Anda di halaman 1dari 5

MODUL I PENAPIS AKTIF ORDE PERTAMA

Fransiska Meilisa (081211731009)


Dosen: Akif Rahmatillah, ST, MT.
Tanggal Percobaan: 18/09/2014
ELEKTRONIKA MEDIS

Laboratorium Instrumentasi Medik Universitas Airlangga


Abstrak
Dalam percobaan ini dibuat rangkaian
penapis aktif lolos rendah orede
pertama dan rangkaian penapis aktif
lolos rendah orde pertama dengan
penguatan positif. Rangkaian panapis
aktif lolos rendah orde pertama ini
memiliki frekuensi cut off sebesar
72,048 Hz. Sinyal-sinyal yang berada di
bawah
frekuensi
tersebut
akan
diloloskan. Rangkaian penapis aktif
orde pertama dengan penguatan positif
memiliki yang telah dibuat memiliki
penguatan sebesar 1,56 kali, dimana
penguatan yang diharapkan sebesar 2
kali. Sinyal-sinyal yan berada di bawah
frekuensi cut off akan mengalami
penguatan sebesar 1,56 kali sedangkan
di atas frekuensi tersebut penguatan
semakin mengecil hingga bernilai 0
kali.
Kata kunci: Penapis, aktif, lolos, rendah,
pertama, penguatan, frekuensi, cut off.
1. PENDAHULUAN
Dalam perangkat elektronika terutama
elektronika medis, dibutuhkan sebuah
perangkat yang dapat memisahkan sinyal
yang
diinginkan
dengan
yang
tidak
diinginkan. Selain itu dibutuhan pula
perangkat untuk menguatkan sinyal yang
diinginkan tersebut agar dapat diamati dan
dianalisa. Salah satunya yaitu rangkaian
filter aktif. Seperti rangkain filter lainnya,
filter aktif meloloskan sinyal pada frekuensi
yang diinginkan (frekuensi cut of) serta
memberikan
penguatan
pada
sinyal
tersebut. Filter aktif terdiri dari komponen
aktif berupa Op-Amp (operational amplifier)
dan komponen pasif berupa resistor serta
kapasitor. Pada laporan praktikum ini
dilakukan analisis pada filter aktif berorde
satu.

atau meloloskan arus listrik pada frekuensifrekuensi atau jangkauan frekuensi tertentu
serta menahan (menghalang) frekuensifrekuensi lainnya. (Weber), [1]. Filter atau
penapis ada dua jenis yakni aktif dan pasif.
Secara khusus, sebuah penapis aktif adalah
suatu rangkaian penapis yang tersusun atas
resistor-resistor
dan
kapasitor-kapasitor
disertai dengan suatu rangkaian penguat,
biasanya penguat operasional, [1]. Salah
satu jenis penapis aktif yaitu penapis aktif
lolos rendah orde pertama yang ditinjukkan
oleh gambar berikut.

Gambar 2.1. Rangkaian penapis aktif lolos


rendah orde pertama
Penapis ini terdiri dari rangkaian RC yang
membentuk penapis pasif dan penguat noninverting. Frekuensi cut of nya dapat
ditentukan melalui persamaan berikut:
fc =
(1)
dimana.
fc : Frekuensi cut of
R : nilai resistansi
C: nilai kapasitansi
: nilai phi =3,14
Nilai penguatan tegangan atau
perbandingan tegangan output dengan
tegangan input dapat ditentukan dengan
persamaan:
Av=

2. STUDI PUSTAKA
Sebuah penapis adalah sebuah alat atau
rangkaian atau substansi yang meneruskan

(2)

Dimana,

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

Av: penguatan
Vo: tegangan output
Vi: tegangan input
Nilai respon frekuensinya ditentukan melalui
persamaan:
dB = 20 log10
(3)

3. METODOLOGI

Rangkain penapis ini dapat diberikan


pengutan dengan penambahan dua buah
resistor seperti gambar berikut.

Gambar 2.2. Rangkaian penapis lolos rendah


dengan penguatan positif
Dimana nilai penguatan tersebut dapat
ditentukan melalui persamaan:
G=1

=
(4)
Gambar 3.1 Langkah percobaan pertama

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

Tabel 4.1 Data input dan output pada


percobaan 1

Tabel 4.2 Hasil pengolahan data percobaan


1
Gambar 3.2 Langkah percobaan kedua

Data pada tabel 4.2 dibuat kedalam bagan


bode sebagai berikut:

4. HASIL DAN ANALISIS


Dalam percobaan ini diunakan nilai resistor
sebesar 4,7 K dan kapasitor sebesar
0,47F.
Sehingga
secara
teorits
menggunakan persamaan (1), rangkaian
filter ini memiliki frekuensi cut of sebesar :

fc =

fc =

Grafik 4.1 Bagan bode percobaan 1

fc = 72,048 Hz
Percobaan
pertama
yaitu
membuat
rangkaian penapis aktif lolos rendah orde
pertama seperti pada gambar 2.1. kemudian
rangkaian tersebut diberi masukan dengan
berbagai frekuensi dan luarannya diamati
melalui
osiloskop.
Hasil
pengamatan
dimasukkan dan diolah ke dalam tabel 4.1
serta tabel 4.2 sebagai berikut :

Bagan bode yang dihasilkan meyerupai


kurva pada gambar 1.4 halaman 4 di dalam
rujukan [2]. Nilai frekuensi cut of hasil
perhitungan dengan yang terlihat pada
bagan saling mendekati. Dari bagan bode di
atas terlihat bahwa hasil tanggapan
amplitudo teoritis dengan hasil percobaan
saling berhimpit. Hal ini menandakan bahwa
keduanya memiliki nilai yang saling
mendekati. Pada tabel menunjukkan bahwa
sinyal yang berada pada frekuensi di atas
frekuensi cut of memiliki nilai tanggapan
amplitudo yang semakin kecil hingga
mendekati angka 0. Dimana ini merupakan

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

bukti bahwa sinyal yang berada di atas


frekuensi cut of tidak diloloskan. Hal inilah
yang menunjukkan bahwa rangkain penapis
aktif lolos rendah yang telah dibuta bekerja
dengan baik dan sesuai dengan literatur.

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan data percobaan 2


Data pada tabel 4.4 dibuat ke dalam bagan
bode sebagai berikut:

Pada percobaan kedua, dibuat rangkain


penapis
aktif
lolos
rendah
dengan
penguatan positif. Penguatan rangkaian ini
secara teoritis dapat dihitung menggunakan
persamaan (4) sebagai berikut:

G=1+

G=1+
Grafik 4.2 Bagan bode percobaan 2

G = 2 kali
Seperti rangkaian pertama rangkaian ini
juga diberi masukan dengan berbagai
frekuensi dan luarannya diamati melalui
osiloskop. Hasil pengamatan dimasukkan
dan diolah ke dalam tabel 4.3 serta tabel 4.4
sebagai berikut :

Dari bagan bode di atas terlihat bahwa hasil


tanggapan
amplitudo
sesudah
diberi
pengutan nilainya lebih besar daripada yang
tidak diberi penguatan atau pada percobaan
pertama. Penguatan yang terjadi secara
teoritis sebesar 2 kali, namun pada
percobaan ini rata-rata penguatan yang
terjadi sebesar:

Grata-rata =

Grata-rata =
Grata-rata = 1,56 kali

Tabel 4.3 Data input dan output pada


percobaan 2

Penguatan yang terjadi rata-rata hanya 1,56


kali. Hal ini terjadi karena komponenkomponen yang sudah dalam kondisi yang
tidak prima. Dimana rangkain yang dibuta
sudah sesuah dengan rujukan [2] serta nilai
tegangan inout yang selalu konstan.
Pada tabel penguatan yang terjadi rata-rata
sebesart 1,56 kali. Namun di atas frekuensi
cut of , pengutan ini semakin mengecil
hingga akhirnya tidak ada penguatan. Hal
ini terlihat dari garis keduanya yang saling
berhimpit. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa rangkain penapis aktif lolos rendah
dengan penguatan positif yang telah dibuta
bekerja dengan baik walaupun penguatan
yang terjadi tidak tepat 2 kali.

5. KESIMPULAN
5.1 Rangkaian penapis aktif lolos rendah
orde
satu
yang
telah
dibuat
Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

meloloskan sinyal-sinyal yang berada


di bawah frekuensi 72,048 Hz atau
frekuensi cut of .
5.2 Rangkaian penapis aktif lolos rendah
orde pertama dengan penguatan
positif yang telah dibuat memiliki
penguatan sebesar 1,56 kali dimana
penguatan yang diharapkan sebesar
2 kali.
5.3 Penguatan dilakukan pada sinyalsinyal yang berada di bawah
frekuensi cut of . penguatan
semakin melemah pada sinyal-sinyal
yan berada di atas frekuensi cut of
hhinga tidak ada penguatan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Putra Agfianto Eko., PENAPIS


AKTIF ELEKTRONIKA Teori dan
Praktek Edisi Pertama , C.V. GAVA
MEDIA, Yogyakarta, 2002.

[2]

Rahmatillah Akif, dkk, Modul


Praktikum
Elektronika
Medis,
Universitas Airlangga, Surabaya,
2014.

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

Anda mungkin juga menyukai