Cetane Number Makalah
Cetane Number Makalah
AND
ITS INFLUENCE ON PHYSICAL PROPERTIES
PENENTUAN BILANGAN SETANA BIODIESEL DAN
PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK MINYAK
BHISMA DAMAREKA
ATIKA AISYAH R
J3L212190
J3L112031
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
xi
I.
PENDAHULUAN.
1
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Rumusan Masalah..
1
I.3. Tujuan.........
1
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1
II.1.
Bilangan 1
Setana..
2
II.2.
Biodiesel 3
3
II.3.
Petrokimia
..
II.4.
Sifat
fisik
Biodiesel
III.
BAHAN DAN METODE..
3
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
IV.1.
Persamaan 7
Matematis.
V.
SIMPULAN...
9
VI.
DAFTAR PUSTAKA
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel
Tabel 2. Alat ukur dan cara uji untuk mengukur sifat bahan bakar
Tabel 3. Sifat Fisik Minyak
Tabel 4. Sifat Fisik Minyak Sayur Metil ester
Tabel 5. Sifat Fisik Biodiesel campuran Karanja
Tabel 6. Sifat Fisik Biodiesel Campuran Jatropha
Tabel 7. Hasil Kalkulasi dan pengukuran Bilangan Setana
3
4
5
5
6
6
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi Transesterifikasi Minyak Nabati
Gambar 2. Hubungan Teoritis dan Kenyataan dari Pengukuran Bilangan
Setana Minyak sayur (Kiri); Biodiesel (Kanan)
Gambar 3. Hubungan Teoritis dan Kenyataan dari Pengukuran Bilangan
Setana Jatropha (Kiri); Karanja (Kanan)
3
8
9
xi
I.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Biodiesel
Petrokimia
Petrokimia adalah bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar
fosil. Ini termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana,
propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat,
dan juga termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida,
herbisida, dan pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak
dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan
suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang
tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi
dalam kehidupan sehari-hari.
II.4.
Sifat Fisikokimia
Pengukuran berbagai sifat bahan bakar yaitu meliputi sifat fisik dan kimia
yang penting pada minyak dan biodiesel ditentukan dengan metode standar, agar
dapat mengukur sifat-sifat bahan bakar solar, biodiesel dan campuran, metode
pengujian yang digunakan sebagai berikut:
III.1. Berat jenis relatif
Berat jenis adalah sifat penting dari bahan bakar nabati. Berat jenis adalah
massa per satuan volume cairan yang bergantung pada suhu. Berat jenis
pengukuran dilakukan dengan menggunakan piknometer pada suhu 312 K.
IV.
Angka
Setana
(CN)
52.00
38.00
37.90
37.10
37.60
41.80
42.00
38.00
Angka
Setana
(CN)
63
54
45
Titik Nyala
(oC) FP
Densitas
(kg/l)
127
80
178
0.875
0.882
0.885
Sunflower
Peanut
Palm
4.6
4.9
5.7
41.33
41.71
41.24
96
176
183
0.860
0.883
0.880
49
54
62
Titik Nyala
(oC) FP
Densitas
(kg/l)
55
65
77
88
101
114
0.836
0.849
0.858
0.862
0.878
0.900
Angka
Setana
(CN)
51.00
51.70
52.82
53.15
53.86
54.53
Densitas
(kg/l)
0.836
0.840
0.845
0.851
0.856
0.862
Angka
Setana
(CN)
51.00
51.20
51.40
51.90
52.00
53.00
Nilai viskositas dari minyak sayur yaitu kisaran 27.84 dan 52.76 mm 2/det
pada suhu 40oC sedangkan minyak metal ester yaitu 3.6 dan 5.7 mm 2/det.
Jatropha, memiliki nilai kekentalan yang tinggi yaitu 52.76 mm2/det pada 40oC.
Densitas merupakan salah satu sifat fisik penting lainnya di biodiesel.
Dapat diketahui bahwa minyak babassu memiliki densitas tertinggi yaitu 0.946
kg/l dibandingkan sampel lainnya. Sedangkan minyak biji bunga matahari
memiliki densitas rendah yaitu 0.86 kg/l dan untuk sampel biodiesel memilik
densitas 0.836 kg/l, lebih rendah dari metil ester, oil non-edible, minyak edible,
dan campuran.
Titik nyala dari minyak metil ester lebih rendah dibandingkan minyak
sayur (minyak edible). Titik nyala dari minyak biji bunga matahari diketahui
paling tinggi yaitu 274oC, sedangkan rapeseed metil ester paling rendah yaitu
80oC.
Kulaitas pembakaran bahan bakar dapat ditentukan melalui bilangan
setana. Suatu bahan bakar memiliki pembakaran yang baik tergantung bilangan
setananya, makin tinggi akan makin baik, dimana lamanya penundaan
pembakaran antara waktu start injeksi bahan bakar dan pembakaran sangat
pendek. Bilangan setana, akan meningkat apabila ikatan rantai karbon makin
panjang dan akan menurun apabila semakin kental ( Matsumura 2000). Minyak
sayur memiliki bilangan setana yang rendah, hal ini disebabkan viskositas yang
tinggi karena keberadaan molekul trigliserida. Beberapa faktor yang
mempengaruhi bilangan setana pada biodiesel yaitujumlah atom karbon pada
asam lemak, jumlah ikatan rangkap, dan gugus ester pada minyak. Mutu
penyalaan diukur dengan indeks yang disebut bilangan setana. Mesin diesel
kecepatan tinggi memerlukan bilangan setana sekitar 50.
Mesin diesel terdiri atas beberapa komponen /bagian yang mempunyai
beberapa fungsi dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Adapun sistem
penunjang yang dimaksud adalah: sistem bahan bakar pada mesin diesel, sistem
pelumasan pada mesin diesel, sistem pendinginan pada mesin diesel. Dalam
sistem bahan bakar, mutu penyalaan bahan bakar menentukan mudahnya
penyalaan dan penstateran mesin dingin juga jenis pembakaran yang diperoleh
dari bahan bakar. Mutu penyalaan bahan bakar diukur dengan indeks yang disebut
bilangan setana. Mesin diesel kecepatan tinggi memerlukan bilangan setana
sekitar 50. Nilai dari bilangan ini sebagai karakteristik bahan bakan diesel adalah
serupa dengan bilangan oktan pada bensin.
IV.1.
Persamaan Matematis
Berdasarkan data diatas diperoleh persamaan antara bilangan setana dan sifat
fisis, dengan persamaan,
CN=K5+K4 v + K3 HV+ K2 FP + K1 ..(5)
Nilai K merupakan kosntanta. Persamaan 5 menunjukkan hubungan antara
bilangan setana dengan sifat termalnya. Dari hubungan ini sifat fisik yang teruji di
kalkulasikan dan tertera pada tabel 6.
V.
SIMPULAN
Persamaan 5 dikembangkan untuk memprediksi CN berdasarkan sifat
fisik dan dapat memprediksi dengan akurasi 90%. Bilangan CN dari biodiesel
paling baik karena banyaknya rantai hidrokarbon, viskositas minim dan ikatan
rangkap yang sedikit.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Azam M, Waris MA, Nahar NM. 2005. Prospect and potential Of Fatty Acid
Metgyl Ester Of Some Non-traditional Seed Oils For Use As Biodiesel In
India. Biomass dan Bioenergy. 29: 293-302.
H. Masjuki dan A.M. Zaki. 1995. Dynamometer Evaluationand Engine Wear
Characteristic of Palm Oil Diesel Emulsion, J.A.O.C.S., 72(8); 905-909.
Knothe G. 2005. Dependence Of Biodiesel Fuel Properties On The Structure Of
Fatty Acid Alkyl Esters. Fuel Processing Technology. 86: 1059-1070.
Matsumura, Masatoshi, and Seishirp Mukarami. 2000. Method and Equipment of
Refining Plant Oil and Waste Vegetable Oil Into Diesel Engine Fuel.
European Patent. No. EP 1-026-224-A1.
Nag, S. Bhattacharya, K.B. De. 1995. New Utilization of Vegetable oil for Use as
52 Diesel Fuels, J.A.O.C.S., 72 (12), 1591-1593.
P. Kalayasiri, N. Jeyashoke, K. Krisnangkura. 1996. Survey of Seed Oils for Use
as Diesel Fuels, J.A.O.C.S., 73(4); 471-474.
Zongbin, Wu, 2006. Preparation of Biodiesel Catalzed by Solid Super Base of
Calcium Oxide adn Its Refining Process. Chinese jurnal of catalyst.