LAJU PRODUKSI
Laju produksi merupakan aliran fluida yang mengalir dari reservoir ke
lubang sumur yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Aliran ini dimulai
dari reservoir mengalir melalui batuan reservoir yang berpori menuju dasar sumur,
kemudian mengalir ke kepala sumur melalui pipa produksi sesuai dengan kondisi
lubang bor, baik itu horisontal, vertikal ataupun inclined (pada sumur berarah).
Hal yang berkaitan dengan laju produksi adalah aliran fluida, baik itu
dalam media berpori reservoir maupun aliran dalam pipa.
3.1. Aliran Fluida dalam Media Berpori
Fluida akan mengalir dalam media berpori apabila media tersebut
mempunyai permeabilitas yang searah dengan arah tenaga pendorong. Persamaan
yang menggambarkan mengenai aliran fluida dalam media berpori pertama kali
dikembangkan oleh Henry Darcy (1856)5). Persamaan tersebut merupakan
persamaan yang menunjukkan kecepatan aliran fluida dengan permeabilitas
batuan, viskositas fluida serta gradien tekanan antar jarak tempuh aliran.
3.1.1. Persamaan Darcy
Penyelidikan mengenai aliran fluida dalam media berpori dilakukan Darcy
dengan menggunakan fluida air dan media sandpack 6), seperti yang terlihat pada
Gambar 2.4.
Hasil dari penyelidikan tersebut menyatakan bahwa kecepatan aliran fluida
(u, cm/sec) sebanding dengan perbedaan ketinggian pada manometer, sehingga
secara matematis dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
h h2
q
h
k 1
k
A
L
L
u
dimana :
q
...................................................... (3-1)
= konstanta
h
w a te r
m a n o m e te rs
q
(c c / s e c )
h
L
+ z
d a tu m p la n e ; z = 0 ; p = 1 a tm
Gambar 3.1.
Skema Percobaan Penentuan Persamaan Aliran
pada Bidang Miring 6)
Pada media alir yang
horisontalnya, seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. diatas, maka diperlukan
perhitungan mengenai pengaruh gaya gravitasi. Tekanan yang terjadi pada elevasi
setinggi z dari datum dapat dinyatakan dengan persamaan :
p
g z
P = g (h z) atau h g =
.......................................... (3-2)
g z
.................................................... (3-3)
Konstanta k/g pada Persamaan (3-3) hanya berlaku untuk aliran air,
sesuai dengan fluida yang digunakan dalam percobaan. Sedangkan untuk aliran
fluida lainnya, dengan viscositas dan densitas tertentu, besarnya kecepatan aliran
sesuai dengan persamaan sebagai berikut :
u k
g z
.................................................................... (3-4)
Pb
p
gz
........................................................................ (3-5)
gz
............................................................................. (3-6)
k
L
................................................................................ (3-7)
Dari persamaan diatas terlihat bahwa kecepatan aliran fluida dalam media
berpori merupakan fungsi dari densitas dan viskositas fluida serta perbedaan
potensialnya. Konstanta k yang terdapat pada persamaan tersebut merupakan sifat
alam yang dimiliki oleh media aliran dan didefinisikan sebagai permeabilitas.
Pada percobaan penurunan persamaan aliran Darcy, arah aliran fluida
selalu dari atas ke bawah (seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 dan Gambar
3.1), sehingga pola aliran yang terjadi dianggap positif. Pada kenyataannya, aliran
p
z
g
L
L
............................................................. (3-8)
P1
P2
Gambar 3.2.
Skema Aliran Horisontal Linier 5)
Pada sistem aliran linier horisontal, berlaku suatu kondisi dimana
z
sin 0
L
dan L x
1,127 x 10 3
k p
x
..................................... (3-9)
Apabila fluida yang mengalir satu fasa dan incompressible, maka persamaan
aliran yang berlaku dapat diturunkan dengan mengintegrasikan Persamaan
(3-9), pada batas jarak aliran sama dengan nol sampai sejauh L, serta pada
tekanan masukan P1 dan tekanan keluaran P2, sebagai berikut :
q
A
x 1,127 x 10
q = 1,127 x 10 3
k A ( P1 P2 )
L
dimana :
k
= permeabilitas batuan, mD
P2
............................. (3-10)
P1
......................................... (3-11)
Pada saat fluida reservoir (baik itu minyak, gas maupun air formasi) mengalir
bersama dalam batuan, maka masing-masing fluida akan mempunyai laju alir
yang berbeda sesuai dengan sifat fluida itu sendiri dan permeabilitas relatif
batuan yang dilalui. Pada aliran horisontal linier, besarnya pengaruh gaya
gravitasi terhadap laju aliran dapat diabaikan.
b. Aliran Radial Steady State
Sistem aliran radial serupa dengan sistem aliran fluida yang mengalir dari
reservoir masuk ke dalam lubang sumur dengan daerah pengurasan berbentuk
silindris Geometri aliran ini merupakan idealisasi dari reservoir yang silindris
dan mempunyai ketebalan yang konstan, sebagaimana yang terlihat pada
Gambar 3.3. Sistem ini dapat terjadi pada aliran menuju sumur (pada sumur
produksi maupun aliran menjauhi sumur, pada sumur injeksi.
RE
R
Pw
PE
Rw
Gambar 3.3.
Skema Aliran Radial Silindris 5)
Pada sistem aliran radial, berlaku kondisi sebagai berikut :
z
sin 0
L
dan L r
q k k p
r
r
A
......................................... (3-12)
Untuk aliran fluida yang menuju ke arah sumur, maka arah alirannya (p / r)
dianggap negatif, dan karena A = 2 r h, maka Persamaan (3-12) dalam
satuan lapangan dapat ditulis sebagai berikut :
q = 1,127 x 10 3
2 r h k p
....................................... (3-13)
ko A p
o x
...................................................... (3-14)
dimana :
ko = permeabilitas efektif batuan untuk dialiri minyak, mD
A = luas penampang lapisan, ft2
p = perbedaan tekanan, psi
x = jarak tempuh aliran fluida, ft
o = viskositas minyak, cp
b. Lapisan Miring
Pada lapisan miring, fluida dapat mengalir dengan arah aliran dari atas ke
bawah maupun aliran dari bawah ke atas. Untuk aliran dari atas ke bawah,
persamaan laju produksinya adalah :
qo 1,127
ko A
o
g . sin
................................ (3-15)
ko A
o
g . sin
x
................................. (3-16)
2. Aliran Radial
Pada aliran radial, geometri alirannya, dapat berupa aliran steady state, pseudo
steady state, maupun aliran unsteady state.
a. Aliran Steady State
Pada aliran steady state, persamaan yang digunakan adalah :
qo
7,08 k o h ( P1 P2 )
o ln ( r1 r2 )
.................................................. (3-17)
7,08
k o h (P1 P2 )
r
o ln e 0,5
rw
...................................... (3-18)
2
r r
6,328 k o t
r
....................................... (3-19)
k g A P12 P2 2
Tf Z g L
.............................................. (3-20)
dimana :
P1 = tekanan awal, psi
P2 = tekanan akhir, psi
Tf = temperatur reservoir, oR
Z = faktor kompressibilitas gas
L = panjang penampang aliran yang dilalui gas, ft
2. Aliran Radial
Persamaan laju produksi gas (qg, bbl/day) untuk aliran radial adalah :
qg
0,708
k g h Pe 2 Pw 2
r
o Tf Z ln 0,066 e
rw
................................ (3-21)