Anda di halaman 1dari 12

ANALISA VEGETASI (ANVEG) DI PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN

HIDUP (PPLH) SELOLIMAN TRAWAS, MOJOKERTO


Linda Novita S (08141453005); Dewi Shinta (08142413005);Vita Karlinda
(081424153007); Bagus Karim S (081424153009)
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo, Kampus C, Surabaya, Jawa Timur
ABSTRAK
Peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon
dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah,
pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komposisi) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan
(Soerianegara dan Indrawan, 2005). Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari
susunan dan bentuk vegetasi. Metode yang digunakna dalam analisi vegetasi pada
penelitian ini yaitu, metode plot less method, yang berarti metode ini merupakan salah
satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas
kuadrat tertentu Komposisi tanaman di PPLH Seloliman termasuk dalam hutan homogen,
dimanda didominasi oleh Mahoni.
Kata Kunci : Analisa Vegetasi, PPLH Seloliman, plot less method
PENDAHULUAN
Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait
dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun
secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi
pengaruhnya akan bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang
tumbuh pada daerah itu.
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman merupakan sebuah
lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) yang begerak di bidang lingkungan hidup
berlokasi di lereng sebelah barat Gunung Penanggungan tepatnya di perbukitan sejuk
desa Seloliman, kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto - Jawa Timur. (Widaarti dkk,
2010). Lahan PPLH sendiri sebenarnya merupakan sebuah media bagi upaya
pengembalian kondisi lahan dari kondisi yang kering dan tandus menjadi kondisi alami
1

seperti lahan di hutan. Dengan pengelolaan dan pengolahan lahan secara alami dan secara
perlahann, akhirnya kondisi lahan PPLH telah menjadi lahan yang bisa dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, terutama untuk menghasilkan berbagai produk tanaman
(ekonomi). Dalam pengelolaan inilah, PPLH berupaya untuk menunjukkan keada
masyarakat akan keterpaduan dalam pertanian ekologis, yaitu pengelolaan lahan dengan
peternakan serta rumah tangga, PPLH ini merupakan salah satu hutan heterogen
(Anonim, 2011).
Berkaitan dengan kehadiran vegetasi, penting untuk menganalisa vegetasi dengan
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Soerianegara dan
Indrawan, 2005). Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan
bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuan yang meliputi mempelajari tegakan
hutan yaitu tegakan tingkat pohon dan permudaannya (tingkat tiang, pancang, dan semai)
dan mempelajari tegakan tumbuhan bawah yaitu jenis vegetasi dasar yang terdapat di
bawah tegakan hutan selain permudaan pohon, padang rumput atau ilalang dan belukar.
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
komposisi suatu komunitas tumbuhan.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 06 Juni 2015 meliputi penentuan titik
sampling , persiapan alat dan bahan dan melakukan sampling. Lokasi pada penelitian ini
terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Penelitian (Google Earth,2015).

Peralatan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari meteran lapangan, caliper,
kamera digital, alat tulis, dan hagameter.
Metode Analisa Vegetasi (ANVEG)
Cara kerja penelitian ini adalah menetukan 4 titik observasi, masing-masing
sepanjang 20-25 meter kemudian setiap titik observasi dibuat kuadran I, II, II, dan IV.
Lalu cari arah utara, selatan, timur, dan barat. Pada Kuadran I , terletak di arah selatan dan
barat, Kuadran II terletak antara selatan dan timur. Kuadran III terletak antara utara dan
timur, dan Kuadran IV terletak antara arah utara dan barat. Kemudian pada setiap
kuadran, spesies yang terdekat dicatat (nama , luas bidang dasar atau diameter batang
pada setinggi dada, dan jarak titik observasi). Kemudian hitunglah harga-harga relatifnya
dari setiap variable tersebut . Setelah itu lakukan penghitungan harga nilai penting untuk
setiap jenis atau spesies yang didapat. Lalu susunlah jenis-jenis tumbuhan itu berdasarkan
nilai penting terbesar sebagai harga nilai penting terkecil. Akhirnya, berilah nama bentuk
vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan harga nilai terbesar serta hitung indeks
diversitasnya.

Tabel 1. Contoh penampilan data Individu pada sampling tumbuhan metode kuadran atau
kuarter.
Titik observasi

Kuadran

ke-

Jenis

Jarak dari titik

Diameter Batang

Tumbuhaan

observasi (m

(cm 0,1)

0,01)
1

I
II
III
IV

I
II
III
IV

II
III
IV

HASIL
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan analisa vegetasi di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup
(PPLH) Seloliman diporeleh data sebagai berikut ;

Tabel 2. Hasil data sampling analisa vegetasi pada transek 1


Titik
Observasi
Ke1

Ukuran
(<20 m
atau >
20 m)
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21

Jarak
Kuadran

I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I

Jenis

Dari Titik

Tumbuhan

Observasi

Mahoni
Jambu biji
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
jati
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni

(m 0,01)
5,50
4,20
5,10
7,70
4,40
7,70
1,40
58,00
1,80
3,70
13,70
6,20
4,90
5,80
6,30
2,50
3,30
5,00
6,40
7,50
4,20
3,60
7,20
8,20
4,20
3,20
7,20
4,60
2,10
5,20
7,10
3,20
5,50
3,20
5,60
4,60
7,10
7,20
3,20
8,80
5,60

Diameter
Batang
(cm 0,1)
29,0
8,0
28,0
15,0
17,0
23,0
13,0
23,0
18,0
22,0
25,0
22,0
21,0
19,0
21,0
15,0
25,0
19,0
72,0
6,2
26,0
15,0
27,0
14,0
21,0
14,0
23,0
12,0
27,0
18,0
30,0
18,0
26,0
17,0
27,0
18,0
22,5
16,5
23,0
15,0
27,0

Ketinggian
(m 0,1)
24,0
20,0
18,0
17,0
5,0
11,0
21,0
13,0
21,0
13,0
9,0
20,0
23,0
20,0
20,0
15,0
26,0
14,0
26,0
10,0
24,0
77,0
26,0
20,0
26,0
17,0
30,0
20,0
31,0
12,0
27,0
17,0
30,0
20,0
31,0
25,0
34,0
21,0
30,0
22,0
31,0
5

10

20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20

II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni

3,40
5,20
2,20
6,60
3,60
5,90
4,40
4,23
2,65
5,10
3,30
4,25
2,10
3,30
5,50
4,55
4,20
5,60
3,60
7,20
7,80
3,20
8,80
4,60
5,65
4,20
5,75
3,60
6,80
7,20
7,55
5,55
5,60
1,50
2,30
4,80
3,30
9,00
3,70

15,0
28,0
10,0
25,0
12,0
28,0
13,0
28,0
18,8
32,0
17,0
26,0
16,5
27,0
19,0
26,5
18,0
22,0
17,0
23,0
16,0
24,0
17,0
26,0
17,0
27,0
16,0
25,0
12,0
30,5
13,0
28,5
18,0
21,0
13,5
22,0
17,5
22,5
19,5

22,0
38,0
25,0
32,0
21,0
30,0
22,0
31,0
22,5
22,0
32,0
26,0
33,0
27,0
28,0
29,5
30,5
31,0
18,0
33,0
20,0
30,0
21,0
36,0
18,0
36,5
20,0
37,0
23,5
38,5
24,0
26,0
35,5
23,0
26,0
31,0
25,0
28,0
27,0

Tabel 3. Hasil data sampling analisa vegetasi pada transek 2


Titik
Observasi
Ke1

Ukuran
(<20 m
atau >
20 m)
21

Jarak
Kuadran

Jenis

Dari Titik

Tumbuhan

Observasi

Mahoni

(m 0,01)
4,65

Diameter
Batang
(cm 0,1)
27,0

Ketinggian
(m 0,1)
36,5

20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21

II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni

4,20
5,60
2,20
7,85
2,20
5,20
3,10
5,60
5,25
7,20
4,20
8,20
3,60
3,30
5,50
2,80
7,20
3,10
2,60
4,25
3,10
5,50
4,40
2,85
4,55
3,55
3,20
4,40
4,20
5,30
6,65
5,20
6,70
4,20
6,70
1,45
4,80
5,50
2,20
3,40
3,55
2,50
4,40
7,50
2,50
8,10
2,70
8,20

17,5
24,0
16,0
23,0
19,0
22,5
18,0
26,0
14,5
27,5
13,5
28,0
15,0
29,0
17,0
24,0
17,0
25,0
18,0
26,0
19,0
27,0
15,5
36,0
12,0
38,0
13,5
37,0
16,0
38,5
17,5
39,0
15,0
40,0
16,0
41,0
14,0
42,0
12,0
31,0
12,0
31,5
13,0
36,0
14,5
37,5
15,0
36,0

20,0
37,0
26,0
38,0
27,0
39,0
28,5
36,0
27,0
32,0
27,0
35,0
28,5
36,5
26,0
37,0
26,0
38,0
26,0
30,0
24,0
36,0
28,0
36,0
24,5
38,5
22,0
37,0
24,0
38,0
26,0
39,0
25,0
40,0
26,0
41,0
28,0
42,0
29,0
31,0
21,0
31,5
22,5
36,0
23,0
38,0
24,5
32,0

10

20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20

II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Jati
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Jati
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni

3,40
3,30
4.30
4,25
5,60
5,50
2,70
4,70
2,40
8,20
3,25
8,90
4,40
2,55
5,60
2,10
2,70
2,20
2,80
3,20
3,30
4,10
8,80
5,30
2,70
3,20
4,60
4,50
5,20
5,00
4,60

11,0
22,0
17,0
28,0
18,5
30,0
19,0
32,0
19,0
44,0
18,0
36,0
14,0
38,0
13,0
39,0
13,0
40,0
14,0
28,0
17,5
29,5
18,0
28,0
14,0
29,0
15,0
27,0
13,0
26,0
14,5

26,5
33,0
27,0
38,0
28,0
40,0
29,0
46,0
26,0
47,0
24,0
35,0
28,0
21,0
22,0
36,0
27,0
35,0
24,0
37,0
32,0
41,0
21,0
28,0
28,0
36,0
29,0
28,5
30,0
27,0
28,5

Tabel 4. Hasil data sampling analisa vegetasi pada transek 3


Titik
Observasi
Ke1

Ukuran
(<20 m
atau >
20 m)
21
20
21
20
21
20
21
20
21

Jarak
Kuadran

I
II
III
IV
I

Jenis

Dari Titik

Tumbuhan

Observasi

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni

(m 0,01)
3,50
4.80
6,00
3,60
10,30
4,56
9,35
13,00
2,00

Diameter
Batang
(cm 0,1)
25,5
18,0
32,0
13,0
34,0
17,0
29,5
11,0
26,0

Ketinggian
(m 0,1)
25,0
22,0
34,0
21,0
18,0
19,0
16,0
21,0
30,0

20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21

II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Jati
Mahoni
Mahoni

5,95
6,35
10,00
11,45
2,00
7,35
4,85
2,90
3,00
6,95
4,25
8,35
9,00
14,00
2,90
3,60
4,20
3,80
5,45
3,70
3,60
3,90
4,80
8,40
6,30
3,55
8,40
4,55
6,25
2,50
9,35
4,25
12,00
11,60
10,00
6,55
4,80
5,90
4,20
5,40
12,00
7,00
3,70
4,30
2,55
13,75
3,00
4,00

14,0
35,0
19,0
24,0
16,5
29,5
17,0
30,0
14,0
31,5
18,0
28,0
16,0
26,0
15,0
31,0
14,0
26,0
17,5
35,5
18,0
25,0
16,0
22,0
13,0
26,0
17,0
31,0
14,0
26,0
19,5
26,0
16,0
29,0
17,0
26,0
10,5
22,0
14,5
26,0
14,0
30,0
15,0
32,0
19,5
36,0
19,0
25,0

17,0
22,0
23,0
12,0
18,0
24,0
20,0
19,0
21,0
22,0
36,0
22,0
15,0
20,0
21,0
32,0
22,0
24,0
21,0
23,0
26,0
35,0
11,0
27,0
10,5
33,0
24,0
32,0
12,0
25,0
9,5
23,5
12,0
17,0
15,0
24,0
24,0
13,0
18,0
22,0
25,0
26,0
24,0
28,5
14,0
25,5
24,0
29,0

10

20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20
21
20

II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV

Mahoni
Mahoni
Mahoni
Jati
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Mahoni
Jati
Mahoni
Mahoni
Mahoni

7,70
5,60
4,00
7,00
4,00
8,60
3,90
4,70
3,35
5,70
12,40
9,50
3,80
4,30
6,70
6,80
5,50
4,45
7,30
8,55
5,90
4,60
4,35

14,0
26,0
17,0
38,0
19,5
24,5
16,0
27,0
13,0
26,0
14,0
29,0
17,0
26,0
18,0
29,0
11,5
27,0
15,0
36,0
18,0
29,0
19,0

14,0
19,0
18,0
18,0
17,0
26,0
20,0
25,0
13,5
19,0
30,0
15,0
29,0
22,0
25,0
24,0
15,0
18,5
14,0
16,0
19,0
18,0
26,0

DISKUSI
Penelitian ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan sampling vegetasi,
analisis vegetasi, menggunakan variable kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan
cara metode kuadrat, memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting, dan membuat
laporan ilmiah. Praktikum ini mengenai analisis vegetasi dengan metode kuadran dimana
pada metode ini menggunakan titik kuarter atau titik observasi untuk menghitung jarak
dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vegetasi kompleks lainnya. Di dalam metode ini, setiap titik pengukuran dibuat garis
absis dan ordinat khayalan, sehingga setiap pengukuran atau setiap satu plot pada masingmasing titik observasi terdapat 4 kuadran. Pada penelitian ini menggunakan 10 plot dan di
tiap 1 plot terdapat 4 kuadran yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran, kuadran III, dan
kuadran IV. Kuadran I terletak di arah selatan dan barat, Kuadran II terletak antara selatan
dan timur. Kuadran III terletak antara utara dan timur, dan Kuadran IV terletak antara
arah utara dan barat. Jarak antara satu titik observasi dengan titik observasi yang lain
sebesar 10 m. Pohon yang akan diukur pada tiap kuadran dipilih yang memiliki jarak
paling dekat dengan titik pusat kuadran.

10

Karena metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti
metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat
pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu
kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka
pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud,
tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut. Titik pusat kuadran
adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak 10 m. Dari kesepuluh plot tersebut
dapat diketahui ada spesies dominan seperti Pohon Mahoni dan Pohon Jati , karena jenis
spesies tersebut terdapat di hampir setiap plot.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Metode kuadran adalah suatu bentuk metode untuk analisa vegetasi dengan
menggunakan plot dimana setelah luas minimum area dari satuan petak contoh
dianggap mewakili suatu komunitas yang kemudian ukuran luas diukur dengan

2.

satuan kuadrat.
Frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi

3.

suatu spesies tertentu terhadap jumlah total sampel.


Luas penutupan digunakan untuk proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh
spesies tumbuhan dengan luas total habitat.

4.

Indeks nilai penting digunakan sebagai parameter kuantitatif yang dapat dipakai
untuk menyatakan tingkat dominasi spesies dalam suatu komunitas tumbuhan.

5.

Analisa vegetasi dilakukan untuk mengetahui variasi yang ada pada suatu ekosistem
atau area.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Metode Analisis Vegetasi. http://fp.uns.ac.id/~ hamasains/ ekotan%
203.htm. Diakses pada hari sabtu tanggal 11 Juni 2011 pukul 10.30 WIB
Barbour, M. G., J.H. Burk., and W.P. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The
Benjamin/Cumming Publishing Company Ins, California.
Greig-Smith P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Blackwell Scientific Publications.
Oxford.
Hariyanto, Sucipto, Bambang Irawan, Thin Soedarti. 2008. Teori dan Praktik Ekologi.
Surabaya: Airlangga University Press.
11

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Cetakan Pertama. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. MacMillan Publishing Company, New York.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins Publisher, Inc. New York.
Kusmana C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyana, M., T.Hardjanto dan G.Hardiansyah. 2005. Membangun Hutan Tanaman.
Meranti. Membedah Mitos Kegagalan Melanggengkan Tradisi Pengusahaan
Hutan. Wana Aksara Serpong Tangerang.
MacKinnon., et al . 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika
(Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soerianegara dan Indrawan. 2013. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sundarapandian, SM. and P.S. Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and composition
along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of
Tropical Forest Science 12 (1):104-123.

12

Anda mungkin juga menyukai