Anda di halaman 1dari 30

PENJAHITAN LASERASI

Disusun oleh
Erika irawanie
Nur aini
Risma pertiwi

Luka perineum

Laserasi perineum adalah perlukaan yang


terjadi pada saat persalinan di bagian
perineum (Mochtar, 2002).

Tujuan penjahitan robekan perineum


adalah untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh dan mencegah kehilangan darah
yang tidak perlu. Penjahitan dilakukan
dengan cara jelujur menggunakan benang
catgut kromik

Bentuk Luka Perineum

Ruptur
Ruptur adalah luka pada perineum yang
diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala
janin atau bahu pada saat proses
persalinan.

Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah
pada perineum untuk memperbesar muara
vagina yang dilakukan tepat sebelum
keluarnya kepala bayi. Episiotomi, suatu
tindakan yang disengaja pada perineum
dan vagina yang sedang dalam keadaan
meregang.

Etiologi
Penyebab Maternal
1) Partus precipitatus yang tidak
dikendalikan dan tidak ditolong,
2) Pasien tidak mampu berhenti mengejan,
3) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa
dengan dorongan fundus yang berlebihan,
4) Edema dan kerapuhan pada perineum.

Faktor Janin
1) Bayi besar,
2) Posisi kepala yang abnormal,
3) Kelahiran bokong,
4) Ekstraksi forsep yang sukar
5) Distosia bahu.3.

Klasifikasi laserasi perineum

Robekan derajat 1
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat
dibawahnya. Umumnya robekan tingkat 1 dapat
sembuh sendiri penjahitan tidak diperlukan jika
tidak perdarahan dan menyatu dengan baik.

Robekan derajat 2
Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot
perineum. Perbaikan luka dilakukan setelah diberi
anestesi lokal kemudian otot-otot diafragma
urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan
jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit
perineum ditutupi dengan mengikut sertakan
jaringan - jaringan dibawahnya

Robekan derajat 3
Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot
perineum dan otot spingterani eksternal. Pada
robekan partialis denyut ketiga yang robek
hanyalah spingter.
Robekan derajat 4
Pada robekan yang total spingter recti terpotong
dan laserasi meluas sehingga dinding anterior
rektum dengan jarak yang bervariasi

Risiko Robekan Jalan


Lahir

Risiko yang ditimbulkan karena robekan


jalan lahir adalah perdarahan yang dapat
menjalar ke segmen bawah uterus
(Mochtar, 2005).
Risiko lain yang dapat terjadi karena
robekan jalan lahir dan perdarahan yang
hebat adalah ibu tidak berdaya, lemah,
tekanan darah turun, anemia dan berat
badan turun.

Tindakan Yang
Dilakukan
a. Memasang kateter ke dalam kandung kencing
untuk mencegah trauma terhadap uretra saat
penjahitan robekan jalan lahir.
b. Memperbaiki robekan jalan lahir.
c. Jika perdarahan tidak berhenti, tekan luka dengan
kasa secara kuat kira-kira selama beberapa
menit. Jika perdarahan masih berlangsung,
tambahkan satu atau lebih jahitan untuk
menghentikan perdarahan.
d. Jika perdarahan sudah berhenti, dan ibu merasa
nyaman dapat diberikan makanan

Penanganan Robekan Jalan


Lahir

Untuk mencegah luka yang robek dan pinggir luka


yang tidak rata dan kurang bersih pada beberapa
keadaan dilakukan episotomi.
Bila dijumpai robekan perineum dilakukan
penjahitan luka dengan baik lapis demi lapis,
dengan memperhatikan jangan ada robekan yang
terbuka ke arah vagina yang biasanya dapat
dimasuki oleh bekuan darah yang akan
menyebabkan luka lama sembuh.
Dengan memberikan antibiotik yang cukup
(Mochtar, 2005)

Komplikasi

Risiko komplikasi yang mungkin terjadi jika


rupture perineum tidak segera diatasi, yaitu :
Perdarahan
Seorang wanita dapat meninggal karena
perdarahan pasca persalinan dalam waktu satu
jam setelah melahirkan
Fistula
Fistula dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya
karena perlukaan pada vagina menembus
kandung kencing atau rectum.

Hematoma
Hematoma dapat terjadi akibat trauma partus
pada persalinan karena adanya penekanan kepala
janin serta tindakan persalinan yang ditandai
dengan rasa nyeri pada perineum dan vulva
berwarna biru dan merah
Infeksi
Infeksi pada masa nifas adalah peradangan di
sekitar alat genetalia pada kala nifas

Perawatan Perineum

Menjaga kebersihan pada masa nifas untuk


menghindari infeksi,baik pada luka jahitan atau
kulit (Anggraeni, 2010) :
Kebersihan alat genetalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi
agak bengkak/memar dan mungkin ada luka
jahitan bekas robekan atau episiotomi.
Cuci tangan dan sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan daerah
genetalia

Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin


dengan cara membersihkan daerah disekitar
vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
baru kemudian membersihkan daerah sekitar
anus.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau
kain pembalut setidaknya dua kali sehari .
Jika mempunyai luka episiotomi , hindari untuk
menyentuh daerah luka.

Perawatan Luka Perineum


Menurut APN

Perawatan luka perineum menurut APN adalah


sebagai berikut :
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
b. Menghindari pemberian obat trandisional.
c. Menghindari pemakaian air panas untuk
berendam.
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan
sabun 3 4 x sehari.

Kriteria penilaian luka

Baik,
Jika luka kering,perineum menutup dan tidak ada
tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri,
fungsioleosa),
Sedang,
Jika luka basah, perineum menutup, tidak ada
tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas,
nyeri,fungsioleosa)
Buruk,
Jika luka basah, perineum menutup/membuuka
dan ada tanda-tanda infeksi merah,bengkak,
panas, nyeri, fungsioleosa) (Masadah, 2010).

Benang dan Teknik Penjahitan


1) Kemampuan untuk diserap
Dapat diserap
Tidak dapat diserap
2) Ukuran benang
Ukuran benang jahit dinyatakan dengan angka,
yang paling umum digunakan adalah ukuran 5.0
sampai 1. Semakin besar angka di depan 0 berarti
benang tersebut semakin kecil, misalnya benang
4.0 lebih kecil dari benang 2.0.

3) Bentuk benang
Berpilin
Contoh benang berpilin adalah benang catgut,
keunggulannya adalah bila disimpul maka simpul
cenderung tetap berada di tempatnya, tidak
mudah bergeser dan tidak mudah lepas.
Beranyam (braided)
Contoh benang beranyam adalah polyglactin 910,
keunggulan yaitu anyamannya lebih kuat
dibandingkan benang berpilin sehingga tidak
mudah terurai

Filamen tunggal
Contoh benang filamen tunggal adalah
polypropylene, keuntungannya mudah menembus
jaringan, kemungkinan infeksi lebih kecil, dan
sedikit sekali menimbulkan trauma karena
penampangnya bulat dan licin. Kekurangannya
bila disimpul akan mudah bergeser dan mudah
lepas, sehingga bila banyak menyimpul benang
jenis tersebut harus cukup banyak agar tidak
mudah lepas.

4) Sumber bahan benang


Alami/ Natural
Bahan alami yang masih dipakai adalah silk/
sutera dan catgut
Sintetik
Sebagian besar benang yang beredar saat ini
berasal dari bahan sintetik dengan bermacam
jenis, bahan-bahan ini bervariasi dalam
kekuatannya, kemudahan untuk disimpul, proses
penyerapan, dan berbagai fitur lainnya

Teknik menjahit luka


1) Jahitan jelujur (continuous suture), disebut juga
jahitan terus menerus (running stitch) dibagi
menjadi beberapa macam.:
Jahitan jelujur sederhana (continuous simple
suture) Jahitan dibuat
menembus kulit dan keluar dari tepi luka
bersamaan .
Jahitan jelujur interloking (running locked suture).
Benang dilingkarkan
pada setiap jahitan, simpul dilakukan pada akhir
jahitan. 40

Jahitan jelujur subkutikular (running subcuticular


stitch) , disebut juga
jahitan kutikular dalam, karena yang dijahit
adalah dermis dari sebelah
dalam bukan subkutikular yang berarti menjahit
lemak (continuous
dermal suture).

2) Jahitan terputus (interrupted suture), dibagi


dalam beberapa macam:
Jahitan terputus sederhana (simple interrupted
suture).
Jahitan iniadalah bentuk jahitan paling sederhana
dan paling sering digunakan, menembus kulit dan
simpul diposisikan pada satu sisi.

Jahitan terputus matras vertikal (interrupted


vertical mattress).
Jarum keluar dari kulit, kemudian ditusukkan
kembali ke kulit pada bidang vertikal yang sejajar
dengan jahitan pertama.
Jahitan terputus matras horizontal ( interrupted
horizontal mattress).
Jahitan terdiri dari dua jahitan satu-satu yang
paralel disimpul menjadi satu .

3) Jahitan dermal dalam


Untuk mencegah terjadinya tegangan pada luka
diperlukan sebuah jahitan pada dermis yang
disebut jahitan dermal dalam. Jahitan ini
dilakukan di bawah lapisan kulit, dapat dilakukan
dengan penjahitan jelujur atau terputus.

Teknik Penjahitan Laserasi


Perineum

Teknik penjahitan jelujur subkutikular


Jahitan jelujur disebut sebagai jahitan terusmenerus (running stitches). Jahitan jelujur
merupakan serangkaian jahitan dengan
menggunakan satu helai 48 benang. Jahitan
subkutikular memberikan hasil kosmetik yang
lebih unggul karena berada di dalam luka.
Sebagai sebuah cara yang sangat baik untuk
menutup luka pada kulit agar bekasnya samar
atau tidak terlihat, mengurangi iskemi dan
tekanan pada jaringan.

Teknik penjahitan terputus


Teknik penjahitan jelujur disarankan karena cepat
dan menghemat bahan benang yang digunakan.
Penjahitan terputus dapat digunakan pada luka
yang terinfeksi, karena perjalanan
mikroorganisme dapat dikurangi dengan jahitan
terputus. Kekurangan jahitan terputus termasuk
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
penempatan dan risiko yang lebih besar dari
bekas penjahitan (seperti rel kereta api) di garis
jahitan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai