Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI KATAK SAWAH

(Fejervarya cancrivora)

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Dian Krisna Arifiani


: B1J014025
: IV
:5
: Ani Septiani

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amphibia berarti hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari
kehidupan air dan kehidupan darat. Fase strukturnya menunjukkan bahwa Amphibi
merupakan Phylum Chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air. Hewan
yang dapat hidup di dua habitat berbeda, pasti akan menjumpai dua kelompok
musuh, di air dan di darat. Salah satu contoh Amphibi adalah Katak Sawah
(Fejervarya cancrivora) (Jasin, 1989). Fejervarya cancrivora merupakan kelompok
dari kelas Amfibi yang habitatnya sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi habitat
dan aktivitas manusia (Ardyah dkk, 2013).
Katak Sawah tidak hidup di perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian
besar waktunya di darat. Katak sawah tidak memiliki leher, kulitnya lunak dan agak
berlendir. Katak Sawah mempunyai ekor ketika dalam fase berudu, sedangkan Katak
Sawah dewasa tidak mempunyai ekor karena dapat menghalangi gerak meloncat
(Djuhanda, 1984).
Fungsi kulit pada Katak Sawah yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan
luar dan sebagai alat pernapasan. Proses terjadinya pernapasan melalui kulit yang
dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lender agar permukaan kulit
selalu basah. Bentuk kelenjar kulit pada Katak Sawah seperti piala, terdapat tepat di
bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan
kulit (Radiopoetro, 1977).
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) digunakan dalam praktikum Struktur
Hewan kali ini untuk mewakili kelas Amphibia karena mudah didapat. Fejervarya
cancrivora dapat menunjukkan banyak persamaan dalam struktur dan fungsi dengan
vertebrata tingkat tinggi termasuk manusia. Susunan tubuh Katak Sawah yang mudah
diidentifikasi dan cara hidup sederhana membuat Katak Sawah mudah dipelajari.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk melihat Anatomi
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).

II. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) dan air.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak Sawah dilemahkan dengan dirusak otaknya menggunakan gunting.
2. Kulit Katak Sawah digunting dari medio-posterior ke arah anterior, dan akhirnya
seluruh kulit ventral itu dilepaskan untuk diamati sistem musculernya.
3. Pembedahan dilanjutkan pada viscera in-situ. Dinding perut sebelah medioposterior Katak Sawah dijepit dengan pinset dengan sedikit diangkat lalu
digunting dengan hati-hati lapisan otot sebelah kiri-kanan linea alba untuk
menjaga kemungkinan vena abdominalis di bawah linea alba.
4. Bagian pangkal oesophagus sampai ujung rectum dibedah untuk diamati sistem
pencernaannya.
5. Mulut Katak Sawah dibuka selebar-lebarnya agar bagian-bagian yang ada di
dalamnya dapat terlihat.

B.

Pembahasan

Hasil pengamatan anatomi Katak Sawah didapatkam hasil bahwa bagian


tubuh Katak Sawah terdiri atas empat bagian, yaitu bagian kepala (caput), badan
(truncus), kaki depan (extrimitas anterior), dan kaki belakang (extrimitas posterior).
Hal itu sesuai dengan pernataan Mahardono (1980) yang menyatakan bahwa bagianbagian tubuh Katak Sawah dapat dibagi menjadi caput, truncus, extrimitas anterior,
dan extrimitas posterior. Kulit sebagian terlepas dan otot yang ada disebelah
dalamnya, hanya pada beberapa tempat saja melekat pada otot sehingga merupakan
rongga-rongga yang berisi limfa subkutan (Mahardono, 1980).
Klasifikasi Fejervarya vancricora menurut Jasin (1989) adalah sebagai
berikut :
Filum
Sub Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

: Chordata
: Vertebrata
: Amphibia
: Anura
: Ranidae
: Fejervarya
: Fejervarya cancrivora

Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tergolong dalam keluarga Ranidae.


Kulit Katak Sawah selalu basah karena adanya skresi kelenjar-kelenjar mucus yang
banyak sekali terdapat padanya, selain itu kulit Katak Sawah ini banyak sekali
mengandung kapiler darah dari cabang-cabang vena cutanea, dengan begitu
mempunyai peranan penting dalam pernapasan Katak. Bentuk Katak Sawah
bermacam-macam dan bervariasi, panjang tubuhnya mulai dari 3,5 cm hingga ada
yang mencapai 9,0 cm (Djuhanda, 1982). Fejervarya cancrivora betina berukuran
lebih besar dari yang jantan (Deki et al., 2014). Senyawa peptide yang terdapat pada
lendir kulit katak dapat menghambat kapang pathogen seperti Batrachohytrium
dendrobatidis (Bd) penyebab punahnya berbagai jenis katak di penjuru dunia
(Munawaroh, 2013).
Katak mempunyai ciri-ciri kulit selalu basah dan berkelenjar serta tidak
bersisik luar, memiliki 2 pasang kaki untuk melompat atau berenang, masing-masing
kakinya memiliki 4 sampai 5 jari, mempunyai sepasang nares externa yang
berhubungan dengan cavum oris, mata berkelopak yang dapat digerakkan, skeleton
sebagian besar berupa tulang keras, tempurung kepalanya memiliki 2 condyl, cor
terbagi atas 3 ruang, yaitu 2 auricula dan 1 ventriculum, mempunyai 1 atau 3 pasang

archus aorticus, pernapasan dengan insang, paru-paru, kulit atau rima oris, memiliki
10 pasang nervi cranalis, suhu tubuh tergantung pada lingkungan (Jasin, 1982).
Sistem pencernaan Katak terdiri dari hepar, vesical felea, pancreas, gastrum,
pharynk,oesophagus, pylorus, ductus choleodocus, duodenum, intestine, rectum, dan
cloaca. Saluran pencernaan makanan pada Katak berakhir melalui rectum dan
bermuara pada cloaca. Alat pencernaan Katak Sawah yang tampak dari luar adalah
cavum oris, yang dibatasi oleh maxilla dan mandibular serta oysoid kemudian
dilanjutkan dengan pharynk, oesophagus, ventriculus, dan intestine yang terletak
dalam rongga tubuh (Jasin, 1989). Jumlah kakinya juga bervariasi mulai dari dua
kaki, empat kaki, bahkan sama sekali tidak berkaki (Radiopoetro, 1977).
Sistem respirasi pada Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) pada fase berudu
terdapat insang eksternal dan insang internal. Katak dewasa bernapas dengan paruparu. Paru-paru mempunyai epitalium yang selalu basah dan kaya dengan kapilerkapiler darah. Paru-paru berupa kantung, elastic dengan permukaan dinding di
dalamnya

melipat-lipat

membentuk

kamar-kamar

atau

alveouli,

paru-paru

berhubungan dengan udara luar melalui bronchi, laring yang mengandung tali-tali
vocal, faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah
longitudinal yang disebut glottis. Lubang-lubang dari lorong nasal itu disebut nares
internal (hidung dalam). Pertukaran gas juga terjadi melalui kulit dan permukaan
cavum oris (Brotowidjoyo, 1993).
Sistem ekskresi pada Katak Sawah dapat dilakukan melalui kulit dan paruparu, tetapi organ ekskresi utamanya adalah ren. Fungsinya untuk membuang semua
sampah nitrogen ren yang bermanfaat untuk menjaga kondisi lingkungan internal
agar seimbang yaitu dengan cara membuat substansi berlebih yang terdapat dalam
darah. Sistem ekskresi pada Katak Sawah melalui ren (ginjal) yang berpasangan, kiri
dan kanan dari columna vertebralis yang letaknya di bagian posterior dari rongga
badan, bentuknya pipih memanjang warnanya kehitam-hitaman. Kemudian melewati
glandula suprinalis yang letaknya ventral pada ren yaitu suatu kelenjar endokrin.
Ductus mesonephros (ureter/ductus wolfii) yang keluar dari masing-masing tepi ren,
menyalurkan urin. Pada hewan jantan berfungsi juga menyalurkan spermatozoa,
karena itu disebut ductus urospermaticus. Vesica urinaria adalah tempat
penampungan urin sebelum dikeluarkan melalui cloaca. Dinding tipis dan letak
kantung kemih ini adalah ventral dari rectum (Ville, 1963).

Sistem genitalia pada Katak Sawah betina terdapat sepasang ovarium yang
besar, berupa kantung yang melipat-lipat, terdiri atas banyak lobi. Ovarium yang
sudah masak menempati hampir seluruh bagian celoem. Saluran telur atau oviduct
berupa saluran yang melipat-lipat dengan ujung anterior yang menyempit dan
terbuka ujungnya bermuara ke dalam celoem. Lubang pada ujung anterior berupa
celah dan disebut ostium abdominale, terletak dekat basis pulmo. Pada ujung
posterior masing-masing oviduct melebar kemudian menyempit dan akhirnya
bermuara ke dalam cloaca, sedangkan pada sistem genitalia Katak Sawah jantan
terdapat testis yang berpasangan yang terletak pada selaput mesorchium dan
menempel pada dinding dorsal. Bentuk testis lonjong dan warna kekuning-kuningan
yang merupakan organ pembuat spermatozoa, selain itu terdapat vassa efferentia
yaitu berupa deretan saluran-saluran halus yang keluar dari testis di dalam
mesorchium melalui ren dan bermuara di ductus urospermaticus untuk pengeluaran
spermatozoa ke luar tubuh. Vesica seminalis yang merupakan bagian caudal dari
ductus urospermaticus yang di dalamnya mengandung alveoli tempat menyimpan
spermatozoa sebelum dikeluarkan dari tubuh. Corpus adiposum (badan lemak)
letaknya anterior dari ren berbentuk seperti lengan berwarna kuning yang merupakan
cadangan makanan yang dipergunakan pada musim perkelaminan (Radiopoetro,
1977).
Sistem otot pada Katak Sawah di bagian kepala terdapat muscullus
submaxillaris dan muscullus subhyoideus. Di daerah pectoral terdapat 3 jenis otot
yaitu di bagian muscullus deltoideus terdiri dari pars episternalis dan pars scapularis.
Di bagian muscullus pectoralis terdiri dari pars epicoracoidea, pars sternalis dan pars
abdominalis. Di bagian muscullus coracoradialis terdapat tulang coracoid yang
letaknya sebelah dorso-anterior pars epicoracoidea dan dorso-posterior dari pars
episternalis. Otot yang terdapat di daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus
abdominis dan muscullus obliqus externus. Otot pada extrimitas posterior di bagian
femur di bangun oleh muscullus trisep femoris, muscullus Sartorius, muscullus
adductor magnus, muscullus gracillis mayor, dan muscullus gracillis minor.
Sedangkan pada bagian crus di bangun oleh muscillus gastronimeus, muscullus
tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, dan muscullus tibialis
posticus (Halliday, 1994).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tubuh Katak (Fejervarya cancrivora) dapat dipisahkan menjadi caput, truncus,
extrimitas anterior, dan extrimitas posterior.
2. Sistem pencernaan Katak Sawah tersusun dari cavum oris, pharynk, oesophagus,
gastrum, pylorus, intestine, dan colon.
3. Sistem pernapasan pada Katak Sawah pada fase berudu menggunakan insang,
sedangkan pada fase dewasa bernapas menggunakan paru-paru.
4. Organ ekskresi pada Katak Sawah adalah ren, ureter, vesica urinaria, dan papilla
urogenitalis.
5. Sistem ekskresi pada Katak Sawah dapat dilakukan melalui kulit dan paru-paru.
6. Sistem genitalia pada Katak Sawah betina terdapat sepasang ovarium yang besar,
sedangkan pada sistem genitalia Katak Sawah jantan terdapat testis yang
berpasangan.
B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum menggunakan gunting yang lebih tajam
sehingga mempermudah pembedahan. Selain itu juga seharusnya diusahakan agar
praktikan yang mematikan hewan yang akan digunakan untuk praktikum sehingga
praktikan bisa mengetahui prosesnya dengan jelas, bukan hanya dari penjelasan
asisten.

DAFTAR REFERENSI

Ardyah Ramdhina Irsanti Putri, Nia Kurniawan, Agung Pramana Warih Marhendra.
2013. Pengaruh Hormon Hipofisa dan Ovaprim terhadap Ovulasi Katak
serta Perbedaan Pakan terhadap Pertumbuhan Berudu Katak Fejervarya
cancrivora.Jurnal Biotropika.Vol 1(5) : 191.
Brotowidjoyo, M.D.1993.Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Deki saputra, Tri Rima Setyawati, Ari Hepi Yanti.2014.Karakteristik Populasi Katak
Sawah (Fejervarya cancrivora) Di Persawahan Sungai Raya Kalimantan
Barat.Jurnal Protobion.Vol 3(2) : 81 86.
Djuhanda, T. 1982.Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I . Armico,
Bandung.
Halliday.1994.The Encyclopedia of Reptils and Amphibian.Andromeda Oxford,
Inggris.
Jasin, M. 1989.Sistematika Hewan. Sinar Wijaya, Jakarta.
Mahardono,A.1980.Anatomi Katak.PT Internusa, Jakarta.
Munawaroh, Siti.2013.Uji Antagonis Bakteri Indigenous Dari Lendir Katak Sawah
(Fejervarya cancrivora) Lokal Terhadap Colletotrichum Penyebab
Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum
L).Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.3-4.
Radiopoetra. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta..
Ville, C.A, Walker, W.F, and Smith, F.E.1963.Geberal Zoology.Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai