Anda di halaman 1dari 36

Gangguan Cemas /

Anxietas
Disusun Oleh :
Fia Andiyani Saputri
Mira Sukmawati
Septi Suryaningsih

Pembimbing:
Dr.Rusdi Effendi,Sp.KJ

DEFINISI
Menurut ( Harold I. LIEF)
Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat
tidak menyenangkan, tidak menentu dan kabur
tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas.
Menurut ( J.J GROEN)
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas
yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau
frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan
rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang
individu atau kelompok biososialnya.

ETIOLOGI
Faktor pencetus yang sering jelas dan secara
psikodinamik berhubungan dengan faktorfaktor yang menahun seperti amarah yang
direpresi atau impuls untuk melampiaskan hal
sex. Biasanya urut-urutan kejadian sebagai
berikut : Ketakutan ( kecemasan akut )
represi dan konflik ( tak sadar ) kecemasan
menahun stres pencetus penurunan daya
tahan dan mekanisme untuk mengatasinya
nerosa cemas.

GEJALA UMUM
Gejala psikologik:
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak
nyata, takut mati , takut gila, takut
kehilangan kontrol dan sebagainya.
Gejala fisik:
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar,
kepala terasa ringan, pusing, ketegangan
otot, mual, sulit bernafas, baal, diare,
gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung
dan lain-lain.

GEJALA KLINIS
Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah
terkejut
Takut sendirian, takut pada keramaian
Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang
menegangkan
Gangguan konsentrasi dan daya ingat
Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada
otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus),
berdebar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan,
gangguan perkemihan, sakit kepala, dll.

TIPE KEPRIBADIAN
PENCEMAS
Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
Memandang masa depan dengan rasa was-was
(khawatir)
Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka
umum (demam panggung)
Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
Tidak mudah mengalah, suka ngotot
Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk,
gelisah
Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan somatik),
khawatir berlebihan terhadap penyakit
Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan
masalah yang kecil (dramatisasi)
Jika sedang emosi seringkali bertindak histeris

TEORI TENTANG GANGGUAN


ANXIETAS
TEORI PSIKOLOGIS
Teori Psikoanalitik
Teori perilaku
Teori Eksistensial

TEORI BIOLOGIS

Susunan Saraf Otonom


Neurotransmiter
Penelitian genetika
Penelitian Pencitraan Otak

BENTUK GANGGUAN
ANXIETAS
Secara klinis dibagi menjadi :
Gangguan cemas menyeluruh (generalized
anxiety disorder / GAD)
Gangguan panik (panic disorder)
Gangguan phobik (phobic disorder)
Gangguan obsesif-kompulsif (obsessivecompulsive
disorder).
Gangguan Stres pasca Trauma.
Gangguan Stres Akut.

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


(GENERALIZED ANXIETY DISORDER / GAD)
Kecemasan yang menyeluruh dan menetap(paling sedikit
berlangsung selama 1 bulan) dengan manifestasi 3
dari 4 kategori gejala berikut ini :
1. Ketegangan motorik / alat gerak

gemetar,
tegang,
nyeri otot,
letih,
tidak dapat santai,
kelopak mata bergetar,
kening berkerut,
muka tegang,
gelisah,
tidak dapat diam,
mudah kaget.

2. Hiperaktivitas saraf autonom (simpatis / parasimpatis)

berkeringat berlebihan
jantung berdebar-debar,
rasa dingin
telapak tangan / kaki basah
mulut kering,
pusing,
kepala terasa ringan,
kesemutan,
rasa mual,
rasa aliran panas atau dingin,
sering buang air seni
diare,
rasa tidak enak di ulu ati
kerongkongan tersumbat
muka merah atau pucat
denyut nadi dan napas yang cepat waktu istirahat

3. Rasa khawatir berlebihan tentang


hal-hal yang akan datang
(apprehensive expectation) :
Cemas, khawatir, takut
Berpikir berulang (rumination)
Membayangkan akan datangnya
kemalangan terhadap dirinya atau orang
lain

4. Kewaspadaan berlebihan :
Mengamati lingkungan secara
berlebihan sehingga mengakibatkan
perhatian mudah teralih
Sukar konsentrasi
Sukar tidur
Merasa ngeri
Mudah tersinggung
Tidak sabar

TERAPI :
KONSELING :
-informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya
mempunyai efek fisik dan mental.
-Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran
yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas.
MEDIKASI
-Merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika
dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas :
misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2
minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala
fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi
spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih
dan 3 bulan.

GANGGUAN PANIK
(panic disorder)

Adalah Kecemasan yang datangnya


mendadak disertai oleh perasaan
takut mati, disebut juga sebagai
serangan panik (panic attack).

Secara klinis gangguan panik ditegakkan oleh paling sedikit


4 dari 12 gejala-gejala di bawah ini yang muncul pada setiap
serangan :
1. Sesak napas
2. Jantung berdebar-debar
3. Nyeri atau rasa tak enak di dada
4. Rasa tercekik atau sesak
5. Pusing, vertigo (penglikatan berputar-putar), perasaan
melayang
6. Perasaan seakan-akan diri atau lingkungan tidak realistik
7. Kesemutan
8. Rasa aliran panas atau dingin
9. Berkeringat banyak
10.Rasa akan pingsan
11.Menggigil atau gemetar
12.Merasa takut mati, takut menjadi gila atau khawatir akan
melakukan suatu tindakan secara tidak terkendali selama
berlangsungnya serangan panik

TERAPI
Konseling dan medikasi.

Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai


serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi
anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan.
Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara
menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan
jantung, hanya panik, akan berlalu.
Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan
tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat,
atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri
antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai
100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang
dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5
1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari
pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak
perlu.

GANGGUAN PHOBIK
(phobic disorder)
Salah satu bentuk kecemasan yang
didominasi oleh gangguan alam pikir
phobia.
Fobia adalah ketakutan yang menetap
dan irrasional terhadap suatu objek,
aktivitas atau situasi tertentu (spesifik),
yang menimbulkan suatu keinginan
mendesak untuk menghindarinya.

Fobia dibagi menjadi


-Fobia spesifik: takut terhadap
binatang, badai, ketinggian, penyakit,
cedera, dsb
-Fobia sosial: takut terhadap rasa
memalukan di dalam berbagai
lingkungan sosial seperti berbicara di
depan umum, dsb

Macam-macam phobia :

Akustikofobia : takut suara


Agoraphobia : takut sendiri di tempat luas dan terbuka
Ailurophobia : takut kucing
Acrophobia : takut tempat tinggi
Astrafobia : takut angin ribut yang disertai guntur
Autofobia : takut sendirian
Cenofobia : takut ruangan kosong
Caustrofobia : takut ruangan sempit atau tertutup
Hematofobia : takut darah
Hydrofobia : takut air
Nyctofobia : takut gelap
Pyrofobia : takut api
Phobia hewan : takut terhadap anjing, ular, serangga,
tikus, dll

TERAPI
-KONSELING :
Dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan,
membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari,
diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut
tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak
membutuhkan medikasi.
-MEDIKASI :
Bila ada depresi bisa diberi antidepresan
lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri
antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa
menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat
mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila
rasa takut menetap

GANGGUAN OBSESIFKOMPULSIF
(obsessive-compulsive
disorder)
Obsesi adalah suatu
bentuk kecemasan yang

didomonasi oleh pikiran,perasaan, ide yang


berulang yang terpaku (persistence) dan
berulang kali muncul (recurrent),tidak bisa
dihilangkan dan tidak bisa dikehendaki.
Kompulsif adalah perbuatan yang dilakukan
berulang-ulang sebagai konsekuensi dari
pikiran yang bercorak obsesif tadi serta tidak
bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

PEDOMAN DIAGNOSIS
-Pikiran, impuls, yang berulang
-Perilaku yang berulang
-Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah
berlebihan atau tidak beralasan
-Obsesif-kompulsif menyebabkan
penderitaan
-Tidak disebabkan oleh suatu zat atau
kondisi
medis umum.

TERAPI
-KONSELING :
mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang
berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada
akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan
pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien
untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang
berhasil mengatasi situasi.
-MEDIKASI :
Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg,
atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau
menetap.

Gangguan Stres Pasca


Trauma

Etiologi
Masa setelah pengalaman traumatis
dimana
seseorang
mengalami
peningkatan
kemunculan,
penolakan
stimuli
yang
diasosiasikan
dengan
kejadian traumatis yang dialami dan
kecemasan yang disebabkan oleh ingatan
terhadap peristiwa tersebut.
Gejala penyerta yang sering adalah
depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif
(contoh pemusatan perhatian yang buruk)

Kriteria DSM IV
1.Pemaparan pada suatu kejadian traumatik
menyebabkan ketakutan ekstrim.
2.Kejadian tersebut dialami ulang.
3.Orang yang bersangkutan menghindari
stimuli yang diasosiasikan dengan trauma
dan memiliki ketumpulan responsivitas.
4.Symptom-symptom ketegangan berlebihan
seperti respon terkejut yang berlebihan.
5. Penumpukan emosional.
6. Durasi symptom lebih dari 1 bulan.

Terapi
Penanganan Psikoanalisis berupa
mengangkat represi sehingga konflikkonflik dapat terselesaikan,
sedangkan penanganan langsung
terhadap masalah yang ditimbulkan
tidak disarankan.

Gangguan Stres Akut

ETIOLOGI
-Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang

terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain


yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik
maupun mental yang luar biasa dan biasanya
menghilang dalam beberapa jam atau hari.
-Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang
luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan
menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya
dan keparahannya suatu reaksi stres akut.

Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan


stresornya, gejala-gejalanya dapat menghilang
dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal
dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala
biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam
dan biasanya menghilang setelah 3 hari.
Terapi
Penanganan Psikoanalisis berupa mengangkat
represi sehingga konflik-konflik dapat
terselesaikan, sedangkan penanganan langsung
terhadap masalah yang ditimbulkan tidak
disarankan

Hamilton Rating Scale for


Anxiety
(HRS-A)
Untuk mengetahui derajat kecemasan seseorang.

Nilai 0 = tidak ada keluhan


1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekali

Total nilai (score) :


< 14 = tidak ada kecemasan
14 20 = kecemasan ringan
21 27 = kecemasan sedang
28 41 = kecemasan berat
42 56 = kecemasan berat sekali

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai