Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM 1

TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI


(Pengolahan Limbah Padat Organik Dengan Black Soldier Fly Larvae)

Oleh :
Muhammad Dicky Ramadhan
2010516310002

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1


PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
Latar Belakang .......................................................................................................... 2
Tujuan ........................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
1. BSFL (Black Soldier Fly Larvae) ...................................................................... 4
2. Limbah Organik Kue Kering ............................................................................. 4
3. Efektivitas BSFL ................................................................................................ 4
METODELOGI .......................................................................................................... 6
Waktu dan Tempat .................................................................................................... 6
Alat dan Bahan .......................................................................................................... 6
Prosedur Kerja ........................................................................................................... 6
Analisis Perhitungan.................................................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 9
Hasil........................................................................................................................... 9
Pembahasan ............................................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 11
Kesimpulan .............................................................................................................. 11
Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
LAMPIRAN ............................................................................................................... 13
Lampiran 1. Larva BSF dengan kue kering ............................................................ 14
Lampiran 2. Perhitungan BCR, WRI, dan FCR ...................................................... 14
Lampiran 3. Lembar Kerja Jawaban Soal Diskusi .................................................. 15
2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia sebagai pelaku konsumsi akan menghasilkan limbah sebagai hasil dari
kegiatan kehidupan sehari-harinya. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya
jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka jumlah limbah yang dihasilkan
juga akan mengalami peningkatan. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat,
limbah cair, atau dapat juga berupa limbah gas. Untuk menanggulangi hal ini, sangat
diperlukan upaya pengolahan limbah rumah tangga, baik limbah padat maupun limbah
cair untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan (Sunarsih, 2014).
Industrialisasi merupakan alternatif pilihan model pembangunan yang menjadi
wajib dilakukan oleh berbagai negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Terkait
hal ini, di satu sisi industrialisasi memberikan percepatan terhadap pertumbuhan, meski
di sisi lain dampak dari industrialisasi tetap harus diwaspadai. Fakta dari dampak
tersebut salah satunya yaitu keberadaan limbah hasil industri (Bottero et al., 2012).
Persoalan limbah industrialisasi juga menjadi persoalan di kasus industri kecil.
Hal ini mengacu persoalan unit pengolah yang tidak ada karena berbagai pertimbangan,
misal ketersediaan lahan, biaya mahal dan kesadaran pelaku usaha industri kecil yang
masih rendah. Oleh karena itu, isu kajian tentang penanganan dan pengelolaan limbah
hasil industri, termasuk pada kasus di sentra industri kecil tahu di Kartasura menjadi
sangat menarik. Realita ini terutama mengacu nilai penting terkait manajemen
lingkungan dan komitmen terhadap penciptaan produk hijau yang ramah lingkungan
karena bisa di daur ulang (Khalil dan Khan, 2019).
Larva BSF dapat mendegradasi sampah padat maupun sampah cair. Larva BSF
juga mudah untuk dikembangbiakkan yang didukung dari sifat alaminya yang tidak
terlalu terpengaruh oleh musim meskipun larva lebih aktif pada kondisi yang hangat.
Dengan menggunakan reaktor maggot yang terdiri dari piring sebagai penampung
cairan sampah yang dikomposkan, ember sebagai penampung larva-larva yang
dipertahankan kering dan berdebu pada dinding reaktor agar larva tidak mudah keluar
3

dari ember dan jaring yang digantungkan sebagai tempat pengomposan sampah basah
(Sulistiyono, 2016).
Pengembangan teknologi dalam menangani permasalahan sampah khususnya
sampah organik sudah cukup banyak. Diantara salah satu teknologinya yaitu
pengomposan menggunakan organisme hidup yaitu larva Black Soldier Fly (BSF).
Spesies BSF telah diteliti dapat mendegradasi berbagai macam sampah organik dengan
larva BSF yang difungsikan sebagai agen degradasi untuk mengekstrak energi dan
nutrien yang terkandung dalam sampah sayuran, sisa makanan, bangkai hewan dan
kotoran sebagai bahan makanannya (Popa dan Green, 2012).

Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari teknik pengolahan
limbah organik dengan BSFL, mampu menerapakan teknik pengolahan limbah organik
dengan BSFL dan dapat menentukan tingkat efektivitas BSFL dalam mengurangi
limbah organic.
4

TINJAUAN PUSTAKA

1. BSFL (Black Soldier Fly Larvae)

BSFL atau jentik tentara hitam (Hermetia illucens), merupakan salah satu jenis
serangga yang dapat mendegradasi sampah organik dengan efisiensi tinggi. Ini larva
diketahui menguraikan berbagai bahan organic limbah dalam jumlah besar dan
menghasilkan BSFL biomassa. Umumnya, biomassa BSFL banyak digunakan sebagai
pakan ternak dan bahan baku biodiesel (Kim et al., 2021).
BSFL atau black soldier fly (Hermetica Illucens (L.)) merupakan salah satu
jenisserangga yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah sampah. Menurut tingkat
efektivitas BSF dalam mengurai smapah organik mencapai 50-60% (Castelvetri et al.,
2020). BSF memiliki peran untuk mendekomposisi dan sebagai agenbiokonversi
limbah organik menjadi biomass larva dalam waktu 14 hari, tergantung jenis limbah.
Pada umumnya, kondisi lingkungan pertumbuhan BSF yang optimal adalah pada suhu
27 oC dengan kelembaban 70% (Kalova dan Borkovcova, 2013). Berbagai jenis limbah
organik seperti kotoran hewan, limbah makanan, limbah samping industri etanol
(distilled grain), dan masih banyak lagi. Disisi lain, serangga merupakan alternatif
pengolahan sampah tanpa menimbulkan emisi gas rumah kaca, dan polusi.
2. Limbah Organik Kue Kering

Cookies merupakan kue kering yang berbentuk kecil, memiliki rasa manis,
tekstur yang kurang padat dan renyah. Cookies biasanya terbuat dari tepung terigu,
gula dan telur. Ciri khas cookies adalah memiliki kandungan gula dan lemak yang
tinggi serta kadar air rendah (kurang dari 5%), sehingga bertekstur renyah apabila
dikemas (Brown, 2012).
3. Efektivitas BSFL

Larva BSF merupakan agen pengurai limbah yang baik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemeliharaan larva BSF pada limbah domestik memiliki kinerja
pengurangan limbah yang lebih tinggi dibandingkan dengan decanter padat. Larva BSF
pada limbah domestik memiliki WR 89%, ECD 59,3%, BCR 14,6%, dan biomassa
5

0,48 g, sedangkan larva BSF pada limbah domestik memiliki WR 17,4%, ECD 8,3%,
BCR 5,3 % dan biomassa 0,14 g. Oleh karena itu, jenis sampah dapat mempengaruhi
kinerja pengurangan sampah. Selain itu, jenis sampah juga mempengaruhi
perkembangan BSFL. BSFL pada limbah domestik memiliki perkembangan yang lebih
baik dari pada solid decanter. Keefektifan BSFL dalam penguraian sampah organik
adalah 60-80%, dengan tingkat konversi biomassa sebesar 20%. Itu efektivitas larva
juga dapat diketahui dari kinerja pengurangan limbah, termasuk rasio pengurangan
sampah (Diener, et al., 2019).
6

METODELOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 2 Oktober 2022 pukul 09.40 – 11.20
WITA di Laboratorium Kimia dan Lingkungan Industri, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan, sarung
tangan, box plastik dan penjepit.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larva BSF (Black Soldier
Fly) 7-DOL, limbah 6ubtrac padat.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah

Ditimbang limbah organic sebanyak 500 gr

Ditimbang larva BSF 7-DOL sebanyak 1 gr

Dicampurkan limbah padat dengan larva kedalam box

Diamati efektivitas larva BSF dalam mengurangi limbah organic


dilakukan setiap 3 hari sekali yaitu hari ke 3, 6, dan 9

Hasil
7

Analisis Perhitungan

Analisis observasi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

a. Tingkat Biokonversi (BCR)

Tingkat Biokonversi (BCR atau biomass conversion ratio) mengindikasikan


kemampuan larva dalam mengkonversi substrat atau substrat menjadi sumber energi.
BCR dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Dortmans 2015):

𝑀𝑝𝑝 − 𝑀𝑖
%𝐵𝐶𝑅 = 𝑥 100
𝐹𝑖𝑛

Dimana:
MI: berat larva awal
MPP : berat larva akhir
Fin : berat substrat atau substrat awal

b. Konsumsi Substrat (WR)

Konsumsi substrat atau waste reduction (WR) digunakan untuk menentukan


kemampuan larva BSF dalam mengkonsumsi substrat selama fase pertumbuhan
berdasarkan pada berat bering. WR dapat dihitung menggunakan rumus berikut
(Diener et al. 2009):

𝑥−𝑦
𝑊𝑅 (%) = 𝑥100
𝑥
Dimana:
x : Berat substrat awal (g)
y : Berat substrat akhir (g)

c. Indek Pengurangan Sampah (WRI)

Indeks pengurangan sampah (waste reduction index) menunjukkan tingkat


pengurangan sampah dalam kurun waktu tertentu. Rumus berikut merupakan rumus
8

untuk menghitung Indeks konsumsi subtract atau WRI (Waste reduction index) (Diener
et al. 2009):
𝐷
𝑊𝑅𝐼 = 𝑥100
𝑡
𝑊−𝑅
𝐷=
𝑊
Dimana:
W total substrat subtrac yang diberikan selama waktu t (g),
R adalah residu setelah waktu t (g),
D adalah pengurangan substrat 8ubtrac.

d. FCR (feed convertion ratio)

FCR atau feed convertion ratio merupakan perbandingan antara jumlah pakan
yang digunakan dengan jumlah bobot larva BSF yang dihasilkan. Rumus berikut
merupakan rumus untuk menghitung FCR (Broeckx et al. 2021):

𝐷
𝐹𝐶𝑅 =
𝐿𝑒𝑛𝑑,𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑒 − 𝐿𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡,𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑒
Dimana
D: banyaknya jumlah subtract yang diberikan pada larva BSF (g),
Lend : adalah biomassa akhir larva BSF (g),
Lstart : adalah biomassa larva awal (g).
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum kali ini adalah :


Tabel 1 : hasil pengamatan limbah padat
Hari Ke Berat Berat BSFL Berat Berat BSFL
Limbah Awal Awal (gram) Limbah Akhir
(gram) Akhir (gram) (gram)
0 300 gr 2,3 300 gr 2,2 g
3 300 gr 2,9 297 gr 7,9 g
6 297 gr 7,9 295 gr 0,9 g
9 295 gr 0,9 295 gr 0,9 g

Tabel 2 : hasil perhitungan (BCR, WRI, FCR)

Hari Ke BCR(%) WRI(%) FCR

3 1,66 3,33 0,2

6 2,37 11,21 9,614

9 2,37 11,21 0

Rata - Rata 2,13 8,583 3,27

Pembahasan

Pada hasil dari praktikum kali ini dilakukan percobaan pengolahan limbah
padat organic dengan black soldier fly larvae. Bahan yang digunakan dapat berupa
limbah padat yang kami pakai limbah padat kue kering. Kue kering biasanya terbuat
dari bahan tepung terigu, gula dan telur. Ciri khas cookies adalah memiliki kandungan
gula dan lemak yang tinggi serta kadar air rendah (kurang dari 5%), sehingga bertekstur
renyah apabila dikemas (Brown, 2012). Setelah limbah padat kue kering dicampurkan
dengan BSFL 1 gram diamati, kemudian dilakukan penimbangan dan pemisahan antara
berat limbah dan manggot tersebut secara berkala pada hari ke 0, 3, 6 dan 9.
10

BSFL atau black soldier fly (Hermetica Illucens (L.)) merupakan salah satu
jenisserangga yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah sampah. Menurut tingkat
efektivitas BSF dalam mengurai smapah organik mencapai 50-60% (Castelvetri et al.,
2020).
Pada hari ke 3 BSFL beratnya meningkat, hal ini bisa terjadi karena BSFL
banyak mengonsumsi limbah sehingga bobot nya naik dan menurunkan bobot dari
limbah. BSFL cepat membesar saat terdapat banyak protein yang dikonsumsi.
Pada hari ke 6 BSFL beratnya menurun sangat cepat, banyak BSFL yang mati
yang kemungkinan mati terjadi karena kurangnya kadar air dalam kue kering tersebut,
sehingga BSFL tidak dapat mengonsumsi air yang cukup.
Pada hari ke 9 BSFL juga sama seperti hari ke 6 beratnya menurun sangat cepat,
banyak BSFL yang mati karena kurangnya kadar air dalam kue kering tersebut,
sehingga BSFL tidak dapat mengonsumsi air yang cukup.
Pada tabel perhitungan BCR, WRI dan FCR rata-rata menunjukkan pada nilai
BCR rata-rata yang diperoleh yaitu 2,13%, rata-rata nilai WRI yang diperoleh yaitu
8,583%, dan rata-rata nilai FCR yang diperoleh yaitu 3,27. Pada hasil pengamatan ini
nilai BCR tidak tinggi, persentase BCR menggambarkan tingkat konversi limbah atau
sampah organik menjadi kompos semakin tinggi dan pengomposan semakin optimal.
Efisiensi pengomposan menggunakan larva BSF dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti nilai BCR, perkembangan larva dan berat akhir larva (Castelvetri
et al., 2020).
11

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah

1. Sampah organic adalah sampah yang mudah terurai yaitu dengan cara teruai
secara organic dan dengan bantuan mikroorganisme.
2. Efektivitas larva juga dapat diketahui dari kinerja pengurangan limbah,
termasuk rasio pengurangan sampah.
3. BSFL lebih cepat melakukan penguraian terhadap imbah organic basah
dibandingkan dengan limbah organic kering.
4. BSFL yang mati yang kemungkinan mati terjadi karena kurangnya kadar air
dalam kue kering tersebut, sehingga BSFL tidak dapat mengonsumsi air yang
cukup.
5. Tingkat efektivitas BSF dalam mengurai smapah organik mencapai 50-60%

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah agar praktikum dilakukan dengan sungguh –
sungguh agar praktikum berlangsung dengan baik.
12

DAFTAR PUSTAKA

Brown, A. 2012. Understanding Food : Principles and Preparation. Wadsworth Inc.,


Belmont.

Bottero, M, Comino, E., dan Riggio, V. 2012. Application of the Analytic Hierarchy
Process and the Analytic Network Process for the assessment of
different wastewater treatment systems. Environmental Modelling &
Software. 26 (10): 1211-1224.

Castelvetri, L., Ojha, R., Pedro, L. D., Djannatian, M., Franz, J., Kuivanen, S., &
Simons, M. (2020). Neuropilin-1 facilitates SARS-CoV-2 cell entry and
infectivity. Science, 370(6518), 856-860.

Diener S, Zurbrugg C, Tockner K. 2019. Conversion of organic material by black


soldier fly larvae : establishing optimal feeding rates. doi:
10.1177/0734242X09103838.

Kalová, M., & Borkovcová, M. 2013. Voracious larvae Hermetia illucens and
treatment of selected types of biodegradable waste. Acta Universitatis
Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 61(1), 77-83.

Kim CH, Ryu J, Lee J, Ko K, Lee JY, Park KY, Chung H. 2021. Use of black soldier
fly larvae for food waste treatment and energy production in Asian
countries: A review. Processes 9 (1): 1–17. doi: 10.3390/pr9010161.

Khalil, N. dan Khan, M. 2019. A case of a municipal solid waste management system
for a medium-sized Indian city, Aligarh. Management of Environmental
Quality: An International Journal. 20 (2): 121-141.

Popa, R., & Green, T. 2012. DipTerra LCC e-Book ‘Biology and Ecology of the Black
Soldier Fly’. DipTerra LCC.

Sunarsih, E. 2014. Konsep pengolahan limbah rumah tangga dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(3).

Sulistiyono, P. H. 2016. Potensi penguraian bukan fermentasi dalam pengolahan


sampah. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pemerintah Daerah DIY.
8. 2. 39-47.
13

LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Larva BSF dengan kue kering

Lampiran 2. Perhitungan BCR, WRI, dan FCR

1. Perhitungan BCR
➢ Hari ke-3
7,9−2,9
BCR = 𝑥 100 = - 1,66 %
300

➢ Hari ke-6
0,9−7,9
BCR = 𝑥 100 = - 2,37%
295

➢ Hari ke-9
0,9−7,9
BCR = 𝑥 100 = - 2,37%
295

2. Perhitungan Indeks WRI


➢ Hari ke-3
15

𝑊 − 𝑅 300 − 297
𝐷= = =1
𝑊 300
𝐷 1
𝑊𝑅𝐼 = 𝑥100 = 𝑥100 = 33,33%
𝑡 3

➢ Hari ke-6
𝑊 − 𝑅 297 − 295
𝐷= = = 0,673
𝑊 297
𝐷 0,673
𝑊𝑅𝐼 = 𝑥100 = 𝑥100 = 11,21%
𝑡 6

➢ Hari ke-9
𝑊 − 𝑅 297 − 295
= = = 0,673
𝑊 297
𝐷 0,673
𝑊𝑅𝐼 = 𝑡 𝑥100 = 6 𝑥100 = 11,21%
3. Perhitungan FCR
➢ Hari ke-3
𝑊 − 𝑅 300 − 297
𝐷= = =1
𝑊 300
𝐷 1
𝐹𝐶𝑅 = 𝐿𝑒𝑛𝑑−𝐿𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 = 7,9−2,9 = 0,2

➢ Hari ke-6
𝑊 − 𝑅 297 − 295
𝐷= = = 0,673
𝑊 297
𝐷 0,673
𝐹𝐶𝑅 = 𝐿𝑒𝑛𝑑−𝐿𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 = 0,9−7,9 = - 9,614

➢ Hari ke-9
𝑊 − 𝑅 295 − 295
𝐷= = =0
𝑊 295
𝐷 0
𝐹𝐶𝑅 = 𝐿𝑒𝑛𝑑−𝐿𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 = 0,9−0,9 = 0

Lampiran 3. Lembar Kerja Jawaban Soal Diskusi

1. Mengapa penggunaan BSFL sebagai agen biokonversi menjadi sangat penting


untuk pengolahan limbah padat?
16

2. Pada proses biokonversi, larva yang digunakan adalah larva dengan usia &-DOL,
jelaskan alasannya!
3. Apabila 10 kg limbah ditambhakan dengan larva sebanyak 10 gr, dan setelah 7 hari
dilakukan pengamatan dan diperoleh berat limbah akhir adalah 500 gr dan berat
biomassa larva adalah 1 kg, maka tentukan efektivitas larva dalam
mendekomposisi limbah tersebut!

Jawab:
1. Keefektifan BSFL dalam penguraian sampah organik adalah 60-80%, dengan
tingkat konversi biomassa sebesar 20%. Itu efektivitas larva juga dapat diketahui
dari kinerja pengurangan limbah, termasuk rasio pengurangan sampah (WR).
(Diener, et al., 2019). Ini berarti BSFL bekerja dengan baik dalam menguraikan
limbah dan meminimalisir limbah
2. Larva BSFL yang digunakan pada proses biokonversi adalah larva dengan usia
instar ke-3 dan ke-4 & 7-DOL. Hal ini dikarenakan panen optimal pada fase larva
adalah pada instar ke-3 dan ke-4 pada fase instar ini BSFL sudah cukup untuk
memakan bahan organik dan bersiap untuk tahap hibernasi pada fase pupa
(Nyakeri et al., 2017). Panen maggot dapat dilakukan mulai dari usia 10 hari
hingga 24 hari, dimana telur Black Soldier Fly (BSF) sudah menetas dan
memasuki fase larva yang tumbuh sekitar 15-20 mm hingga sebelum masuk fase
pupa.

3. Diketahui :
Berat awal Limbah = 10 kg = 10.000 gram
Berat akhir limbah = 500 gram
Berat larva awal = 10 gram
Berat larva akhir = 1.000 gram

x : Berat substrat awal (g) = 10.000 gram + 10 gram = 10.010 gram


y : Berat substrat akhir (g) = 500 gram + 1.000 gram = 1.500 gram
17

Ditanyakan: efektivitas larva?


Pembahasan:
10.010 − 1.500
𝑊𝑅 (%) = 𝑥100
10.010

= 0,85𝑥100
= 0,85𝑥100
= 85%

Anda mungkin juga menyukai