Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
KO-PRODUKSI ETANOL, ASAM LEVULINAT, DAN FURFURAL
TERINTEGRASI DENGAN PEMBANGKITAN LISTRIK
MELALUI KILANG HAYATI BERBASIS LIMBAH KELAPA SAWIT

BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Latif Alfansyah

(1106008946, Angkatan 2011)

Norman Pamungkas (1206240436, Angkatan 2012)


Putri Rokhmayati

(1306370543, Angkatan 2013)

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

ii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN.......................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3
Tujuan ................................................................................................... 2
1.4
Luaran yang Diharapkan ....................................................................... 2
1.5
Kegunaan .............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1
Etanol .................................................................................................... 3
2.2
Asam Levulinat ..................................................................................... 3
2.3
Furfural ................................................................................................. 3
2.4
Biomassa Limbah Kelapa Sawit ........................................................... 4
2.4.1 Definisi.................................................................................................. 4
2.4.2 Potensi Limbah Kelapa Sawit ............................................................... 5
2.5
Kilang Hayati ........................................................................................ 6
2.5.1 Definisi.................................................................................................. 6
2.5.2 Rute Produk yang Dihasilkan ............................................................... 7
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 7
3.1
Studi Literatur ....................................................................................... 9
3.2
Sintesis Proses....................................................................................... 9
3.3
Simulasi Proses ..................................................................................... 9
3.4
Optimasi Proses .................................................................................... 9
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ....................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............. 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana .................................. 18

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Turunan yang dihasilkan dari asam levulinat ........................................ 3


Gambar 2. Turunan yang dihasilkan dari furfural ................................................... 4
Gambar 3. Struktur Lignoselulosa .......................................................................... 5
Gambar 4. Skema Rantai Proses dalam Kilang Hayati ........................................... 6
Gambar 5. Jalur Pemanfaatan Ligoselulosa ............................................................ 7
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian ........................................................................ 8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Lignoselulosa Pada TKKS .................................................... 5


Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya ....................................................................... 9
Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKMP .......................................................................... 10

iv

RINGKASAN

Tantangan utama yang dihadapi oleh dunia pada abad ke-21 adalah
meningkatnya kebutuhan manusia terhadap berbagai macam produk yang berasal
dari minyak bumi. Konsumsi minyak mentah dunia mencapai 90,32 juta bpd
(barrels per day) pada tahun 2013, meningkat dari 84,92 juta bpd pada 2009 (US
Energy Information Administration, 2014). Dengan semakin menipisnya
cadangan minyak bumi, industri kimia yang selama ini menggunakan minyak
bumi sebagai bahan baku yang murah dan suplai yang kontinyu, akan mengalami
ancaman yang sangat serius.
Kebutuhan akan industri kimia dengan teknologi produksi yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan membuat perhatian terhadap pemanfaatan
biomassa meningkat. Biomassa dapat diproses melalui fraksionasi dan proses
lanjutan untuk menghasilkan berbagai spektrum produk yang berharga pada suatu
kilang hayati (bio-refinery).
Indonesia merupakan negara terbesar dunia dalam hal produksi minyak
kelapa sawit, dengan produksi sebesar 28,5 juta ton/tahun yang setara 52% total
produksi minyak kelapa sawit dunia (USDA, 2013). Produksi minyak kelapa
sawit yang sangat besar tersebut juga berdampak pada produksi limbah biomassa
jenis lignoselulosa yang sangat besar. Namun, tidak seperti minyak kelapa sawit
yang menyumbang devisa yang sangat besar bagi negara, limbah kelapa sawit
belum berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Tujuan penelitian
ini adalah merancang suatu kilang hayati yang mampu mengolah potensi limbah
kelapa sawit menjadi berbagai macam produk yang bernilai tambah dengan
prinsip integrasi proes dan ko-produksi. Selain itu, juga dilakukan optimasi dari
segi teknis dan keekonomian untuk mendapatkan NPV maksimum.

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Tantangan utama yang dihadapi oleh dunia pada abad ke-21 adalah
meningkatnya kebutuhan manusia terhadap berbagai macam produk yang berasal
dari minyak bumi, seperti bensin, solar, dan produk-produk turunan dari industri
petrokimia. Konsumsi minyak mentah dunia mencapai 90,32 juta bpd (barrels per
day) pada tahun 2013, meningkat dari 84,92 juta bpd pada 2009 (US Energy
Information Administration, 2014). Di sisi lain, minyak bumi bukanlah sumber
energi terbarukan. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi, industri
kimia yang selama ini menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku yang
murah dan suplai yang kontinyu, akan mengalami ancaman yang sangat serius.
Oleh karena itu, pengembangan industri kimia yang berkelanjutan perlu
dilakukan.
Kebutuhan akan industri kimia dengan teknologi produksi yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan membuat perhatian terhadap pemanfaatan
biomassa meningkat. Biomassa berada di alam dalam jumlah yang sangat banyak
dan lebih tersebar merata di dunia. Indonesia merupakan negara yang memiliki
potensi biomassa yang sangat besar, diprediksi mencapai 50 GW (ESDM, 2011).
Biomassa dapat diproses melalui fraksionasi dan proses lanjutan untuk
menghasilkan berbagai spektrum produk yang berharga pada suatu kilang hayati
(bio-refinery). Prinsip dari kilang hayati adalah mengintegrasikan seluruh proses
yang ada di dalam kilang untuk memanfaatkan semua komponen yang ada pada
biomassa. Hal tersebut dilakukan supaya aspek keekonomian dari suatu kilang
dapat tercapai. Oleh karena itu, suatu kilang hayati dicirikan oleh ko-produksi
beberapa produk seperti fuel, chemical, dan power (NREL, 2007).
Indonesia merupakan negara terbesar dunia dalam hal produksi minyak
kelapa sawit, dengan produksi sebesar 28,5 juta ton/tahun yang setara 52% total
produksi minyak kelapa sawit dunia (USDA, 2013). Sebagian besar produksi
minyak kelapa sawit Indonesia di ekspor ke luar negeri dengan nilai sebesar 21,6
milyar dollar AS (GAPKI, 2013). Produksi minyak kelapa sawit yang sangat
besar tersebut juga berdampak pada produksi limbah biomassa jenis lignoselulosa
yang sangat besar. Namun, tidak seperti minyak kelapa sawit yang menyumbang
devisa yang sangat besar bagi negara, limbah kelapa sawit belum berkontribusi
besar terhadap perekonomian Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah merancang
suatu kilang hayati yang mampu mengolah potensi limbah kelapa sawit menjadi
berbagai macam produk yang bernilai tambah dengan prinsip integrasi proes dan
ko-produksi. Selain itu, juga dilakukan optimasi dari segi teknis dan keekonomian
untuk mendapatkan NPV maksimum.
Penelitian mengenai analisis kilang hayati berbasis limbah kelapa sawit
telah banyak dilakukan di luar negeri, terutama di negara penghasil kelapa sawit
seperti Malaysia dan Kolombia. Namun, penelitian seperti itu masih sangat jarang

dilakukan di Indonesia. Moncada et al. (2014) melakukan analisis dari segi


ekonomi dan lingkungan untuk mengevaluasi beberapa skenario produksi.
Hasilnya, kilang yang menghasilkan beberapa macam produk (biodiesel, etanol,
dan PHB) memiliki tingkat keekonomian yang lebih tinggi dibandingkan kilang
hayati yang memproduksi satu jenis produk saja.
Produk yang akan dihasilkan pada kilang hayati ini adalah etanol, asam
levulinat, furfural, dan listrik. Etanol merupakan produk utama yang dapat
digunakan sebagai aditif pada bensin sehingga mampu mengurangi dampak
tingginya impor bensin di Indonesia. Asam levulinat dan furfural merupakan
produk antara yang memiliki nilai jual tinggi dan banyak digunakan di industri
perminyakan, farmasi, pangan, dll. Sedangkan listrik diproduksi supaya semua
kandungan dalam biomassa dapat termanfaatkan.
Penelitian ini bermanfaat karena menghasilkan proses yang mampu
memanfaatkan limbah kelapa sawit secara optimal untuk menghasilkan produkproduk bernilai tinggi. Selain itu, produk yang dihasilkan juga bermanfaat untuk
mengurangi ketergantungan impor akan bensin dan menghasilkan devisa
tambahan bagi negara.
1.2

Perumusan Masalah
a. Seperti apa proses yang dapat menghasilkan empat produk sekaligus,
yaitu etanol, asam levulinat, furfural, dan listrik dari limbah kelapa
sawit?
b. Seperti apakah kondisi operasi dalam proses yang mampu
menghasilkan NPV maksimum?

1.3

Tujuan
a. Mendapatkan proses terintegrasi yang mampu menghasilkan keempat
produk sekaligus, yaitu asam levulinat, furfural, dan listrik dari limbah
kelapa sawit.
b. Mengetahui kondisi operasi yang menghasilkan NPV maksimum.

1.4

Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah artikel ilmiah atau jurnal
mengenai analisis tekno-ekonomi dari kilang hayati berbasis limbah
kelapa sawit.

1.5

Kegunaan
Penelitian ini bermanfaat karena menghasilkan proses yang mampu
memanfaatkan limbah kelapa sawit secara optimal untuk menghasilkan
produk-produk bernilai tinggi. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan
sebagai studi awal dalam pembangunan kilang hayati di Indonesia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1

Etanol
Etanol merupakan senyawa rantai lurus alkohol dengan rumus molekular
C2H5OH. Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang
berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua atom hidrogen yang
terikat. Kelebihan etanol yaitu memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari bensin
dan dapat digunakan sebagai bahan bakar murni maupun sebagai aditif bensin.
Produksi etanol dari biomassa menggunakan proses fermentasi dengan
bantuan ragi untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk produksi etanol adalah tanaman yang mengandung gula,
seperti gandum, jagung, dan tebu. Selain itu, etanol juga dapat diproduksi dari
limbah biomassa yang mengandung lignoselulosa karena mengandung gula C6 di
dalamnya.
2.2

Asam Levulinat
Asam levulinat merupakan senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon
dengan gugus keton dan karboksilat di dalamnya. Asam levulinat merupakan
intermediate dari berbagai macam produk turunan yang banyak digunakan dalam
industri farmasi, petrokimia, dan agrokimia.
Produksi asam levulinat dari biomassa menggunakan jalur konversi gula
C6 dengan produk antara berupa HMF (5-hidroksi-2metil furfural) dan produk
samping asam formiat.

Gambar 1. Turunan yang Dihasilkan dari Asam Levulinat (Girisuta, 2006)


2.3

Furfural
Furfural atau 2-furankarboksaldehid merupakan senyawa organik turunan
dari golongan furan. Furfural juga merupakan intermediate dari berbagai macam
produk turunan yang digunakan secara luas dalam industri perminyakan, serat
sintetis, dan farmasi. Di Indonesia, meskipun konsumsinya kecil tetapi permintaan

furfural meningkat tiap tahunnya. Permintaan tersebut dipenuhi dari impor karena
belum ada produsen furfural di Indonesia.

Gambar 2. Turunan yang Dihasilkan dari Furfural (Lange et al., 2012)


2.4
Biomassa Limbah Kelapa Sawit
2.4.1 Definisi
Biomassa merupakan material yang berasal dari tanaman dan terbentuk
melalui proses fotosintesis. Dari sudut pandang kimia, biomassa merupakan
campuran kompleks yang sebagian besar merupakan komponen organik.
Komposisi kimia dari biomassa bergantung pada jenis sumber biomassa
itu sendiri. Biomassa jenis lignoselulosa secara umum mengandung 35-50%
selulosa, 20-35% hemiselulosa, dan 15-20% lignin (Mood et al., 2013).
Lignoselulosa biasa ditemukan pada limbah pertanian dan perkebunan, sehingga
disebut waste biomass.
Selulosa adalah material polimer rantai lurus yang terdiri dari monomermonomer glukosa yang terhubung melalui ikatan -(1-4)-glikosidik. Selulosa
memiliki struktur berbentuk serat-serat yang sulit untuk dihidrolisis. Selulosa
dilindungi oleh hemiselulosa, suatu polimer bercabang dan acak yang terdiri dari
monomer-monomer gula C5 dan C6 (D-Xilosa, L-Arabinosa, D-Glukosa, DManosa, dan D-Galaktosa). Senyawa ini lebih mudah dihidrolisis dibanding
selulosa. Lignin merupakan matriks polimer yang tersusun atas unit fenil propena
tersubstitusi. Struktur lignin membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan
selulosa sehingga tampak seperti menyelubungi selulosa. Lignin bersifat tahan
terhadap hidrolisis akibat keberadaan ikatan eter dan arilalkil yang terdapat pada
lignin itu sendiri (Pertiwi, 2013).

Gambar 3. Struktur Lignoselulosa (Doherty et al., 2010)


2.4.2 Potensi Limbah Kelapa Sawit
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan potensi biomassa,
dengan perkiraan setara 50 GW (ESDM, 2011). Salah satu sumber biomassa
tersebut berasal dari limbah kelapa sawit. Indonesia saat ini merupakan negara
terbesar dunia dalam hal produksi dan ekspor minyak kelapa sawit, dengan
produksi sebesar 28,5 juta ton/tahun yang setara 52% total produksi minyak
kelapa sawit dunia (USDA, 2013). Sebagian besar produksi minyak kelapa sawit
Indonesia di ekspor ke luar negeri dengan nilai sebesar 21,6 milyar dollar AS
(GAPKI, 2013). Produksi minyak kelapa sawit yang sangat besar tersebut juga
berdampak pada produksi limbah biomassa yang sangat besar. Namun, tidak
seperti minyak kelapa sawit yang menyumbang devisa yang sangat besar bagi
negara, limbah kelapa sawit belum berkontribusi besar terhadap perekonomian
Indonesia.
Pengolahan limbah kelapa sawit menjadi berbagai macam produk yang
memiliki nilai tinggi sangat dimungkinkan mengingat limbah kelapa sawit
mengandung lignoselulosa. Satu ton Tandan Buah Segar (TBS), mampu
menghasilkan 210 kg minyak kelapa sawit (CPO), 60-70 kg minyak inti kelapa
sawit (CPKO), 230 kg TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit), 140-150 kg PMF
(Serat Daging Buah), 60-70 kg PKS (Cangkang Inti), dan 30-40 kg PKC (Serat
Inti) dan juga 600 kg POME (limbah cair). Contoh kandungan lignoselulosa pada
TKKS dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Kandungan Lignoselulosa Pada TKKS
(Anggraini & Roliadi, 2011)
Komposisi
Kandungan (%)
Lignin
17-20
Alfa-selulose
43-44
Pentosan
27
Hemiselulose
34

Ash
Silica

0,7-4,0
0,2

2.5
Kilang Hayati
2.5.1 Definisi
Perbedaan antara kilang hayati dengan kilang minyak bumi terletak pada
bahan baku yang digunakan, yaitu biomassa untuk kilang hayati dan minyak
mentah untuk kilang minyak bumi. Kilang hayati merupakan sebuah konsep
menyeluruh untuk mengubah dan mengekstrak umpan biomassa menjadi
spektrum produk yang bernilai (Kamm, 2006).
Prinsip dari kilang hayati adalah mengintegrasikan proses pengolahan
biomassa menghasilkan berbagai macam produk secara berkelanjutan dan
pemanfaatan secara maksimal semua komponen dalam bahan baku selama
memungkinkan. Tantangan dalam pengembangan kilang hayati berbasis limbah
kelapa sawit adalah dalam hal teknis dan aspek keekonomian. Hal tersebut di atasi
dengan membuat kilang hayati yang menghasilkan berbagai macam produk
dengan prinsip ko-produksi.
Rantai proses dalam kilang hayati adalah (1) pengolahan primer untuk
memisahkan biomassa berdasarkan komponen penyusunnya (lignin, selulosa,
hemiselulosa, dll); (2) pengolahan sekunder untuk menghasilkan produk antara;
dan (3) proses katalitik lanjut untuk meningkatkan produk yang dihasilkan.

Gambar 4. Skema Rantai Proses dalam Kilang Hayati (Girisuta, 2007)

2.5.2 Rute Produk yang Dihasilkan


Proses konversi limbah kelapa sawit (lignoselulosa) menjadi produk
seperti ethanol, asam levulinat, furfural, dan listrik membutuhkan proses yang
terintegrasi serta utilisasi yang efektif terhadap selulosa, hemiselulosa, serta
lignin.

Gambar 5. Jalur Pemanfaatan Lignoselulosa (Heeres, 2010)


Setelah mengalami pengolahan primer dengan katalis asam/basa, tiap
komponen dalam lignoselulosa dapat diolah menjadi produk yang diinginkan.
Selulosa yang terdiri dari glukosa, sebagian diproses menjadi etanol melalui
proses fermentasi, sedangkan sebagian lagi diproses menjadi asam levulinat
melalui produk antara HMF dan menghasilkan produk samping asam formiat.
Hemiselulosa terdiri dari gula C6 dan C5, di mana gula C6 masuk ke
dalam jalur produksi selulosa untuk meghasilkan etanol dan asam levulinat,
sedangkan gula C5 seperti xylose dan arabinose diproses untuk menghasilkan
furfural.
Lignin merupakan komponen yang sulit untuk diproses karena bersifat
inert dan memiliki struktur ikatan hidrogen yang sangat kuat dengan selulosa.
Namun, lignin memiliki nilai kalor yang tinggi (29,45 MJ/kg) jika digunakan
sebagai bahan bakar secara langsung. Supaya nilai tambah dari lignin tidak hilang
begitu saja, maka lignin dimanfaatkan dengan cara dibakar secara langsung untuk
mendapatkan panas untuk pembangkit listrik.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu sintesis proses dan optimasi. Alur penelitian digambarkan dalam
diagram alir dibawah ini.

Studi
Literatur

Kondisi
Operasi

Sintesis
Proses

PFD

Simulasi
Proses

Neraca Massa dan


Energi, Cash flow
Sintesis Proses

Optimasi
Maksimum NPV

NPV Maksimum dan


Kondisi Operasi

Optimasi Proses

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian

3.1

Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi, baik dari buku, jurnal,
maupun artikel terutama mengenai jalur pemanfaatan lignoselulosa, proses prapelakuan, hidrolisis, fermentasi, dan pembangkitan listrik.
3.2

Sintesis Proses
Pada tahap ini dilakukan terlebih dahulu seleksi proses untuk mendapatkan
proses terbaik. Kriteria yang digunakan antara lain nilai yield, kepraktisan, utilitas
energi yang digunakan, aspek keselamatan, dan biaya. Langkah selanjutnya
penyusunan BFD (Block Flow Diagram), penentuan kondisi operasi, dan unit
peralatan yang digunakan. Dengan demikian, maka penyusunan PFD (Process
Flow Diagram) akan lebih mudah.
3.3

Simulasi Proses
Dengan menggunakan software Aspen Hysys v7.3 atau SuperPro Designer
9.0, kita dapat melakukan simulasi terhadap proses yang telah disintesis. Pada
tahap ini kita membutuhkan data komponen umpan (Feed) untuk membuat aliran
umpan pada simulator. Selain itu dibutuhkan data kinetik untuk mengetahui
konversi dan yield pada suatu reaksi.
3.4

Optimasi Proses
Tahap ini memiliki fungsi objektif untuk memaksimalkan nilai NPV. Dari
hasil optimasi akan diperoleh variabel keputusan berupa kondisi operasi terbaik.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1

Anggaran Biaya

Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya


No.
Jenis Pengeluaran
1 Peralatan penunjang
2 Bahan habis pakai
3 Perjalanan
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya
Jumlah

Biaya (Rp)
3,000,000
0
500,000
1,000,000
4,500,000

10

4.2

Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKMP
Bulan keKegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur
Sintesis Proses
Simulasi Proses
Analisis dan Optimasi
Pembuatan Laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Clark, James H., et.al. 2012. Green Chemistry, Biofuels, and Biorefinery. Annual
Review of Chemical and Biomolecular Engineering 3:183-207.
Girisuta, Buana. 2007. Levulinic Acid from Lignocellulosic Biomass. University
of Groningen, the Netherlands.
Heeres, Erik. 2010. Platform chemicals from lignocelluosic biomass. University
of Groningen, the Netherlands.
Moncada, et al. 2014. Evolution from biofuels to integrated biorefineries: technoeconomic and environmental assessment of oil palm in Colombia. Journal
of Cleaner Production 81:51-59.
Wettstein, Stephanie G., et.al. 2012. A roadmap for conversion of lignocellulosic
biomass to chemicals and fuels. Current Opinion in Chemical Engineering
1:218-224.

11

12

13

14

Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1

Nama Lengkap (dengan gelar)

2
3
4

NIDN
E-mail
Nomor Telepon/HP

widodo@che.ui.ac.id
021-7863516

B. Riwayat Pendidikan
S1
Nama
Instansi
Jurusan
Tahun Lulus

Prof. Dr. Ir. Widodo W.


Purwanto, DEA
0011116005

S2

S3

Teknik Kimia

ENSIGC, INP
France
Teknik Kimia

ENSIGC, INP
France
Teknik Proses

1985

1988

1992

ITS Surabaya

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


Nama Pertemuan
No.
Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar
National Seminar
Kinetics of Methane
On Applied
decomposition Using Plate
Technology,
1
Structured Catalyst Reactor
Science and Arts

Proceeding of
International
Symposium on
Sustainable Energy
and Enviromental
Protection
(ISSEEP)

Proceeding of 2nd
ICAMPN

Understanding the Challenges


of Indonesian CPO Based
biodiesel Producers on Meeting
Indonesias 2025 biodiesel
Target through development of
Business Models using Systems
Dynamics Approach
Performance of PEMFC with
Sputter-Deposited Pt Catalyst
Layers.

Waktu dan
Tempat
Kampus ITS,
Surabaya, 22
Desember 2009

UGM,
Yogyakarta, 2326 November
2009

BPPT, November
2009

15

16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1.

No
1

Peralatan Penunjang
Justifikasi
Material
Pemakaian
Sewa lisensi SuperPro
Software Simulator
Design

2.

Harga Satuan(Rp)

3,000,000

3,000,000

SUB TOTAL (Rp)

3,000,000

Kuantitas

Harga Satuan(Rp)

Jumlah
(Rp)

SUB TOTAL (Rp)

Kuantitas

Harga Satuan(Rp)

250,000

Bahan Habis Pakai

No

Material

3.

Justifikasi
Pemakaian
-

0
0

Perjalanan

No

Material

Perjalanan konsultasi ke
Ikatan Ahli Bioenergi
Indonesia (IABI)
Jakarta-Bandung

Justifikasi
Perjalanan
2 rute bolak-balik

SUB TOTAL (Rp)


4.
No

Jumlah
(Rp)

Kuantitas

Jumlah
(Rp)
500,000
500,000

Lain-Lain
Material

Administrasi

Laporan

Justifikasi
Perjalanan
Administrasi
publikasi jurnal
pembuatan jurnal
(1) dan laporan
akhir (3)

Jumlah
(Rp)

Kuantitas

Harga Satuan(Rp)

500,000

500,000

125,000

500,000

SUB TOTAL (Rp)

1,000,000

17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Alokasi
Waktu
(jam/minggu)

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Latif Alfansyah
1106008946

Teknik
Kimia

Teknik sistem
proses,
simulasi proses
kimia

20

Melakukan koordinasi antar anggota


Melakukan sintesis proses
Melakukan simulasi proses
Melakukan analisis tekno-ekonomi

Norman
Pamungkas
1206240436

Teknik
Kimia

Teknik reaksi
kimia, gambar
teknik proses

10

Menentukan data kinetika yang sesuai


Membuat PFD (Process Flow Diagram)

Putri Rokhmayati
1306370543

Teknik
Kimia

Teknik
optimasi

10

Melakukan optimasi efektivitas,


efisiensi, dan NPV

No.

Nama/NIM

Uraian Tugas

18

Anda mungkin juga menyukai