Anda di halaman 1dari 3

Fisiograf

Daratan di lembar Morotai terutama meliputi daerah Halmahera bagian tengah,


deretan pulau di sebelah barat, dan beberapa pulau kecil di sebelah timurnya.
Daerah Halmahera bagian tengah termasuk sebagian dari lengan utara, sebagian
dari lengan selatan, sebagian dari lengan timurlaut, dan seluruh lengan tenggara.
Lengan timurlaut dan lengan tenggara Halmahera, termasuk beberapa pulau kecil
di sebelah timurnya, merupakan Mendala Fisiograf Halmahera Timur; lengan utara
dan lengan selatan membentuk Mendala Fisiograf Halmahera Barat; dan deretan
pulau di sebelah baratnya merupakan Busur Kepulauan Gunungapi Kuarter. Semua
mendala fsiograf tersebut berhubungan erat dengan mendala geologinya.
Mendala Fisiograf Halmahera Timur bagian terbesar terdiri dari pegunungan
berlereng curam dengan torehan sungai yang dalam, dan sebagian bermorfologi
karst. Morfologi pegunungan berlereng curam cerminan batuan ultrabasa, batuan
sedimen dan batuan gunungapi Oligo-Miosen dan yang lebih tua. Morfologi karst
terdapat pada daerah batugamping, baik yang berumur Paleosen-Eosen, OligoMiosen maupun Miosen-Paleosen. Batuan sedimen Miosen-Pliosen membentuk
morfologi dengan perbukitan yang relative lebih rendah dan lerengnya yang lebih
landai daripada batuan yeng lebih tua.
Hubungan antara Mendala Halmahera Timur dan Mendala Halmahera Barat berupa
jalur tektonik yang kuat berbatuan sedimen Neogen. Perlipatan kuat dan persesaran
terdapat pada jalur ini.
Mendala Fisiograf Halmahera Barat sebagian besar meliputi perbukitan batuan
sedimen dengan morfologi karst pada batugamping yang berumur Neogen.
Pegunungan bermorfologi kasar terdapat di beberapa tempat, mencerminkan
batuan gunungapi Oligo-Miosen.
Deretan pulau di sebelah Halmahera membentuk busur kepulauan gunungapi
Kuarter. Sebagian besar pulaunya berbentuk kerucut gunungapi yang masih
bekerja, seperti G.Ternate, G.Tidore, dan G.Makian.

STRATIGRAFI
Secara geologi, lembar Ternate terdiri dari Mendala Geologi Halmahera Timur,
Mendala Geologi Halmahera Barat, dan Busur Kepulauan Gunungapi Kuarter.
Mendala geologi tersebut berbeda dalam gabungan batuan dan tektoniknya.
Mendala Geologi Halmahera Timur terutama dibentuk oelh satuan batuan ultrabasa
yang sebarannya cukup luas. Batuan sedimen berumur Kapur (Kd) dan berumur
Paleosen-Meosen (Tped, Tpec, dan Tpel) diendapkan tak selaras di atas batuan
ultrabasa.

Ub : KOMPLEK BATUAN ULTRABASA : Batuan Ultrabasa dan Basa. Batuan Ultrabasa


berupa serpentinit, piroksenit, dan dunit, umumnya berwarna hitam, getas,
kebanyakan terpecah, terbreksikan setempat mengandung asbes dan garnierite.
Basalt : berwarna kelabu kehitaman, getas, kebanyakan terbreksikan dan terpecah.
Batuan metamorf dan rijang terdapat di beberapa tempat yang tak terpetakan
(misalnya di daerah S.Samusamu dan S.Fongli), terjepit di antara sesar di dalam
batuan ultrabasa. Satuan batuan ini oleh Bessho (1944) dinamakan Formasi Watileo,
dipisahkan dengan batuan yang lebih muda oelh ketidakselarasan, dan tersesar
naik ke atas batuan yang lebih muda dati Tped sampai ke Tmpw.
TEKTONIKA
MEndala tektonik Halmahera Timur dicirikan oelh batuan ultrabasa, sedangkan
Halmahera Barat oelh batuan gunungapi. Zona perbatasan antara kedua mendala
tersebut terisi oelh batuan Formasi Weda yang sangat terlipat dan tersesarkan.
Zona ini disebut garis median. Struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat
jelas pad Formasi Weda (Tmpw) yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu
lipatan berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya, dan baratlaut-tenggara. Struktur
sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik, umumnya berarah utara-selatan dan
baratlaut-tenggara.
Kegiatan tektonik kemungkinan dimulai pada Kapur Akhir dan Awal Tersier, ditandai
oleh adanya komponen batulempung berumur Kapur dan batuan ultrabasa di dalam
konglomerat yang membentuk Formasi Dorosagu (Tped). Ketidakselarasan antara
batuan berumur Paleosen-Eosen, yaitu Formasi Dorosagu (Tped) dengan batuan
lebih muda yang terjadi kira-kira pada Kala Eosen Akhir sampai Oligosen Awal,
mencerminkan kegiatan tektonik yang kemudian diikuti kegiatan gunungapi yang
membentuk Formasi Bacan (Tomb). Penyesaran naik mungkin telah terjadi pada
peristiwa tektonik Eosen-Oligosen tersebut. Namun kenampakan struktur seperti
tertera pada peta terutama terbentuk pada peristiwa tektonik berikutnya,
khususnya yang terjadi pada Akhir Pliosen hingga Awal Plistosen. Hal ini tampak
dari sesaran batuan yang lebih tua ke atas Formasi Weda (Tmpw) yang berumur
Mio-Pliosen. Peristiwa tektonik terakhir (Holosen) berupa pengangkatan seperti
ditunjukkan oleh terumbu terangkat dan sesar normal yang memotong
batugamping terumbu (Ql).

Anda mungkin juga menyukai