Anda di halaman 1dari 93

Dosen :

Ali Nurdin,S.Ag.M.Si

Pengertian dan Dasar Analisis Teks Media


Teks : Segala yang tertulis, segala yang dituturkan (wacana). Teks
adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana
lisan dalam bentuk tulisan Teks juga berarti seperangkat
tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada
seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan
kode-kode tertentu.
Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk
menguraikan isi komunikasi yang jelas secara obyektif,
sistematis, dan kuantitatif (Berelson)
Analisis isi merupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk
membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi
karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematik
dan obyektif (Holsti)

Pengertian dan Dasar Analisis Teks Media


Analisis Teks Media : Memahami isi (content)
yang terkandung dalam teks media.
Tujuan : memahami isi (content), apa yang
terkandung dalam isi dokumen.
Menganalis semua bentuk dokumen baik
cetak maupun visual (surat kabar, radio,
televisi, grafiti, iklan, film, surat pribadi,
buku, kitab suci, dan selebaran.

Dua Aliran Dalam Analisis Isi


ALIRAN TRANSMISI

ALIRAN PRODUKSI DAN


PERTUKARAN MAKNA

- Melihat komunikasi sebagai


bentuk pengiriman pesan
- Proses dilihat secara linear dai
pengirim ke penerima
- Asumsi : adanya hubungan
satu arah dari media kepada
khalayak. satu aktif, yang lain
pasif.

- Melihat komunikasi sebagai


proses penyebaran pesan
(pengiriman dan penerimaan).
- Asumsi : masing-masing pihak
dalam komunikasi saling
memproduksi dan
mempertukarkan makna.
- Tidak ada pesan statis
- Pesan dibentuk secara
bersama-sama

Aliran Transmisi

Aliran Produksi
Dan Pertukaran
Makna

PESAN

MAKNA

Aliran Transmisi

Aliran Produksi
Dan Pertukaran
Makna

PESAN,
TERLIHAT :
Dapat Dilihat,
didengar, dirasakan,
atau dibaca

MAKNA,
TIDAK TERLIHAT :
(Laten, tidak kasat
mata, tidak dapat
dilihat secara
langsung)

Aliran Transmisi

TERLIHAT

Menghitung,
Mengukur

Analisis Isi
Kuantitatif

Aliran Produksi
Dan Pertukaran
Makna

TERSIRAT
(LATENT)

Menafsirkan

Analisis Wacana,
Semiotik, Framing

Desain Proposal
Penelitian Analisi Teks Media
Analisis Isi Kuantitatif
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Latar Belakang Masalah


Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Definisi Operasional
Kerangka Teori dan Hipotesis
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Unit Analisis
3. Teknik Sampling
4. Variabel dan Indikator Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
I. Sistematika Pembahasan
J. Jadwal Penelitian

Analisis Isi Kualitatif


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Konteks Penelitian
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Definisi Konsep
Kerangka Pikir Penelitian
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Unit Analisis
3. Jenis dan Sumber Data
4. Tahapan Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
I. Sistematika Pembahasan
J. Jadwal Penelitian

Desain Laporan
Penelitian Analisi Teks Media
Analisis Isi Kuantitatif
BAGIAN PEMBUKAAN
Judul Penelitian (Sampul Dalam)
Pernyataan Keaslian Karya
Persetujuan Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika Ada)
Daftar Gambar (Jika Ada)
Daftar Grafik (Jika Ada)

Analisis Isi Kualitatif


BAGIAN PEMBUKAAN
Judul Penelitian (Sampul Dalam)
Pernyataan Keaslian Karya
Persetujuan Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika Ada)
Daftar Gambar (Jika Ada)
Daftar Grafik (Jika Ada)

Lanjutan .........Desain Laporan


Analisis Isi Kuantitatif
BAGIAN INTI (ISI)
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
F. Definisi Operasional
G. Kerangka Teori dan Hipotesis
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Unit Analisis
3. Teknik Sampling
4. Variabel dan Indikator Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
I. Sistematika Pembahasan
J. Jadwal Penelitian

Analisis Isi Kualitatif


BAGIAN INTI (ISI)
BAB I : PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
F. Definisi Konsep
G. Kerangka Pikir Penelitian
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Unit Analisis
3. Jenis dan Sumber Data
4. Tahapan Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
I. Sistematika Pembahasan
J. Jadwal Penelitian

Lanjutan .........Desain Laporan


Analisis Isi Kuantitatif

Analisis Isi Kualitatif

BAB II : KAJIAN TEORETIS


A. Kajian Pustaka
B. Kajian Teori

BAB II : KAJIAN TEORETIS


A. Kajian Pustaka
B. Kajian Teori

BAB III : PENYAJIAN DATA


A. Deskripsi Obyek Penelitian
B. Deskripsi Data Penelitian

BAB III : PENYAJIAN DATA


A. Deskripsi Subyek Penelitian
B. Deskripsi Data Penelitian

BAB IV : ANALISIS DATA


A. Pengujian Data
B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV : ANALISIS DATA


A. Temuan Penelitian
B. Konfirmasi Temuan dengan Teori.

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

Lanjutan Desain Laporan.............

Analisis Isi Kuantitatif


BAGIAN AKHIR (LAMPIRAN)
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Alat-Alat Pengumpul Data
Surat-Surat Keterangan
Foto-Foto
Dan Lain-Lain

Analisis Isi Kualitatif


BAGIAN AKHIR (LAMPIRAN)
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Alat-Alat Pengumpul Data
Surat-Surat Keterangan
Foto-Foto
Dan Lain-Lain

Obyek Penelitian Analisis Teks Media


Digunakan untuk meneliti dalam disiplin ilmu
komunikasi
Menganalisis isi media cetak maupun elektronik
Mempelajari semua konteks komunikasi (KAP,
Kelompok, Organisasi, KLB, dll. Dengan syarat :
ada dokumen yang tersedia
3 Aspek penggunaan analisis isi :
Pertama; sebagai metode utama
Kedua; sebagai salah satu metode saja
Ketiga; sebagai bahan pembanding

ATM : mempelajari isi media (surat kabar,


radio, film, dan televisi)
Untuk mempelajari gambaran isi, karakteristik
pesan, dan perkembangan (tren) dari suatu isi.

Teks Sebagai Obyek Penelitian


Sebagai Teks

Dari ciri
kelompok yang
diteliti

Teks

Sebagai
Representasi
Dari ciri situasi
yang diteliti

Kriteria Teks Menurut De Beaugrande


dan Dressler
1. Kohesi : berkaitan dengan penciptaan
hubungan di antara unsur-unsur kalimat.
2. Koherensi : menyusun makna sebuah teks.
3. Intensionalitas : berhubungan dengan sikap
dan tujuan produser teks
4. Akseptabilitas : merupakan cermin
intensionalitas.

Lanjutan Kriteria ............


5. Informativitas : mengacu pada kuantitas informasi
yang baru atau yang diharapkan dari sebuah teks.
6. Situasionalitas : konstelasi pembicaraan dan situasi
tuturan memainkan peran penting dalam
pemroduksian teks.
7. Intertekstualitas : memiliki dua jenis makna ; a) suatu
teks hampir selalu terkait dengan wacana sebelumnya
atau wacana yang muncul secara bersamaan, dan b)
menyiratkan kalau ada kriteria formal yang
menghubungkan teks-teks tertentu dengan teks-teks
yang lain.

4 Tahapan Penyeleksian
Tahapan

Contoh

(1) Dari materi apa saya


melakukan penyeleksian

Dari Surat Kabar Harian Jawa


Pos dan Surya

(2) Apa yang saya seleksi dari


materi ini

Halaman judul dari tahun 2000


sampai 2012

(3) Seberapa banyak kumpulan Sampel acak, masing-masing


teks tersebut yang saya analisis dari 10 kalimat pada 10 hari
setiap tahun
(4) Apa unit-unit analisis

Kelas kata, misalnya kata-kata


ritual, kata-kata perubahan

Lanjutan .......4 Tahapan Penyeleksian


Tahapan

Contoh

Pengarang

..........................?

Pertanyaan Penelitian

Apa perubahan politik dan


sosial yang terjadi di
masyarakat yang direfleksikan
dalam surat kabar harian yang
berpengaruh ?

Fungsi Teks

Surat kabar harian sebagai


tempat penyimpanan simbol
yang relevan secara sosial

Pendekatan

Analisis isi

Teks Sebagai

Teks Sbg Obyek


Penelitian

Representasi dari

Ciri-Ciri Orang

Ciri-Ciri Situasi

Penyeleksian dari
seluruh kemungkinan
teks

Penyeleksian dari
materi ini

Penyeleksian Kelompok atau Situasi

Identifikasi Lokasi Teks

Penetapan Unit Analisis

Desain Analisis Isi (Kuantitatif)


Kegiatan utama dalam penelitian :
1. Konseptualisasi fenomena
2. Perencanaan
3. Pengumpulan data
4. Analisis

Saling berkaitan antara satu dengan yang


lain.

Tujuan desain penelitian :


Menentukan dengan jelas tujuan
Tujuan yang jelas membantu pekerjaan
desain menjadi jelas
Tujuan penelitian akan membawa
konsekwensi pada desain riset yang akan
dibuat

Fokus Analisis Isi

Menggambarkan Karakteristik Pesan


(Menjawab : What, how, to whom)

Analisis Isi Deskriptif

Menarik kesimpulan penyebab dari suatu


pesan (Menjawab ; why, what with effect)

Analisis Isi
Perbandingan
Menggambarkan pesan pada waktu yang berbeda
Menggambarkan pesan pada Situasi yang berbeda
Menggambarkan pesan pada Khalayak yg berbeda

Menggambarkan pesan pada KOMTORyg berbeda

Desain Analisis Isi : Perbedaan Pesan


Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Waktu t1

Variabel Isi X

Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Waktu t2

AX t 1

AX t 2

Tren Dalam Isi Pesan

Desain Analisis Isi : Perbedaan Konteks


Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Situasi s1

Variabel Isi X

Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Situasi s2

AX s 1

AX s 2

Isi Pesan dalam situasi atau


konteks yang berbeda

Desain Analisis Isi : Perbedaan Khalayak


Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Untuk Khalayak C

Variabel Isi X

Pesan diproduksi
Oleh Sumber A
Untuk Khalayak D

AX C

AX D

Isi Pesan untuk khalayak


yang berbeda

Desain Analisis Isi : Perbedaan Komunikator


Pesan diproduksi
Oleh Sumber A

Variabel Isi X

Pesan diproduksi
Oleh Sumber B

AX

BX

Isi Pesan dari Komunikator


berbeda

Menarik Kesimpulan Penyebab dari Suatu Pesan


Waktu 1 (t1)

Desain A
Kualitas Berita
Surat Kabar A

Waktu 2 (t2)

Waktu 3 (t3)

Pelatihan
Wartawan

Kualitas Berita

Desain B
Surat Kabar A

Kualitas Berita

Pelatihan
Wartawan

Kualitas Berita

Surat Kabar B

Kualitas Berita

Tidak Ada
Pelatihan
Wartawan

Kualitas Berita

Desain Analisis Isi : Waktu

Desain Analisis Isi : Waktu

Waktu 1
Tipe
(Sebelum
Majalah
Pelarangan
Iklan Rokok)
Majalah
Tampilan
Umum
Iklan 1
Majalah Pria Tampilan
Iklan 1

Waktu
Waktu 2
Waktu 3
(Pelarangan (Setelah
Iklan Rokok) Pelarangan
Iklan Rokok)
Tampilan
Tampilan
Iklan 2
Iklan 3
Tampilan
Tampilan
Iklan 2
Iklan 3

Majalah
Wanita

Tampilan
Iklan 2

Tampilan
Iklan 1

Tampilan
Iklan 3

Deskriptif (Hanya
menggambarkan variabel)

Pendekatan Analisis Isi

Eksplanatif
(Menguji Hipotesis)

Prediktif
(Memprediksikan
kemunculan suatu variabel)

Uji Hubungan
(Hubungan diantara satu variabel
dengan variabel lain
Eksplanatif
(Menguji Hipotesis)

Uji Perbedaan
(Perbedaan variabel berdasar
komtor, waktu, dan situasi yang
berbeda)

Prediktif
(Memprediksikan
kemunculan suatu variabel)

Prediksi variabel analisis isi


dengan variabel lain dalam
analisis isi

Prediksi variabel dari metode lain

Analisi Isi Deskriptif


Untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu
teks tertentu.
Tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu atau
menguji hubungan antar variabel.
Hanya semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek
dan karakteristik dari suatu pesan.
Misalnya : Penelitian analisis isi tentang kandungan kekerasan
dalam program acara anak-anak di televisi.
Cukup penggammbaran : jam tayang, jumlah kekerasan, jenis2
kekerasan (verbal/visual), tea cerita, pemeran kekerasan laki2
atau wanita.
Semakin detail semakin baik penelitiannya

Analisi Isi Eksplanatif


Analisis ini yang didalamnya terdapat pengujian hipotesis tertentu.
Mencoba membuat hubungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya
Tidak hanya menggambarkan, tetapi juga mencoba mencari hubungan
antara isi pesan dengan variabel lain terkait.
Misalnya : Penelitian analisis isi tentang kandungan kekerasan dalam
program acara anak-anak di televisi. Dalam desain eksplanatif tidak hanya
menggambarkan sebagaimana penelitian deskriptif, namun mencoba
membuat hubungan antara isi pesan dengan variabel lain, misalnya ;
keterkaitan antara isi pesan dan asal program acara anak-anak (lokal/luar
negeri)
Hipotesis : program LN memiliki kandungan kekerasan lebih besar/tinggi
dibandingkan dengan program lokal.

Analisi Isi Prediktif

Berusaha untuk memprediksi hasil seperti tertangkap dalam analisis isi


dengan variabel lain.
Disarankan juga menggunakan metode lain ; eksperimen dan survey.
Data dari dua metode di hubungkan dan dicari keterkaitannya untuk
menghasilkan prediksi
Misalnya : Penelitian analisis isi tentang kandungan kekerasan dalam
program acara anak-anak di televisi dapat memprediksikan apakah dengan
bentuk dan jenis kekerasan ini dapat berdampak pada sikap agresi anak.
Peneliti harus menggunakan dua data; 1) data analisis isi, yg
menggambarkan bentuk dan jenis kekerasan. 2) data hasil penelitian lain
(survey dan eksperimen) yang memperlihatkan tingkat agresi pada anakanak.
Peneliti dapat menguji hipotesis, misalnya tayangan kekerasan yang tinggi
akan diikuti oleh tindakan agresi yang tinggi pula pada anak-anak

MENENTUKAN UNIT ANALISIS


Langkah awal yang penting dalam analisis isi adalah
unit analisis.
Unit analisis adalah apa yang diobservasi, dicatat, da
dianggap sebagai data, memisahkan menurut menurut
batas-batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis
berikutnya.
Unit analisis (scr sederhana) ; dapat digambarkan
sebagai bagian apa dari isi yang kita teliti dan kita
gunakan untuk menyimpulkan isi dari suatu teks.
Bagian dari isi dapat berupa kata, kalimat, foto, scene
(potongan adegan), dan paragraf.

Unit analisis menjadi dasar peneliti untuk


melakukan pencatatan.
Misal; penelitian tentang kandungan kekerasan
dalam film kartun.
Bagian apa yang diteliti untuk mengetahui
besarnya kandungan kekerasan. Apakah yang
dilihat adalah karakternya (tokoh), adegannya,
cerita, dan penyelesaian masalah.
Bagian apa dari kartun inilah yang diseut
sebagai unit analisis.

Unit analisis menentukan aspek apa dari teks


yang diihat dan pada akhirnya menentukan hasil
atau temuan yang didapat.
Penentuan unit analisis yang tepat dapat
menghasilkan data yang valid dan menjawab
tujuan penelitian.
Misl. Penelitian tentang kekerasan dalam film
kartun dapat menghitung ; berapa jumlah
kekerasan fisik (pukulan, tendangan), dan non
fisik (makian, hinaan, dan ejekan).
Atau di teliti dari cerita kartun, ada
penyelesaian damai atau melalui kekerasan.

Bentuk Unit Analisis


Holsti(1969)

Budd, Thorp, dan Weber ( !994)


Donohew (1971)

1. Unit Pencatatan
(recording Unit)
- Kata
- Tema
- Karakter
- Item/teks
keseluruhan
2. Unit Konteks
(context units)

1. Unit coding /
pencatatan
(coding units)
- kata
- kalimat
- paragraf
- karakter
2. Unit konteks
(context unit)

1. Unit pencatatan
(recording units)
- Kata
- Padanan Kata
- Kalimat
- Tema
- Paragraf
2. Teks keseluruhan

Bentuk Unit Analisis


Riffe, Lacy, dan Fico, (1998)

Krippendorff (1980, 2004)

1. Unit Studi
- Unit Sampel (sampling units)
- Unit pencatatan (recording
unit)
- Unit konteks (conteks units)
- Unit analisis (analysis units)
2. Unit Isi
- Unit fisik
- Unit sintaksis
- Unit referensial
- Unit Proporsional
- Unit Tematik

1. Fungsional
- Unit sampel (sampling
units)
- Unit pencatatan (recording
unit)
- Unit konteks (conteks
units)
2. Teknik / Cara
- Unit Fisik
- Unit Sintaksis
- Unit Kategorik
- Unit Proporsional
- Unit Tematik

Jenis Unit Analisis


Unit Analisis

Unit Sampel
(Sampling Units)

Unit Pencatatan
(Recording Units)
Fisik

Sintaksis
Referesial
Proporsional

Tematik

Unit Konteks
(Context Units)

Unit Sampel (Sampling Unit)


Unit sampel : bagian dari obyek yang dipilih (diseleksi)
oleh peneliti untuk didalami.
Unit sampel ditentukan oleh topik dan tujuan dari riset.
Melalui unit sampel, peneliti secara tegas menentukan
mana isi (content) yang akan diteliti dan mana yang
tidak diteliti.
Misal : Peneltian tentang relasi gender dalam buku
novel remaja yang terbit pascareformasi.
Unit sampel ini secara tegas hanya akan meneliti novel
remaja (misal, pengarangnya remaja) dan bukan novel
yang lain. Peneliti juga tegas bahwa terbitan novel
adalah pascareformasi.

Unit Pencatatan (Recording Unit)


Unit pencatatan : bagian atau aspek dari isi yang
menjadi dasar dalam pencatatan dan analisis.
Isi (content) dari suatu teks mempunyai unsur atau
elemen, unsur atau bagian ini harus didefinisikan
sebagai dasar peneliti dalam melakukan pencatatan
Sebuah berita di media cetak terdiri atas kata, kalimat,
gambar (foto). Sinetron/film terdiri atas unsur karakter,
sudut pengambilan gambar, tata cahaya, jalan cerita,
dan pengadegan.
Peneliti harus memilih, bagian mana yang dicatat

Unit Konteks (Context Units)

Unit konteks : konteks apa yang diberikan oleh peneliti untuk


memahami atau memberi arti pada hasil pencatatan.
Misal : (Riffe,1998) Jika peneliti ingin mengetahui status sosial
ekonomi dalam karakter di cerita televisi. Peneliti akan mencatat
berupa pakaian, cara berbicara, perhiasan yang digunakan, dan
bentuk tubuh.
Aspek yang dicatat (pakain, cara bicara, dll) harus diberi konteks
tertentu sebagai status sosial ekonomi.
Misal: karakter yang pakaiannya bagus, cara bicara runtut dan
banyak mengadopsi bahasa asing dan memakai perhiasan
dikategorikan sebagai karakter dari kalangan atas.
Unit konteks dapat berbagai macam sudut yang melingkupinya.

Unit sampel, pencatatan, dan konteks saling


berkaitan satu sama lain.
Masing-masing harus didefinisikan secara jelas
oleh peneliti sebelum memulai analisis isi
Unit sampel menentukan apa yang dipilih, unit
pencatatan menentukan bagaian apa dari isi
yang dicatat, dan unit konteks menentukan
bagaimana hasil pencatatan itu diberi penilaian.
Pilihan pada unit analisis akan menentukan
bagaimana analisis isi dikerjakan

Ilustrasi Jenis Unit Analisis


Tujuan

Ingin mengetahui berapa


banyak tayangan film
sepanjang 2009 yang
mengandung unsur
kekerasan

Ingin mengetahui berapa


banyak unsur kekerasan
simbolik dari film-film
kekerasan sepanjang 2009

Unit Sampel
(Sampling Units)

Semua potongan (scene )


dari semua film
sepanjang 2009

Adegan (scene) yang


mengandung unnsur
kekerasan dalam film
sepanjang 2009

Unit Pencatatan
(Recording Units)

Tindakan kekerasan ;
seperti pukulan,
tendangan. Hanya
tindakan kekerasan fisik
saaja yang dicatat

Tindakan kekerasan yang


sifatnya simbolis; ucapan
yang mengandung unsur
kekerasan (ejekan, makian,
hinaan)

Unit Konteks
(Context Units)

UU Penyiaran, Adegan
mana yang dikegorikan
sbg kekerasan atau tidak
didasarkan pada kriteria
yang ada dlm UU

Sosial-budaya. Ucapan mana


yang dikategorikan sbg
kekerasan atau didasarkan
pada kepantasan dan ukuran
kesopanan masyarakat.

Unit Fisik (Physical Units)


Unit Fisik adalah unit pencatatan yang didasarkan pada
ukuran fisik dari suatu teks.
Bentuk ukuran fisik sangat tergantung kepada jenis teks.
Msl : Televisi, ukuran fisik dapat berupa waktu (durasi).
Media cetak, ukuran fisik berupa luas/panjang berita.
Ilkan media cetak, ukurannya milimeter kolom. Iklan
elektronik, ukurannya durasi dalam detik (30, 60, 90 detik)
Apapun jenisnya unit hanya melihat dari ukuran fisik dari
suatu teks.
Yang terpeting adalah konsisten dalam pengukurannya.

Penting juga diperhatikan ; ASUMSI UKURAN


FISIK :
1. ukuran fisik tidak terjadi secara kebetulan
(acak), tetapi disengaja oleh pembuat teks.
2. Ukuran fisik juga dapat menandakan akibat
(impact) yang berbeda pada khalayak.

Contoh Unit Analisis Isi Dengan Unit Fisik;


Durasi Penggunaan TV oleh Tokoh Politik ; Studi
Kasus Surya Paloh dan Metro TV : Kampanye Pemilu
Legislatif 11 Maret 1 April 2004)
Stasiun TV

Frekwensi
Pemberitaan

Durasi
(menit,detik)
pemberitaan

% Durasi

RCTI

1,32

0,3 %

SCTV

3,00

0,7 %

TVRI

8,45

1,9 %

INDOSIAR

2,00

0,5 %

TransTV

0,00

0,0 %

TPI

1,00

0,2 %

Metro TV

419,45

96,1 %

ANTV

62

0,00

0,0 %

TV7

1,15

0,3 %

Total

78

436,37

100,0 %

Unit Sintaksis (Syntactical Units)

Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau


bagian bahasa tertulis (berita, iklan baris, novel, buku pelajaran,
kitab suci).
Unit bahasa dapat berupa kata, ayat, kalimat, dan anak kalimat
Untuk bahasa gambar (film, sinetron TV, Film kartun, dan iklan TV.
Bahasa ini dapat berupa potongan adegan (scene) dan sebagainya.
Berbeda dengan unit fisik, dalam Unit sintaksis, peneliti
menghitung frekwensi dari unit bahasa (kata, kalimat) yang ada
dalam teks.
MSL: Penelitian tentang terorisme dalam berita surat kabar di
Indonesia. Peneliti menghitung berapa banyak kata terorisme
atau teror muncul dalam berita surat kabar. Berapa banyak
tokoh-tokoh teroris (Noordin M.Top dll) disebut dalam berita.

Mengapa Menggunakan Unit Sintaksis (Syntactical Units) ?

1.

2.

3.

Penggunaan kata-kata yang eksplisit dalam suatu teks, tidaklah


terjadi secara acak atau kebetulan. Kata tertentu yang sering
digunakan dibandingkan dengan kata lain, pasti memberikan
informasi tertentu. Mslnya kata Palestina lebih sering disebut
daripada kata Somalia. Hal ini dapat dimaknai sebagai wujud
media di Indonesia lebih concern dengan masalah Palestina
daripada Somalia.
Elemen Bahasa (Kata, Kalimat) tertentu yang banyak digunakan
juga menunjukkan kecenderungan tertentu dari pembuat teks.
Kata teroris lebih banyak dipakai dibandingkan dengan kata
mujahid, yang kemungkinan menggambarkan ketidaksetujuan
media terhadap tindakan yang dilakukan oleh pelaku teror.
Penelitian dengan menggunakan unit sintaksis relatif sederhana.
Peneliti hanya menginventarisasi kata atau kalimat dalam teks.

Contoh Unit Analisis Isi Dengan Unit Sintaksis;


Studi Kompas mengenai perbandingan pidato
kenegaraan Presiden RI, 16 Agustus,
dari tahun 2005-2008
KOSAKATA DI BIDANG POLITIK

2005

2006

2007

2008

Hak Asasi Manusia (HAM)

10

Negara Kesatuan

Pertahanan

12

Otonomi

Separatis/Disintegrasi

Korupsi

22

19

10

Reformasi

13

Teroris/Terorisme

Aceh

15

Papua/Irian

11

10

UUD 1945

Dll

Unit Referensial (Referensial Units)

Unit ini merupakan perluasan dari unit sintaksis.


Dalam unit sintaksis kata dan kalimat yang dihitung harus benar-benar
berbeda satuannya.
Sementara unit referensial kata-kata yang mirip, sepadan, atau punya
arti dan maksud yang sama di catat sebagai satu kesatuan.
Weber menyebutnya sebagai word sense yakni kata yang berbeda
tetapi memiliki maksud yang sama dicatat sebagai satu kesatuan
MSL; penyebutan berita surat kabar tentang Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, kemungkinan ditulis dengan kata-kata yang berbeda.,
seperti ; Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden SBY, Presiden
Yudhoyono, atau Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Ika
menggunakan unit sintaksis, semua kata ini harus dipisah dan harus
dihitung sebagai kata yang berbeda. Sementara dalam unit referensial
kata-kata yang sepadan ini dihitung sebagai satu kesatuan.

Unit Referensial (Referensial Units)


Prosedur dalam menggunakan unit referensial lebih
rumit dibandingkan dengan unit sintaksis. Pada unit
sintaksis, peneliti cukup menginventarisasi kata dan
menghitung frekwensi dari masing-masing kata.
Sementara dalam unit referensial, sebelum masingmasing kata dihitung, peneliti melakukan
pencocokan terlebih dahulu untuk setiap kata. Kata
yang sepadan digabung sebagai satu kesatuaan
kategori. Setelah itu barulah frekwensi dari kata
dihitung.

Contoh Unit Analisis Isi Dengan Unit Referensial;


Liputan Partai dalam Berita Kampanye Periode 11
Maret 1 April 2004 ; Narasumber Berita Kampanye
Pemilu Legislatif di TV

Narasumber

RC
TI

SCT
V

TVR INDOSI Trans


I
AR
TV

TPI

Metro
TV

DLL

Orang P. Demokrat

14

13

Orang P. Golkar

24

14

36

10

Orang PDIP

16

12

47

12

12

Orang PAN

11

10

13

14

Orang PKB

14

13

Orang PKS

Orang PPP

DLL

Unit Proposisional (Propotitional Units)

Unit proposisional : unit analisis yang menggunakan pernyataan


(proposisi). Peneliti menghubungkan dan mempertautkan satu kalimat
dan kalimat lain dan menyimpulkan pernyataan (proposisi) yang
terbentuk dari rangkaian antar kalimat ini.
MSL: Peneliti mengkaji mengenai teks selebaran yang mengusulkan
adanya revisi terhadap UU Perkawinan. Dalam selebaran ini, misalnya
terdapat kalimat; (1) poligami adalah bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan anak. Poligami memiskinkan dan merendahkan
martabat perempuan; (2) Undang-Undang Perkawinan tidak secara
tegas menolak atau melarang praktek poligami.
Dari dua kalimat ini dapat dibuat pernyataan atau proposisi, bahwa :
Undang-Undang Perkawinan harus direvisi karena tidak secara tegas
melarang praktik poligami
Penggunaan unit analisis ini membutuhkan kemampuan peneliti dalam
hal logika dan tata bahasa, karena mengubah kalimat menjadi proposisi.

Contoh Unit Analisis Isi Dengan Unit Proposisional;


Pemberitaan Surat Kabar Atas Kasus Jajak Pendapat
Timor Timur Periode 1 Agustus 10 September
1999
Pandangan Tentang Jajak
Pendapat

Kompas

Republika

Rakyat
Merdeka

Pos Kota

Kesalahan politik Habibie yang


fatal

10

Keputusan politik Habibie yang


terbaik untuk menyelesaikan
masalah Timor Timur

Keputusan Habibie hanya untuk 0


menarik simpati internasional

Keputusan Habibie sesuai


dengan hukum internasional

Keputusan Habibie tidak


konstitusional, karena tidak
melalui persetujuan MPR

DLL

Unit Tematik (Thematik Units)

Unit tematik adalah unit analisis yang lebih melihat tema (topik)
pembicaraan dari suatu teks.
Unit tematik secara sederhana berbicara mengenai teks berbicara
tentang apa atau mengenai apa. Ia tidak berhubungan dengan
kandungan kata atau kalimat seperti pada unit analisis sintaksis,
proposisional, dan referensial.
MSL. Jika meneliti tentang iklan , menggunakan unit tematik lebih fokus
kepada iklan ini berbicara mengenai apa atau apa yang ingin
disampaikan melalui iklan.
Unit analisis ini tidak berpretensi untuk meihat penggunaan kata-kata
atau proposisi dalam iklan.
Unit Tematik banyak digunakan dalam analisis isi karena relatif mudah
untuk dikerjakan. Peneliti tinggal membaca suatu teks (berita, foto,
iklan, pidato, selebaran) dan menyimpulkan apa tema atau topik dari
teks ini.

Unit Tematik (Thematik Units)

Unit tematik meskipun mudah dilakukan namun memiliki banyak


problematik, berbeda dengan unit fisik, sintaksis, referensial, dan
proposisional yang benar-benar didasarkan pada teks yang eksplisit..
Pada Unit tematik menggunakan penalaran.
Peneliti mengaitkan antara kata dan kata lain, kalimat satu dan kalimat
lain, keterkaitan antarparagraf sehingga dapat menyimpulkan gagasan
atau ide tertentu dari suatu teks.
Unit ini memiliki kemungkinan besar perbedaan penilaian di anatara
para peneliti.
Unit ini juga berpotensi menimbulkan beda penafsiran
Agar tidak terlalu berbeda dalam menafsirikan teks dapat menggunakan
2 cara yaitu menurut pendapat Holsti dan Krippendorff.

Unit Tematik (Thematik Units)


Menurut Holsti (1969) tematik dari suatu teks dapat dilihat
dari subyek yang terdapat dalam teks. Jika dalam teks
terdapat tiga subyek, berarti dalam teks tersebut terdapat
tiga tema.
Peneliti tinggal melihat rangkaian kata dan kalimat dalam
teks ketika berbicara mengenai subyek tersebut.
MSL. Kalimat; pemerintah Indonesia protes keras terhadap
Malaysia yang mengirim kapal perang ke perairan ambalat.
Dalam kalimat ini terdapat 2 subyek yaitu Indonesia dan
Malaysia. Peneliti tinggal melihat kata dan kalimat yang
berkaitan dengan Indonesia dan Malaysia dalam teks berita.
Dengan demikian dalam teks berita ini terdapat 2 tematik.

Unit Tematik (Thematik Units)


Menurut Krippendorff (1980) mengusulkan cara
menentukan tema berita dengan melihat kesesuainnya
dengan definisi struktural tentang isi cerita dan
penjelasannya. Ia bedakan satu sama lain atas dasar
konsepsi, ide, gagasan, dan dibedakan dengan bagian yang
lain yang tidak relevan berdasarkan sifat struktural yang
dimilikinya.
Menurutnya, tema berita tidak ditentukan oleh subyek
dalam suatu teks, tetapi lebih ditentukan oleh ide, gagasan
yang ada dalam isi cerita.

Contoh Unit Analisis Isi Dengan Unit Tematik;


Pemberitaan Surat Kabar Atas Isu Pencabutan Tap.
MPRS XXV/1966 tentang PKI,
edisi 15 Maret 20 April 2000
Tema Berita

Kompas Republika Media


Indonesia

Suara
Pembahar
uan

Permintaan Maaf Gus Dur

Usulan Pencabutan Tap


MPRS

22

12

12

Ancaman SI MPR

10

10

Lain-lain

Total (n)

22

36

25

23

Memilih Unit Analsis


Unit Analisis

Aspek Yang Di catat

Unsur Dari Teks yang Dilihat

Fisik

Bagian fisik dari suatu teks


(panjang, luas, durasi)

Teks secara keseuruhan

Sintaksis

Elemen bahasa dari teks (kata,


kalimat, ayat)

Kata, kalimat, ayat, potongan


adegan (scene)

Referensial

Elemen bahasa (kata, kalimat) yang Kata, kalimat, ayat, ptotongan


mempunyai referensi sama
adegan (scene)

Proposisional

Pernyataan atau proposisi dalam


suatu teks

Gabungan antarkalimat. Dua


atau tiga kalimat

Tematik

Gagasan atau ide dari suatu teks

Paragraf (surat atau berita),


babak (drama, novel), bab
(buku pelajaran), surat (kitab
suci), plot (sinetron, film),
dapat juga teks secara
keseluruhan (item)

Kelebihan dan Kelemahan Unit Analsis


Unit
Analisis

Reliabilitas
(sejauhmana unit
analisis menjamin
adanya penafsiran yang
sama di antara para
coder, menghasilkan
temuan yang sama)

Efesiensi
(Praktis dan mudah
dilakukan, tidak
dibutuhkan
kemampuan tinggi
dari para coder)

Produktivitas
(Analisis dapat
menjawab tujuan,
punya potensi
menghasilkan
temuan yang
menarik)

Fisik

Tinggi

Sedang

Rendah

Sintaksis

Tinggi

Sedang

Sedang

Referensial

Sedang

Rendah

Sedang

Proposisio
nal

Rendah

Rendah

Tinggi

Tematik

Rendah

Tinggi

Tinggi

Unit analisis yang mana yang digunakan


ditentukan oleh tujuan penelitian.
Dalam menentukan unit analisis harus
diperhatikan juga kelebihan dan kelemahan
masing-masing unit analisis
Tidak tertutup kemungkinan peneliti
menggunakan dua atau lebih unit analisis agar
dapat menjawab tujuan penelitian

SAMPLING UNTUK ANALISIS ISI


Idealnya, analisis isi memasukkan semua berita
(populasi)
Sensus : peneliti meneliti semua anggota
populasi
Tetapi peneliti bisa menggunakan sampel
karena berbagai alasan
Sensus umumnya digunakan jika topiknya
spesifik, misalnya ; membuat analisis isi
terhadap lirik-lirik lagu Koes Ploes.. Jadi semua
lagu Koes Ploes.
Medium waktu dan periodisasi sebagai batasan

Contoh Pilihan Populasi dan Sampel


Medium

Periode Waktu
Populasi

Sampel

Populasi

(1)
Meneliti semua surat kabar di
Indonesia yang memuat berita
mengenai terorisme antara 2004
2005. Total ada 1.008 surat kabar di
Indonesia. Semua berita di 1.008 surat
kabar yang memuat mengenai
terorisme antara 2004-2005 diteliti
semua

(2)
Meneliti semua berita di surat kabar
yang ada di Indonesia (1.008 surat
kabar). Tetapi, periode waktunya
dibatasi. Penelitian hanya meneliti
pemberitaan media atas kasus Bom
Bali I dan Bali II

Sampel

(3)
Penelitian tidak meneliti semua surat
kabar. Penelitian hanya menyertakan
empat surat kabar (Kompas,
Republika, Media Indonesia, Suara
Pembaharuan). Semua berita
mengenai terorisme sepanjang 20042005 yang dimuat di keempat surat
kabar ini diteliti.

(4)
Penelitian tidak menyertakan
semua surat kabar tetapi hanya
empat surat kabar (Kompas,
Republika, Media Indonesia, Suara
Pembaharuan). Berita mengenai
terorisme yang dianalisis dibatasi
hanya pada pemberitaan media atas
kasus bom Bali I, Bali II

Proses Penarikan Sampel


POPULASI

Populasi : Semua anggota dari obyek yang ingin


kita ketahui isinya.

POPULASI
SASARAN

Populasi : konsep yang abstrak, harus didefinisikan


secara jelas agar angota populasi dapat ditentukan
secara cermat. Populasi yang telah ditentukan dan
didefinisikan ini ini disebut POPULASI SASARAN

KERANGKA
SAMPEL

KS (sampling frame) : daftar nama semua anggota


populasi yang akan dipakai dlm penelitian. Jika
populasi sasarannya berita kriminalitas di Patroli
(Indosiar) selama tahun 2008, maka KS adaah
semua daftar berita kriminalitas di acara Patroli
(Indosiar) selama 2008.
KS : dasar penarikan sampel. Terutama dengan
mengnakan probabilitas/random.

SAMPEL

Sampel diambil dari daftar anggota populasi dalam


kerangka sampel

Contoh Proses Penarikan Sampel


POPULASI

POPULASI
SASARAN

Anggota
Populasi

Berita kriminalitas yang


ditayangkan oleh TV

Berita kriminalitas yang


ditayangkan oleh TV

Semua berita kriminalitas di


stasiun TV nasional
(RCTI,SCTV,TPI,ANTV,TVOne,
MetroTV,TVRI,TransTV,TV7,Gl
obalTV, selama 2008

Semua berita dalam


program khusus kriminalitas
di stasiun TV nasional
(RCTI,SCTV,TPI,ANTV,TVOne,
MetroTV,TVRI,TransTV,TV7,Gl
obalTV, selama 2008

Berita kriminalitas di semua


program acara TV selama
tahun 2008

Berita kriminalitas di
program acara Patroli
(Indosiar), Buser (SCTV),
Sergap (RCTI), Sidik (TPI),
dan TKP (TransTV)selama
tahun 2008

Jenis Teknik Penarikan Sampel


Teknik Penarikan Sampel
Penarikan Sampel Acak
(Probability Sampling)

-Sampel Acak Sederhana


-Sampel Acak Sistematis
-Sampel Acak Stratifikasi
-Sampel Acak Bertahap
-Sampel Acak Bertahap

Penarikan Sampel Tidak Acak


(Non-Probability Sampling)

-Sampel Sembarang
-Sampel Purposif
-Sampel Kuota

Penarikan sampel acak : teknik penarikan sampel yang


menggunakan hukum probabilitas, di mana memberi
kesempatan atau peluang yang sama kepada anggota
populasi untuk terpilih sebagai sampel. Teknik ini
menghasilkan generalisasi (kesimpulan). Syarat ; harus ada
kerangka sampel.
Penarikan sampel non acak : teknik penarikan sampel yang
tidak menggunakan hukum probabilitas. Anggota populasi
tidak tidak memiliki kesempatan dan peluang yang sama
untuk terpilih sebagai sampel. Sampel terpilih berdasarkan
unsur subyektivitas peneliti. Teknik ini tidak bisa digunakan
untuk generalisasi kesimpulan, karena tidak mencerminkan
kondisi sampel.
Analisis isi sebaiknya menggunakan teknik penarikan sampel
acak, karena hasil analisis dapat di generalisasikan.

Penarikan Sampel Acak (Probability Sampling)

Sampel Acak Sederhana : dengan melakukan


undian, arisan, dll.
Syaratnya : ada kerangka sampel, dan dapat
digunakan untuk kondisi : 1) jumlah populasi
relatif kecil, 2) populasi relatif homogen (satu
media)
Langkah-Langkahnya : 1) menyusun kerangka
sampel, 2) menyusun daftar sampel
(worksheet), 3)membuat dan menggunakan
angka acak, 4) peneliti dengan menggunakan
lembar angka acak memilih sampel.

Penarikan Sampel Acak (Probability Sampling)

Sampel Acak Sistematis : hampir mirip dengan


Acak Sederhana, yang membedakan sampel
dipilih secara istematis. Hanya perlu mengacak
sampel pertama saja, selanjutnya kedua, ketiga
dst diambil secara sistematis.
Langkah-Langkahnya : 1) menyusun kerangka
sampel, 2) menyusun daftar sampel
(worksheet), 3) menentukan interval sampel,
misl; populasi : sampel, = 10, berarti setiap
interval 10 yang dijadikan sampel, 4) memilih
sampel.
Lebih praktis daripada sampel acak sederhana

Penarikan Sampel Acak (Probability Sampling)


Sampel Acak Stratifikasi : tidak langsung menarik sampel
dari kerangka sampel. Peneliti terlebih dahulu membagi
(membuat stratifikasi) populasi. Kerangka sampel dibuat
berdasarkan stratifikasi, kemudian sampel baru diambil.
Dengan cara ini sampel lebih mencerminkan keragaman
dari populasi. Ini lebih baik daripada sebelumnya.
Langkah-Langkahnya : 1) menentukan kategori
stratifikasi, 2) membuat proporsi populasi berdasar
strata yang ditentukan), 3) kerangka sampel harus
disusun berdasar kategori strata yang telah ditentukan,
4)sampel diambil dari kerangka sampel. Proporsi sampel
yang diambil haruslah sama dengan proporsi dari strata
dalam populasi.

Penarikan Sampel Acak (Probability Sampling)


Sampel Acak Bertahap/Bertingkat : teknik penarikan
sampel yang dilakukan secara bertingkat sebelum
sampel ditemukan. INI Yang MEMBEDAKAN dengan
sebelumnya.
Sampel Acak Bertingkat umumnya digunakan ketika
populasinya sangat luas.
Langkah-Langkahnya : 1) peneliti memilih cluster
(gugus), dimana kerangka sampel diperoleh. Misal.
Program Reality Show, 2) menarik bagian yang lebih
kecil dari cluster, MSL; Episode Reality Show, 3) menarik
bagian sampel yang lebih kecil lagi, MSL; episode,
berita, Dan begitu seterusnya sampai sampai sampel
terkecil diperoleh.

Penarikan Sampel Tidak Acak


(Non- Probability Sampling)
Sampel Sembarang (convenience Sampling) : teknik ini
membolehkan peneliti memilih sampel apapun, asalkan
sesuai dengan populasi sasaran yang telah ditentukan.
MSL; penelitian tentang tema dan jenis iklan yang
dimuat di harian Pos Kota pada tahun 1990 - 2010.
maka peneliti dapat mengambil sampel sebarang iklan,
yang terpenting ada di POS Kota tahun 1990-2010.
Teknik penarikan sampel ini dapat digunakan dalam dua
kondisi : 1) kerangka sampel tidak dapat disusun akibat
ada bagian teks yang hilang atau tidak ada
dokumentasinya. 2) kerangka sampel mungkin saja
disusun, tetapi untuk menyusunnya dibutuhkan waktu
yang panjang.

Penarikan Sampel Tidak Acak


(Non- Probability Sampling)
Sampel Purposive (Purposive Sampling) : teknik
perbaikan dari yang sebelumnya yaitu peneliti
secara sengaja memilih sampel atau periode
tertentu atas dasar pertimbangan ilmiah, yang
kuat dari peneliti.
Ada 2 aspek yang harus diperhatikan dalam
menggunakan penarikan sampel ini ; 1) tujuan
penelitian. Pemilihan sampel purposive harus
didasarkan pada tujuan penelitian. 2) pemilihan
teks ataupun periode secara purposive harus
dipertimbangkan secara ilmiah.

Penarikan Sampel Tidak Acak


(Non- Probability Sampling)
Sampel Kuota (Quota Sampling) : penarikan
sampel dengan memberikan batasan dan
jumlah (kuota) agar keragaman dari populasi
bisa didapat yaitu dengan memberikan
persyaratan tertentu sebelum sampel diambil.
2 tahapan : 1) peneliti membuat matriks kuota.
Matriks ini merupakan sebaran dari sampel
yang diinginkan. Matrik ini terdiri dari 2 bagian;
yaitu kategori yang dipilih dan jumlah sampel
untuk masing-masing kategori. 2) peneliti
menentukan sampel berdasarkan kategori yang
telah ditentukan.

Perbandingan Penarikan Sampel Acak dan Tidak Acak


POPULASI

POPULASI
SASARAN

KERANGKA
SAMPEL

SAMPEL

Penarikan Sampel Acak


Semua iklan otomotif di
SK Jakarta sepanjang
2006-2008

Pen. Sampel Tidak Acak


Semua iklan otomotif di
SK Jakarta sepanjang
2006-2008

Semua iklan otomotif yang berbentuk iklan display


(bukan iklan baris) di SK terbitan Jakarta antara 20062008
Daftar semua iklan otomotif
berbentuk display , yang
dipublikasikan di semua SK
Jakarta antara 2006-2008
Sampel diambil dari kerangka
sampe secara acak. Setiap
iklan dalam kerangka sampel
mempunyai kesempatan yang
sama terpilih sbg sampel.

Peneliti mencari
(secara subyektif)
iklan otomotif
berbentuk display
antara 2006-2008.

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL


Teknik dalam menentukan jumlah sampel
untuk analisis isi tidak berbeda dengan
teknik dalam penelitian survey
Ada 4 aspek yang menentukan besar
kecilnya jumlah sampel dalam suatu
survey yaitu : jumlah populasi, keragaman
populasi, besarnya tingkat kesalahan
yang ditoleransi (sampling error), dan
tingkat kepercayaan.

Jumlah Populasi
Jumlah sampel ditentukan jumlah populasi.
Populasi yang besar menuntut jumlah sampel yang
besar pula.
MSL; Populasi ; 34 program infotaiment di TV
selama 2010, 510 episode/edisi infotainment di
semua stasiun TV. Jumlah sampelnya akan lebih
besar jika dibandingkan penelitian tentang
program game show yang hanya ada 9 program
game show dan terdiri dari 45 episode/edisi.

Keragaman Populasi
Populasi yang kompleks dan beragam
membutuhkan jumlah yang besar, agar keragaman
populasi terwakili dalam sampel, sebaliknya
populasi yang homogen relatif membutuhkan
jumlah sampel yang lebih kecil.
Keragaman populasi harus dibedakan dengan
jumlah populasi. Bisa jadi jumlah populasi besar
namun tidak beragam.
MSL; Penelitian tentang program acara anak di
televisi lebih beragam dari pada penelitian tentang
reality show.

Tingkat Kesalahan Yang Ditoleransi


(Sampling Error)
Sampling Error : peneliti harus terlebih dahulu
menentukan berapa tingkat kesalahan yang
dikehendaki dari survey yang akan diakukan.
Pilihan sampling error menentukan derajat
ketelitian daru suatu survey. Semakin kecil
sampling erro, semakin akurat hasil survey dalam
memprediksi populasi.
Jika peneliti menginginkan hasil survey lebih
presisi, ia harus mengambil sampling error yang
kecil.

Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan berhubungan dengan
seberapa besar taksiran atau estimasi dari sampel
berlaku untuk populasi, seberapa besar tingkat
jaminan hasil penelitian
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan adalah
90% (tingkat kesalahan 10%), 95%, (tingkat
kesalahan 5%), dan99% (tingkat kesalahan 1%).

Anda mungkin juga menyukai