Standar Sistem Tata Cahaya Alami
Standar Sistem Tata Cahaya Alami
c
Standar tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan
gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para perancang dan pelaksana
pembangunan gedung di dalam merancang sistem pencahayaan alami siang hari
dan bertujuan agar diperoleh sistem pencahayaan alami siang hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan, kenyamanan dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
lain yang berlaku. Standar
ini
mencakup
persyaratan
minimal
sistem,
karakteristik
yang
digunakan
sebagai
ukuran
keadaan
ruangan
terhadap
) Ko
o
l u
hyl t
o
hy
) Ko o
llu
(to
llu
l)y o o
hy y
l
l
y
t
u y
ut
) Ko o
l l(to
l l
)y oo
hy y
l
l
u
u
l
u hyy u l
u t
l
lu
u uu
hy l t
(lht
)
tP
)
2) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syaratsyarat yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih dan
ditetapkan sebagai Langit Perancangan adalah :
a) bahwa langit yang demikian sering dijumpai.
b) memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan
terbuka, dengan nilai
hingga
frekuensi
dekat
minimum,
kegagalan
sedemikian
rendahnya
y
l
hy l t y l u uu
l t
h t t hy t
l
t
u utto
hy l h
D
to
l t lhllulhl
to
hy l
h
Plh to
l t
t
tu tu u
uu
hy l h lh u tu
u h
htu olh
l
u oo y
t
ttuu
tu
)
tuu
l utu t
y lt y t 5
t
t l t t
t
ut ut
j (lht
2)
y
) Dl
htu u uj ttuu
) t uu
ut () l t h
t h t
u y
j
lu hyt
) ttuu
() l j
5t
y ju
j
lu hy
ytu(lht
)
)
t jj
l u y
h t jj
u tu l
j
l t h t
u t tu lj
t
t y
5) Kt tu j
u
tu
u uu
tuu
t
t tu j
t j
u2t
)
2)
u tu
y
yt lu
t lo o t
u
u
y
) Pt
t olh lt
j t
h lu
hy
)
j ly ut
h y t tuhy
segi beratnya
UMUM untuk TUUnya, adalah seperti tertera pada tabel " dimana d
adalah jarak antara bidang lubang cahaya efektif ke dinding di
seberangnya, dinyatakan dalam meter. Faktor langit minimum untuk
TUS nilainya diambil 40% dari flmin untuk TUU dan tidak boleh
kurang dari 0,0 d.
Klasifikasi pencahayaan
flmin TUU
0,45.d
0,35.d
0,25.d
0,5.d
JENIS RUANGAN
flmin TUU
flmin TUS
0,35.d
0,20.d
0,45.d
0,20.d
Laboratoriurn
0,35 d
0,20.d
Benqkel kayubesi
0.25.d
0,20.d
Ruang olahraga
0,25.d
0,20.d
Kantor
0,35.d
0,5.d
Dapur
0,20.d
0,20.d
3) nilai dari flmin dalarn persentase untuk ruangan-ruangan dalarn bangunan
tempat tinggal seperti pada tabel 3"
|
u
l
#u t l
5
#u
5
K
t u
$
5
Du
2
2
) u tu
u
u l y t huu ut l
tl
t
lu t tu
t tu ltl
)
D
t lto
l t
P t Nl to
t
t l t y
t
y
t tu
t t P
u tu% o y
ut hy tt t
l
t
u
lux
2) P
htu to
l t
P
htu
y to
l t u tu tt uu
j l
u lu u to lt
l l yt u
!D D
t
t
tu l tl jl Po tt uu
y
juh y D
lu hy t
tu
j
&PQ#(t ! l
) lu 'h
|
0.
0,2
0,3
0.4
0,5
0.
0,7
0,8
0,9
.0
0,02
0,0
0,3
0,22
0,32
0,42
0,52
0,2
0,7
0,79
,0
,27
,37.
,43
,47
,49
,5
,53
54
0,03
0,2
0,2
0.43
0,2
0,82
,02
22
,40
,5
2,7
2,5
2,70
2,82
2,90
2,9
2,99
3,02
3,0
0,05
0,7
0,37
0,2
0,9
,20
,50
,78
2,04
2,29
4,3
4,80
3,98
4,
4,28
4,3
4,4
4,4
4,5
0,0
0,22
0,48
0,80
,7
,55
,93
2,29
2,4
2,95
4,3
4,80
3,98
4,
4,28
4,3
4,4
4,4
4,5
0,07
0,27
0,57
0,9
,39
,85
2,3
2,75
3.7
3,5
4,99
5,8
,29
,59
,78
.9
7,0
7,07
7,7
0,08
0,30
0,5
,09
,59
2,2
2,4
3,2
3,3
4,09
5,77
,74
7,3
7,
7,89
8,04
8,5
8,24
8,34
0,09
0,33
0,72
,20
,7
2,34
2,93
3,50
4,04
4,55
,45
7,5
8,22
8,2
8,89
9,07
9,20
9,29
9,42
0,09
0,3
0,77
,30
,90
2,53
3,8
3,80
4.39
4,95
7,05
8,29
9,03
9,49
9,79
0,00
0,5
0,25
0,40
0,0
0,38
0,82
,38
2,02
2,9
3,38
4,05
4,9
5,29
7,58
8,94
9,7
0,27
0,0
0,83
,00
2,2
,28
0.0
0.40
0,8
,44
2,
2,83
3,55
4,2
4,94
5,57
8,03
9,5
0,40
0,9
,33
.58
,7
,90
,07
LD
HD
0,
0,2
0,3
0,4
0,5
0,
0,7
0.8
0.9
,0
,5
,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5.0
.0
0,
0,45
0,97
,3
2,40
3,22
4,07
4,90
5,7
,47
0,
0,45
0,97
,3
2,40
3,22
4,07
4,90
5,7
,47
0.2
0.47
,0
.7
2,52
3,39
429
58
,04
,87
0,2
0,48
,03
.74
2,57
3,4
4,39
5,3
,04
7,0
0,2
0,48
,04
,7
2,0
3,50
4,4
5,37
,20
7,
0,2
0,48
,04
,77
2,
3,52
4,47
5,4
.28
7,22
0,2
0,48
.05
,78
2,3
3,54
4,48
5,43
,33
7,25
0,2
0,48
,05
,78
2,3
3,54
4,50
5,45
,3
7,28
0,2
0,48
,05
,78
2,3
3,54
4,50
5.45
,39
7,28
0,2
0,49
,05
,78
2,3
3,55
4,5
54
,40
7,30
p # $
P
o u
P
P hy l !
P
o u
P
P hy l !
l
ut 'h
)
lulu hy lul t
yang
tidak
tembus
cahaya.
Harga
tersebut
merupakan harga faktor langit yang telah dikoreksi untuk bagianbagian yang ticlak tembus cahaya.
d) Penghalang cahaya lainnya yang berupa bagian dari bangunan itu
sendiri seperti: tebal dinding atau bagian bangunan yang menonjol dan
bagian atas lubang cahaya efektif yang dibatasi oleh teritisan dan lainlain.
4) Bangunan lain yang berada di hadapan lubang cahaya umum nya akan
membatasi bagian bawah dari lubang cahaya efektif. Apabila pada saat
perancangan bangunan belum ada bangunan lain di sekitarnya, sedangkan
dalam rencana kota akan dibangun bangunan lain maka hal ini harus
dipertimbangkan pada saat perancangan bangunan.
5) Tanaman dapat merupakan penghalang cahaya karena hal ini sukar
sekali
untuk
diperkirakan
maka
pengaruhnya
sering
tidak
kaca
khusus
untuk
mengurangi
radlasi
termal
% !
Pengujian.
Pengujian pencahayaan alami siang hari dimaksudkan menguji dan
atau menilai memeriksa kondisi pencahayaan alami siang hari pada bab 4.
Pengujian dilakukan dengan mengukur atau memeriksa :
a. Tingkat Pencahayaan
) Ukur tingkat pencahayaan di Titik Ukur Utama (TUU). Titik Ukur
Samping (TUS), Titik di luar ruangan di tempat terbuka dan
pengukuran dilakukan pada waktu yang bersamaan.
2) Hitung faktor langit di TUU dan TUS.
b. Indeks kesilauan.
Silau terjadi diakibatkan oleh masuknya cahaya matahari
langsung atau adanya pantulan dari benda-benda reflektif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi silau adalah luminansi sumber cahaya, posisi sumber
cahaya terhadap penglihatan pengamat dan adanya kontras pada
permukaan bidang kerja. Nilai Indeks Kesilauan dapat dihitung dengan
rumus-rumus yang ada pada CIBSE Publication TM 0 (CIBSE = Charter ed
Institution of Building Services Engineering)
Pemeliharaan.
Pada pencahayaan alami siang had sebagai sumber masuknya cahaya
ke dalam ruangan adalah
dilakukan
adalah
lubang
menghindarkan
cahaya.
Pemeliharaan
adanya penghalang
yang
yang
perlu
dapat
mengurangi
terang
langit
yang
masuk
ke
dalam
ruangan
dan
membersihkan kaca-kaca.
V !
Contoh Perhitungan Untuk Perencanaan.
Perhitungan untuk perancangan pencahayaan alami siang hari dari suatu sudut
ruangan sebagai berikut :Ukuran ruang duduk: panjang m, lebar 5 m. Titik-titik
ukur utama pada 2 m.
3 fl untuk TUU 0,35 d = ,75%
3 fl untuk TUS 0, d = 0,80%
3 Koreksi dari kusen jendela = 30%
3 fl di TUU menjadi 2,5%
3 fl di TUS menjadi , 5%
3 Karena letak jendela simetris ke arah melebar (ke kiri dan ke kanan), maka
3 fl di masing-masing TUU = ,25%
3 fl di TUS = ,5%
) harga faktor langit tersebut dapat diperoleh dengan ukuran jendela dengan
kombinasi sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
HD
LD
,9
Tinggi (m).
Luas
0,
0,40
3,80
,52
0,82
0.2
0,80
,4
,3
0,2
0,3
,20
,24.
,49
0,52
0,4
,0
,04
0,47
0,5
2,00
0,94
2,98
cahaya langsung dari langit. Dalam hal ini hasilnya akan sebagaimana tercantum
pada table beriku:
.
UD
2,58
Lebar (m)
Tinggi (m).
luas
0,
0,40
5,
(m2)
2,0
0,97
0,2
0,80
,94
,55
0,74
0,3
,20
,48
,8
0,5
0,4
,0
,30
2,08
0,59
0,5
2,00
,8
2,3
3) Untuk memenuhi ketentuan yang berlaku untuk Titik Ukur Samping, hanya
dibutuhkankurang lebih untuk masing-masing jendela di samping seluas 50%
dari yang di tengah. Hal ini berlaku, apabila pengaruh dari jendela tengah
untuk Titik-titik Ukur Samping sama sekali tidak diperhitungkan.
4) Untuk memenuhi sekaligus kedua ketentuan menurut perhitungan dapat diambil
satu jendela simetris terhadap Titik Ukur Utarna dengan ukuran :
a) Lebar 4,00 m, tinggi ,0 m, luas 4,40 m2 atau Lebar 3,50 m, tinggi ,20 m,
Luas4,20 m2 atau Lebar 3,00 m, tinggi ,40 m, Luas 4,20 m2.
b) Kemungkinan
di
atas
hanya
sebagai
contoh
saja,
karena
masih
banyak kombinasikombinasi lain yang mungkin. Dalam perhitunganperhitungan ini, selalu diambil sebagai bagian terendah dari jendela adalah
tinggi bidang kerja (0,75 m dari lantai)
c c
c c
&
!!
"
#$ %
&lx
( lux
Dl hl lh lu y
l 2
y
ut y
lu
tu uu
u t
j
y h
u lu t
tuu tu tu julhluy h
u
lutu
u u
uu
P(
Dlhl
P(tlu('tt)
(ut
(lx)
(lu
( 2)
P*(tu (W2)
K(to
o
c c
'c
p '()
u
t
uhy
Dllh lu uhly
lu
ht ytu
t '
y yt lt
tu
'
'
y yt l
'
tu
'
y
lh
5Kl+ t '
y )5Kl+
t '
y lh l
Kl+ t
'
y h t tu
to
% o
t
tu
'
lh
5 Kl+ tu t
) 5
00, dimana angka 00 menyatakan warna benda yang dilihat akan sesuai
dengan warna aslinya. Lampu pijar dan lampu halogen mempunyai indeks
renderasi warna mendekati 00.
Pemilihan warna lampu bergantung kepada Tingkat pencahayaan
yang diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Dari
pengalaman secara umum, makin tinggi tingkat pencahayaan yang
diperlukan, makin sejuk tampak warna yang dipilih sehingga tercipta
pencahayaan yang nyaman.
b. Efisiensi lampu.
Efisiensi lampu atau yang disebut juga efikasi luminus,
menunjukkan efisiensi lampu dari pengalihan energi listrik ke cahaya dan
dinyatakan dalam lumen per watt (lumenwatt). Banyaknya cahaya yang
dihasilkan oleh suatu lampu disebut Fluks luminus dengan satuan lumen.
Efikasi luminus lampu bertambah dengan bertambahnya daya lampu.
Rugi-rugi balast harus ikut diperhitungkan dalam menentukan efisiensi
sistem lampu (daya lampu ditambah rugi-rugi balast).
c. Umur lampu dan depresiasi.
Ada beberapa cara untuk menentukan umur lampu, antara lain :
) Umur individual teknik.
2) Umur rata-rata.
3) Umur minimum.
4) Umur rata-rata pengenal.
Juga
perlu
dipertimbangkan
keekonomisan
umur
lampu
berdasarkan fluks luminus dan umur teknik, yaitu banyaknya jam menyala
pada kombinasi antara depresiasi pengurangan fluks luminus lampu dan
kegagalan lampu. Umur lampu banyak dipengaruhi oleh hal-hal antara
lain temperatur ruang, perubahan tegangan listrik, banyaknya pemutusan
dan penyambungan pada sakelar, dan jenis komponen bantunya (balast,
starter dan kapasitor).
bola
lampu
yang
selanjutnya
mengakibatkan
-
Pada pengoperasian instalasi sistem pencahayaan dalam suatu
bangunan, maka perencanaan penempatan alat pengendali perlu mendapatkan
perhatian sehingga tata cahaya dapat dikendalikan dengan baik.
. Penempatan Alat Kendali.
a) Semua alat pengendali pencahayaan harus ditempatkan pada tempat yang
mudah dilihat dan dijangkau.
b) Sakelar yang melayani mejatempat kerja, bila mudah dijangkau
merupakan bagian armatur yang digunakan untuk menerangi mejatempat
kerja tersebut.
c) Sakelar yang mengendalikan sistem pencahayaan pada lebih dari satu
lokasi tidak boleh dihitung sebagai tambahan jumlah sakelar pengendali.
d) Setiap ruangan yang terbentuk karena pemasangan partisi harus
dilengkapi sedikitnya satu sakelar ONOFF.
e) Ruangan dengan luas maksimum 30 m2 harus dilengkapi dengan satu
sakelar untuk satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan.
f) Setiap sakelar maksimum melayani total beban daya sebagaimana
dianjurkan pada PUIL edisi terakhir.
2. Pengendalian Sistem Pencahayaan.
a) Semua sistem pencahayaan bangunan harus dapat dikendalikan secara
manual atau otomatis kecuali yang terhubung dengan sistem darurat.
b) Pencahayaan luar bangunan dengan waktu pengoperasian terus menerus
kurang dari 24 jam, sebaiknya dapat dikendalikan secara otomatis dengan
timer, photocell, atau gabungan keduanya.
c) Armatur-armatur yang letaknya paralel terhadap dinding luar pada arah
datangnya cahaya alami dan menggunakan sakelar otomatis atau sakelar
terkendali harus juga dapat dimatikan dan dihidupkan secara manual.
d) Daerah dimana pencahayaan alami tersedia dengan cukup, sebaiknya
dilengkapi dengan sakelar pengendali otomatis yang dapat mengatur
penyalaan lampu sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dirancang.
e) Berikut ini adalah hal-hal yang tidak diatur dalam ketentuan pengendalian
sistem pencahayaan :
) Pengendalian pencahayaan yang mengatur suatu daerah kerja yang
luas secara keseluruhan dimana kebutuhan pencahayaan dan
pengendali dipusatkan ditempat lain (termasuk lobi umum dari
perkantoran, Hotel, Rumah Sakit, Pusat belanja, dan gudang).
2) Pengendalian otomatis atau pengendalian yang dapat diprogram.
3) Pengendalian yang memerlukan operator terlatih.
4) Pengendalian untuk kebutuhan keselamatan dan keamanan daerah
berbahaya.
ada
aturan
yang
pasti
untuk
menentukan
jadwal
pemeliharaanpembersihan armatur.
Pada umumnya untuk menentukan jadwal ini, faktor biaya, kesesuaian
waktu pelaksanaan dan efisiensi sistem pencahayaan menjadi faktor-faktor
yang harus diperhitungkan. Sebagai petunjuk, pada umumnya pembersihan
dilakukan minimal setahun sekali (meskipun untuk tempat-tempat tertentu
hal ini tidak cukup). Akan lebih baik apabila waktu pembersihan ini
dilakukan bersamaan waktunya dengan waktu penggantian lampu.
3. Pemeliharaan Permukaan-permukaan Ruangan.
Lapisan debu dan kotoran yang menempel pada seluruh permukaan
ruangan (dan kaca) akan mengurangi faktor refleksi (dan transmisi) cahaya
yang berarti akan menurunkan tingkat pencahayaan di dalam ruangan
tersebut. Kecepatan penurunan faktor refleksi (dan faktor transmisi)
bervariasi bergantung pada :
a. Tekstur Permukaan.
Untuk permukaan yang mengkilap (glossy) dan agak
mengkilap (semi glossy), maka penurunannya akan lebih lambat dari pada
permukaan kasar (matt) dan lebih mudah dibersihkan.
b. Kemiringan Permukaan.
Akumulasi debu pada permukaan vertikal tidak secepat akumulasi
pada permukaan horisontal.
c. Lokasi bangunan dan kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan.
G
Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh melebihi
kecerahan dari interior tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling umum
adalah kecerahan yang berlebihan dari armatur dan jendela, baik yang terlihat
langsung atau melalui pantulan. Ada dua macam silau, yaitu
yang
dapat mengurangi kemampuan melihat, dan
yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan. Kedua macam silau ini dapat terjadi
secara bersamaan atau sendiri-sendiri.
. p
'
(Silau yang menyebabkan ketidak mampuan melihat).
p
ini kebanyakan terjadi jika terdapat daerah yang dekat
dengan medan penglihatan yang mempunyai luminansi jauh diatas luminansi
obyek yang dilihat. Oleh karenanya terjadi penghamburan cahaya di dalam
mata dan perubahan adaptasi sehingga dapat menyebabkan pengurangan
kontras obyek. Pengurangan kontras ini cukup dapat membuat beberapa
penting menjadi tidak terlihat sehingga kinerja tugas visual juga akan
terpengaruh. Sumber
di dalam ruangan yang paling sering
dijumpai adalah cahaya matahari langsung atau langit yang terlihat melalui
jendela, sehingga jendela perlu diberi alat pengendalipencegah silau ^
(
"#
2. p
(Silau yang menyebabkan ketidaknyamanan melihat).
Ketidaknyamanan penglihatan terjadi jika beberapa elemen interior
mempunyai luminansi yang jauh diatas luminansi elemen interior lainnya.
Respon ketidaknyamanan ini dapat terjadi segera, tetapi adakalanya baru
dirasakan setelah mata terpapar pada sumber silau tersebut dalam waktu
yang lebih lama. Tingkatan ketidaknyamanan ini tergantung pada luminansi
dan ukuran sumber silau, luminansi latar belakang, dan posisi sumber silau
terhadap medan penglihatan. p
akan makin besar jika suatu
sumber mempunyai luminansi yang tinggi, ukuran yang luas, luminansi latar
belakang yang rendah dan posisi yang dekat dengan garis penglihatan.
Perlu diperhatikan bahwa variable perancangan sistem tata cahaya
dapat mengubah lebih dari satu faktor. Sebagai contoh, penggantian armatur
untuk mengurangi luminansi ternyata juga akan menurunkan luminansi latar
belakang. Namun demikian, sebagai petunjuk umum,
dapat
dicegah dengan pemilihan armatur dan perletakannya, dan dengan
penggunaan nilai reflektansi permukaan yang tinggi untuk langit-langit dan
dinding bagian atas.
Ada dua alternatif sistem pengendalian
, yaitu Sistem
Pemilihan Armatur dan Sistem Evaluasi Silau. Kedua sistem ini mempunyai
karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Secara umum, Sistem Pemilihan Armatur
dapat digunakan sebagai alternatif dari Sistem Evaluasi Silau jika nilai Indeks
Kesilauan yang direkomendasikan untuk aplikasi tertentu adalah lebih besar dari
9. Indeks kesilauan adalah angka yang menunjukkan tingkat kesilauan dari suatu
c c
c
%
Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkanmemanaskan udara
sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkandipersyaratkan.
Selain itu, sistem tersebut berfungsi mengatur aliran udara dan kebersihannya.
Sistem penyegaran udara yang dilakukan pada umumnya dibagi menjadi dua
golongan utama yaitu :
. Penyegaran udara untuk kenyamanan
Menyegarkan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi orang
yang melakukan kegiatan tertentu.
2. Penyegaran udara untuk industri
Menyegarkan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan, peralatan
atau barang yang ada di dalamnya.
Jika seseorang berada di dalam suatu ruangan tertutup untuk jangka
waktu yang lama, maka pada suatu ketika ia akan merasa kurang nyaman, begitu
juga jika kita berada pada ruang terbuka pada siang hari dengan sinar matahari
mengenai tubuh kita akan terasa kurang nyaman. Hal ini diakibatkan dua hal
utama yakni temperatur (suhu) dan kelembaban (humidity) udara tersebut tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur sistem
tata udara menurut jenis bangunan:
. Perkantoran
Penyegaran udara gedung kantor diperlukan untuk memberikan kenyamanan
lingkungan kerja bagi para karyawan. Penyegaran udara itu juga diadakan
untuk melindungi peralatan kantor, sebaiknya terdapat pengatur suhu dan
kelembaban atau penyegar udara untuk setiap kelompok ruangan dengan
kegiatan yang sama.
2. Hotel
Hotel terdiri dari ruang tamu, kamar, ruangan umum seperti ruang duduk,
ruang makan dan sebagainya. Ruang tamu sebaiknya sistem penyegaran
dilengkapi dengan pengatur suhu dan kelembaban, dengan demikian suhu
dan kelembabannya dapat disesuaikan dengan keperluan, seperti umur, jenis
kelamin dari tamu dan sebagainya.
3. Pusat Pertokoan
Pengaturan udara di pertokoan juga berkaitan dengan unsure kenyamanan
pengunjung, dengan demikian mengoptimalkan fungsinya sebagai bangunan
komersial.
4. Industri
Sistem penyegaran udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua
golongan, yaitu penyegaran udara untuk kenyamanan, untuk memberikan
kenyamanan lingkungan kerja bagi karyawan"
penyegaran udara industry untuk mengatur suhu dan kelembababan dari
udara yang dipergunakan dalam proses produksi, penyimpanan, lingkungan
kerja mesin, dan sebagainya.
5. Rumah Sakit
Rumah Sakit berbeda dari jenis bangunan lainnya, dimana lingkungannya
harus dijaga supaya tetap bersih untuk mencegah penyebaran dan
berkembangnya bakteri patogenik. Oleh karena itu ruangan yang tersedia
hendaknya dibagi menjadi beberapa daerah, sedemikian rupa sehingga tidak
terjadinya pencampuran udara yang mengandung kuman penyakit.
. Tempat Tinggal
Guna mendapatkan pola hidup dan lingkungan yang sehat dan nyaman, maka
tata udara di tempat tinggal memang sangat penting. Apalagi, di sanalah kita
hidup dan menghabiskan waktu sehari-hari.
!+
. Kompresor.
Kompresor adalah suatu alat mekanis yang dapat menarik gas
pendinginan dan kemudian menyalurkan dengan suatu tekanan yang lebih
tinggi ke Kondensor. Saat ini umumnya kompresor digerakkan oleh motor
listrik.
Kompresor juga jantung dari sistem tata udara, Kompresor
berguna untuk menghisap uap refrigeran dari ruang penampung uap.
Ketika di dalam penampung uap, tekanannya diusahakan agar tetap
rendah, supaya refrigerant senantiasa berada dalam keadaan uap dan
bersuhu rendah. Lalu ketika di dalam kompresor, tekanan refrigeran
dinaikkan sehingga memudahkan pencairannya kembali.
Energi yang diperlukan untuk kompresi diberikan oleh motor
listrik yang menggerakkan kompresor. Jumlah refrigeran yang bersirkulasi
dalam siklus refrigerasi tergantung pada jumlah uap yang dihisap masuk
ke dalam kompresor .
Dua jenis utama dari kompresor:
. Kompresor positif, dimana gas di hisap masuk kedalam silinder dan
dikompresikan sehingga terjadi kenaikan tekanan.
2. Kompresor
non
positif,
dimana
gas
yang
dihisap
masuk
2. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang menarik hawa panas baik yang
kentara maupun tak kentara dari gas yang telah ditekan, dan
memindahkannya kesuatu medium pendinginan udara atau air, jadi
dengan kata lain, gas tersebut dicairkan oleh kondensor ini.
Kondensor berguna untuk pengembunan dan pencairan kembali
uap refrigeran. Uap refrigeran yang bertekanan dan bersuhu tinggi pada
akhir kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkannya
dengan air pendingan (dengan udara pendingin pada sistem dengan
pendinginan udara) yang ada pada suhu normal.
Dengan kata lain, uap refrigeran menyerahkan panasnya (kalor
laten pengembunan) kepada air dingin di dalam kondensor, sehingga
mengembun dan menjadi cair. Jadi karena air pendingin menyerap panas
dari refrigeran, maka ia akan menjadi panas pada waktu keluar dari
kondensor. Selama refrigeran mengalami perubahan dari fasa uap ke fasa
cair, dimana terdapat campuran refrigeran dalam fasa uap dan cair,
tekanan (tekanan pengembunan) dan suhunya (suhu pengembunan)
konstan. Kalor yang dikeluarkan dari dalam kondensor adalah jumlah
kalor yang diperoleh dari udara yang mengalir melalui evaporator.
Uap refrigeran menjadi cair sempurna didalam kondensor,
kemudian dialirkan kedalam melalui pipa kapiler katup ekspansi.
Jenis-jenis kondensor :
. Kondensor Tabung dan Pipa Horisontal
Ciri-ciri kondensor tabung dan pipa adalah sebagai berikut:
Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip, sehingga relative
karena
posisinya
yang
vertikal
dan
mudah
pemasanganya.
Boleh dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
sedangkan pembersihannya dilakukan dengan menggunakan
deterjen.
3. Kondensor Pipa Ganda
Ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut :
Konstruksi sederhana dengan harga memadai.
Dapat mencapai kondisi superdingin karena arah aliran
deterjen.
Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak
mungkin
dilaksanakan"
penggantian
pipa
juga
sukar
dilaksanakan.
3. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat yang berguna untuk menghisap panas
darisekelilingnya oleh penguapan bahan pendingin cair yang sudah
ditakar didalamnya, jadi cairan tersebut dipindahkan dalam bentuk gas.
Tekanan cairan refrigeran yang diturunkan pada katup ekspansi,
didistribusikan secara merata kedalam pipa Evaporator oleh distributor
refrigeran, pada saat itu refrigeran akan menguap dan menyerap kalor dari
udara ruangan yang dialirkan melalui permukaan luar dari pipa
evaporator.
bantuan
apabila kondisi
tekanan dan
temperaturnya diubah.
Refrigeran sangat penting peranannya bagi mesin penyegar udara,
sehingga dalam memilih jenis refrigeran haruslah yang paling sesuai
dengan
jenis
kompresor
yang
dipakai,
dan
karakteristik
besar,
3 serta tidak menyebabkan korosi pada maaterial isolator listrik.
3 refrigeran hendaknya stsbil dan tidak bereaksi dengan material yang
3 dipakai, jadi juga tidak menyebabkan korosi.
3 refrigeran tidak boleh beracun dan tidak berbau merangsang.
3 refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.
3 refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
3 harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
3 ramah lingkungan
masing unit
3 Tidak memerlukan ducting
3 Tidak memerlukan pemipaan
3 Instalasinya sangat sederhana
Kerugian:
3 Memerlukan space pada dinding dan jendela
3 Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
3 Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
3 Noise (bising)
3 Umur pendek ( 4 tahun)
3 Power consumtion pendek
dalam ruangan
3 Snigle pachage AC water cooled
3 Evaporator dan condenser satu unit
3 Colling tower terpisah
tempat.
3 Pendinginan seluruh bangunan di sentralisir pada satu tempat
3 Umur 8 20 tahun
3 Pendinginan untuk bangunan besar dan bertingkat tinggi
Sistem distribusi :
. All Air System
Condenser dan evaporator ditempatkan pada satu tempat
Udara dingin dari tempat tersebut dialirkan ke seluruh ruangan
dengan ducting
6ater system
Keuntungan all
7ater system:
lumut
3 Saringan Buntu Atau Kotor, pemecahan permasalahanya adalah
bersihkan dengan air bertekanan sampai tidak ada lagi kotoran yang
menempel
3 Kurang Freon, biasanya hal ini terjadi karena terjadi kebocoran saat
instalasi.
Pemecahanya :
Cari dengan menggunakan air sabun dengan jalan mengusap atau pada bagian
bagian yang rawan bocor, misalkan sambungan. Jika terjadi gelembung
gelembung sabaun maka disitu lah summer masalahnya. Maka kencangkan
kembali sambungan tersebut atau kalau perlu sambung ulang kembali
-!!! 8--
Udara yang mengandung uap air dinamakan udara lembab atau udara
basah. Sedangkan udara kering adalah udara yang sama sekali tidak mengandung
uap air.
Air di udara dapat diserap semua bagian bangunan yang punya sifat
menyerap. Selain terjadi karena penyerapan langsung juga terjadi karena
pengembunan.
Kebanyakan bahan bangunan utama rumah-rumah kini adalah bata atau
batako yang umumnya berpori banyak dan dengan demikian menyerap air dari
udara. Lebih-lebih lagi menyerap air dari kelembaban tanah di bawah bangunan
melalui fondasi. Hal ini terjadi terutama di dinding bagian luar yang langsung
berhadapan dengan cuaca dan juga di dinding-dinding kamar mandi dan dapur,
daerah daerah yang banyak terdapat air.
Air dalam bata ini kalau tidak mendapatkan sinar matahari langsung atau
mengalami hambatan dalam pelepasan kandungan airnya, akan menetap
selamanya di dinding bata tersebut. Selain itu kalau secara terus-menerus
menyerap air dari udara, dinding akan lembab. Akibatknya juga udara di dalam
ruang turut lembab, apabila tidak berventilasi cukup.
Dinding dan udara lembab akan membawa beberapa persoalan, seperti
penampilan dinding yang seperti panuan atau bahkan tumbuh jamur meskipun
berulang kali dibersihkan. Juga terjadi pengelopakan cat dan plester yang
biasanya menutup dinding tersebut. Belum lagi pengaruh buruknya terhadap
kusen yang menyatu dengan bagian dinding tersebut atau lemari yang merapat ke
dinding. Buat yang asmatik udara dan dinding yang lembab di kamar tidurnya
akan memicu serangan asma.
Solusi untuk mengatasi kelembaban adalah:
U Buatlah bangunan Anda berdiri agak tinggi dari permukaan tanah
disekelilingnya. Umumnya dibuat sekitar 20 sampai 30 cm. Artinya
lantai rumah Anda 20-30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah asal.
Tetapi amatlah menguntungkan apabila kita membuatnya setinggi 0
cm karena sekalian membuat penampilan rumah Anda bertambah baik
dan Anda juga merasa nyaman memandang keluar dari dalam rumah
Anda, karena mendapatkan posisi memandang lebih baik.
c
kompas.comindex=rumah_okt2005
ridwan.staff.gunadarma.ac.idDownloadsfiles887teknik+pendingin.pdf.
sulis-online.blogspot.com_sept2007
SNI. No. 03-239-99 : Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk
rumah dan gedung.
Natuurkundige Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 95, Deel ,
"Dagverlichting
Van