputusan yg tdk
didasarkan atas Qiyas tetapi didasarkan atas kepentingan
umum/keadilan
Misal : Boleh tidaknya perempuan haidh baca Al quran
Menurut Qiyas haram karena peremmpuan haid sama dengan
junub haram baca Quran Illatnya sama-sama dlm keadaan
hadas besar/tidak suci
Menurut Istihsan perempuan haid boleh baca Quran,
kebolehan ini ditetapkan berdasarkan kepentingan umum
kaum wanita. Perempuan haid tidak dapat diqiyaskan kpd
org junub karena haid waktunya lama sedangkan junub
tidak lama. Jadi hukum Qiyas ditinggalakan atau tidak
dipakai

D. MASLAHAH MURSALAH
Yaitu kebaikan yg tidak disinggung oleh syara
utk mengerjakan atau meninggalkannya, tetapi
jika dikerjakan akan membawa manfaat atau
terhindar dari keburukan
Contoh :

Pengumpulan/penulisan Al quran pada


masa khalifah Abu Bakar

Disyaratkannya keharusan adanya surat


nikah utk sahnya gugatan dlm soal
perkawinan,nafkah, dan warisan

Mualid Nabi, Nuzulul Quran, Isra Miraj sbg


hari besar Islam

E.

ISTISHAB
Menjadikan hukum yg telah tetap pada masa lampau
terus berlaku sampai sekarang karena tidak diketahui
ada dalil yg mengubahnya
Contoh :

F.

Seseorang yg oleh orang lain diketahui hidup ia akan terus


dikatakan hidup sampai ada dalil yg menunjukkan ia telah mati

SYADUD DZARIAH
Menutup/melarang perkara yg lahiriahnya mubah
karena perkara itu membuka jalan atau mendorong
kpd perbuatan yg dilarang oleh agama
Contoh :

Perkara yg pasti mendatangkan perbuatan yg dilarang


Perkara yg tidak pasti mendatangkan perbuatan yg dilarang

Anda mungkin juga menyukai