Bab 10 Analisa Cekungan
Bab 10 Analisa Cekungan
Para
ahli
sedimentologi
mempelajari
batuan
sedimen
untuk
litosper,
pembebanan
batuan
sedimen
dan
gunungapi,
(crustal thinning):
akibat magmatisme
Penebalan mantel
Pendinginan
litosper (mantle-
lithospheric thickening):
Pembebanan batuan
sedimen dan
gunungapi
litosper
yang
diikuti
penghentian
selama
(sedimentary and
volcanic loading):
Pembenan tektonik
(tectonic loading):
Pembenan subkerak
(subcrustal loading):
padat
Aliran astenosper
(asthenospheric flow):
penunjaman litosper
Penambahan berat
kerak (crustal
densification):
cekungan
sedimen
erat
hubungannya
dengan
gerakan kerak dan proses tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan
Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk
dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen, intraplate, konvergen dan
transform).
Menurut
Dickinson,
1974
dan
Miall,
1999;
klasifikasi
(1988)
memberikan
klasifikasi
cekungan
sedimen
secara
TIPE CEKUNGAN
PENYEBAB
TATAAN TEKTONIK
LEMPENG
TERBENTUKNYA
Crustal sag
Cekungan intrakraton
Intra-plate collapse
Puntir (tension)
Epicratonic downward
Rift
Tekanan
Palung (trench)
(compression)
aktif)
arc)
Busur belakang (backarc)
Wrenching
Strike-slip
Gerakan mendatar
lempeng
TIPE CEKUNGAN
TEKTONIK
Divergen
Antar-
Cekungan
lempeng
beralaskan
kerak
benua/peralihan:
cekungan
Cekungan
cekungan
akibat
busur
subduksi:
depan,
palung,
cekungan
cekungan
intra-busur,
lereng
cekungan
palung,
busur
belakang.
Cekungan akibat tabrakan: cekungan retroac forels, peripheral
foreland basin, cekungan punggung babi (piggyback basin), broken
forland
Tranform
Hybrid
Cekungan
akibat
berbagai
sebab:
cekungan-cekungan
Buku ini tidak membahas secara rinci semua jenis cekungan sedimen,
akan tetapi beberapa cekungan yang dianggap penting akan dibahas
secara singkat di bawah ini (sebagian besar disarikan dari Boggs, 2001).
Cekungan Intrakraton (Intracratonic Basin)
Cekungan intrakraton (Gambar X.1A) umumnya cukup besar terletak di
tengah suatu benua yang jauh dari tepian lempeng. Subsiden pada
cekungan jenis ini umumnya disebabkan oleh penebalan mantel-litosfir
dan bembebanan oleh batuan sedimen atau gunungapi (Boggs, 2001).
Beberapa cekungan intrakraton ini diisi oleh endapan klastika laut,
karbonat, atau sedimen evaporit yang diendapkan mulai dari laut
epikontinental sampai darat. Cekungan tua jenis ini di antaranya adalah
Cekungan Amadeus dan Carpentaria di Australia, Cekungan Parana di
Amerika Latin, dan Cekungan Paris di Perancis. Sedangkan contoh
cekungan modern jenis ini adalah Cekungan Chad di Afrika.
Renggang (Rift)
Cekungan akibat perenggangan ini umumnya sempit tetapi memanjang,
dibatasi oleh lembah patahan (Gambar X.1B).. Ukuran berkisar dari
beberapa km sampai sangat lebar seperti pada Sistem Renggangan Afrika
Timur, dimana mempunyai lebar 30-40 km dan panjang hampir 300 km.
Cekungan ini dapat terbentuk oleh berbagai tataan tektonik, namun yang
paling umum oleh divergen. Perenggangan lempeng benua seperti antara
Amerika Utara dan Eropa terjadi pada Trias menghasilkan Punggungan
Tengah Atlantik (Mid-Atlantic Ridge). Sistem renggangan pada Afrika
Timur merupakan contoh sistem renggangan modern.
Gambar X.1:
Aulakogen (Aulacogen)
Aulakogen adalah jenis khusus dari renggangan yang menyudut besar
terhadap tepian benua, dimana umumnya dianggap sebagai renggangan
tetapi gagal dan kemudian diaktifkan kembali selama tektonik konvergen
(Gambar X.1C). Palung yang sempit tapi panjang dapat menggapai
sampai kraton benua dengan sudut besar dari lajur sesar. Sedimen yang
mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas
aluvium), endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti
endapan turbit. Contoh aulakogen di antaranya Renggangan Reelfoot
yang berumur Paleozoik dimana Sungai Misisipi mengalir dan Palung
Benue yang berumur Kapur dimana Sungai Niger membelahnya.
Pangea.
Beberapa
cekungan itu
terpisahkan
dari laut
yang
berhubungan
dengan
patahan
mendatar
regional
sepanjang
patahan
mendatar
regional
dapat
membentuk
untuk
bersangkutan.
dipelajari
dalam
analisa
Sedimen
tersebut
cekungan
dipelajari
sedimen
bagaimana
yang
proses
batuan
induk,
akan
sangat
mempengaruhi
komposisi
sedimentasi,
stratigrafi,
fasies
dan
sistem
pengendapan,
(Klein,
1995;
Boggs,
2001).
Penelitian
geofisika.
Pembahasan
berikut
ini
secara
singkat
akan
yang
sangat
penting
untuk
interpretasi
sejarah
bumi.
Untuk
stratigrafi
sangat
tergantung
pada
kegunaan
hasil
penampang
stratigrafi
dapat
dipakai
dalam
pembuatan
dari
suatu
cekungan,
sering
pula
disiapkan
dalam
rangka
cekungan.
Pada
umumnya
penampang
stratigrafi
atau wilayah tertentu (Gambar X.4). Dengan cara ini hubungan antar
satuan stratigrafi dapat dilihat dengan jelas. Sayangnya, bagian pagar
depan akan menutup sebagian belakangnya; sehingga menyulitkan
pembuat untuk menyuguhkan gambar yang baik dan jelas.
tiga
dimensi
dari
beberapa
satuan
stratigrafi
dari
suatu wilayah
Peta Struktur
Peta Paleogeologi
Peta paleogeologi adalah peta yang menggambarkan kondisi geologi
tertentu di bawah atau di atas suatu unit tertentu. Sebagai contoh, kita
dapat mengupas semua satuan batuan mulai dari unit stratigrafi tertentu
untuk melihat satuan batuan di bawah unit stratigrafi tertentu tersebut.
Kemudian kita gambarkan peta geologi di atas alas satauan batuan
tersebut. Peta semacam ini disebut peta superkrop (supercrop map).
Dengan cara sama. Satuan batuan di atas suatu formasi atau tubuh
batuan tertentu dapat pula digambarkan. Peta superkrop umumnya
dibuat pada batas ketidakselarasan, tetapi dapat pula dibuat pada suatu
satuan batuan yang mempunyai ciri tertentu. Manfaat peta jenis ini
adalah untuk interpretasi pola aliran purba, pola pengisian cekungan,
pergeseran garis pantai, penimbunan secara gradual dari paleotopografi.
Peta Litofasies
Peta fasies menggambarkan vareasi sifat litologi atau biolofi dari satuan
stratigrafi tertentu (Boggs, 2001). Peta fasies yang umum dipakai adalah
bagian
yang
nilai
perbandinganklastiknya
rendah
Gambar
X.7.
Peta
litofasies
perbandingan
klastik.
Arah
panah
Diagram
segi
tiga
menggambarkan
tiga
komponen
alur
peta
aliran,
seperti
gelembur
telah
gelombang,
dibicarakan
dan
pergentengan.
sebelumnya
dapat
juga
merupakan
peta
arus
purba
yang
berdasarkan
hanya
pada
Hasil
pengukuran
tersebut
kemudian
dirata-rata
untuk
Gambar X.9. Peta arus purba dari batupasir Trias, Formasi Meluhu di
Sulawesi Tenggara.