i
DAFTAR TABEL
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi pada saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Energi merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi
nasional dan dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Selama ini penyangga utama kebutuhan energi masih
mengandalkan minyak bumi. Sementara itu tidak dapat dihindarkan bahwa
minyak bumi semakin langka dan mahal harganya. Apalagi jika hanya
memanfaatkan sumber daya tidak terbarukan sehingga dibutuhkan sumber
energi lain yang sifatnya terbarukan.
Tujuan nomor tujuh dalam SDGs berbunyi “Energi Bersih dan
Terjangkau” yang memiliki target kedua dari tujuan nomor ketujuh
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada tahun 2030, meningkat
secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global
(bappenas.go.id, 2019).
Energi terbarukan merupakan energi berkelanjutan sehingga
penggunaannya diharapkan mampu menggantikan energi tidak terbarukan
yang ketersediannya akan habis (Ramadhani, W.F., 2017). Senyawa basa pada
buah pare ini mengandung ion OH- yang bisa menghasilkan sumber listrik
(Putra, 2015). Berdasarkan hasil penelitian limbah kulit pisang bisa
dimanfaatkan sebagai biobaterai (Fadilah, S., et.al., 2015). Kulit pisang
mengandung zat elektrolit lain yaitu garam klorida dan kalium yang bereaksi
membentuk garam kalium klorida sehingga dapat menghantarkan listrik
karena terdapat pembangkit dalam bentuk arus searah (Muhlisin, M. 2015).
Untuk memenuhi permintaan energi tersebut perlu dikembangkan sumber
daya energi terbarukan.
Mengingat sumber daya energi fosil khususnya minyak bumi jumlahnya
terbatas maka perlu dikembangkan energi alternatif. Di samping itu, dapat di
lakukan kebijakan subsidi harga energi yang berkepanjangan menyebabkan
pemakaian energi di semua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat dari intensitas
energi yang masih tinggi. Belum dimanfaatkannya berbagai energi yang
efisien pada saat ini menyebabkan penggunaan energi belum produktif
(Panjaitan, L., 2018).
Buah pare dengan kulit pisang dapat dikembangkan menjadi sebuah
baterai alternatif yang ramah lingkungan. Baterai alternatif ramah lingkungan
dapat menjadi solusi dari banyaknya sampah karbon yang berdampak pada
kesehatan lingkungan. Kehadiran baterai yang bersifat alamiah ini sangat
berpengaruh pada ketahanan energi masa depan yang diperkirakan dapat
menjadi solusi dari pemanfaatan energi terbarukan, meminimalisir dampak
dari pemanasan global dan dapat membantu produktivitas teknologi ramah
lingkungan yang bersumber dari energi terbarukan serta dapat menjadi solusi
ideal krisis sumber energi kedepannya. Oleh karena itu, penulis berinovasi
2
1.2 Tujuan
1. Meminimalisir limbah organik yang dapat mempengaruhi kualitas
lingkungan.
2. Memberikan solusi alternatif dalam mengatasi masalah sampah karbon B3
3. Tercapainya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030
mendatang.
2.2 Prototipe
Prototipe dalam program ini merupakan salah satu luaran wajib yang
digunakan dalam pengembangan produk atau sistem. Prototipe pada luaran
ini berupa pemanfaatan buah pare dengan kulit pisang dengan menggunakan
metode sederhana dalam proses pembuatannya. Prototipe ini telah diuji dan
divalidasi desain serta fungsionalitas produk dengan merek ”Biodegrable
Batteries”. Pencapaian proses realisasi pembuatan prototipe telah mencapai
99%. Sementara itu, prototipe terus dilakukan penyempurnaan untuk
mengoptimalkan fungsionalitas pada produk tersebut.
Intelektual) telah mencapai 50%. HKI ini menjadi salah satu pendukung lebih
lanjut dalam ketercapaian proses realisasi pada PKM tersebut.
4.2 Prototipe
Prototipe dalam program ini merupakan salah satu luaran wajib yang
digunakan dalam pengembangan produk atau sistem. Prototipe pada luaran
ini berupa pemanfaatan buah pare dengan kulit pisang dengan menggunakan
metode sederhana dalam proses pembuatannya. Prototipe ini telah diuji dan
divalidasi desain serta fungsionalitas produk dengan merek ”Biodegrable
Batteries”. Pencapaian proses realisasi pembuatan prototipe telah mencapai
99%. Hasil yang dicapai pada prototipe memiliki beda potensial sebesar 1,2
V dari tahap pengujian menggunakan multimeter digital dan untuk estimasi
bahan yang dipakai masing-masing 3 gram (g) serta penggunaan jam dinding
dicapai hasil pengamatan bahwa jarum jam dinding dapat bergerak secara
optimal. Sementara itu, prototipe terus dilakukan penyempurnaan untuk
mengoptimalkan fungsionalitas pada produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2019. Energi Bersih dan Terjangkau. Bappenas.go.id. bappenas.go.id.
https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-7/. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
Fadilah, S., Rahmawati, R. and PKim, M., 2015. Pembuatan Biomaterial dari
Limbah Kulit Pisang (Musa Paradisiaca). Prosiding Simposium Nasional
Inovasi dan Pembelajaran Sains, 4(2), pp.25-29.
Muhlisin, M., 2015. Pemanfaatan sampah kulit pisang dan kulit durian sebagai
bahan alternatif pengganti pasta batu baterai. Electrician: Jurnal Rekayasa
dan Teknologi Elektro, 9(3), pp.137-147.
Panjaitan, L., 2018. Pengaruh Kecepatan Putaran Spin-Coating Pada Film Tipis
Zno Terhadap Efisiensi Dye Sensitized Solar Cell (Dssc) Berbahan Bunga
Kembang Sepatu Denga Metode Sol Gel Spin Coating (Doctoral
dissertation, UNIMED).
7
Putra, Y. M. 2015. Siswa SMP Ciptakan Baterai dari Buah Pare, L., 2018.
https://news.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/03/18/nlei1l-siswa-
smp-ciptakan-baterai-dari-buah-pare. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
Ramadhani, W.F., 2017. Ekstraksi Zat Warna Daun Pare (Momordica Charantia)
dan Aplikasinya pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
8
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
No Tanggal Keteranga Harga Jumla Total Berkas Valid
. n Satua h asi
n
1. 15 Juli Pembelian 100.00 1 item 100.00 Valid
2023 kuota 0 0 asi
internet
2.
4.
5.
15
9.
13.
20.
22.