Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MOTODE

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DAN MOTIVASI


BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPS
Zanuarto Ambar Suryono
Universitas Mmuhammadiyah Buton
Email: azanuarto@yahoo.co.id
Abstract:
His watchfulness aims to detect: (1). method use influence cooperative learning with
technique jigsaw towards accomplishment learn in subject ips at SMK Negeri 2 Baubau.
(2) motivation influence learns student towards in subject ips at SMK Negeri 2 Baubau
dan (3). influence between method use cooperative learning with technique jigsaw and
motivation learns towards accomplishment learn subject ips this watchfulness population
class student x SMK Negeri 2 Baubau, with total 240 students. watchfulness sample as
much as 71 students. Result that got from this watchfulness: 1) method use cooperative
learning with technique jigsaw influential towards accomplishment learns class student
SMK Negeri 2 Baubau. 2) motivation learns influential towards accomplishment learn
class student x SMK Negeri 2 Baubau 3) according to together method use cooperative
learning with technique jigsaw and motivation learns influential towards
accomplishment learn class student SMK Negeri 2 Baubau
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi: (1). menggunakan metode pengaruh pembelajaran
kooperatif dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar di ips subjek di SMK Negeri 2
Baubau. (2) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ips di di SMK Negeri 2
Baubau Dan (3). pengaruh antara metode menggunakan pembelajaran kooperatif dengan
teknik jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar ips subjek penelitian ini populasi
siswa kelas x SMK Negeri 2 Baubau, dengan jumlah 240 siswa. penelitian sampel sebanyak
71 siswa. Hasil yang didapat dari penelitian ini: 1) metode menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan teknik jigsaw berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas SMK
Negeri 2 Baubau. 2) motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas x SMK
Negeri 2 Baubau 3) sesuai dengan metode bersama-sama menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa kelas SMK Negeri 2 Baubau

Kata Kunci: metode cooperative learning with technique jigsaw, motivasi


belajar siswa
pengembangan kurikulum nasional dan
Salah satu permasalahan pendidikan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui
pelatihan, pengadaan buku dan alat
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap pengajaran, pengadaan dan perbaikan
jenjang dan satuan pendidikan, khususnya sarana pendidikan, dan peningkatan mutu
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai manajemen sekolah. Namun demikian
upaya telah dilakukan untuk meningkatkan berbagai indikator mutu pendidikan belum
mutu pendidikan nasional, misalnya: menunjukkan peningkatan yang berarti.
I. PENDAHULUAN

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

47

Sebagian sekolah terutama dikota-kota


Tujuan penelitian ini adalah: 1) Ingin
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan mengetahui apakah ada pengaruh yang
yang cukup menggembirakan, sebaliknya signifikan persepsi siswa tentang metode
sebagian lain masih memprihatinkan.
Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw
Untuk mengembangkan siswa ber- terhadap prestasi belajar pada mata
pikir kritis, logis dan kreatif, maka guru pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2
harus melibatkan siswa sebagai peserta aktif Baubau. 2) Ingin mengetahui apakah ada
dalam pengajaran. Metode Cooperatif pengaruh yang signifikanmotivasi belajar
Learning akan memberikan kesempatan terhadap prestasi belajar pada mata
pada siswa terlibat secara aktif dalam proses pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2
Baubau. 3) Ingin mengetahui apakah secara
pembelajaran.
Dalam metode Cooperative Learning bersama-sama ada pengaruh yang signifikan
siswa harus mempelajari ketrampilan persepsi siswa tentang metode Cooperative
kooperatif yang diajarkan. Ketrampilan Learning dengan teknik Jigsaw dan
kooperatif tersebut berfungsi untuk melan- motivasi belajar terhadap prestasi belajar
carkan hubungan kerja dan pembagian tugas siswa pada mata pelajaran IPS di kelas X
antar anggota, agar kelompok dapat bekerja SMKNegeri 2 Baubau.
sama secara produktif.Teknik pembelajaran
Cooperative Learning yang digunakan
peneliti adalah Jigsaw, karena dalam teknik
ini terjadi keterlibatan mental dan fisik dari
siswa secara penuh, dimana siswa dalam
menjelaskan materi tersebut harus mudah
dipahami dan dimengerti oleh siswa yang
lain. Dengan pembelajaran ini akan terlihat
kemandirian siswa dalam belajar. Siswa
benar-benar kerja sama dan dapat meningkatkan daya pikir siswa. Selain tersebut
dapat juga memperkecil peluang siswa
untuk tidak aktif, karena dalam diri masingmasing siswa sadar bahwa dia mempunyai
tanggung jawab untuk menjelaskan kepada
teman sekelompoknya.
Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: 1) Apakah ada pengaruh yang
signifikan antara persepsi siswa tentang
metode Cooperative Learning dengan
teknik Jigsaw terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2
Baubau? 2) Apakah ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di
kelas X SMKNegeri 2 Baubau? 3) Apakah
secara bersama-sama ada pengaruh yang
signifikan persepsi siswa tentang metode
Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw
dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
kelas X SMKNegeri 2 Baubau?

II. KAJIAN PUSTAKA


Persepsi pada hakikatnya adalah
proses penilaian seseorang terhadap obyek
tertentu. Persepsi juga merupakan aktivitas
mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik
maupun obyek sosial, dan penginderaan
tersebut tergantung pada stimulus fisikdan
stimulus sosial yang adadi lingkungannya.
Sensasi-sensasi dari ling-kungan akan
diolah bersama-sama.
Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan/ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
yang diberikan oleh guru (Djamarah,
Syaiful Bahri & Zain, Aswan 2002: 105).
Penilaian prestasi belajar sering juga disebut
penilaian hasil belajar . Untuk mengetahui
hasil belajar siswa perlu dilakukan usaha
atau tindakan penilaian/evaluasi. Penilaian
pada dasamya adalah, memberikan pertirnbangan atau nilai berdasarkan kreteria
tertentu. .Hasil yang diperoleh
dalam
bentuk hasil belajar olehsebab itu kegiatan
tersebut dinarnakan belajar. Bloom dkk
dalam (Sudjana, Nana, 1995: 50)
menyebutkan ada tiga tipe hasil belajar
yakni: koqnitif, afektif dan psikomotor.
Di dalam menilai hasil belajar siswa
perlu, ditetapkan suatu kreteria tertentu.
Melalui kreteria ini maka dapat diperoleh

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

48

inforrmasi mengenai hasil yang diperoleh


siswa dalam hubungannya dengan penguasaan bahan pelajaran.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
suatu mata pelajaran yang fokus kajiannya
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi. Melalui mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi Warga Negara
Indonesia yang demokratis, bertanggung
jawab dan warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat.
Kemampuan tersebut diperlukan untuk
memasuki kehidupan masyarakat yang
dinamis.
Model
Cooperative
Learning
didefinisikan sebagai lingkungan belajar
dimana siswa belajar dalam suatu kelompok
kecil yang kemampuannya berbeda-beda
untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Pengorganisasian pembelajaran dicirikan
oleh struktur, tugas, tujuan dan penghargaan
kooperatif (Ibrahim dkk,
Para anggota dari kelompok asal yang
berbeda, bertemu dengan topik yang sama
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan
membahas materi yang ditugaskan pada
masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka. Setelah pembahasan
kelompok asal berusaha menjelaskan pada
teman sekelompoknya apa yang telah
mereka dapatkan pada saat pertemuan di
kelompok ahli.
Selanjutnya
diakhir
pelajaran siswa diberi kuis secara individu
yang mencakup topik materi yang telah
dibahas. Model pembelajaran melalui
cooperative learning dengan teknik Jigsaw
dianggap salah satu teknikyang efektif
untuk memberikankesempatan pada siswa
bersama guru untuk mengkontruksikan
pengetahuan sendiri dalam berkomunikasi
satu sama lain secara simultan.

Motivasi berprestasi adalah motivasi


yang terarah pada pencapaian prestasi
belajar dengan standar yang baik.
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil
prestasi yang dapat dicapai oleh siswa
setelah berinteraksi
dalam kegiatan
pembelajaran yang diikutinya. Dengan
demkian kedua faktor tersebut adalah model
pembelajaran Cooperative Learning Teknik
Jigsawdan motivasi belajar akan meberikan
pengaruh terhadap pencapaian prestasi
belajar siswa.
Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Ada
pengaruh yang signifikanpersepsi siswa
tentang metode Cooperative Learning
dengan Teknik Jigsaw terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS di SMK
Negeri 2 Baubau. 2) Ada pengaruh yang
signifikan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di
SMK Negeri 2 Baubau. 3) Ada pengaruh
yang signifikan persepsisiswa tentang
metodeCooperative
Learning
dengan
Teknik Jigsaw dan motivasi belajar siswa
secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS di SMK
Negeri 2 Baubau.
III. METODE PENELITIAN
Populasi adalah siswa SMK Negeri 2
Baubau dengan populasi 240 siswa
dansampel 71 siswa. Dalam penelitian ini
seluruh
siswa
merupakan
populasi
penelitian yang akan diteliti. Dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh/sensus.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiono,
2003 :78)
Tabel 1
Jumlah Populasi dan Sampel
Kelas
Populasi
Sampel
X TKR
40
12
X TSM
40
12
X TKJ
40
12
X TAV
40
12
X TITL
40
12
X TGB
40
11
Jumlah
240
71

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

49

Instrumen penelitian ini adalah


pengukuran variabel yang dituangkan
masing-masing kelas sebanyak 6 kelas
siswa SMK Negeri 2 Baubau di Kota
Baubau. Dari variabel itu mengacu
beberapa teori yang telah dikemukakan
oleh: 1) Variabel motivasi berprestasi,
diukur dengan menggunakan tes motivasi
berprestasl yang dikembangkan oleh Smith
(1978: 95) yang diadaptasikan oleh
penetiti.Dengan menggunakan tes ini akan
dapat menentukan karakteristik motivasi
berprestasi siswa yang dipilih menjadi
motivasi berprestasi tinggi sedang dan
rendah. 2) Variabel gaya kognitif, diukur
dengan menggunakan tes gaya kognitif
yang dikembangkan oleh Suhargono (1990 :
82),dengan rnenggunakan tes ini akan dapat
ditentukan gaya kognitif siswa dengan
pilihan gaya kognitif fild dependent dan fild
independent. 3) Variabel cara belajar siswa
adalah cara-cara yang dipakai oleh siswa
untuk belajar, yang mencakup cara
mengikuti pelajaran, cara membuat catatan,
cara membaca buku, cara mempersiapkan
ujian, cara memahami dan menghafal isi
pelajaran dan cara mengatur jadwal serta
tempat belajar.
Teknik mengumpuikan data dengan
menggunakan metode angket. Dengan
menggunakan metode ini diharapkan agar
data yang dikumpulkan benar-benar
validitasnya dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, serta dapat digunakan untuk
memecahkanpermasalahan yang dihadapi.
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan metode questionare tipe
pilihan dalam bentuk multiple choise,
mengingat bahwa bentuk ini terdiri dari
beberapa altematif jawaban yang bertingkat,
sehingga akan lebih jelas dan lebih mudah
bagi peneliti untuk mengkategorikan
jawaban responden dibanding dengan tipe
lainnya.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengumpulkan data adalah: 1)
Melaksanakan uji coba untuk mengetahui
tingkat validitas dan reabilitasangket terhadap 71 responden didasari pendapat
Slovin dalam Umar (2004: 108) yang

menyatakan bahwa uji coba angket dilakukan sekitar responden. Analisis uji coba
dilaksanakan dengan bantuan computer
program SPSS (Santoso, 2000: 209) 2)
Mengumpulkan data untuk seluruh siswa di
SMK Negeri 2 Baubau sebagai responden
sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang dirancang, selanjutnya ditabulasikan
untuk dianalisissesuai dengan analisis yang
telah disiapkan.
Analisis data sesuai rancangan
penelitian menggunakan metode korelasional untuk mengungkapkan pengaruh
atau hubungan antara variabel dengan
bantuan komputer program SPSS versi 17
(Santoso, 2000: 201 ).
Tahapan yang dilakukan dalam
analisis penelitian yaitu: 1) Tahap persiapan,
mencakup penyelesaian data empirisyang
ada di instrument koesioner dipindahkan
kedalam matriks data menurut tabel yang
sudah disiapkan. Dan dibuat scoring
jawaban dari item atau variabel-variabel
yang diteliti. 2) Tahap uji hipotesis
menggunakan analisis korelasi parsial
(partial correlation) dengan bantuan
komputer program SPSS versi 17.00
(Santoso, 2000 : 201).

IV. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Analisis yang digunakan dengan
menggunakan metode statistik maka data
yang telah ada harus diubah terlebih dahulu
ke dalam data kuantitatif. Dari hasil
pengolahan data penelitian ini dapat
dideskripsikan berdasarkan dua deskripsi
yaitu: pertama, penerapan metode active
learning dengan teknik jigsaw. Kedua,
motivasi belajar siswa. Ketiga, prestasi
belajar mata pelajaran IPS. Deskripsi data
tersebut berasal dari jawaban responden
yang berjumlah 71 siswa terhadap
instrument penelitian yang berupa kuesioner
dan dokumentasi hasil belajar mata
pelajaran IPS.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan penyekoran, pada variabel
penerapan metode active learning dengan
teknik jigsaw terdapat 15 pertanyaan dan 5

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

50

teknik jigsaw SMK Negeri 2 Baubau dapat


dilihat pada gambar berikut:
Hasil dari pengumpulan dan penyekoran pada angket tentang penerapan
motivasi belajar, maka dapat ditentukan
jumlah frekuensi motivasi belajar dengan
perhitungan interval dan pengkategorian
dalam tabel berikut ini:
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
No

item jawaban, variabel motivasi belajar


siswa terdapat 30 pertanyaan dan 5 item
jawaban. Sehingga hasil dari penyekoran
pada variabel masing-masing penerapan
metode active learning dengan teknik
jigsaw diperoleh skor tertinggi 15 x 5 = 75
sedangkan skor terendah adalah 15 x 1 = 15,
hasil penyekoran pada variabel motivasi
belajar siswa diperoleh skor tertinggi 30 x 5
= 150 sedangkan skor terendah adalah 30 x
1 =30. Dari angket yang telah diisi oleh
responden, hasil skornya kemudian
dikategorikan menjadi tiga. Dengan nilai
interval sebanyak 20.

1
2
3

Interval
Frekuensi
skor
110 150
57
70 109

30 69

Persentase
80.28

Baik

11.27

Cukup

1. Deskripsi
Persepsi
Metode
Jumlah
71
100.00
Cooperative Learning dengan Teknik
Jigsaw
Sumber : Survei tahun 2014
Hasil
dari
pengumpulan
dan
penyekoran pada angket tentang penerapan
metode active learning, maka dapat
ditentukan jumlah frekuensi penerapan
metode active learning teknik jigsaw
dengan perhitungan interval dan pengkategorian dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi dan Persentase
Persepsi Metode Cooperative Learning
Dengan Teknik Jigsaw
No

Interval
skor
1
55 75
2
35 54
3
15 34
Jumlah

Frekuensi

Persentase

61
8
2
71

85.91
11.27
2.82
100.00

Kategori
Baik
Cukup
Kurang

Sumber : Survei tahun 2014

8.45

Kurang

Pada tabel di atas diperoleh data


mengenai motivasi belajar bahwa: (1)
terdapat 58 siswa atau 80.28% berada pada
kategori baik, (2) 8 siswa atau 11.27% pada
kategori cukup, dan (3) 6 siswa atau 8.45%
berada pada kategori kurang. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
siswa SMK Negeri 2 Baubau pada kategori
baik.
Hasil dari pengumpulan dan penyekoran pada dokumentasi prestasi belajar
mata pelajaran IPS, maka dapat ditentukan
jumlah frekuensi prestasi belajar dengan
perhitungan interval dan pengkategorian
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS
No

Pada tabel di atas diperoleh data


mengenai persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw
bahwa : (1) terdapat 61 siswa atau 85.91%
berada pada kategori persepsi siswa baik,
(2) 8 siswa atau 11.27% pada kategori
cukup, dan (3) 2 siswa atau 2.82% berada
pada kategori kurang. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa persepsi siswa SMK
Negeri 2 Baubau pada kategori baik.
Adapun histogram frekuensi persepsi
tentang metode cooperatif learning dengan

Kategori

1
2
3
4
5

Interval
skor
79
100
68 78
56 67
50 55
0 49
Jumlah

Frekuensi

Persentase

Kategori

12.68

Baik sekali

48
9
5
71

67.60
12.68
7.04
100.00

Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

Sumber : Survei tahun 2014


Pada tabel di atas diperoleh data
mengenai prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS bahwa : (1) terdapat 9 siswa
atau 12.68% berada pada kategori baik

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

51

sekali dan cukup, (2) 48 siswa atau 67.60%


berada pada kategori baik, (3) 5 siswa atau
7.04% berada pada kategori kurang. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa prestasi
belajar siswa di SMK Negeri 2 Baubau pada
kategori baik.
2. Analisis Signifikansi Persepsi Siswa
Tentang Metode Cooperatif Learning
dengan Teknik Jigsaw dengan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear sederhana, hubungan antara persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi
belajar (Y) diperoleh nilai koefisien regresi
b = 0.269 dan nilai konstanta a = 54.936.
Dengan demikian diperoleh persamaan
regresi sederhana yaitu Y = 54.936 +
0.269X1. Untuk mengetahui apakah model
persamaan regresi tersebut dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan ataua apakah
persamaan regresi yang telah diperoleh
signifikan atau tidak, dapat diketahui
dengan menggunakan analisis variansi (ujiF). kriteria penilaian adalah jika nilai
signifikansi (probabilitas) kurang dari 0,05
maka persamaan regresi adalah signifikan,
demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan dari bantuan program
SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar
10.726 dengan tingkat signifikansi 0.002
kurang dari 0.05. Dengan demikian model
persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan. Oleh karena itu
persamaan regresi Y = 54.936 + 0.269X1
dapat digunakan untuk menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut
mengenai pengaruh antara persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw dengan prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS.
Dari persamaan regresi Y = 54.936 +
0.269X1 mempunyai arti : (1) apabila
persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw (X1) =0
maka prestasi belajar (Y) dapat ditaksir
sebesar 54.936, dan (2) apabila terjadi
perubahan persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw

(X1) sebesar satu satuan maka prestasi


belajar dapat ditaksir sebesar 0.269 pada
satuan konstanta 54.936. Hasil analisis
varians dapat dilihat pada tabel berikut.
Perhitungan
korelasi
sederhana
terhadap pasangan data variabel persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi
belajar (Y) menghasilkan harga koefisien
korelasi r 0.367. Nilai tersebut menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw dengan
prestasi belajar. Untuk mengetahui apakah
koefisien korelasi r yang diperoleh
signifikan atau tidak, dilakukan pengujian
dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil
analisis uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar
3.275 dengan tingkat signifikansi 0,002
kurang dari = 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa koefisien korelasi antara persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS (Y) signifikan.
Hasil analisis regresi sederhana
tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw
maka semakin tinggi pula prestasi belajar
mata pelajaran IPS. Temuan dalam
penelitian ini sekaligus menolak H0 dan
menerima H1 yang menyatakan ada
pengaruh yang signifikan antara persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw
dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS siswa SMK
Negeri 2 Baubau.
Daya ramal persamaan regresi
pengaruh antara persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw (X1) terhadap prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y) dapat diketahui dari hasil
koefisien determinasinya. Dari hasil analisis
diperoleh koefisien determinasi sebesar
0.135 yang berarti bahwa 13.5 % variasi
variabel prestasi belajar mata pelajaran IPS
dapat dijelaskan oleh variabel persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw . Sedangkan 66.5%

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

52

lainnya ditentukan oleh variabel lain yang


tidak diteliti dalam penelitian ini.
Besarnya kontribusi persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw terhadap prestasi belajar mata
pelajaran IPS dapat dilihat dari nilai
adjusted R Square yaitu0.122. Nilai ini
memberikan pengertian bahwa kontribusi
persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar
12.2%.
3. Analisis Signifikansi Motivasi Belajar
dengan
Prestasi
Belajar
Mata
Pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear sederhana, hubungan antara motivasi
belajar (X2) dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y) diperoleh nilai koefisien
regresi b = 0.245 dan nilai konstanta a =
42.433. Dengan demikian diperoleh
persamaan regresi sederhana yaitu Y =
42.433 + 0.245X2. Untuk mengetahui
apakah model persamaan regresi tersebut
dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
ataua apakah persamaan regresi yang telah
diperoleh signifikan atau tidak, dapat
diketahui dengan menggunakan analisis
variansi (uji-F). kriteria penilaian adalah
jika nilai signifikansi (probabilitas) kurang
dari 0,05 maka persamaan regresi adalah
signifikan, demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan dari bantuan program
SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar
108.123 dengan tingkat signifikansi 0.00
kurang dari 0.05. Dengan demikian model
persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan. Oleh karena itu
persamaan regresi Y = 42.433 + 0.245X2
dapat digunakan untuk menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut
mengenai pengaruh antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS.
Dari persamaan regresi Y = 42.433 +
0.245X2 mempunyai arti : (1) apabila
motivasi belajar (X2) =0 maka prestasi
belajar mata pelajaran IPS (Y) dapat
ditaksir sebesar 42.433, dan (2) apabila
terjadi perubahan motivasi belajar (X2)

sebesar satu satuan maka kinerja guru dapat


ditaksir sebesar 0.245 pada satuan konstanta
42.433. Hasil analisis varians dapat dilihat
pada tabel berikut.
Perhitungan
korelasi
sederhana
terhadap pasangan data variabel motivasi
belajar (X2) dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y) menghasilkan harga
koefisien korelasi r 0.781. Nilai tersebut
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar mata pelajaran IPS. Untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi r
yang diperoleh signifikan atau tidak,
dilakukan pengujian dengan menggunakan
analisis uji-t. Hasil analisis uji-t diperoleh
nilai t hitung sebesar 10.398 dengan tingkat
signifikansi 0,000 kurang dari = 0.05. Hal
ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS (Y) signifikan.
Hasil analisis regresi sederhana
tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat motivasi belajar maka
semakin tinggi pula prestasi belajar mata
pelajaran IPS. Temuan dalam penelitian ini
sekaligus menolak H0 dan menerima H1
yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa di
SMK Negeri 2 Baubau.
Daya ramal persamaan regresi
hubungan antara motivasi belajar (X2)
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
(Y) dapat diketahui dari hasil koefisien
determinasinya. Dari hasil analisis diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0.610 yang
berarti bahwa 61.0% variasi variabel
prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat
dijelaskan oleh variabel motivasi belajar.
Sedangkan 39.0% lainnya ditentukan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Besarnya kontribusi motivasi kerja
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
dapat dilihat dari nilai adjusted R Square
yaitu0.605. Nilai ini memberikan pengertian
bahwa kontribusi motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar
60.5%.

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

53

4. Analisis Signifikansi Persepsi Siswa


Tentang Metode Cooperatif Learning
Dengan Teknik Jigsaw dan Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran IPS
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda, hubungan antara persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw(X1) dan motivasi
belajar (X2) dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y) diperoleh nilai koefisien
regresi b1 = 0.129, b2= 0.231 dan nilai
konstanta a = 36.558. Dengan demikian
diperoleh persamaan regresi berganda yaitu
Y = 36.558+ 0.129X1 + 0.231X2. Untuk
mengetahui apakah model persamaan
regresi tersebut dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan ataua apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifykan atau tidak, dapat diketahui dengan
menggunakan analisis variansi (uji-F).
kriteria penilaian adalah jika nilai signifykansi (probabilitas) kurang dari 0,05 maka
persamaan regresi adalah signifikan, demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan dari bantuan program
SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar
60.314 dengan tingkat signifikansi 0.00
kurang dari 0.05. Dengan demikian model
persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan. Oleh karena itu
persamaan regresi Y = 36.558 + 0.129X1 +
0.231X2.dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut
mengenai pengaruh antara persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan
prestasi belajar mata pelajaran IPS.
Dari persamaan regresi Y = 36.558 +
0.129X1 + 0.231X2 mempunyai arti : (1)
apabila persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw
(X1)= 0 dan motivasi belajar (X2) =0 maka
prestasi belajar mata pelajaran IPS (Y)
dapat ditaksir sebesar 36.558, (2) apabila
terjadi perubahan persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw(X1) dan motivasi belajar (X2)
sebesar satu satuan maka kinerja guru dapat
ditaksir sebesar 0.129 dan 0.231 pada

satuan konstanta 36.558. Hasil analisis


varians dapat dilihat pada tabel berikut.
Perhitungan korelasi ganda terhadap
pasangan data variabel persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw (X1) dan motivasi belajar (X2)
dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS
(Y) menghasilkan harga koefisien korelasi r
0.800. Nilai tersebut menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara
persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw dan motivasi
belajar dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS.
Untuk mengetahui apakah koefisien
korelasi ganda yang diperoleh signifikan
atau tidak, dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji-F. Hasil analisis uji-F
diperoleh nilai F hitung sebesar 60.314
dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang
dari = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw(X1) dan motivasi belajar (X2)
dengan prestasi belajar mata pelajaran
IPS(Y) signifikan.
Hasil analisis regresi ganda sebagaimana tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw dan motivasi belajar maka
semakin tinggi pula prestasi belajar mata
pelajaran IPS. Temuan dalam penelitian ini
sekaligus menolak H0 dan menerima H1
yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan antara persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS siswa di SMK
Negeri 2 Baubau.
Daya ramal persamaan regresi
hubungan antara persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw (X1) dan motivasi kerja (X2)
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
(Y) dapat diketahui dari hasil koefisien
determinasinya. Dari hasil analisis diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0.640 yang
berarti bahwa 64.0% variasi variabel
prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

54

dijelaskan oleh variabel persepsi siswa


tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw dan motivasi belajar.
Sedangkan 36.0% lainnya ditentukan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Besarnya kontribusi persepsi siswa
tentang metode cooperatif learning dengan
teknik jigsaw dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat
dilihat dari nilai adjusted R Square
yaitu0.629. Nilai ini memberikan pengertian
bahwa kontribusi persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar
62.9%.
V. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang
Metode Cooperatif Learning Dengan
Teknik Jigsaw dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran IPS
Hasil analisis statistik deskiptif untuk
variabel persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw di
SMK Negeri 2 Baubau sebagian besar
berkategori baik. Berdasarkan pengujian
hipotesis diperoleh nilai korelasi antara
persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw dengan
prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar
0.367 dengan nilai signifikan 0,002 kurang
dari 0.05. Dengan demikian hipotesis H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
pengaruh yang signifikan antara persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil analisis diatas yang
menerangkan bahwa ternyata metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa
Menurut teori pembelajaran konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi
pengalaman baik alami maupun manusiawi.
Proses konstruksi ini dilakukan secara
pribadi dan sosial dan proses ini adalah

proses yang aktif. Beberapa faktor seperti


pengalaman, pengetahuan yang telah
dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan berpengaruh terhadap motivasi
belajar. Kelompok belajar dianggap sangat
membantu proses belajar karena mengandung beberapa unsur yang berguna untuk
menantang pemikiran dan meningkatkan
harga diri seseorang.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar
dengan
Prestasi
Belajar
Mata
Pelajaran IPS
Hasil analisis statistik deskiptif untuk
variabel motivasi belajar siswa di SMK
Negeri 2 Baubausebagian besar berkategori
baik. Berdasarkan pengujian hipotesis
diperoleh nilai korelasi antara motivasi
belajar dengan kinerja guru sebesar 0.781
dengan nilai signifikan 0,000 kurang dari
0.05. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh
yang signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS
. Hal ini berarti bahwa pada umumnya
prestasi belajar yang baik dihubungkan
dengan motivasi yang baik. Sebaliknya,
motivasi yang rendah dihubungkan dengan
prestasi yang kurang baik.
Motivasi sebagai faktor utama dalam
belajar yakni berfungsi menimbulkan,
mendasari, dan menggerakkan perbuatan
belajar. Menurut hasil penelitian melalui
observasi langsung, bahwa kebanyakan
siswa yang besar motivasinya akan giat
berusaha, tampak gagah, tidak mau
menyerah, serta giat membaca untuk
meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya
mereka yang memiliki motivasi rendah,
tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan
mengalami kesulitan belajar. Motivasi
menggerakkan individu, mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna lagi kehidupan
individu. Mempelajari motivasi maka akan
ditemukan mengapa individu berbuat
sesuatu karena motivasi individu tidak dapat

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

55

diamati secara langsung, sedangkan yang


dapat diamati adalah manifestasi dari
motivasi itu dalam bentuk tingkah laku
yang nampak pada individu setidaknya akan
mendekati kebenaran apa yang menjadi
motivasi individu bersangkutan.

siswa tentang metode cooperatif learning


dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar
mempunyai hubungan positif dan signifikan
dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS
di SMK Negeri 2 Baubau. Apabila persepsi
siswa tentang metode cooperatif learning
dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar
3. Hubungan Antara Persepsi Siswa
ditingkatkan maka prestasi belajar mata
Tentang Metode Cooperatif Learning
pelajaran IPS dapat meningkat.
dengan Teknik Jigsaw dan Motivasi
Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran IPS
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan nilai korelasi berganda
antara persepsi siswa tentang metode
cooperatif learning dengan teknik jigsaw
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
mata pelajaran IPS siswa di SMK Negeri 2
Baubau sebesar 0.800 dengan nilai
signifikan 0,000 kurang dari 0.05. Dengan
demikian hipotesis H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar mata pelajaran IPS secara bersamasama.
Hal ini berarti Prestasi belajar mata
pelajaran IPS sangat ditentukan oleh
kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar
siswa.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1) Persepsi siswa tentang metode cooperatif
learning dengan teknik jigsaw mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan
prestasi belajar mata pelajaran IPS di SMK
Negeri 2 Baubau yang berarti bahwa
semakin tinggi persepsi siswa tentang
metode cooperatif learning dengan teknik
jigsaw maka semakin tinggi pula prestasi
belajar mata pelajaran IPS. 2) Motivasi
belajar mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau
yang berarti bahwa semakin tinggi motivasi
belajar maka semakin tinggi pula prestasi
belajar mata pelajaran IPS. 3) Persepsi

Anonim. (2003) Undang-Undang Republik


Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: CV
Eka Jaya.
Anonim. (2006) Permen No. 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Mata
Pelajaran IPS Untuk SMK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Arindita,
S.(2003)Hubungan
antara
Persepsi Kualitas Pelayanan dan
Citra Bank dengan Loyalitas Nasabah.
Surakarta: Fakultas Psikologi UMS
Arikunto, Suharsimi. (2002) Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2002) Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2002) Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan.
(2002). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi,

S.
(1983)
Metodologi
Research.Yogyakarta: Andi Offset.

Hamalik, O. (1994) Metode Belajar dan


Kesulitan-Kesulitan
Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Hamka, Muhammad. (2002) Hubungan
Antara
Persepsi
Terhadap

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

56

Pengawasan Kerja dengan Motivasi Nur, M , dkk. (2004) Pengajaran Berpusat


Berprestasi. Surakarta: Universitas
Pada
Siswa
dan
Pendekatan
Muhammadiyah Surakarta Fakultas
Konstruktivis dalam Pengajaran.
Psikologi.
Surabaya : University Press Unesa.
Ibrahim, dkk. (2005) Pembelajaran Purwanto, Ngalim M. (1990) Evaluasi
Kooperatif. Surabaya: University Press
Pengajaran. Bandung: PT Remaja
Unesa.
Rosdakarya.
Ismail. (2003). Media Pembelajaran Poerwodarminto.(1991) Kamus Umum
(Model-model
Pembelajaran).
Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.
Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu.
Santoso. (2000) SPSS Versi 10 Mengelola
Kerlinger, Fred N. (1990) Aspek-aspek
Data Statistik Secara Profesional,
Penelitian Behaviorai. Terjemahan
Jakarta: PT Ale Kompetindo.
oleh Landeng R. Simatupang.
Yogyakarta: Gajah Mada University Santoso, Barokah. (2002) Kurikulum
Berbasis Kompetensi Jenjang SLTP.
Press.
Interprestasi
Kegiatan
Belajar
Lie, Anita .(2007) Cooperative Learning :
Mengajar. Jurnal Gentengkali. Vol 4
Mempraktekan Cooperative Learning
No. 3 dan 4
Di Ruang -Ruang Kelas. Jakarta:
Slameto. (2003) Belajar dan Faktor-Faktor
Girasindo
Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Lie, Anita .(1999) Metode Pembelajaran
Cipta.
Gotong Royong. Surabaya: Citra
Sholeh, Muhammad. (2006) Pengaruh
Media CV
Persepsi
Tentang
Model
Martin, A, dan Bhaskara. (2002) Kamus
Pembelajaran
Kooperatif
dan
Bahasa
Indonesia
Millenium.
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Surabaya: Karina.
Belajar Siswa SMP Negeri 2 Porong
Kabupaten
Sidoarjo,
Malang:
Muller,
Johammes.(1980)
Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPS
sebagai jalan pembebasan manusia
Program Pasca Sarjana Universitas
dan
cengkeraman
kemelaratan,
Kanjuruhan Malang.
Education Poverty.Juli Volume 87,
42-52
Sholihatin, Etin, dkk. (2007) Cooperatif
Learning
Analisis
Model
Mujiono dan Dimyati.(1999) Belajar dan
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Aksara
Narbuka, Cholid dan Abu, Achmad. (2001) Soeryabrata, S, Drs. (1989) Proses Belajar
Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Mengajar Di Perguruan Tinggi,
Aksara.
Yogyakarta: Andi Ofset.
Nasution, S. (2001) Metode Research Sudjana, Nana. (1995) Penilaian Hasil
(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi
Proses Belajar. Jakarta: PT. Remaja
Aksara.
Rosdakarya
Nahawi, H. (2001) Metode Penelitian Sugiono. (2003) Metode Penelitian Bisnis.
Bidang
Social.
Gajah
Mada
CV. Alfaeta, Bandung.
University. Press. Yogyakarta.
Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

57

Sumanto, (2001) Metodologi Penelitian


Persada
Ilmu-Ilmu Soaial Dan Pendidikan.
The Liang Gie. (1987) Cara Belajar Yang
Unesa University Press, Surabaya.
Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Supeno, Bambang. (1997) Statistik Terapan
Dalam
Ilmu-Ilmu
Sosial
dan Tim Tetap Penulis. (2005) Pedoman
Penulisan Tesis. Malang: Program
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan
Surakhmad, W. (2000) Landasan Yang
Malang.
Kuat Dan Kebijaksanaan Pendidikan
Yang Benar. Makalah Disajikan Umar, H. (2004) Riset Pemasaran Dan
Perilaku Dan Konsumen.Gramedia
Dalam Konvesni Nasional Pendidikan
Pustaka Utama. Jakarta.
Indonesia. Jakarta 19-22 September.
Suryabrata, Sumadi. (2002) Psikologi Vredenbergh. (1983) Metode dan Teknik
Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo
Galio.
Perkasa Rajawali.
Thabrany, H. (1994) Rahasia Kunci Sukses Walgito, Bimo. (2003) Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo

Zanuarto Ambar Suryono, Pengaruh Presepsi Siswa tentang Metode . . . .

58

Anda mungkin juga menyukai