Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia
LOGO
Bank Indonesia
Januari 2014
Pendahuluan
Indonesia*)
Kebijakan
Menetapkan penggunaan alat pembayaran (Pasal 15 ayat (1)
huruf c Undang-undang Bank Indonesia)
Mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah
dan/atau valas (Pasal 16 Undang-undang Bank Indonesia)
Mengatur dan mengembangkan kegiatan Sistem Pembayaran
(Pasal 15 18 Undang-undang Bank Indonesia)
Melakukan pengeluaran, pengedaran dan/atau pencabutan
dan penarikan Rupiah (Pasal 11 Undang-undang Mata Uang)
Berkoordinasi dengan pemerintah melakukan perencanaan,
pencetakan & pemusnahan Rupiah (Pasal 11 UU Mata Uang)
Pengawasan
Perizinan
Memberikan persetujuan dan izin penyelenggaraan
jasa Sistem Pembayaran (Pasal 15 ayat (1) huruf a
UUBI)
Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran
Departemen Kebijakan
dan Pengawasan SP
Kebijakan
Pengaturan
Perizinan
Pengawasan
Pengembangan
Departemen
Penyelenggaraan SP
Penyelenggaraan
Sistem:
Real Time Gross Settlement
(RTGS)
Scripless
Securities
Settlement System (SSSS)
Sistem
Kliring
Nasional
(SKN)
Penatausahaan
Sertifikat Bank Indonesia
(SBI),
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN)
KPwDN
Departemen
Pengelolaan Uang
Perencanaan
Pencetakan
Pengeluaran
Pengedaran
Pencabutan &
Penarikan
Pemusnahan
VISI
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan
terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil
Misi
Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian,
stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan
kepentingan nasional
Peningkatan
transaksi SP
retail (APMK
dan uang
elektronik)
Indeks
keyakinan
perlindungan
konsumen
alat
pembayaran
Kesiapan
infrastruktur
cross border
payment
system
Tingkat
ketersediaan
dan kualitas
uang layak
edar
Terjadi
peningkatan
dibandingkan
tahun
sebelumnya (2012) dari
Rp8 triliun menjadi Rp10
triliun dan kartu kredit
mencapai Rp600 miliar
per hari.
ThemeGallery is a
Design Digital Content
& Contents mall
developed by Guild
Design Inc.
Rp. tr
Rp. tr
450
16.5%
400
16.8%
16.6%
16.6%
16.4%
350
300
250
200
600
400
15.8%
15.8%
200
16.0%
0
c. Kinerja Pengelolaan
Uang 15.8%
(2) UYD, Transaksi
Kas dan Pemusnahan UTLE
15.5%
15.6%
(13.0)
15.4%
(41.4)
150
15.4%
100
15.2%
50
15.0%
14.8%
2008
Cash in Vault
2009
2010
2011
2012
2013
(36.3)
(54.2)
(63.3)
(53.1)
2010
2011
2012
2013
-200
-400
-600
2008
Outflow
2009
Inflow
Net Flow
Pemusnahan
Rata-rata harian (rrh) UYD pada tahun 2013 sebesar Rp420,9 triliun atau meningkat 13,6% dibanding tahun
sebelumnya sebesar Rp370,6 triliun. Pangsa uang kartal yang ada pada khazanah perbankan (cash in vault) sebesar
15,8% yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 15,5%.
Transaksi penarikan/setoran melalui Bank Indonesia selama tahun 2013 terjadi net outflow sebesar Rp53,1 triliun
atau lebih rendah dibandingkan net outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp63,3 triliun. Meskipun transaksi
penarikan selama 2013 lebih tinggi yakni Rp490,0 triliun dibandingkan Rp 429,6 triliun (meningkat 14%), namun
terjadi kenaikan transaksi penyetoran (sebesar Rp436,9 triliun) yang lebih tinggi 19% dibanding tahun sebelumnya
sebesar Rp366,3 triliun.
Pemusnahan uang Rupiah untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat selama tahun 2013 sebesar
Rp105,3 triliun.
11
30
Rp. tr
20
10
0
-10
-20
-30
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
-40
Outflow KPBI
TUKAB Long
Inflow KPBI
TUKAB Short
Transaksi uang kartal antar bank (TUKAB) di wilayah Jakarta pada tahun 2013 mencapai Rp69,2 triliun
atau 31,7% dari total transaksi penarikan yang dilakukan perbankan dan masyarakat yang mencapai
Rp218,5 triliun. Sementara 68,3% atau sebesar Rp.149,2 triliun merupakan penarikan bank dan
masyarakat di KPBI.
Nilai transaksi TUKAB 2013 tersebut lebih tinggi 5,5% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp65,6
triliun (lihat Lamp. 4). Hal ini menunjukkan TUKAB telah semakin optimal dalam mendorong
efektivitas pengelolaan uang kas oleh perbankan.
12
Banda Aceh
Lhokseumawe
Medan
Sibolga
Manado
Batam
Pontianak
Pekan Baru
Ternate
Samarinda
Jambi
Padang
Bengkulu
Palangkaraya
Balikpapan
Palu
Jayapura
Banjarmasin
Palembang
Kendari
Ambon
Bandar Lampung
JAKARTA
Makassar
Cirebon
Semarang
Bandung
Solo
Surabaya
Tasikmalaya
Purwokerto
Jember Mataram
YogyakartaKediri
Malang
Denpasar
Kupang
No
Depo Kas
Cabang
No
Depo Kas
Cabang
Medan
Makassar
Padang
Balikpapan
Bandung
Manado
Palembang
10
Banjarmasin
Semarang
11
Denpasar
Surabaya
Direct shipment
Moda Angkutan :
1. Kapal (ship/voyage)
2. Truk (Armored truck)
3. Truk Kapal Feri Kereta
Api
4. Kereta Api
5. Pesawat (area
tertentu/darurat)
13
Selama tahun 2013 transaksi penukaran uang dalam rangka Kas Keliling (baik di dalam kota maupun di
wilayah terpencil dan terdepan NKRI sebesar Rp1,30 triliun dengan jumlah wilayah kegiatan yang lebih
banyak dari tahun sebelumnya. Untuk Kas Keliling di wilayah terpencil dan terdepan NKRI pada tahun
2013 dilaksanakan 5 kali, sementara tahun 2012 dilaksanakan 4 kali.
P. Sekatung
Banda Aceh
Lhokseumawe
P. Tarempa
P. Marampit
P. Ranai
P. Marore
Medan
P. Jemaja
Sibolga
P. Siberut
P. Subi Besar
Batam
Pontianak
Pekan Baru
P. Brass
Ternate
Samarinda
Padang
P. Tello
P. Sipora
P. Morotai
Manado
Jambi
Palangkaraya
Balikpapan
Palu
Banjarmasin
Jayapura
P. Buru
Palembang
Bandar Lampung
JAKARTA
P. Supiori
P. Joronga
P. Balabalakang
Bengkulu
P. Gebe P. Waigeo
P. Sorong
Kendari
Ambon
P. Geser
Makassar
Cirebon
P. Kayuadi
Semarang
Bandung
Solo
Tasikmalaya
Surabaya
Purwokerto
P. Maomere
Jember Mataram
YogyakartaKediri
Malan
P. Lembata
g
P. Komodo
Denpasar
P. Sumba Timur
P. Tual
P. Wetar
P. Alor
P. Larat
P. Kisar
Kupang
Keterangan:
Kas Keliling di remote area MalukuNusa Tenggara Timur
2012
Bhakesra 2012 (Sail Morotai)
Kas Keliling di Remote Area Jayapura Maluku Utara 2013
Bhakesra I 2013 (Kawasan Barat Indonesia)
Bhakesra II 2013 (Kawasan Timur Indonesia)
Kas Keliling di Remote Area Batam Pontianak 2013
P. Sabu
P. Rote
P. Sabu
14
Selama tahun 2013 jumlah transaksi penarikan perbankan dalam rangka Kas Titipan sebesar
Rp19,1 triliun atau meningkat 48% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp12,9 triliun.
Terdapat penambahan jumlah Kas Titipan pada tahun 2013 di 6 daerah yakni Muaro Bungo
(Jambi), Bima (NTB), Prabumulih (Sumsel), Kotamobagu (Sulut), Bau-Bau (Sultra) dan Sintang
(Kalbar), sehingga secara keseluruhan pada tahun 2013 berjumlah 25 Kas Titipan
Rantau Prapat
Tahuna
Toli Toli
Sintang
Muara Teweh
Gunung
Sitoli
Muaro
Bungo
Gorontalo
Luwuk
Pangkal
Pinang
Prabumilih
Lubuk
Linggau
Kota
Mobago
Biak
Sorong
Sampit
Palopo
Timika
Mamuju
Bau-Bau
Maumere
Bima
Keterangan:
Kas Titipan berada di 25 wilayah NKRI
Kas Titipan yang dibuka tahun 1992 2011
Kas Titipan yang dibuka tahun 2012
Kas Titipan yang dibuka tahun 2013
Waingapu
Atambua
Merauke
15
1. Pengembangan
Perluasan penggunaan instrumen non tunai
Penyempurnaan Infrastruktur
1. Pengembangan
Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas dan Terpercaya
Koordinasi dgn Pemerintah terkait penerbitan uang Rp NKRI (sesuai amanat UU Mata Uang).
Kerjasama dgn Botasupal dan aparat penegak hukum lainnya., misalnya dalam bentuk
Semiloka pada tahun 2013 di Cirebon, Lampung, Padang
Kerjasama sosialisasi CIKUR & memperlakukan uang dgn baik melalui media (ILM),
kebudayaan, pendidikan. Di bidang pendidikan, telah diimplementasikan di sekolah Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah se-Provinsi Jawa Barat; dan sebagai salah
satu materi ajar Ekonomi secara nasional Kurikulum 2013 untuk tingkat SMA
Rencana Pembangunan Sentra Pengedaran Uang dan Depo Kas Utama Wilayah Timur
Kerjasama dengan TNI-AL dan Polair di wilayah terpencil dan terdepan NKRI.
Telah dilakukan 5 kegiatan kas keliling di 6 Pulau di Wilayah Timur Indonesia, Ekspedisi
Wilayah Barat Indonesia (Bhakesra 1), Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial, Ekspedisi Wilayah
Timur Indonesia (Bhakesra II), Anambas Natuna dan Kepulauan Seribu.
1. Pengembangan
Layanan Kas Prima
Perluasan jaringan kas titipan di daerah yg sulit /belum dijangkau oleh layanan BI.
Selama 2013, telah dibuka 6 Kas Titipan (KT) baru di Muara Bungo (Jambi), Bima (NTB),
Prabumulih (Sumsel), Kotamobagu (Sulut), Bau-Bau (Sultra) dan Sintang (Kalbar).
Total Kas Titipan di seluruh Indonesia : 25 KT
Implementasi transaksi uang kartal antar bank (TUKAB) secara nasional
Kerjasama layanan kas keliling, termasuk pada momen hari besar keagamaan
2. Pengaturan
Penyusunan Ketentuan
3. Perizinan
4. Pengawasan
Pelaksanaan fungsi pengawasan
Melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggara SP, meliputi bank, lembaga keuangan selain bank dan
perusahaan telekomunikasi serta PVA selain bank.
Melakukan joint audit dengan lembaga lain, seperti PPATK
SP Non-tunai
Kelembagaan
Infrastruktur
Instrumen
Pengaturan
Mekanisme
LOGO
LOGO
1. SP NonTunai
1. Peningkatan penggunaan instrumen non-tunai
a. Kawasan LCS;
b. Layanan Transaksi Pemerintah; dan
c. Interkoneksi di Sektor Transportasi.
4. Legal Framework:
a. Penyempurnaan ketentuan uang elektronik;
b. Penyempurnaan ketentuan PVA;
c. Penyempurnaan ketentuan perlindungan Konsumen; dan
d. Penyempurnaan ketentuan Transfer Dana.
5. Penguatan Perlindungan Konsumen Jasa SP
1. Pengelolaan Uang
Ketersediaan Uang
Rupiah yang
Berkualitas dan
Terpercaya
Pelaksanaan Pengadaan Uang
Dan Bahan Uang Serta Unsur
Pengaman.
Koordinasi dgn Pemerintah &
Botasupal
Alignment dgn kapasitas cetak
Peruri
Distribusi dan
Pengolahan Uang
yang Aman dan
Optimal
Sentra Pengedaran Uang
dan Depo Kas Utama
Otomasi Pengolahan
Uang
Distribusi Wilayah Timur
Indonesia melalui Depo Kas
Utama di Jawa Timur
Layanan
Kas yang
Prima
Kerjasama dengan Instansi
dan penyedia jasa layanan
transportasi
Penyusunan MoU dengan
penyedia jasa layanan
transportasi (misalnya PELNI,
KAI, Susi Air, Wings Air dll)
Kerjasama dgn TNI AL utk
layanan kas di daerah
terpencil & perbatasan baik
bilateral maupun ikut serta
dlm event khusus (SBKS &
Bhakesra)