Kuliah: Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak
Kuliah: Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak
Korespondensi :
Abstrak
Penyimpangan tumbuh kembang anak adalah keadaan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang tidak wajar atau terganggu/terhambat, bisa terjadi pada tahap intra uterine, kelahiran dan
pasca lahir.Walaupun proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara simultan,
untuk memudahkan para petugas kesehatan, tolok ukur penyimpangan pertumbuhan dibedakan
dari tolok ukur perkembangan. Deteksi dini penyimpangan sangat penting untuk dapat melakukan
intervensi secara tepat guna sehingga proses tumbuh kembang selanjutnya dapat berlangsung
optimal. Perkembangan terlambat yang akan dibahas dalam makalah adalah kasus gagal tumbuh,
keterlambatan pada kemampuan bicara dan motorik yang sering ditemukan di klinik tumbuh
kembang anak.
Kata kunci: penyimpangan tumbuh kembang, FTT, keterlambatan bicara
Abstract
Deviation in growth and development is related to disorders of the processes occur during
intra uterine, birth and after birth.Growth and development of a child is a simultaneous process,
but parameters could be distinguished in practical approach to detect and to be intervened
earlier. Focus on failure to thrive, speech and motoric delay as the more prevalent cases in
Growth & Development clinic will be discussed in depth.
Key words: Growth and Developmental deviation, FTT (Failure to thrive) ,speech delay.
Pendahuluan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
merupakan tema global utama dalam pelayanan kesehatan anak secara modern. Dalam
kurun waktu lebih dari 20 tahun terakhir telah dilaksanakan diberbagai negara maju, dan
semakin meningkatnya jumlah negara-negara berkembang yang menjalankan program
untuk mengidentifikasi kelainan pada anak. Kegiatan deteksi dimaksudkan untuk
penapisan / penjaringan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak, dan pengkajian
faktor risiko yang mempengaruhi sehingga tindakan intervensi dapat dilakukan sedini
mungkin.
Untuk melaksanakan deteksi secara baik diperlukan pengetahuan tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan anak yang wajar/normal (tidak menyimpang) dahulu,
kemudian disusul pengetahuan untuk mengenali penyimpangan yang bisa terjadi pada
proses tumbuh kembang anak.1,2,3. Di bidang kedokteran terdapat kecenderungan para
ahli memfokuskan diri pada keahlian khusus yang begitu sempit sehingga seringkali
melupakan sasaran pelayanan secara utuh dan menyeluruh (holistik) pada penderitanya.
Padahal menurut etik kedokteran yang terpenting adalah ditujukan pada bagaimana
mengupayakan hal yang terbaik untuk penderita, sehingga diperlukan pendekatan
multidisipliner yang kompak untuk mencapainya.
Persamaan pengertian dan bahasa yang dipergunakan dalam pendekatan
multidisiplin tata laksana pada penyimpangan tumbuh kembang anak merupakan
prasyarat dalam pelayanan kesehatan anak di era millenium ini. Pelayanan kesehatan
anak secara komprehensif yaitu preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sudah
harus diterapkan oleh semua subdivisi bidang ilmu guna mencapai kualitas hidup anak
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG2 ANAK
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
Keterangan :
s.d. standart deviasi atau
S.D. Standart Deviasi
Dengan tolok ukur yang ada misalnya dengan menggunakan instrumen Denver II
dapat dinilai penyimpangan yang terdapat pada sekelompok anak dalam proses tumbuh
kembangnya (pada lampiran). Walaupun pada hakekatnya proses pertumbuhan dan
perkembangan anak itu berlangsung secara simultan (bersama-sama dan bertahap), akan
tetapi dalam
sistematika prosedur menetapkan penilaian menuju diagnosis perlu
difokuskan pada pertumbuhan dahulu kemudian pada perkembangannya juga.
Masalah penyimpangan tumbuh kembang anak yang terjadi dimasyarakat memang
sangatlah bervariasi, sebagai ilustrasi dapat dikaji sepuluh macam kasus yang terbanyak
ditemukan pada penderita baru rawat jalan klinik Tumbuh Kembang RS Dr.Soetomo
tahun 2005 (tabel 1).4
Tabel 1. Urutan 10 macam kasus terbanyak penderita rawat jalan baru klinik tumbuh
kembang anak dan remaja , Unit Rawat jalan RSU Dr.Soetomo 2005
No
Diagnosis
Jumlah kasus
1. Developmental delay
205
2. Speech delay
190
3. Motoric delay
133
4. Down Syndrome
45
5. Cerebral palsy
33
6. Microcephaly
22
7. Autism / ADHD
20
8. Epilepsy
14
9. Hydrocephalus
13
12
Dikutip dari Irmawati M, Listyandarini H. Jumlah penderita baru rawat jalan Klinik Tumbuh
Kembang Anak RSU Dr.Soetomo Surabaya tahun 2005. ( belum dipublikasi ).
Data yang dipakai dalam referensi perencanaan Program Nasional Bagi Anak
Indonesia 2015 menggambarkan besarnya masalah dalam prevalensi kelainan struktur
organ dan disabilitas fungsi tubuh dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.5
Tabel 2 .Prevalensi Disabilitas Fungsi Tubuh pada Anak (dalam persen)
Jenis Disabilitas Fungsi
Tubuh
Mental
Sensorik dan nyeri
Bicara dan suara
Kardiovaskuler,hematologi,
imunologi dan pencernaan
Pencernaan, metabolisme
dan endokrin
Urogenital dan reproduksi
Neuromuskuloskeletal dan
pergerakan
< 1 tahun
1,0
1,0
16,7
Kelompok Umur
1 4 tahun
3,0
1,3
3,0
11,6
5 14 tahun
2,4
1,8
0,6
5,7
15,2
19,6
18,1
0,1
0,3
0,4
0,1
Sumber :
PNBAI 2015 th. 2004.(Survai Kesehatan Nasional 2001)
< 1 tahun
1,0
1,5
-
Kelompok Umur
1 4 tahun
1,5
0,5
0,1
5 14 tahun
0,1
1,4
0,7
0,3
0,3
0,5
0,5
0,1
1,0
0,2
0,8
SEKOLAH
SLB
SD LB
Sekolah Terpadu
SISWA
SLB
SD LB
Sekolah Terpadu
Negeri
419
38
228
153
13.904
3.162
9.868
874
Swasta
868
837
0
31
35.743
35.665
0
78
Jumlah
1.287
875
228
184
49.647
38.827
9.868
952
FTT
Gagal tumbuh bukanlah suatu penyakit akan tetapi suatu tanda dari keadaan
galur (pathway) umum dari banyak masalah medik, psikososial dan lingkungan yang
mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat pada anak. Walaupun konsep awal
gagal tumbuh diklasifikasikan sebagai organik dan non organik, akan tetapi sekarang
telah difahami bahwa gagal tumbuh merupakan interaksi antara lingkungan dengan
kesehatan anak, perkembangan dan perilaku.
Evaluasi pada anak dengan pertumbuhan yang lambat atau tidak tumbuh sama
sekali, merupakan tantangan bagi kemampuan dokter anak untuk secara simultan
mengevaluasi informasi biomedik dan psikososial yang didapatkan melalui
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Masalah yang penting adalah pada tahap
penegakkan diagnosis, karena kondisi anak bisa saja dalam penyakit yang gawat
atau dalam keadaan kegawatan lingkungan psikososial. Akan tetapi kebanyakan
kasus gagal tumbuh disebabkan oleh gizi yang tidak adekuat dikarenakan faktor
biologi dan lingkungan yang tidak saling menunjang
sehingga menyulitkan tercapainya status gizi yang baik.
Dalam buku Lange Current Pediatric Diagnosis& Treatment (2005) tercantum
3 pola Growth deficiency sebagai berikut:
Tipe I. Berat badan lebih tertekan daripada tinggi badan, lingkaran kepala
tidak terganggu pertumbuhannya.
- Umumnya karena masukan kalori tidak cukup, pengeluaran kalori yang
berlebihan, masukan kalori yang berlebihan, atau ketidak mampuan
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG7 ANAK
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
Tipe II. Ditandai oleh tubuh kecil yang proporsional, lingkaran kepala dalam batas
normal.
- Berkaitan dengan faktor genetik pada perawakan pendek,endokrinopati,
pertumbuhan lambat konstitusional, penyakit jantung atau ginjal,
displasia tulang.
Tipe III.Ditandai oleh ketiga parameter (tinggi, berat dan lingkaran kepala)dibawah
normal
- Tipe ini berkaitan dengan Susunan Syaraf Pusat yang abnormal, defek
pada khromosom, dan gangguan perinatal.
Penyimpangan perkembangan anak 10,11,12
Penilaian perkembangan anak meliputi identifikasi dini masalah-masalah
perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan surveillance
ukuran standard atau non standard, yang juga digabungkan dengan informasi tentang
perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan
mediknya10. Penyimpangan perkembangan biasanya dibahas bersama-sama dengan
penyimpangan perilaku dalam bab yang sama, dengan kelainan yang sangat luas
variasinya.
Tolok ukur perkembangan meliputi motorik kasar, halus, berbahasa, perilaku
sosial dipakai dalam skrining pada Denver Developmental Screening Test (DDST) dan
Denver II misalnya. Sedangkan untuk IQ(Intelligence Qotient, SQ (Social Qotient),EQ
(Emotional Qotient) yang dilakukan oleh para psikolog diperlukan untuk menetapkan
batas-batas kemampuan kurang, normal, atau berbakat (pada gifted children), pada test
pemilihan sekolah/pendidikan yang tepat (placement test). atau semacam fit and proper
test pada orang dewasa. Dikatakan terdapat penyimpangan perkembangan apabila
kemampuan anak tidak sesuai dengan tolok ukur (milestones) anak normal.
Dalam survai diperoleh dari informasi kepedulian orang tua terhadap
perkembangan dan perilaku anaknya.
Kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan perkembangan anak :
1. Emosi dan perilaku
2. Berbicara dan berbahasa
3. Ketrampilan sosial dan menolong diri sendiri
4. Motorik kasar
5. Motorik halus
6. Membandingkan dengan lingkungan
7. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG8 ANAK
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
11ANAK
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
12ANAK
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
13ANAK
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
14ANAK
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra
15ANAK
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG
Irwanto, Ahmad Suryawan, Moersintowarti B.Narendra