Dahvia Nursriyanti
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus
paranasal yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus, bakteri maupun jamur.
Rinosinusitis adalah suatu peradangan pada
mukosa hidung dan sinus paranasal.
Sinusitis akut yang tidak ditangani dengan baik
dapat berlanjut menjadi sinusitis kronik.
Sinusitis kronik dapat menjadi berbahaya karena
menyebabkan komplikasi ke orbita dan
intrakranial
ANATOMI
Fungsi Hidung
RESPIRASI
PENYARINGAN / PERTAHANAN
KELEMBAPAN
PENGHIDU / PENCIUMAN
REFLEK NASAL
SINUSITIS
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMOLOGI
Penyakit ini terjadi pada :
semua ras
semua jenis kelamin
semua kelompok umur
Jarang menancam jiwa, tetapi
dapat menimbulkan komplikasi
ke orbita dan intrakranial
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA SUBJECTIVE
Bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari :
Gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret pada
hidung dan sekret pasca nasal (post nasal drip)
Gejala telinga, berupa pendengaran terganggu oleh
karena terjadinya sumbatan tuba eustachius
Gejala laring dan faring, yaitu rasa tidak nyaman dan
gatal di tenggorokan.
Ada nyeri atau sakit kepala.
Gejala mata, karena penjalaran infeksi melalui duktus
nasolakrimalis.
Gejala saluran nafas, berupa batuk dan komplikasi di
paru berupa bronkhitis atau bronkhiektasis atau asma
bronkhial.
Gejala di saluran cerna, mukopus tertelan sehingga
terjadi gastroenteritis.
GEJALA OBJECTIVE
GEJALA MAYOR
Obstruksi hidung
Sekret pada daerah hidung/ sekret
belakang hidung (Postnasal drip)
Sakit kepala
Nyeri /rasa tertekan pada wajah
Kelainan penciuman (Hiposmia /
anosmia)
GEJALA MINOR
Demam
Halitosis
Batuk
Iritabilitas
KLASIFIKASI
SINUSITIS AKUT
Akut hingga 4
minggu
Sebab :
Sumbatan ostium
Predisposisi :
Deviasi septum
Benda asing
Polip / tumor
Alergi
Polusi
SINUSITIS KRONIK
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan rhinoskopi
anterior dan posterior
Pemeriksaan penunjang yang
sederhana bisa digunakan
transluminasi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TRANSILUMINASI
FOTO WATERS
gambara
n air fluid
level
PENATALAKSANAAN
PRINSIP
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Pencegahan infeksi
Memperbaiki ostium
Memperbaiki fungsi mukosiliar
Menekan proses inflamasi pada mukosa
saluran nafas
Pada kasus-kasus kronis atau rekuren
penting juga menyingkirkan faktor-faktor
iritan lingkungan.
Sinusitis akut
Antibiotic selama 10-14 hari
Antibiotic yang diberikan golongan
penisilin
Diberikan juga dekongestan local
Boleh diberikan analgetik untuk
menghilangkan rasa nyeri.
Sinusitis kronik
Antibiotik diberikan selama sekurangkurangnya 2 minggu
Untuk sinusitis maksila dilakukan
pungsi dan irigasi sinus
Sinusitis etmoid, frontal atau sphenoid
dilakukan tindakan pencucian proetz.
OPERATIF
Radikal
Sinus maksila dengan operasi Cadhwell-luc
Sinus etmoit dengan etmoidektomi
Sinus frontal dan sphenoid dengan operasi
killian
Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Abses mata
Meningitis dan Abses Otak
Bronkhitis dan Pneumonia
Radang Telinga
Daftar pustaka
Pinheiro AD, Facer GW, Kern EB. Rhinosinusitis: Current Concepts And Management.
Dalam: Bailey BJ, penyunting. Head & neck surgery-otolaryngology Vol.3. Edisi ke-3.
Philadelphia-New York: Lippincott Raven publ; 2001. h.345-56.
E.Mangunkusumo . Fisiologi flidung dan Parasanal Dalam Iskandar N.dkk (Eds). Buku Ajar
Ilmu Penyakit THT. Balai Penerbit FK Ul Jakarta; 1990. h.85-87.
Blumenthal MN, AdamGL, fli'ger P. Alergic Conditions in Otolaryngology Patients. Dalam:
Boles LR Jr, penyunting. Boles Fundamental of otolaryngology. Edisi ke-6. Philadelphia;
1989. h 195 205.
Michael A, Kaliner lvH3. Recurent Sinusitis Examine Medical Treatment Options. American
Journal of Rhinologi. Vol 2. April; 1997. h 123-30.
Suetjipto D. Anatomi llidung dan sinus Parasanal. Dalam: Iskandar N., penyunting. Buku
ajar Ilmu penyakit THT. Balai Penerbit FK 111, Jakarta; 1990. h 75-E4.
Ballenger JJ. The Clinical Anatomy and Phisiology of The Nose And Accessory Sinuses.
Dalam: Ballenger JJ, penyunting. Diseases of the nose,throatear, head and neck. Edisi ke13. Philadelphia; 1985. h I 25.
Mygind RN. Alergic Diagnosis. Allergic dan Non Allergic Rinitis. Dalam Frankland AW,
penyunting. Nasal allergy. Edisi ke-2. Blackwell ScientificPublication Oxford London
Edinbergh, Melbourne;1978 . h 182-98.
Becker W. at all. Inflamation of Sinuses. Clinical Aspects of Desease of the Nose and
Throat Desease. A Pocket Reference. Edisi ke-2.Thieme New York; 1994. h 224-37.
Hiker PD. Disease of Paranasal Sinuses. Dalam: Adam GL Boies, penyunting.
Fundametal of Oyolaryngology, Edisi ke45. Philadelphia; Sounder Company; 1990
Sumarman I. Patofisiologi dan Prosedur Diagnostic Rinitis Alergi. Dalam : Kumpulan
Makalah Simposium "Current and Future Approach in Treatment of Allergic Rhinitis"
kerjasama PERHATI Jaya - Bagian THT FK U1 / RSCM. Jakarta; 2001. h 14-18.