Anda di halaman 1dari 7

SABUN CUCI PIRING

STEPHANUS DANU HERLAMBANG T


109029

AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS


SEMARANG
JL. KUSUMANEGARA (SRIWIJAYA) NO.104 SEMARANG

NAMA

Stephanus Danu H T

KELOMPOK

13

SEMESTER

II

NIM

109029

JENIS PRAKTEK

Sabun Cuci Piring

TANGGAL PRAKTIK

30 April 2010

TUJUAN

Agar para mahasiswa tahu bahan dan alat yang

digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring yang baik.


1. DASAR TEORI

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut
batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah
telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi
mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C
melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara
tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari
pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari
minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.

Pencuci piring merupakan cairan kental bening berwarna yang berfungsi


untuk membersihkan peralatan makan seperti piring, gelas, sendok/garpu dan
peralatan dapur pada umumnya. Produk pencuci piring pada dasarnya dapat
dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampaan fisik. Pertama adalah
berbentuk bubuk atau serbuk, kemudian bentuk pasta, dan yang ketiga

berbentuk cairan. Produk dalam bentuk bubuk atau scouring powder agak
kurang dikenal meskipun juga dijual di swalayan. Produk kedua berbentuk
pasta atau lebih dikanal dengan sabun colek. Produk ketiga dalam bentuk
cairan kental adalah yang paling banyak dipakai. Kecenderungan akan
pemakaian produk ini dari waktu ke waktu meningkat cukup tajam. Hal ini
dapat difahami bahwa pola pencucian piring (termasuk alat rumah tangga lain)
mulai bergeser dari cara yang lama/tradisional dengan abu godok dan sabun
colek menuju cara baru yang lebih praktis. Adanya bentuk berupa cairan
menjadikan parktis untuk digunakan serta aroma produk yang khas
menjadikan cairan pencuci piring mempunyai nilai lebih dibanding produk
pencuci piring lain lain.
Bahan Baku Sabun Pencuci Piring
Pada dasarnya cukup banyak bahan baku yang dapat dipakai dalam
pembuatan Cairan Pencuci Piring. Namun yang dikemukakan dibawah adalah
jenis bahan baku yang mudah didapatkan serta harganya relatif murah .
LABS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate).
Bahan ini merupakan bahan inti yang wajib ada dalam formula cairan
pencuci piring. Bentuk fisik bahan ini adalah carian berwarna coklat muda,
agak lengket serta licin ditangan. Struktur kimia LABS lebih sederhana
dibanding DDBS.
Namun hal itu justru merupakan kelebihan karena LABS ini mudah
diurai oleh tanah yang dengan kata lain dikategorikan sebagai bahan yang
ramah lingkungan.
Kaustik (NaOH).
Bentuk asal Kaustik adalah lempengan tipis kecil kecil biasa disebut
flake. Dalam proses pembuatan cairan pencuci piring, Kaustik harus
dilarutkan dalama air lebih dahulu. Perbandingan antara Kaustik dengan
air adalah 40:60.
Contoh: bilamana akan dibuat 100g larutan kaustik, maka 40g flake
Kaustik dilarutkan dalam 60 cc air. Demikian pula bila ingin membuat

larutan Kaustik 1kg, maka 400 g flake dilarutkan dalam 600cc air. Dan
seterusnya bila membuat sejumlah besar larutan Kaustik , gunakan
perbandingan yang sama.
Dalam membuat larutan kaustik faktor keselamatan (safety) perlu
diperhatikan benar mengingat bahan ini cukup keras. Wadah yang
digunakan juga jangan menggunakan bahan dari logam karena akan larut.
Emal-70.
Merupakan cairan bening berbentuk pasta. Berfungsi untuk menambah
busa serta memberi kesan lembut ditangan. Yang menjadi permasalahan
adalah bahwa harga bahan ini cukup mahal.
Larutan Atinsoft.
Bahan ini tidak merupakan bahan yang kita buat sendiri dengan
mencampur larutan kaustik air dan LABS dengan perbandingan tertentu.
Garam.
Pemberian garam dalam proses terutama dimaksudkan untuk
menambah kekentalan produk. Namun demikian, keberadaan garam akan
sedikit menurunkan kejernihan produk.
Zat warna (Pigment).
Pewarna yang umum dipakai pada produk cairan pencuci piring adalah
hijau dan kuning. Meskipun demikian bisa saja anda mengembangkan
produk dengan warna yang lebih bervariasi.
Parfum.
Parfum yang lazim digunakan adalah jeruk . Mengapa hanya aroma
jeruk yang paling banyak disukai konsumen? Hal ini disebabkan oleh
fungsi aroma jeruk yang dapat mengusir bau sisa makanan yang melekat
pada piring secara dominan. Namun dapat juga digunakan aroma lain.

2. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Beaker Glass
2. Cawan

3. Pengaduk
4. Gelas ukur
5. Erlenmeyer

BAHAN :
1. Larutan Basa Kuat
ABS

10-12 gr

Larutan NaOH
a. NaOH 1.5 gr
b. Aquadest

2.4 ml

Aquadest 46.2 ml
2. Emal

7 gr

3. NaCl

1 gr

4. Aquadest
3. CARA KERJA

25.7 ml
:

1. Buat larutan NaOH


Tambahkan air dalam NaOH aduk hingga homogen
2. Membuat larutan basa kuat
Masukkan aquadest dalam wadah
Tambahkan ABS
Aduk sampai semua ABS larut
Tambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit
3. Membuat cairan pencuci piring

Masukkan air dalam beaker glass

Tambahkan pewarna dan aduk hingga rata


Masukkan emal dan aduk hingga homogen
Masukkan NaCl dan aduk hingga homogen
Masukkan larutan basa kuat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen
Masukkan parfum

4. GAMBAR

5. DATA PENGAMATAN

1. NaOH ditambah air, campuran berbentuk cair danbening


2. Saat air ditamabah ABS, campuran berwarna coklat agak kental lalu
ditambah dengan larutan NaOH dan warnanya sedikit pudar (larutan basa
kuat)
3. Membuat cairan pencuci piring
Air ditambah pewarna berbentuk cair berwarna hijau bening
Setelah ditambah dengan emal dan NaCl, campuran menjadi sedikit
kental
Lalu larutan ditambah larutan basa kuat dan ditambah parfum, hasilnya
berbentuk agak kental dan berwarna hijau
6. PEMBAHASAN

Saat pembuatan sabun pencuci piring ini harus pada kondisi pH 7-8
dikarenakan kalau pH tidak tercapai, saat diaplikasikan kulit dari orang yang
mencoba aplikasi akan iritasi. Sehingga produk yang dibuat tidak akan dikenal
oleh masyarakat.
Saat pH terlalu asam maka ditambahkan larutan NaOH seperlunya tetapi
jika terlalu basa tambahkan ABS untuk menurunkan pH tersebut. Penambahan
harus dilakukan agar tercapai pH 7-8. Saat penambahan, para praktikan harus
dekat dengan kertas indikator universal.
7. KESIMPULAN
pH
Warna

:8
: hijau

Volume: 125 ml
Bentuk

: cairan kental

Aroma

: parfum apel

8. DAFTAR PUSTAKA

AKIN St. Paulus-SMKKI Theresiana. Praktikum Kimia Teknologi.


Semarang.
www.wikepedia.com

Pembimbing

Semarang, 30 April 2010


Praktikan

Maria. P.

Stephanus Danu H T

Anda mungkin juga menyukai