Anda di halaman 1dari 33

ENGINE FRICTION AND

LUBRICATION

Raja Darmawan 0606073461


Raka Kautsar L 0606073474
Reza Kurnia 0606073505
Rio Adriansyah 0606073530
Definisi Engine Friction

Engine friction adalah nilai kerja yang didapat dari perbedaan nilai kerja
indicated dengan brake sehingga bisa juga disebut sebagai kerja losses.

Jenis Engine friction terdapat pada keadaan berikut :


• Pumping work (Wp)
• Rubbing friction work (Wrf)
• Accessory work (Wa)
Dari friksi-friksi tersebut diatas dapat diketahui nilai
mean effective pressure nya.

tfmep = pumping mep + rubbing friction mep + accessory mep

Net output of engine


bmep = imep(g) – tfmep Mechanical efficiency
ηm = bmep / imep(g)
Komponen Mesin yang Mengalami Friksi

1. Crankshaft friction, contoh Main bearings, front and rear bearing oil seals

2. Reciprocating friction, contoh Connecting rod bearings, piston assembly

3. Valve train, contoh Camshafts, cam followers, valve actuation mechanisms

4. Auxiliary components, contoh Oil, water and fuel pumps, alternator

5. Pumping loss, contoh Gas exchange system (air filter, intake, throttle, valves,
exhaust pipes, after-treatment device, muffler) Engine fluid flow (coolant, oil)
Komponen Mesin yang Mengalami Friksi
Gaya gesek
• Gaya yang menahan gerak relaif antara duia
permukaan yang saling bersentuhan.
• Dalam operasi mesin dengan menggunakan
bantalan dan gear mengakibatkan
adanyapengikisan pada permukaan kontak dan
menimbulkan panas dan menimbulkan
kegagalan lebih cepat.
Gesekan luncur
Permukaan gesek dengan pelumasan
1. Tahanan gesek tidak bergantung pada gaya tekan jika
permukaan kontak direndam dalam pelumas
2. Gaya gesek berubah sesuai kecepatan pada gaya tekanan
rendah
3. Permukaan yang diberi pelumas, gaya gesek bergantung
pada peningkatan suhu.
4. Jika permukaan bantalan diberi pelumas maka gaya
gesek tidak bergantung pada bahan dari permukaan
kontak.
• Koefisien gesek: Bergantung bahan permukaan
kontak
• Kekasaran permukaan: Permukaan kasar maka
titik kontak yang terjadi juga besar
• Adhesi: terjadi pada titik kontak permukaan dan
mengacu pada efek penyatuan yang terjadi
ketika dua permukaan benda diteka saling
berlawanan
Pelumasan bearing
Pelumasan adalah merupakan sesuatu yang
penting untuk mencegah kerusakan dini bola-
bola bearing, lintasan bearing, cage, dan
sebagainya. Namun kebanyakan bearing menjadi
cepat rusak diakibatkan oleh perawatan
pelumasan bearing tersebut yang mengakibatkan
kegagalan mesin pada saat yang tidak tepat.
Tingkat breakdown/loss time menjadi tinggi
karena kesalahan dalam pelumasan bearing.
Faktor-faktor paling kritikal dalam hal menjaga
kondisi operasi,pelumasan bearing tersebut
digunakan untuk:
• mengurangi gesekan antara bola-bola bearing dan
lintasannya,
• sebagai pelindung bearing dari proses pengaratan,
• mengurangi panas, dan
• sebagai penghalang dari benda-benda lain yang
masuk
• Tipe pelumas yang digunakan juga sebagai faktor
kritikal untuk efesiensi operasi. Tipe konvensional
jatuh pada klasifikasi oli atau grease, dengan masing-
masing spesifikasinya mungkin cocok untuk digunakan
pada bearing yang lain.
• Secara umum, grease adalah pilihan yang tepat karena
kemudahannya dalam penggunaan dan perawatannya,
bisa beroperasi dengan rentang suhu 0°F sampai
300°F. Akan tetapi oli berfungsi dengan baik pada
temperatur ekstrim di bawah -40°F atau di atas 350°F.
Dari gambar dapat diketahui contoh friksi yang bersamaan dengan lubrikasi (oli) pada sebuah journal
bearing dan slider bearing. Perubahan friksi dengan lubrikasi dapat dilihat melalui Stribeck diagram.
Stribeck diagram akan menjelaskan koefisien gesekan pada kondisi gesekan yang solid mendekati
Boundary (metal dengan metal) atu kondisi hydrodynamic
• Koefisien gesek dapat diketahui dari persamaan
berikut ini,
 
 
 
• f = koefisien gesek
• α = konstanta metal to metal contact
• fs = metal to metal coefficient dry friction
• fL = hydrodynamic coefficient of friction
Stribeck Diagram
• Keadaan boundary friction lubrication dapat dtemukan
pada saat mesin dihidupkan dan dimatikan (bearings,
piston, dan ring), pada permukaan ring piston dengan crank
saat mesin bekerja normal, kemudian dapat ditemukan juga
pada rocker arm. Keadaan hydrodynamic friction
lubrication dapat ditemukan pada bagian-bagian mesin
yang bekerja dengan kecepatan tinggi seperti pada bearing
ring piston dengan cylinder liner. Keadaan mixed
lubrication terjadi pada crankshaft dan connecting rod.
• Selanjutnya terdapat beberapa metode analisa untuk
mengetahui ataupun memprediksi friksi yang terjadi pada
komponen-komponen utama pada mesin
METODE PENGUKURAN
METODE PENGUKURAN
• Pengukuran fmep dari imep
• Direct motoring test
• Willans line
• Morse Test
Pengukuran fmep dari imep
Direct motoring test
Willans line
Morse Test
LUBRICATION
Apa itu lubrication..?
• Adalah sebuah teknik atau proses yang berfungsi
untuk mengurangi gesekan antara kedua
permukaan.
• Namun pada saat ini fungsi dari lubrikasi lebih
dari sekedar mengurangi efek gesekan.
Tiga karakter utama pada lubrikasi…??

• Harus melekat pada bagian permukaan padat.

• Tidak membutuhkan gaya yang besar untuk


bergerak pada bagian permukaan.

• Memiliki gaya tahan yang besar untuk


memisahkan antara kedua permukaan
Base Oils
• Vegetals
▫ Tanaman jarak, kelapa sawit

• Synthetic
▫ Alkil benzena, polyisobutens, dll

• Petroleum
▫ Mineral Oils
3 main refining processes
• Separation

• Conversion

• Finishing
Base Oil Production

ATMOSPHERIC DISTILLATION VACUUM DISTILLATION


27

Base oils – atmospheric distillation


GAS (methane, ethane) C1 , C2
Step N°1 :
GAS (butane,propane) C3 , C4
< 180°C
GASOLINES C5 to C9

180°C to 200°C SOLVENTS C10 to C12

200°C to 250°C KEROSENE (domestic, air jet..) C13 to C14

GASOIL - DOMESTIC FUEL OIL C15 to C21


250°C to 365°C
Crude oil NAPHTA CUT
NARROW CUT
ATMOSPHERIC DISTILLATES C19 to C25
CRUDE OIL Heater 380°C 365°C to 380°C
> 380°C ATMOSPHERIC RESIDUE > C 20
28

Base oils vacuum distillation


VISCOSITY
Step N°2 : GASOIL

DISTILLATE N°1

DISTILLATE N°2

VACUUM DISTILLATE N°3


DISTILLATION
DISTILLATE N°4

LUBE OIL N°5


ATMOSPHERIC
RESIDUE

Heater 400°C SOLVENT


ASPHALT
DEASPHAL BITUMEN
VACUUM
TING
RESIDUE
29

Base Oils lubricant production


VISCOSITY POUR COLOUR
Step N°3 : INDEX POINT STABILITY

DISTILLATE N°0

85 N

SOLVENT DEWAXING
DISTILLATE N°1
FURFURAL EXTRACTION

HYDROFINITION
DISTILLATE N°2 100 N

150 N
(TOLUENE)
DISTILLATE N°3
(AROMATICS)

DISTILLATE N°4 330 N

600 N
LUBE OIL N°5

BSS

PARAFFINS
& WAXES
30

• Mineral base oil manufacture


1 2
 Gas ie. Ethylene
 Solvents
 Petrol, Distillate
 Kerosene
 Lubricating Oil
 Asphalt crude
 Fuel Oil
Crude Lubricating oil
Heat

Crude oil Solvent refined /


exploration hydrocrack

3 distillation
(cleaning)
Crude
Mineral base oil
Lubricating Oil

4
Additive
ie. Engine Oil,
Mmineral base oil
Gear Oil, etc
Karakeristik pada pelumas
• Viskositas
▫ Tingkat kekentalan pada suatu pelumas
• Viskositas Index
▫ Suatu variasi dari tingkat kekentalan berdasarkan kondisi perubahan
temperatur
• Pour Point
▫ Batas temperatur terendah dimana pelumas masih dapat bekerja
• Flash Point
▫ Batas temperatur suatu pelumas berubah fase menjadi uap
• Volatility
• Foaming
Jenis-Jenis Aditif

Lubrication
Anti-oxidant Anti-foam
Detergency

Extreme Pressure
Heat resistance

Corrosion resistance Acid resistance

Dispersancy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai