Manajemen - Pengambilan Keputusan
Manajemen - Pengambilan Keputusan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu dalam organisasi membuat keputusan. Para manajer puncak, sebagai
contoh menentukan tujuan organisasi mereka, produk atau jasa apa yang akan di produksi,
bagaimana sebaiknya mengorganisasikan dan mengkoordinasikan unit kegiatan dan sebagainya,
termasuk manajer tingkat menengah atau bawah tergantung pada kewenangannya masingmasing.
Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi
yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus
memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Kualitas keputusan manjerial merupakan ukuran dari efektifitas manager. Proses
pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola komunikasi manusia sebagai
individu dan sebagai anggota kelompok dalam struktur organisasi salah satu pentingnya adalah
pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa
suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan
diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril ODonnell :
Identifik
a -si dan
diagnos
a
masalah
Pengum
-pulan
dan
analisa
data
Pengem
ba-ngan
alternati
falternati
Evaluasi
alternati
falternati
f
Pemiliha
n
alternati
f terbaik
Implem
en-tasi
keputus
an
Evalua
si hasilhasil
Umpa
n
Balik
menentukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang
seharusnya dipecahkan.
Cara- cara mempermudah indentifikasi masalah:
a. Manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab-akibat.
b. Manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan
dari
normal.
c. Manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan
wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan.
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan
langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi
tersebut. Para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka
harus mempunyai informasi cukup untuk dapat merumuskan berbagai penyelesaian.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif.
Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasible sering
menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah mereka.
Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk
membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang
efektif. Herbert Simon, mengemukakan konsep pemuasan (satisficing) yang berarti bahwa
pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang
sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya
untuk menilai efektifitas setiap alternatif. Efektifitas dapat diukur dengan dua kriteria: apakah
alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa
baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik.
Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi
kepastian, resiko dan ketidakpastian.
1. Dalam kondisi kepastian (certainty)
Para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang, karena
tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
Dalam kasus ini, situasi di waktu yang akan datang dapat diperkirakan dengan pasti.
2. Dalam kondisi risiko (risk)
Manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi
lengkap tidak tersedia.
3. Dalam kondisi ketidak pastian (uncertainty)
manajer tidak mengetahui probabilitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan
hasil-hasil. Kondisi-kondisi ketidakpastian pada umumnya menyangkut keputusankeputusan kritis dan paling menarik.
Tipe-tipe
Keputusan
Diprogram:
Keputusankeputusan rutin
dan berulangilang. Organisasi
mengembangkan
proses-proses
khusus bagi
penanganannya
Tidak diprogram:
Keputusankeputusan sekali
pakai, disusun
tidak sehat,
kebijaksanaan.
Ditangani dengan
proses
pemecahan
masalah umum
a. Latihan membuat
keputusan
b. Penyusunan programprogram komputer
"heuristic"
Peran Manajer
Henry mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh
peran yang dimainkan oleh manager di tempat kerjanya. ia kemudian mengelompokan kesepuluh
peran itu ke dalam tiga kelompok yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan
orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. peran ini meliputi peran
sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. yang kedua adalah peran
informasional, meliputi peran manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara. yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
1. Peran antarpribadi merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang
bersifat seremonial dan simbolis. peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah,
pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional meliputi peran manager sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan
oleh manager adalah berinteraksi dengan orang lain.
Tugas Manajer
Dirumuskan secara singkat tugas-tugas seorang manager adalah :
1. Memimpin organisasi
2. Mengatur organisasi
3. Mengendalikan organisasi
4. Mengembangkan organisasi
5. Mengatasi berbagai masalah yg terjadi dlm organisasi
10
6. Menumbuhkan kepercayaan
7. Meningkatkan rasa tanggung jawab.
8. Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi
9. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
10. Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya.
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan:
Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan seorang manajer dalam membuat suatu
keputusan:
1. Salah satu yang paling sederhana yang dapat membantu pengambilan keputusan adalah dengan
membuat daftar pilihan dari pro dan kontra. Hal ini tidak hanya akan membantu manajer
menganalisis resiko yang terlibat tetapi juga membantu menimbang dan membandingkan pilihan.
2. Pendapat Objektif sari seseorang yang bukan merupakan bagian dari proses pengambilan
keputusan dan siapa yang diuntungkan atau kehilangan dari konsekuensi keputusan, dan siapa
yang tahu banyak tentang bidang yang berkaitan dapat membantu samapai pada suatu keputusan
yang lebih baik.
3. Mendapatkan semua data atau informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber. Sekecil apapun
informasi, hal itu benar-benar dapat mengubah arah pemikiran.
4. Mempelajari kasus orang-orang yang menem,ukan diri mereka dalam sitruasi yang sama dapat
membantu dalam m,empresdiksi konsekuensi dari keputusan yang kompleks
5. Berpikir tentang keuntungan jangka panjang, bukan keuntungan jangka pendek.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah
sarana untuk mencapai tujuan atau memecahkan suatu masalah, hasil dari suatu proses yang
dipengaruhi oleh berbagai kekuatan. Jadi keputusan harus dianggap sebagai sarana bukan
12
hasil. Keputusan adalah mekanisme organisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai
suatu tujuan yang tertentu. Dengan kata lain merupakan respon organisasional terhadap suatu
masalah. Setiap keputusan merupakan hasil dari suatu proses dinamik yang dipengaruhi oleh
berbagai kekuatan. Pentingnya seorang manajer menguasai apa tugas dan kewajibannya
dalam memimpin dan memberikan perilaku yang baik terhadap bawahannya, terutama dalam
pengambilan keputusan seorang manager penting sekali untuk bertindak lebih ekstra dan
hati-hati agar dapat mengendalikan segala situasi maupun kebijakan serta dampakdampaknya. Seorang manajer yang professional akan membawa kemajuan dalam suatu
perusahaan, sebaliknya jika seorang manager kurang paham apa tugas dan kewajibannya
sehingga tidak bisa melakukan pembenahan maka perusahaan akan rugi dan mungkin bisa
mengalami kemunduran dan akan berdampak negatif kepada para karyawan/bawahannya.
3.2 Saran
Setelah kita mengetahui berbagai macam hal mengenai pengambilan keputusan yang
baik dan yang benar maka hendaknya ilmu ini diaktualisasikan ke kehidupan nyata
sehingga sebuah
organisasi
dapat
mencapai
tujuan-tujuannya
dan
dapat
pula
13
DAFTAR PUSTAKA
http://yuzman-firmansyah.blogspot.com/
http://atikahnurjannahnst.blogspot.com/2013/03/manajer-sebagai-pembuatkeputusan.html
http://rizkymalm.blogspot.com/2013/04/peran-seorang-manajer-dalammembuat.html
14
http://artikel1.coffemix.com/4357/pengambilan-keputusan-seorang-manajer-dalammanajemen/
http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
http://heksi-rian.blogspot.com/2012/01/makalah-manjemen-pengambilankeputusan.html
15
Suatu organisasi atau perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project
di luar kota. Dan diputuskan project berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat project sedang
berjalan di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan personil untuk mengatasi
project tersebut dan dikhawatirkan project tidak akan selesai pada tenggang waktu yang telah
ditentukan dan waktunya semakin mepet, maka untuk memperlancar project tersebut pimpinan
dapat memutuskan untuk menambahkan personilnya untuk memperlancar project tersebut
walaupun akan ada pengeluaran tambahan untuk pengiriman personil tersebut bagi organisasi
tersebut.
Contoh di atas adalah salah satu contoh dimana pimpinan dapat saja mengambil
keputusan tanpa didiskusikan terlebih dahulu karena alasan kepentingan yang mendesak, apabila
menggunakan perkiraan ahli, kewenangan setelah diskusi, ataupun kesepakatan maka akan
memerlukan banyak waktu untuk membuat keputusan.
16