Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KINERJA ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI


KOTA SEMARANG
MELALUI PENDEKATAN FISHBONE
Wahyu Intan Nurmalitasari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
2015
ABSTRACT
Semarang city has a high growth rate population. The growth and development in
Semarang city affected by many aspect of life, so that many threat and problems
that faced often by the peoples of Semarang city, one of them is about public
welfare in a industry or company, many workers who feels gets less attention and
didnt get protection than usually. In doing development performance at public
welfare aspect, vision and result from development implementation for certain
period focused in peoples wealth condition that include wealth and economic
equality, social welfare, and culture & sports. This development performance in
publics welfare, has important problem that always there in surrounding of
Semarang City Employment and Transmigration Service, one of them is the
worker welfare that still low and still far from the expectation. In the presence of
that problem, writers, will analyze this problem using Fishbone analysis and
decide how to solve that problem.
Keyword (developing performance, public welfare, the reason of didnt optimal
performance analysis)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Semarang memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup pesat pada
setiap tahunnya. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang
dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan. Permasalahan yang terjadi pada
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Semarang merupakan
permasalahan yang tidak akan pernah tuntas. Permasalahan yang dihadapi
salah satunya yaitu masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja yang
masih jauh dari harapan. Penanganan permasalahan inipun tidak akan mampu
diselesaikan secara sektoral maupun regional, tetapi harus dilakukan secara
serentak serta bersifat terus menerus, mengingat pertumbuhan penduduk yang
merupakan generasi angkatan kerja baru selalu muncul dan tidak akan pernah
berhenti. Terlambat dalam mempersiapkan penanganan dapat berakibat fatal
bagi upaya pembangunan terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat Kota
Semarang.

Kesejahteraan masyarakat merupakan harapan seluruh masyarakat,


keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat
memprihatinkan. Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan
kesejahteraan yang layak untuk keberlangsungan hidupnya menjadi salah satu
bahasan utama. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan yang tidak
merata, dan kepadatan penduduk di masing-masing daerah menjadi salah satu
contoh penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia. Rendahnya Sumber
Daya Manusia, masih belum bisa mengembangkan potensinya terhadap SDA
yang ada, sehingga SDA yang kita punya belum dapat diolah sendiri.
Pembangunan yang dilaksanakan di daerah ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan taraf hidup masyarakat. Hal ini
sesuai dengan tujuan negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kesejahteraan umum atau rakyat dapat ditingkatkan kalau kemiskinan dapat
dikurangi, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau
umum dapat dilakukan melalui upaya penanggulangan kemiskinan.
Kinerja pembangunan di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Kota Semarang pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran
dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap
kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Kinerja
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Semarang selama periode tahun
2005-2009 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi,
PDRB per kapita, dan angka kriminalitas yang tertangani. Pembangunan pada
fokus kejahteraan sosial meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata
lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan,
angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan
hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang
bekerja. Sedangkan pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi
indikator jumlah grup kesenian dan gedung olahraga.
Pada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dibutuhkan sumber
daya manusia yang ahli dalam bidang teknis. Dinas ketenagakerjaan dan
Transmigrasi Kota Semarang harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan
untuk kesejahteraan masyarakat yang di berikan kepada masyarakat secara
keseluruhan dan bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait yang dapat
membantu dalam proses pencapaian tujuan yang telah di canangkan
sebelumnya. Mengadakan berbagai kegiatan yang memberikan dampak
positif yang dapat di ambil oleh masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi yang


seharusnya dapat dimanfaatkan pemerintah dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat dan juga menjadi sumber informasi bagi Dinas
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dalam memperoleh masukan, kritikan, dan
saran dari masyarakat. Maka dari itu penulis akan melakukan analisis
mengenai permasalahan yang ada di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Semarang pada aspek kesejahteraan masyarakat menggunakan alat analisis
Fishbone
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan diatas, penulis mencoba membuat sebuah
rumusan masalah tunggal yaitu Bagaimana cara meningkatkan rendahnya
kesejahteraan masyarakat Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi yang
masih jauh dari harapan dan pelaksanaan pembangunan kurang Optimalnya
Kinerja Kota Semarang dengan menggunakan pendekatan Fishbone?
C. Kajian Teori
FISHBONE
Konsep dan Pengertian Fishbone
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode/tool di
dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan
diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang
ilmuwan jepang pada tahun 60-an, bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan
kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas
Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode
tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang
menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang
berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke
kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari
sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat
dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebabsebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause
and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan
hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses
statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan
faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect
(Sebab dan Akibat) ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi
dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian
penting perusahaan. Masalah-masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Jadi

ditemukannya diagram Fishbone ini untuk memberikan kemudahan dan


menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi
perusahaan.
Tujuan diagram Fishbone
Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Fishbone Diagrams
(Diagram Tulang Ikan) adalah diagram sebabakibat yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan
menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi penyebab
masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk
menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan
semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini.
Fishbone Diagram adalah alat analisis yang menyediakan cara
sistematis melihat efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusi
terhadap efek tersebut. Karena fungsi diagram Fishbone, dapat disebut
sebagai diagram sebab-akibat (Watson, 2004). Fungsi dasar diagram tulang
ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebabpenyebab
yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya. Sering dijumpai orang mengatakan penyebab yang mungkin
dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa
adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan
memberikan hasil yang diinginkan.
Manfaat diagram Fishbone
Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberi banyak sekali
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang
menjadi perhatian penting perusahaan, masalah-masalah klasik yang dapat
diselesaikan di industri antara lain:
a Keterlambatan proses produksi.
b Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.
c Mesin produksi yang sering mengalami masalah.
d Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencana
produksi.
e Produktivitas yang tidak mencapai target.
Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan berikut:
a Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah.
b Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
c Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
d Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.
e Membuat issue secara lengkap dan rapi.
Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan
adalah membantu menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik
kualitas menggunakan pendekatan terstruktur, mendorong partisipasi

kelompok dan memanfaatkan pengetahuan kelompok proses, serta


mengidentifikasi area dimana data harus dikumpulkan untuk studi lebih lanjut
(Balanced Scorecard Institute, 2009).
Langkah-Langkah Penerapan Fishbone
1) Menyiapkan sesi analisa tulang ikan.
2) Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
4) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6) Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.
Kelebihan dan Kekurangan dari Fishbone
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang
terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan
saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedangkan
kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan didesain
membatasi kemampuan tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan
masalah yang mengunakan metode level why yang dalam, kecuali bila
kertas yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab
yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.
PEMBAHASAN
A. Masalah
Sumber Daya Manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital, karena
peran dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya.
Sumber Daya Manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi
terhadap visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi dimana dia berada di
dalamnya. Peranan sumber daya manusia dalam berorganisasi sangatlah
penting karena sumber daya manusia ini sebagai pengelola system. Sumber
daya manusia yang berkompeten dalam ahlinya sangat diperlukan di dalam
sebuah organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam rangka pembangunan nasional sangat memerlukan
sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya agar mampu
bersaing dengan baik.
Dalam rangka pemenuhan tugas-tugas serta menjalankan fungsinya
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi harus mempunyai sumber daya
manusia yang berkompeten di bidang teknis. Sumber daya manusia tersebut
mempunyai peran sangat penting untuk menyelenggarakan pelayanan yang
baik untuk masyarakat. Kompetensi tersebut dapat dilihat dalam perspektif
keahlian yang dimiliki.

Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Ketenagakerjaan dan


Transmigrasi Kota Semarang jumlahnya sudah cukup memenuhi namun
berbicara dari segi kualitas sangatlah kurang, karena masih adanya
kesejahteraan yang rendah yang jauh dari harapan kita semua. Namun jika
dilihat dari kualitas sumber daya yang ada, masih dirasakan perlunya
peningkatan kompetensi teknis tertentu. Hal ini dapat dilihat dari jenis tugas
dan jumlah pelayanan yang harus diselenggarakan membutuhkan keahlian
dan ketrampilan khusus tersebut belum sebanding dengan jumlah sumber
daya manusia yang berkompeten.
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama
periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan
olahraga. Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Semarang
selama periode tahun 2005-2009 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan
PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, dan angka kriminalitas yang tertangani.
Pembangunan pada fokus kejahteraan sosial meliputi indikator angka melek
huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan
yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi,
angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan
rasio penduduk yang bekerja. Sedangkan pembangunan pada fokus seni dan
budaya meliputi indikator jumlah grup kesenian dan gedung olahraga.
Pembangunan di bidang kesejahteraan masyarakat diarahkan pada
penanggulanagan pengangguran dan perluasan kesempatan kerja serta
peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon transmigran, sehingga lebih
berkompeten, produktif, mandiri dan berdaya saing tinggi dalam rangka
menghadapi globalisasi yang pada akhirnya dapat mengeyam kesejahteraan
dan terlindungi hak-haknya, serta terwujudnya hubungan industrial yang
harmonis, manusiawi dan berkeadilan.
Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sasarannya adalah terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan,
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua
masyarakat, tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan,
serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa keberhasilan
pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf
(AMH), Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. AMH
adalah persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin. AMH tahun 2005 sebesar 95,10 %, tahun 2006 sebesar
95,85 %, tahun 2007 sebesar 95,54 %, tahun 2008 sebesar 99,30 % dan

sampai dengan tahun 2009 angka melek huruf sebesar 99,47 %. Angka
pendidikan yang ditamatkan pada seluruh jenjang pendidikan baik SD, SLTP
dan SLTA selama 5 tahun menunjukkan peningkatan dari 90,97% tahun 2005
menjadi 96,51%. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu
terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu. Pada tahun 2009 APK SD/MI mencapai 105,27%,
SMP/MTs 114,19%, sedangkan SMA/SMK/MA mencapai 116,96 %.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia
yang sama. Capaian APM SD/MI pada tahun 2009 sebesar 89,68 %,
SMP/MTs 79,01 %, SMA/SMK/MA sebesar 79,97 %. Capaian APK dan APM
pada masing-masing jenjang pendidikan telah berada di atas rata-rata
APK/APM Jawa Tengah kecuali untuk SD/MI. Belum optimalnya angka
capaian APK/APM disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan, walaupun
dukungan anggaran untuk pendidikan sudah melebihi 20 % dari total anggaran
APBD. Oleh karena itu diperlukan upaya pengalokasian anggaran pendidikan
yang tepat agar pendidikan menjadi murah namun tetap berkualitas. Hal
demikian dirasakan cukup menghambat kinerja Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi yang sangat membutuhkan pegawai-pegawai dengan latar
belakang pendidikan teknis khususnya untuk mengatasi tingginya angka
pencari kerja, rendahnya tingkat kualitas/ produktivitas pencari kerja, masih
adanya gejolak ketenagakerjaan pada hubungan industrial, masih rendahnya
tingkat kesejahteraan pekerja / buruh, masih adanya sebagian pekerja yang
belum mendapatkan hak normatif, adanya animo transmigrasi terdaftar yang
belum di berangkatkan dan penataan organisasi dan personil. Hal itu bertujuan
agar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat memenuhi
standar pelayanan yang ada dan timbul rasa kepuasan dalam diri masyarakat
serta tingkat kesejahteraan masyarakat terpenuhi sesuai dengan harapan.
B. Penanganan
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta berdasarkan arah
kebijakan yang ditetapkan, disusun program-program pembangunan.
Program-program yang tercantum dalam RPJMD ini merupakan program
pendukung langsung dalam pencapaian kinerja makro sedangkan program
yang tidak mendukung langsung akan dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah daerah Tahunan sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.
Untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat Kota Semarang
yang Berkualitas dapat melalui beberapa kegiatan yang dapat membantu
meningkatkan sumber daya manusia agar berkompeten pada bidangnya.

Program-program pembangunan pada pada urusan pendidikan yang


dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini.
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
c. Program Pendidikan Menengah.
d. Program Pendidikan Non Formal.
e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
Dengan melalui langkah-langkah diatas dapat membantu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
sehingga sumber daya manusia yang dimiliki berkompeten dalam bidangnya
serta kesejahteraan masyarakat dapat dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan oleh kita semua.

C. Gambaran Umum Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi


Analisis Permasalahan Rendahnya Kesejahteraan Masyarakat Dengan Alat
Fishbone. Berdasarkan analisis situasi hingga penggalian akar permasalahan
yang telah diungkapkan diatas, maka masalah yang akan dibahas pada
artikel
ini
adalah
analisa
penyebab kurang optimalnya kinerja
Disnakertrans Kota Semarang dalam meningkatkan rendahnya kesejahteraan
masyarakat.
Alat Pemecah Masalah
Fishbone
membantu memecahkan masalah-masalah yang menjadi hambatan
ahteraan dan Pemerataan
Ekonomi
MAN
di Disnakertrans dengan mencari aspek-aspek yang membuat masih
rendahnya kesejahteraan masyarakat Disnakertrans Kota Semarang. Aspekaspek tersebut penulis dapat dari hasil wawancara dan data dari rencana
startegi Disnakertrans Kota Semarang.

Belum Optimal tingkat Kesejahteraan Masyarakat Dinaskertrans


SDM
pertumbuhan PDRB
laju inflasi
Tenaga Profesional
Fokus Kesejahteraan angka
Sosialkriminalitas
Overlapping
Fokus Seni dan Budaya
PDRB per kapita
Pendidikan

Kepemilikan tanah
Angka Kriminalitas

Kesehatan
Kemiskinan
Kesempatan Kerja

Seni dan Budaya


Olah Raga

Penyebab Kurang Optimalnya kesejahteraan masyarakat Disnakertrans


Kota Semarang
Belum optimalnya tingkat kesejahteraan masyarakat Disnakertrans Kota
Semarang dikarenakan beberapa masalah yang terjadi di dalam organisasi
yang didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjabaran
dari fishbone:
Akar
Permasalaha
Hubungan Dengan Kinerja
n
Disperindagtamben
Hubungan
MAN
Seni dan
Budaya

Kurangya tenaga kerja Disnakertrans,


menjadikan kinerja SKPD tidak maksimal.
Kurangnya Tenaga profesional menjadi
masalah di SDM seperti pegawai yang
memiliki pengetahuan tentang TIK. Masih
kurangnya tenaga fungsional.

Kurangya tenaga
kerja
Disnakertrans
Kota Semarang
menjadikan
kinerja SKPD
tidak maksimal.

Fokus Seni dan Budaya


Susunan
organisasi

Kurangnya jumlah grup kesenian di Kota Kinerja grup


Semarang.
kesenian di Kota
Semarang belum
optimal
dikarenakan
tupoksi tersebut
masih kurang.

Olahraga

Jumlah klub olah raga selama 5 tahun Memberikan


(20052009)
tidak
mengalami dampak
penambahan atau tetap.
kesejahteraan
masyarakat tidak
mengalami

kemajuandalam
bidang olahraga.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Laju inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat
menggambarkan
kenaikan/penurunan
harga dari sekelompok barang dan jasa
yang berpengaruh terhadap kemampuan
daya beli masyarakat.
PDRB per
kapita

Besaran
laju
inflasi yang terjadi
lebih diakibatkan
pada permintaan
masyarakat akan
bahan kebutuhan
pokok.

Semarang
mengalami
Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB,
pertumbuhan yang
diikuti dengan kenaikan pendapatan per
positif. PDRB
kapita.
Perkapita atas
dasar harga

Fokus Kesejahteraan Sosial


Angka
kriminalitas

Ratio tindak kriminal selama lima (5) lima Memberikan rasa


tahun terakhir menunjukkan penurunan.
aman dikalangan
masyarakat.

Kesempatan
kerja

Diperlukan upaya
Penurunan ratio penduduk yang bekerja perluasan
lebih diakibatkan karena meningkatnya lapangan
kerja
angkatan kerja yang tidak seimbang sebagai
upaya
dengan pertumbuhan lapangan kerja.
mengatasi
pengangguran.
PENUTUP

A. Rekomendasi
Dari analisis menggunakan Fishbone di atas telah ditemukan prioritas
kekuatan pendorong dan penghambat terkait masalah rendahnya
kesejahteraan pada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Semarang
dengan mengalihkan kekuatan relatif penghambat/ pendorong, keterkaitan
dan kekuatan kemudahan penyelesaian/tingkat kendali. Prioritas kekuatan
pendorongnya yaitu meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait dalam
penyerapan tenaga kerja, baik regional, nasional maupun internasional.
Sedangkan untuk prioritas kekuatan penghambatnya yaitu masih masih
rendahnya kesejahteraan masyarakat. Melihat hal itu pemerintah harus
mampu mengendalikan faktor pendorong tersebut agar dapat menunjang

keberhasilan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang memenuhi standar


kompetensi kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah harus membuat strategi
untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengoptimalkan faktor pendorong
sebagai kunci untuk mengatasi guna pencapaian kesejahteraan masyarakat
sesuai harapansasaran.
B. Strategi Berdasarkan Alat Analisis
Berdasarkan aspek-aspek permasalah yang telah dijabarkan dengan fishbone
maka dilakukan strategi penyelesaian masalah dengan menggunakan SWOT,
dengan menganalisis faktor internal dan eksternal melalui keterangan tabel
fishbone.
Lingkun
gan
Internal

Lingkung
an
Eksternal

KEKUATAN (S)
1. Meningkatkan
kerjasama dengan
pihak terkait dalam
penyerapan tenaga
kerja, baik
regional, nasional
maupun
internasional.
2. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas sumber
daya pelatihan dan
produktifitas.
3. Meningkatkan
pengawasan dan
perlindungan
tenaga kerja sesuai
norma kerja yang
berlaku, serta
meningkatkan
peran lembagalembaga
ketenagakerjaan.
4. Pencermatan
kompetensi
kawasan
permukiman
transmigrasi guna

KELEMAHAN (W)
1. Sempitnya
kesempatan kerja
2. Rendahnya kualitas
dan produktifitas
tenaga kerja.
3. Belum optimalnya
perlindungan
tenaga kerja dan
pengembangan
lembaga tenaga
kerja.
4. Terbatasnya alokasi
target penempatan
transmigrasi.
5. Belum optimalnya
sarana-sarana
hubungan
industrial.

PELUANG (O)
1. Peningkatan
kualitas dan
kuantitas
sumber daya
manusia
2. Pengadaan
sarana
pelatihan
ketrampilan di
UPTD BLK
3. Melakukan
evaluasi
dengan
mendasarkan
pada kebutuhan
pasar kerja
4. Penyiapan
tenaga
instruktur
dengan
mempertimban
gkan
kompetensi
yang
diperlukan
dalam
pengisian
lowongan
kerja.
5. Pembinaan
pada pegawai
fungsional
mediator dan
pengawas
ketenagakerjaa
n

penempatan calon
transmigran.
S-O
6. Meningkatkan
kerjasama dengan
peningkatan
kualitas dan
kuantitas melalui
pelatihan
keterampilan,
evaluasi mendasar,
penyiapan tenaga
instruktur serta
pembinaan.
7. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas dengan
mengoptimalkan
penyiapan
pelatihan
keterampilan di
UPTD BLK.
8. Pengawasan dan
peningkatan tenaga
kerja dengan
melakukan
pembinaan pada
pegawai fungsional
mediator dan
pengawas
ketenagakerjaan.
9. Pencermatan
kompetensi
kawasan
permukiman
transmigrasi
dengan penyiapan
tenaga instruktur.
10. Untuk
menyelesaikan
perselisihan

W-O
6. Kesempatan kerja
yang kian sedikit
maka harus
mengadakan sarana
pelatihan
keterampilan.
7. Rendahnya kualitas
tenaga kerja maka
perlu melakukan
evaluasi dengan
mendasarkan pada
kebutuhan pasar
kerja.
8. Perlindungan
tenaga kerja yang
rendah diperlukan
penyiapan tenaga
instruktur yang
mempertimbangka
n kompetensiyang
diperlukan.
9. Terbatasnya alokasi
target penempatan
transmigrasi maka
perlu diadakannya
evaluasi untuk
menyiapkan
penempatan.
10. Belum optimalnya
sarana-sarana
hubungan
industrial maka
harus
mengutamakan
kualitas dan
kuantitas sumber
daya manusia.

diperlukan
pembinaan pada
pegawai.
ANCAMAN (T)
11. Keterbatasan
kualitas dan
kuantitas
sumber daya
manusia di
bidang
pelatihan dalam
penyelenggaraa
n pelatihan
bagi tenaga
kerja
12. Belum
terpenuhinya
kesluruhan
sarana
pelatihan yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan
ketrampilan
oleh UPTDBLK Dinas
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kota Semarang
sesuai dengan
pasar kerja
13. Belum
keseluruhan
lowongan kerja
yang tersedia
dapat dipenuhi
oleh pencari
kerja paska
mengikuti

S-T
16. Mengoptimalkan
kerjasama dengan
meningkatkan
kualitas dan
kuantitas sumber
daya manusia.
17. Mengoptimalkan
pelatihan dengan
menambahkan
sarana dan
prasarana pelatihan
yang diperlukan.
18. Meningkatkan
pengawasan
dengan
mengoptimalkan
fungsi mediator.
19. Pencermatan
kompetensi
kawasan
permukiman
transmigrasi
dengan
menyesuaikan
dengan pasar kerja.
20. Dengan
memfasilitasi
prosedur
penyelesaian
perselisihan
hubungan
industrial maka
harus menciptakan
hubungan
industrial yang
harmonis.

W-T
11. Dengan sempitnya
kesempatan kerja
maka harus
meningkatkan
kualitas sumber
daya manusia.
12. Mengoptimalkan
produktifitas
tenaga kerja
dengan
mengoptimalkan
sarana pelatihan
dan alat produksi.
13. Mengoptimalkan
perlindungan
tenaga kerja dan
pengembangan
lembaga tenaga
kerja.
14. Dengan terbatasnya
alokasi target
penempatan
transmigrasi maka
perlu diadakan
evaluasi dan
pelatihan
keterampilan.
15. Mengoptimalkan
sarana-sarana
hubungan
industrial dengan
memaksimalkan
fungsi mediator
maupun pengawas
ketenagakerjaan.

pelatihan
ketrampilan
dikarenakan
ketidaksesuaian
kompetensi
ketrampilan
yang dimiliki
dengan yang
diperlukan.
14. Masih
terbatasnya
tenaga
instruktur yang
profesional
yang berbasis
kompetensi
pada beberapa
jenis pelatihan
yang
diselenggaraka
n.
15. Belum
maksimalnya
fungsi mediator
maupun
pengawas
ketenagakerjaa
n dalam
penciptaan
hubungan
industrial yang
harmonis dan
penegakkan
pelaksanaan
norma kerja di
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id/search?
biw=1366&bih=667&q=pengertian+paradigma+pembangunan+menurut+para+ah
l

http://www.academia.edu/6968453/Teori_dan_Paradigma_Pembangunan
http://midwiferycitrafitridarmayanti54.blogspot.com/2013/05/perubahanparadigma-pembangunan.html
http://disnakertrans-kotasemarang.or.id/2014/
http://www.semarangkota.go.id/

Anda mungkin juga menyukai