Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Pasien Untuk CAPD

Setelah penempatan kateter dialisis peritoneal, yang harus dilakukan perawatan antara lain:
1. Memberikan

petunjuk

tentang

perawatan

dressing

dan

kapan

balutan dapat

dilepas
2. Melakukan penggantian selang kateter 4-8 minggu sekali atau maksimal 6 bulan sekali
pada jenis kateter tertentu (sesuai dengan merk).
3. Mengajarkan klien untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila:
a. Nanah atau cairan yang mengalir keluar dari situs exit.
b. Cairan dialisat yang mengalir dari abdomen terlihat pekat
c. Tidak ada cairan dialisat mengalir keluar dari perut pasien selama
pertukaran, bahkan setelah mengubah posisi dan menggunakan jarum suntik.
d. Pasien mengalami demam (suhu tubuh tinggi) atau kedinginan.
e. Pasien mengalami nyeri tumpul di perut saat melakukan pertukaran dialisis.
f. Ada benjolan baru yang telah tumbuh di perut pasien saat pasien
melakukan pertukaran CAPD.
g. Area di sekitas exit site kemerahan, meradang atau terasa sakit
Sedangkan hal-hal yang harus dilakukan pasien, antara lain
1. Perawatan Kateter Dan Exit Site:
a. Mandi setiap hari untuk menjaga kebersihan kulit, khususnya di sekitar exit site.
Jangan mandi berendam.
b. Ganti pakaian dalam maupun pakaian luar setiap hari
c. Jangan gunakan bahan kimia, misalnya alkohol
mengandung

klorida

untuk

membersihkan exit

dan

bahan

yang

site atau kateter.

Anda

hanya boleh menggunakan sabun dan air untuk membersihkan exit site dan
keteter
d. Gunakan krim antibiotic untuk merawat exit site setiap hari pada saat
mengganti balutan kateter (dilakukan setelah mandi) untuk menghindari resiko
infeksi (peritonitis)
e. Jangan gunakan krim, salep, atau bedak tabur di sekitar exit site
f. Jaga posisi keteter krim agar tetap berada pada tempatnya (tidak tertarik,tertekuk,
terputar, atau tersangkut) dengan menempelkannya pada kulit denganbantuan
plester.
g. Keringkan exit site dengan kassa khusus bukan dengan handuk mandi.

2. Urutan perawatan kateter CAPD:


a. Buka balutan lama kateter lalu

keringkan

tangan. Bersihkan

permukaan

tangan dengan antiseptic.


b. Buka kemasan balutan yang baru kemudian bersihkan tangan dengan tisu.
c. Bersihakan selang kateter dengan kassa/kapas beralkhohol sebanyak
beberapa kali usapan. Biarkan 30 detik sampai alkhohol mongering

d. Oleskan krim antibiotic sebesar biji kacang pada Katter exit site.
e. Tutup kembali dengan balutan baru.
3. Perawatan untuk infeksi pada exit site:
a. Menyarankan kepada klien untuk

datang

ke

fasilitas

kesehatan

untuk

dilakukan pemeriksaan kultur untuk mengetahui apak terjadi infeksi disana.


b. Apabila terjadi infeksi maka klien akan diberi antibiotik. Tanda-tanda
infeksi diantaranya adalah merah, meradang, keluar nanah atau terasa
sakit, gatal dan panas.
c. Menyarankan kepada klien agar penggunaan antibiotic tidak dihentikan
lebih cepat sebelum waktunya meskipun gejala membaik karena apabila
dilakukan penghentian sebelum waktunya maka kuman akan mudah sekali untuk
tumbuh lagi
d. Menganjurkan kepada klien agar memberi tahu apabila ada alergi terhadap
antibiotic
e. Memberitahu kepada klien
antibiotic

klien

akan

bahwa setelah menjalani

diminta

untuk

datang

pengobatan dengan

kembali

ke

unit

dialysis

untuk diperiksa apakah infeksi sudah teratasi.


4.

Yang perlu dilakukan apabila infeksi tidak menjadi lebih baik:


a. Beberapa

kuman

sangat

sulit

untuk

menyingkirkan

jika

mereka

mulai

tumbuh di sekitar situs keluar Anda.


b. Infeksi pada exit site dapat menimbulkan peritonitis
c. Apabila peritonitis terjdai maka cairan dialisi akan menjadi lebih pekat dan klien
mengalami nyeri perut maka perlu disarankan kepada klien untuk melakukan
perawatan di rumah sakit
d. Kateter perlu dilepas jika infeksi tetap tidak sembuh
e. Menyarankan kepada klien Sangat penting untuk memeriksa exit site setiap hari
f.

terhadap terjadinya infeksi


segera mungkin lakukan pengobatan

5. Hal-hal

yang

dapat

pasien

lakukan

untuk

mengurangi

resiko

infeksi

peritonium:
a. Selalu mencuci tangan dengan baik sebelum membersihkan exit site dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.

mengeringkan exit site dengan benar.


Pertahankan balutan exit site dalam keadaan kering
Bersihkan exit site setiap hari dan selalu mengecek keadaan exit site.
Rawat exit site dengan krim yang diresepkan oleh dokter
Lakukan perawatan exit site segera setelah pasien mandi.
Hindari trauma pada daerah exit site.
Berikan pakaian atau wadah khusus untuk meletakkan dan melindingi
kateter.

6. Keadaan yang mengharuskan pasien segera menghubungi tenaga medis:


a. Pasien mengalami kesulitan BAB dan gangguan pencernaan
b. Pasien mengalami sakit perut, dan Anda adalah muntah (muntah).

c. Sesak/kesulitan saat bernapas


d. Timbul lubang disekitar kateter pada perut (Reuters,2010)
Selain hal-hal yang perlu diketahui oleh perawat maupun pasien diatas, yang paling
penting pasien juga perlu diberi pengajaran untuk melaksanakan sendiri CAPD

setelah

kondisinya secara medis dianggap stabil. Pelajaran dapat diberikan secara rawat
jalan

atau

rawat

inap.

Biasanya

latihan

CAPD memerlukan waktu 5 hari hingga 2

minggu.

Cara / tehnik perawatan kateter double lumen


1.

Tujuan Perawatan Kateter Double Lumen


Adalah mencegah terjadinya infeksi, mencegah adanya bekuan darah di selang
kateter double lumen, kateter dapat digunakan dalam waktu tertentu dan aliran darah

2.

menjadi lancar.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kateter double lumen
Adalah kebersihan kateter, kondisi kateter yang tidak tertekuk, rembesan darah dari
sambungan tutup kateter, kateter lepas atau berubah posisi, tanda tanda

3.

peradangan dan keluhan pasien.


Prosedur perawatan kateter double lumen
a. Pengkajian

Kaji program medik

Kaji warna kulit disekitar lokasi pemasangan chateter double lumen, apakah ada

kemerahan.
Kaji daerah lokasi penusukan, apakah ada tanda-tanda phlebitis seperti

kemerahan, nyeri, bengkak


Monitor respon pasien

b. Perencanaan
1)

Persiapan alat

Set steril (sarung tangan steril, kasa, pinset anatomis, 3 kom,doek

berlubang, tuffer)
Bethadine
Alcohol 70%
NaCl 0,9%
Sarung tangan disposable
Spuit 5 cc
Kain perlak (alas)
Plester
Piala ginjal
Plastik
Fiksomol / tegaderm
Salep

2)

3)

Persiapan klien
Menjaga privacy klien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pelaksanaan

Perawat mencuci tangan


Memakai sarung tangan disposable
Dekatkan alat yang digunakan
Letakkan alas (perlak) di bawah kateter double lumen
Lepaskan balutan kotor dari badan pasien dan masukkan balutan tersebut

ke dalam plastik kotor.


Lepaskan sarung tangan disposible
Buka set steril
Pakai sarung tangan steril
Isilah masing masing kom dengan betadin solution, alcohol 70 %. Jika di

unit hemodialisa menggunakan bromderm spray (alkohol dan bethadine)


Lakukan desinfektan pada area kulit di sekitar lokasi penusukan (exit site)
dengan menggunakan alkohol 70% dan diulangi sampai kulit bebas dari
kotoran. Kemudian berikan desinfektandengan bethadine solution secara

sirkuler dari arah dalam keluar.


Sekitar exit site, betroban salep lalu ditutup dengan kasa steril.
Berikan heparin pekat sesuai dengan anjuran yang tertera dalam selang

pada kateter double lumen (unit hemodialisa).


Kencangkan kateter double lumen dan tutup kateter double lumen dan klem

dalam posisi terkunci (unit hemodialisa).


Fiksasi kateter double lumen + elastic verban (femoral)
Tutuplah seluruh kateter dengan kasa steril dan transparan dressing
Bersihkan alat-alat yang sudah terpakai
Cek kembali keadaan exit site dan kelancaran kateter
Lepaskan sarung tangan steril
Perawat mencuci tangan
( Fresenius Medical Care, Perawatan Catheter double lumen, 2008)

d. Evaluasi

Kaji respon klien : keluhan nyeri, ekspresi wajah

Monitor TTV

Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi atau iritasi pada area tusukkan

Monitor kondisi kateter : kelancaran, kondisi tertekuk, rembesan


e. Dokumentasi

Catat kondisi balutan dan kateter sebelumnya waktu perawatan

keluhan rasa tidak nyaman klien

TTV sebelum dan sesudah prosedur.

Anda mungkin juga menyukai