Anda di halaman 1dari 28

Seperi yang kita tahu, listrik membutuhkan jalur yang lengkap agar

listrik itu dapat mengalir. Inilah mengapa kejutan yang dihasilkan dari
listrik statis hanyalah berupa sentakan sesaat: aliran elektron terjadi
dalam waktu yang singkat hingga muatan kedua benda sudah sama.
Kejutan listrik sesaat ini umumnya tidaklah berbahaya.
Tanpa adanya titik-titik kontak antara tubuh dengan arus untuk masuk
dan keluar, maka tidak mungkin ada resiko kesetrum. Inilah mengapa
burung dapat dengan aman hinggap di atas kabel saluran listrik
bertegangan tinggi tanpa terkena sengatan listrik. Karena burung
hanya hinggap pada satu titik kontak dalam rangkaian itu.

Burung tidak kesetrum saat hinggap di kabel karena kedua kakinya


berada dalam satu titik (tidak ada beda potensial)
Agar elektron mengalir melalui konduktor, harus ada tegangan untuk
menggerakkannya. Tegangan, seperti yang kita tahu, adalah besaran
antara dua titik. Jadi tidak ada nilai tegangan hanya pada satu titik,
karena burung hinggap pada satu titik pada rangkaian itu, sehingga
tidak mungkin ada drop tegangan pada tubuh burung itu dan arus
tidak bisa mengaliri tubuh burung itu. Satu titik? Tetapi burung punya
dua kaki. Ya, meskipun burung itu mempunyai dua kaki, sehingga
membuat dua titik pada rangkaian itu, tetapi kedua kaki burung itu
hinggap pada kawat yang sama. Jadi tidak ada beda tegangan yang
dihasilkan pada tubuh burung, dan tidak ada penggerak bagi arus
untuk mengaliri tubuh burung.
Mungkin anda sulit untuk percaya bahwa burung yang hinggap pada
suatu kabel tidak kesetrum. Seperti burung, apabila anda yakin bisa
menyentuh hanya satu titik/menyentuh kabel yang sama pada waktu

yang bersamaan, anda akan aman. Tetapi ini tidaklah benar. Tidak
seperti burung yang bisa terbang, manusia biasanya berdiri di atas
ground saat mereka menyentuh kawat yang beraliran listrik. Pada
banyak penggunaan, salah satu ujung dari sistem kelistrikan salah satu
sisinya dihubungkan ke tanah/ground bumi, sehingga saat seseorang
kelihatannya hanya menyentuh satu titik pada kawat/kabel tetapi
sebenarnya orang tersebut membuat kontak diantara dua titik pada
rangkaian itu (yaitu kawat dengan ground bumi).

Seseorang yang menyentuh kabel dapat kesetrum karena tubuhnya


memiliki beda potensial antara tangan dan kakinya
Simbol ground pada gambar adalah gambar tiga buah garis yang
semakin kecil kebawah yang diletakkan pada bagian kiri bawah
rangkaian pada gambar, sehingga kaki dari orang itu juga kena
setrum. Pada kehidupan nyata, ground pada sistem daya listrik terdiri
dari beberapa macam konduktor logam yang dibenamkan di dalam
tanah untuk membuat kontak yang maksimum dengan bumi.
Konduktor tersebut secara elektris terhubung dengan sebuah titik
koneksi tepat pada rangkaian tersebut dengan kawat yang tebal.
Sambungan ground dari korban yaitu melalui kakinya, karena kakinya
menyentuh tanah/bumi.
Mungkin beberapa pertanyaan di benak para siswa:
Bila keberadaan titik ground pada rangkaian membuat seseorang
mudah terkena sengatan listrik, mengapa rangkaian itu harus
mempunyai ground? Bukannya rangkaian tanpa ground menjadi
lebih aman?

Seseorang yang terkena sengatan listrik menggunakan alas kaki.


Bila karet dan kain adalah bahan insulator (isolator), mengapa
alas kaki yang mereka kenakan tidak melindungi korban dari
sengatan listrik?
Seberapa bagus konduktor dapat mengalirkan listrik? Bila anda
bisa kesetrum karena arus listrik bisa melewati bumi, mengapa
tidak memakai bumi saja sebagai penghantar listrik?
Jawaban untuk pertanyaan nomor satu adalah, keberadaan titik
ground adalah disengaja pada suatu rangkaian dimaksudkan untuk
menyakinkan bahwa salah satu sisi dari rangkaian aman untuk
disentuh. Perhatikan apabila korban pada diagram di atas menyentuh
bagian bawah dari resistor, tidak akan terjadi apa-apa walaupun kaki
dari orang itu menyentuh ground/tanah:

Seseorang tidak kesetrum karena menyentuh bagian ground dari


rangkaian (seluruh anggota badan berada dalam satu titik yaitu ground
sehingga tidak ada arus listrk yang mengalir)
Karena bagian bawah dari rangkaian benar-benar terhubung ke
ground melalui titik grounding dibawah kiri rangkaian, sehingga
konduktor di bagian bawah rangkaian dibuat common (sejenis)secara
elektris dengan bumi. Karena tidak akan ada tegangan di antara titik
common, tidak akan ada tegangan pada orang yang menyentuh kawat
bagian bawah, dan mereka tidak akan kesetrum. Karena alasan yang
sama, kawat yang menghubungkan rangkaian dengan batang
grounding biasanya dibiarkan telanjang (tidak diselimuti insulator),
sehingga benda logam yang menyentuhnya akan sama-sama secara
elektris common dengan bumi.

Grounding pada rangkaian meyakinkan bahwa paling sedikit terdapat


satu titik pada rangkaian itu yang aman untuk disentuh. Tetapi apa
yang terjadi apabila rangkaian itu tidak di-grounding sama sekali?
Bukankah seseorang menjadi aman untuk menyentuh satu titik pada
rangkaian itu seperti yang dilakukan burung? Idealnya adalah ya.
Tetapi secara praktek, tidak. Coba perhatikan apabila rangkaian tidak
mempunyai ground sama sekali.

Seseorang aman memegang rangkaian yang tidak memiliki grounding


tetapi rangkaian yang tidak di grounding memiliki potensi bahaya
Meskipun faktanya kaki orang itu masih menyentuh ground, tetapi
titik tunggal pada rangkaian itu menjadi aman untuk disentuh. Karena
tidak ada jalur lengkap (rangkaian) yang terbentuk melalui badan
orang itu dari bagian bawah sumber tegangan ke bagian atas, tidak
mungkin ada arus yang mengaliri orang itu. Namun, semuanya akan
berubah apabila terjadi grounding yang tidak disengaja, seperti sebuah
batang pohon yang menyentuh kawat sehingga membuat jalur
grounding ke bumi:

Grounding yang tidak sengaja terbentuk bisa menyebabkan seseorang


kesetrum
Sambungan yang tidak disengaja antara kawat dengan bumi (ground)
disebut kesalahan ground (ground fault). Kesalahan ground dapat
disebabkan banyak hal, termasuk kotoran yang terbentuk pada
insulatornya kawat (membentuk suatu jalur lumpur bagi arus dari
konduktor ke kutub, dan ke ground, ketika hujan), saringan air ground
yang dibenamkan, dan burung yang hinggap di kawat, menjembatani
jalur ke kutub dengan sayap mereka. Dari banyak kasus kesalahan
ground, mereka cenderung tidak dapat diprediksi. Pada kasus batang
pohon, tidak ada orang yang menjamin kawat yang mana yang
bersentuhan dengan dahan pohon. Bila sebuah pohon bersentuhan
dengan kawat yang bagian atas pada rangkaian, ini akan membuat
bagian atas dari kawat menjadi aman untuk disentuh tetapi bagian
bawah yang menjadi bahaya apabila disentuh, seperti kebalikan dari
skenario sebelumnya dimana pohon menyentuh bagian bawah
rangkaian:

Skenario berbahaya yang terjadi bila rangkaian tidak di grounding


Dengan menyambungnya dahan pohon pada bagian atas kawat pada
rangkaian, kawat tersebut menjadi konduktor ground pada rangkaian
itu, secara elektris berarti tersambung dengan ground bumi. Sehingga
tidak ada tegangan antara kawat atas dengan ground, tetapi tegangan
penuh ada di antara kawat bagian bawah dan ground. Seperti

disebutkan sebelumnya, dahan pohon adalah satu-satunya


kemungkinan terjadinya kesalahan ground pada sistem tenaga listrik.
Lihat sistem tenaga listrik tanpa ground dan tanpa kontak dengan
dahan pohon, tetapi sekarang ada dua orang yang menyentuh kawat di
satu titik.

Skenario berbahaya lainnya bila suatu rangkaian listrik tidak di


grounding
Dengan masing-masing orang berdiri di atas ground, menyentuh titik
yang berbeda pada rangkaian itu, sebuah jalur arus listrik tercipta
melewati satu orang, melewati bumi, dan melewati orang yang
lainnya. Walaupun masing-masing orang berpikir mereka dapat
dengan aman menyentuh suatu titik pada rangkaian itu, tetapi
kombinasi dari aksi mereka menciptakan skenario mematikan.
Efeknya, salah satu orang melakukan kesalahan ground yang
membuat orang lainnya tidak aman. Inilah mengapa sistem tenaga
listrik tanpa grounding sangatlah berbahaya: tegangan antara suatu
titik pada rangkaian dengan ground (bumi) menjadi tidak bisa
diprediksi, karena kesalahan ground bisa saja terjadi pada suatu titik
dan pada suatu waktu. Satu-satunya karakter yang terjamin secara
aman pada semua skenario dan kondisi ini adalah burung, yang sama
sekali tidak mempunyai sambungan ke ground bumi. Dengan
menyambungkan suatu titik pada rangkaian ke ground bumi (mengrounding rangkaian), paling tidak keamanan bisa dijamin pada suatu
titik pada rangkaian itu. Ini lebih aman dari pada tidak punya ground
sama sekali.
Untuk pertanyaan kedua, sepatu kulit memang memiliki sifat isolator
dalam menghantarkan listrik untuk melindungi penggunanya dari

sengatan listrik melalui kakinya. Namun, kebanyakan disain sepatu


pada umumnya tidak benar-benar aman secara elektris, bagian tapak
sepatu terlalu tipis dan substansi bahannya tidak tepat. Juga,
kelembapan, kotoran, atau garam konduktif yang dihasilkan dari
keringat membuat sepatu tidak lagi aman. Ada beberapa sepatu yang
dibuat khusus untuk menanggulangi bahaya listrik, bagian telapak
terbuat dari karet yang tebal sehingga bisa menahan listrik saat si
pemakai bekerja pada rangkaian listrik yang sedang beroperasi, tetapi
penggunaan sepatu ini harus benar-benar bersih, kering sehingga bisa
bekerja secara efektif. Jadi, alas kaki yang biasa tidaklah cukup untuk
menjamin pelindungan dari sengatan listrik.
Penelitian tentang konduksi dan resistansi kontak antara bagian tubuh
manusia dengan titik kontak (seperti ground) menunjukkan nilai-nilai
yang berbeda-beda. Seperti tertera pada data ini.
Kontak tangan atau kaki, tertutup oleh karet : umumnya 20 M
Kontak kaki menggunakan sepatu yang alasnya dari kulit
(kering) : 100 k hingga 500 k
Kontak kaki menggunakan sepatu yang alasnya dari kulit
(basah) : 5 k hingga 20 k
Seperti yang anda lihat, tidak hanya karet yang lebih baik dari pada
kulit sebagai insulator, tetapi kehadiran air pada bahan-bahan ini akan
mengurangi nilai resistansi insulator ini dalam jumlah yang sangat
besar.
Jawaban untuk pertanyaan nomor tiga, kotoran/debu bukanlah
konduktor yang baik. Kotoran terlalu miskin sebagai konduktor untuk
mengalirkan arus listrik. Namun, ia akan mengalirkan sedikit arus
untuk mencederai atau bahkan membunuh manusia, jadi, bahkan nilai
konduktivitas yang sangat kecil pada debu pun dapat menghasilkan
jalur arus listrik yang mematikan ketika ada cukup tegangan yang
besar.
Beberapa permukaan ground adalah insulator yang lebih baik dari
pada lainnya. Misalnya aspal yang diminyaki, mempunyai nilai

resistansi yang lebih besar dari pada kotoran atau batu. Namun beton
cenderung mimiliki resistansi yang rendah karena ia tersusun dari air
dan bahan elektrolit (bahan kimia yang konduktif)

23
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Efek Paparan Litrik
2.1.1. Arus Listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai aliran elektronelektron yang menyeberangi
gradien potensial dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi renda
h. Pada konduktor
elektron bergerak dari satu atom ke atom konduktor berikutnya se
dangkan pada
medium air elektron dibawa oleh elektrolit yang terlar
ut didalamnya. Perbedaan
potensial ini merupakan kekuatan utama yang menyebabkan listrik
mengalir
melalui konduktor.
21,22
Arus listrik memegang peranan penting pada berat ringanny
a kerusakan organ
dalam akibat sengatan listrik, apabila tegangan konstan m
aka jumlah arus yang
masuk kedalam tubuh tergantung kepada tahanan tubuh dan lama kont
ak .
1,24
Manusia lebih sensitif sekitar 4-6 kali terhadap arus
jenis
alternating current
AC dibandingkan arus

dirrect
current
(DC). Arus DC menyebabkan satu
kontraksi otot, sedangkan arus AC menyebabkan kontraksi otot y
ang kontinyu
(tetani) dapat mencapai 40-110 kali/ detik, sehingga menyebabkan l
uka yang lebih
parah.
7,24,25
24
Tabel 2. Efek arus listrik pada aliran listrik AC dengan f
rekuensi 60
Hz melewati kulit utuh ke badan Gabriel JF
24
Arus listrik
(kontak 1
dtk dengan
tubuh)
Pengaruh ke tubuh Tegangan yang
menghasilkan arus
yang diperkirakan
sesuai dengan tahanan
tubuh
10 000 Ohm 1000 Ohm
1 mA Batas nilai ambang persepsi.
Merasa geli
10 V 1 V
1-8 mA Sensasi syok, tidak nyeri.
Let
go current
masih dapat terjadi
10-8 V 1-8 V
8-15 mA Syok disertai rasa nyeri.
Let
go current
masih dapat terjadi
80 -150 V 8-15 V

15-20 mA Syok disertai rasa nyeri dan


letih.
Let go current
tidak
dapat terjadi
150-200 V 15-20 V
20-50 mA Nyeri disertai kontraksi otot
yang hebat. Kesulitan bernafas
200-500 V 20-50 V
100-300 mA Fibrilasi ventrikel dan
kelumpuhan pernafasan
6 A Fibrilasi ventrikel dan
kelumpuhan pernafasan. Luka
bakar
60 000 V 6000 V
2.1.2. Jenis Paparan Listrik
Paparan listrik secara langsung adalah paparan list
rik dimana tubuh langsung
bersentuhan dengan konduktor yang beraliran listrik. Konduktor ada
lah suatu
bahan biasanya berupa logam dimana elektron-elektron mudah d
ipindahkan.
Pergerakan elektron melalui konduktor dipengaruhi oleh jenis lo
gam, suhu
konduktor. Semakin tinggi suhu konduktor semakin lambat
pergerakan
elektron
pada konduktor .
1,2,24,26
Paparan listrik melalui medium air adalah papara
n listrik melewati suatu
medium air terlebih dulu sebelum arus litrik tersebut ma
suk kedalam tubuh.
25
Hantaran listrik melalui media yang mengandung air (cair
) tergantung dari
kandungan ion dalam cairan tersebut, mobilitas ion, suhu ca

iran, keadaan
oksidasi. Hantaran listrik di air akan meningkat seiring den
gan peningkatan
konsentrasi ion di dalamnya dan suhu cairan. Hantaran
listrik melalui media cair
lebih rendah daripada melalui logam.
1,2,27
2.1.3. Tegangan
Sengatan listrik yang memiliki tegangan 110 Volt jara
ng menyebabkan
kerusakan pada kulit. Sengatan listrik dengan tegangan sangat r
endah ( 71 Volt)
jarang terjadi dibandingkan dengan listrik tegangan antara 71
1414 Volt atau
yang lebih tinggi.
20
Voltase rendah lebih sering menyebabkan kematian
dibandingkan voltase yang lebih tinggi. Sebab kematian pada
orang yang terkena
arus listrik dengan tegangan tinggi berbeda dengan tegangan r
endah. Kematian
pada tegangan rendah disebabkan karena fibrilasi ventrikel ,
sedangkan jika
karena tegangan tinggi kematian lebih disebabkan karena luka
bakar/panas.
2,28
2.1.4. Tahanan (Resistensi)
Saat terjadinya aliran listrik di dalam tubuh tah
anan yang ada dalam tubuh
mempunyai pengaruh yang sangat penting . Setiap manusia mem
iliki tahanan
terhadap listrik yang berbeda beda dalam tubuh sehingga apabil
a terkena aliran
29
2.1.9 Jalur listrik
Arah aliran arus listrik malalui otak atau jantung dapat
menyebabkan kematian

pada manusia. Arus listrik yang melewati kaki atau tangan le


bih menyebabkan
kerusakan organ dalam dibandingkan apabila melewati badan.
10
2.1.10 Gelombang listrik
Gelombang litrik dibagi menjadi dua kategori yaitu gel
ombang listrik searah
atau
dirrect
current
(DC)
dan kelombang listrik dengan arah bolak-balik
Alternating current
(AC). Arah arus gelombang searah selalu mengalir dalam
satu
arah, sedangkan arah arus gelombang bolak-balik selalu berba
lik setiap setengah
putaran. Arus AC menimbulkan fatalitas lebih tinggi dari pada a
rus DC
8,24
.
Arus
listrik AC sebesar 50- 80 miliampre ( mA) dapat menimbulkan kema
tian dalam
hitungan detik, sedangkan arus DC sebesar 200 mA tidak
membahaayak
an dalam
waktu yang sama.
12
2.2.
Mekanisme kerusakan sel otot akibat sengatan listrik
Mekanisme kerusakan sel otot jantung sama dengan mekanisme
kerusakan
pada otot otot ogan yang lain. Apabila tubuh bersentuhan dengan
permukaan
yang memiliki arus listrik dan secara bersamaan bersentuha
n dengan permukaan

30
lain yang memiliki potensial yang berbeda (atau biasa diseb
ut
ground
) maka arus
listrik akan mengalir melewati tubuh dari tempat kontak yan
g satu ke tempat
kontak yang lain, keadaan ini akan semakin meningkat sesuai denga
n peningkatan
perbedaan voltase kedua permukaan tersebut.
10
Jaringan tubuh memiliki sensitivitas yang berbeda-beda
terhadap arus listrik.
Sel-sel yang menggunakan sinyal bioelektrik dalam menjalan
kan aktivitasnya
seperti neuron, sel otot rangka, dan otot jantung merupakan sel
yang paling rentan
dibandingkan dengan tulang dan otot karena dapat dirangsang denga
n arus
listrik.
10
Kerusakan sel akibat sengatan listrik berbeda dengan
kerusakan sel akibat
trauma panas. Kerusakan jaringan pada trauma panas terjadi
akibat denaturasi dan
koagulasi protein, sedangkan kerusakan sel akibat sengatan li
strik dapat
disebabkan oleh beberapa macam mekanisme yaitu :
2.2.1. Elektroporasi
Lapisan lemak membran sel mudah dipengaruhi oleh l
istrik karena lemak
membran memiliki kutub bermuatan listrik. Energi listrik mem
pengaruhi
potensial membran istirahat menyebabkan peningkatan permiabilita
s membran sel
sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam sel, perubahan bentuk
permukaan

membran sel. Lapisan lemak membran yang pada awalnya berupa


lubang
hidrophobik berubah menjadi hidrophilik sehingga terbentuk lu
bang-lubang
pada membran sel. Proses tersebut dikenal sebagai proses
elektroporasi.
31
Elekroporasi terjadi karena energi listrik yang berasal da
ri luar sel melebihi
elastisitas membran sel. Elektroporasi terjadi bila tubuh
dialiri oleh listrik
bertegangan tinggi atau arus listrik lebih dari 200 mA. Elekropo
rasi merupakan
mekanisme penting kerusakan jaringan akibat sengatan listrik B
erdasarkan
reversibilitasnya elektroporasi dibagi menjadi elektropor
asi reversibel dan
irreversibel . Elektroporasi reversibel terjadi bila sel
terpapar arus listrik 200-500
mA selama kurang dari 100 mikrodetik. Elektroporasi reversibel
sering digunakan
untuk transfer pengobatan dan transfer DNA melalui membran
sel. Elektroporasi
irreversibel terjadi bila terpapar arus listrik sebasar 200
-500mA selama lebih dari
100 mikrodetik. Kerusakan yang terjadi akibat sengatan listri
k akan dijalarkan
kemembran sel sekitarnya. Melalui proses elektroporasi i
ni, dapat terjadi kematian
sel tanpa adanya pemanasan sel yang signifikan, sebagai ak
ibat terganggunya
keadaan elektrolit sel.
12,30,31
Gambar 1. tipe lubang pada lipid membran (A)Lubang hidrophobik
(B) lubang hidrophilik
30
2.2.2 Denaturasi Protein

Adanya lapisan lipid pada membran sel menyebabkan arus


listrik yang
melewati membran akan tertahan .Energi listrik yang masuk
akan diubah menjadi
energi panas menyebabkan denaturasi, koagulasi protein dan n
ekrosis koagulasi.
32
Kerusakan tipe ini banyak terjadi pada paparan arus dengan vo
ltase tinggi dan
hampir tidak terjadi pada voltase rendah. Jenis lesi yang pa
ling parah terjadi pada
kasus dimana objek merupakan bagian dari lengkung elektrik (
electric arc
). yaitu
suatu percikan arus listrik yang timbul diantara dua permukaan o
bjek yang tidak
bersentuhan memiliki beda potensial yang sangat besar,
biasanya pada sumber
arus tegangan tinggi dengan
ground
. Karena besarnya perbedaan potensial ini,
dapat timbul panas sampai temperatur 2500C. Panas ini dapat meni
mbulkan luka
bakar yang sangat pada titik kontak dengan kulit.
9,12,32,33
2.2.3 Hiperkontraksi serabut otot
Energi listrik bervoltase rendah juga dapat menyebab
kan terjadinya tetani pada
otot. Aliran listrik yang terus menerus merangsang
volatge-gate chanel membran
sel
sehingga terjadi hiperpolarisasi.
34
Tetani ini lebih banyak terjadi pada arus
listrik bolak-balik dengan frekuensi rendah antara 15-150 Hz dima
na pada
frekuensi ini otot dirangsang untuk berkontransi sebanyak 40-

110 kali perdetik.


12
Adanya tetani dapat dapat dilihat secara mikroskopis berupa gambara
n ruptur
serat otot, perdarahan sekitar sel. Selain itu akibat pemada
tan pita Z akan terjadi
kerusakan sarkolema yang menyebabkan perubahan permiabilitas
membran sel
dan berakibat terganggunya elektrolit dalam sel.
9,12,32,33
Mekanisme molekuler kontraksi dan relaksasi otot fisio
logis adalah sebagai
berikut :
33
1. Kontraksi otot dimulai dari pelepasan neurotransmite
r asetilkolin oleh
ujung syaraf. Selanjutnya asetilkolin ditangkap oleh reseptor
asetilkolin
pada sarkolema otot akibatnya timbul potensial aksi sepanjang sa
rkolema
hingga ke tubulus. Akibatnya ion kalsium akan dilepaskan dari r
etikulum
endoplasma. Ion kalsium akan berikatan dengan troponin sehingga
mengubah formasi troponin dan tropomiosin dan menyebabkan ba
gian
aktif filamen aktin terbuka.
2. Terbukanya bagian aktif filamen aktin menyebabkan
bagian tersebut
berikatan dengan jembatan penyeberangan filamen miosin. Ikata
n antara
kepala jembatan penyeberangan dengan bagian akfim filamen
aktin
menyebabkan kedudukan kepala berubah menjadi miring kearah
lengan
jembatan penyeberangan Kedudukan ini memberikan
power stroke
untuk

menarik filamen aktin .


Power stroke
diaktifkan oleh energi yang disimpan
oleh perubahan bentuk pada kepala bila molekul ATP telah dipe
cah
sebelumnya.
3. Sekali jembatan penyeberangan miring , menyebabkan pel
epasan ADP dan
Pi yang sebelumnya melekat pada kepala. Pada tempat pelepas
an ADP
terikat molekul ATP yang baru. Ikatan ini menyebabkan terlepa
snya
kepala dari aktin.
4. Setelah kepala terlepas dari aktin sebuah molekul
ATP yang baru dipecah
untuk memulai siklus baru yang menimbulkan
power stroke
, energi sekali
lagi mengokang agar kepala kembali ke kedudukan tegak lurusnya
dan
siap untuk memulai siklus
power stroke
yang baru.
35,36
34
Gambar 2.
Mekanisme berjalan-jalan aktin-miosin dalam kontraksi
otot.
Dikutip dari Guyton dan Hall
35
6. Pergeseran aktin-miosin selama kontraksi-relaks
asi otot akan menyebabkan
perubahan pada lebar lempeng Z yang satu dengan lempeng Z sebel
ahnya.
Kekuatan mekanis yang menyebabkan pergeseran aktin miosin ter
sebut
dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filamen

miosin
dengan filamen aktin. Dalam keadaan istirahat, kekuatan ter
sebut
dihambat.
35,36
Gambaran tetani pada jaringan otot secara mikroskopis
adalah serabut otot
yang tampak bergelombang (hiperkontraksi), serabut otot terputus
/ruptur, dan
keluarnya eritrosit dari pembuluh darah (hiperemi). Penel
itian dari Kilic S, sozuer
EM, Deniz K, Saraymen R, Avsarogullari L, Ozkan S membukt
ikan bahwa dalam
waktu 5 detik paparan listrik secara kontak langsung, semakin t
inggi tegangan
listrik yang diberikan maka semakin berat gambaran mikroskopis
(hiperemi,
nekrosis, ruptur).
37
Syok listrik mengakibatkan kontraksi otot yang sangat kuat
sehingga menimbulkan perdarahan serabut otot (Leibovici et al.
1995; Karger et
al. 2002).
12
35
Gambar 3.
Hiperkontraksi (
wave-like arrangement
) serat otot korban petir
Dikutip dari Janssen W
3
2.3. Nekrosis
Sengatan listrik dapat menyebabkan nekrosis sel ot
ot melalui mekanisme
elektroporasi, hiperkontraksi serat otot dan denaturasi protein a
kibat panas
(joule

heatin)
. Kontraksi otot yang bersifat tetani akan menyebabkan kerusak
an
sarkolema otot berakibat materi-materi intraseluler
keluar dari intrasel seperti
mioglobin, enzim kreatin kinase, dll. Iskemia, obat-obat
an (alkohol, opiat, kokain,
ampetamin, neuroleptik, ekstasi, trisiklik andidepresan),
infeksi virus dan
bakterial, toksin( toksin ular, serangga), polimiositis, m
iopati, hiper/hipotermia.
Dapat juga menyebabkan kerusakan sarkolema otot.
12,13,30,38
Cedera pada
membran sel menyebabkan membran sel tidak mampu memompa ion
n
atrium
yang cukup, sehingga kenaikan konsentrasi natrium dalam sel me
narik air masuk
ke dalam sel. Sel membengkak dan sitoplasma menjadi pucat.
Derajat yang ringan
dari pembengkakan intraseluler disebut bengkak keruh. Penambahan
yang lebih
lanjut dari cairan dan pembengkakan organel menyebabkan terjad
inya vakuola di
dalam sitoplasma. Pengaruh yang cukup hebat atau berlangsung
cukup lama
menyebabkan sel akan mencapai titik dimana sel tidak dapat l
agi dapat
36
mengkompensasi dan tidak dapat melangsungkan metabolisme. Ke
matian sel
atau jaringan pada organisme hidup disebut nekrosis, tidak terikat
oleh
penyebabnya.
37
Perubahan-perubahan lisis yang terjadi dalam jaringan

nekrotik dapat
melibatkan sitoplasma sel, namun inti yang paling jelas m
enunjukkan perubahan
perubahan kematian sel. Inti sel yang mati akan melisut, b
atasnya tidak teratur,
dan berwarna gelap dinamakan piknosis. Kemungkinan lain,
inti dapat hancur,
dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar d
i dalam sel.
Proses ini disebut karioreksis. Akhirnya, pada beberapa keada
an, inti sel yang
mati kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang begitu s
aja, proses
ini disebut kariolisis.
37
2.4. Konduksi Jantung
Energi listrik menyebabkan kerusakan langsung pada jarin
gan tubuh, sehingga
menyebabkan asistol, fibrilasi ventrikel, atau apneu.Seper
ti diketahui bahwa
penyebab terbesar kematian karena sengatan listrik dilaporka
n karena
terpengaruhnya kerja jantung. Sengatan listrik mengganggu sistem k
elistrikan
jantung dan merusak otot jantung.
7,8,28
Jantung pada keadaan normal memiliki
sistem kelistrikan yang searah dari nodus sinus (pacemaker)
menuju serat purkinje
untuk kemudian menyebar ke seluruh otot jantung yang berfungsi unt
uk
mengkontraksikan jantung guna memompa darah ke seluruh tubuh
supa
ya
kebutuhan nutrisi terpenuhi untuk metabolisme sel-sel tubuh.
35

2. Luka bakar derajat II-Kerusakan meliputi


epidermis dan sebagian dermis, berupa
r e a k s i inflamasi disertai proses eksudasi- D i j u m p a i
b u l l a -Ny eri karena ujung-ujung sara f sensorik
teriritasi-Dasar luka berwarna me rah atau pucat sering
terletak lebih tinggi di atas kulit normal.- D i b e d a k a n
m e n j a d i d u a : a.Derajat dua A (Superficial)Kerusakan mengenai bagian superfic ial dari dermis. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
k e r i n g a t dan kelenjar sebasea masih utuh.- P e n y e m b u h a n
s e c a r a s p o n t a n d a l a m 1 0 - 1 4 h a r i . b.Derajat dua B (Deep)Kerusakan hampir seluruh bagian dermis-Organorgan kulit seperti folikel rambut, kelenjar
k e r i n g a t , kelenjar sebasea masih ada.- P e n y e m b u h a n t e r j a d i
l e b i h l a m a , t e r g a n t u n g d a r i b i j i e p i t e l yang tersisa.
(biasanya lebih satu bulan)3 . L u k a B a k a r D e r a j a t I I I Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih
dalam.- O r g a n - o r g a n k u l i t s e p e r t i f o l i k e l r a m b u t ,
k e l e n j a r k e r i n g a t , k e l e n j a r sebasea rusak.- T i d a k
dijumpai bulla
-Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat
k a r e n a k e r i n g l e t a k n y a lebih rendah dibanding kulit sekitar.Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis.Peny embuhan luka terjadi la ma karena tidak ada proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.-Ny eri (-), dan hilang
sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik rusak. Luka
listrik karena tegangan tinggi ataupun karena petir biasanya
menyebabkanluka bakar karena suhu yang mencapai 5000C, dan
luka bakarnya biasanya cukup berat.Petir juga dapat menyebabkan
henti jantung secara tiba-tiba yang menyebabkan asistolik atau henti
napas. Depolarisasi pada jantung menyebabkan asistolik.
Depolarisasi otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran,
amnesia, dan koma. Luka listrik juga dapatmenyebabkan

disritmia jantung. Kematian mendadak juga bisa diakibat arus listrik


bolak balik bertegangan tinggi karena terjadinya fibrilasi ventrikel.
Fibrilasi ventrikel 3 kalilebih sering terjadi pada aliran yang melewati
tangan ke tangan.
(7,9,11)
(a) (b)Gambar (a) Luka listrik pada telapak tangan
4
Gambar (b) luka lustrik pada daerah dada
9

Kematian akibat petir dapat terjadi karena efek arus listrik,


efek panas dan efek ledakan gas panas yang timbul. Secara
makroskopik akan ditemukan
aborescent mark
(kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi
(perpindahan metal dari bendayang dipakai ke dalam kulit,
magnetisasi ( benda metal yang dipakai berubah
menjadimagnet). Pakaian sering terbakar dan compang camping
akibat efek ledakan panas (
blast effect)
(8)
(c) (d)Gambar (c) Luka bakar listrik dengan tepi yang
meninggi Gambar (d) Luka akibat petir, gambar seperti percabangan ,
aborescent markings
Pada pemeriksaan otopsi, dikarenakan tidak ada
penemuan khusus pada luka listrik, sehingga tidak jarang
penyebab kematian tidak jelas.
(11,12)
Pada pemeriksaan luar pemeriksa mencari
electric mark
.
Electric mark
adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana listrik
masuk ke dalam tubuh.
Electric mark

berbentuk bundar atauo v a l d e n g a n b a g i a n y a n g d a t a r


dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit
yangmenimbul. Bagian tersebut biasanya pucat dan
k u l i t d i l u a r e l e k t r i k m a r k a k a n menunjukkan
hiperemis. Bentuk dan ukuranny a te rgantung dari benda
yang berarus lisrtrik yang mengenai tubuh.
(6)
Namun demikian, pada kasus terkenanya arus listrik pada bak mandi
misalnya, tidak ditemukan
electric mark
.
(11, 12)

(e) (f)Gambar (e) luka listrik yang menembus sepatu disekitar sol
karet. Pada tegangan tinggi (7600V)
4
Gambar (f) memperlihatkan luka listrik, pada tegangan 120 votl, lutut
4
Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara
tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama,
dengan demikian bagian tengah yangdangkal dan pucat pada
electric mark
dapat menjadi hitam hangus terbakar. Exogenous burn, dapat
terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan
tegangantinggi, yang memang sudah mengandung panas; misalnya
pada tegangan di atas 330 volt.Tubuh korban hangus terbakar
dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarangdisertai
patahnya tulang-tulang. Selain itu pemeriksa harus mencari
adanya gelembung berisi cairan seperti kulit yang seolah tersentuh
api listrik ; kulit yang hangus, jaringanotot yang ikut hangus, tulang
yang ikut meleleh dan membentuk butir kalium fosfat; dankawat yang
menguap dan berkondensasi di kulit.
(6)

Penyebab kematian pada trauma listrik berupa fibrilasi ventrikel, dan


kelumpuhanotot dan pusat pernapasan.
(6,13)
Pada kematian akibat fibrilasi ventrikel, dalam autopsi akan
ditemukan dilatasidari bilik jantung , kadang-kadang dengan peteki
dibawah perikardium dan endokardiumventrikel, ada kongesti dari
vena aferent dan pulmonal sianosis.
(6)

TERAPI
Terlebih dahulu, sebelum penderita ditangani, arus listrik harus
diputus. Harusdiingat bahwa penderita mengandung muatan
listrik bila masih berhubungan dengansumber arus. Kemudian,
kalau perlu, dilakukan resusitasi jantung dengan masase jantungdan
napas buatan mulut ke mulut. Cairan parenteral harus
diberikan. Kadang luka bakar di kulit luar tampak ringan,
tetapi kerusakan jaringan yang lebih bany ak dari
yangdiperkirakan sebab sering kerusakan jauh lebih luas
dari pada yang disangka. Kalau banyak terjadi kerusakan otot ,
urin akan berwarna gelap oleh mioglobin, penderita ini perlu diberi
manitol dengan dosis awal 25 gr disusul dosis rumat 12,5 gr/jam.
Kalau perlumanitol diberikan sampai enam kali, untuk
memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegahgagal ginjal. Bila ada
udem otak dapat diberikan diuretik dan kortikosteroid.
(1)
Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan
jaringan mati secara bertahap karena tidak semua jaringan mati
jelas tampak pada hari pertama. Bila luka padaekste rmitas,
mungkin perlu fisiotomi pada hari perta ma untuk
mencegah sindrom kompartemen. Selanjutnya dilakukan
rekonstruksi kulit.
(1)
ASPEK MEDIKOLEGAL
Didalam melakukan pemeriksaan terha

13
Gambar 6

exogenous burn
B. Pemeriksaan DalamPada autopsi biasanya tidak ditemukan
kelainan yang khas. Padaotak didapatkan perdarahan kecilkecil dan terutama paling banyak adalah pada daerah ventrikel
III dan IV. Organ jantung akan terjadifibrilasi bila dilalui
aliran listrik . Pada paru didapatkan edema dankongesti. Pada
korban yang terkena listrik tegangan tinggi,
Custermenemukan pada puncak lobus salah satu paru
terbakar, jugaditemukan pneumothorak, hal ini mungkin
sekali disebabkan olehaliran listrik yang melalui paru kanan.
Organ viscera menunjukkankongesti yang merata. Petekie
atau perdarahan mukosa gastrointestinal ditemukan pada 1
dari 100 kasus fatal akibat listrik.
1,3
Pada hati ditemukan lesi yang tidak khas, sedangkan pada
tulang,karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar,
maka jika adaaliran listrik akan terjadi panas sehingga tulang
meleleh danterbentuklah butiran-butiran kalsium fosfat yang
menyerupai mutiaraatau
pearl like bodies
.
3,4
Otot korban putus akibat perubahan hialin.Perikard, pleura,
dan konjungtiva korban terdapat bintik-bintik pendarahan.
Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalaminekrosis
d

Anda mungkin juga menyukai