Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju,
dunia pendidikan dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut.
Banyak ilmuan yang telah meneliti berbagai metode dan model pembelajaran
baru yang diharapkan bisa mengikuti perkembangan ilmu pendidikan.
Salah satu model pembelajaran yang akhir-akhir ini banyak digunakan di
dunia pendidikan adalah model pembelajaran berbasis proyek. Model
pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk membuat
kegatan belajar yang lebih menarik untuk peserta didik, sehingga peserta didik
terdorong lebih aktif dan kreatif dalam belajar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini.
1. Apa pengertian model pembelajaran berbasis proyek ?
2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek ?
3. Bagaimana prosedur-prosedur pembelajaran berbasis proyek ?
4. Apa saja keuntungan yang di peroleh jika menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian pembelajaran berbasis proyek
2. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek
3. Mengetahui prosedur-prosedur pembelajaran berbasis proyek
4. Mengetahui keuntungan yang diperoleh jika menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning)

Istilah pembelajaran berbasis proyek sering disamakan dengan pengertian


pembelajaran berbasis masalah atau sering disebut problem based learning,
Padahal dalam penerapannya kedua model pembelajaran tersebut berbeda.
Pada pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah hanya sampai
diatas kertas saja sedangkan pembelajaran berbasis proyek masalah
dipecahkan sampai pada bentuk alat.
Project based learning secara khusus dimulai dengan produk akhir sebagai
tujuan utama. produksi tentang sesuatu yang memerlukan keterampilan atau
pengetahuan isi tertentu yang secara khusus mengajukan satu atau lebih
problem yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
Jadi project based learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru dalam bentuk produk atau benda.
2.2 prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek
Sebuah penelitian yang dilakukan Thomas (2000), telah menguraikan lima
kriteria pokok yang dapat dijadikan sebagai prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis proyek. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Centrality (pemusatan)
Didalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi
pembelajaran, siswa akan mempelajari konsep-konsep suatu disiplin
ilmu melalui proyek. Oleh sebab itu pusat atau inti dari pembelajaran
berbasis proyek adalah proyek itu sendiri. Proyek adalah pusat atau inti
kurikulum, bukan pelengkap kurikulum.

b. Driving question
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah terfokus pada
pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani proses
belajar dengan lebih disiplin.

Pendidik harus membuat tugas (proyek) semenarik mungkin


supaya aktifitas dan pengetahuan yang melatarbelakangi pembuatan
proyek dapat berkembang menjadi lebih luas dam mendalam (Baron, et
al., 1998).
Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek yang dibuat dari
tema-tema atau gabungan topik dari dua atau lebih disiplin ilmu belum
sepenuhnya dikatakan sebagai proyek. Tema yang dibuat harus meliputi
kreatifitas, produk dan unjuk kerja yang sesuai dengan tujuan
intelektual (Blumenfeld, et al., 1991).
c. Constructive Investigation
Proyek harus melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif.
Investigasi bisa berupa proses desain, pengambilan keputusan, atau
pengembangan model. Akan tetapi agar proyek bisa memenuhi kriteria
pembelajaran berbasis proyek, kegiatan dari proyek harus meliputi
pemahaman atau keterampilan pengetahuan yang baru pada siswa.
Jika kegiatan pada proyek tidak memenuhi tingkat kesulitan untuk
peserta didik, maka proyek tersebut sama seperti sebuah latihan biasa
dan bukan termasuk proyek dalam pembelajaran berbasis proyek.
d. Autonomy
Proyek harus bisa mendorong siswa sampai pada tingkat yang
signifikan. Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek tidak berakhir
pada hasil yang diambil dengan prosedur yang ditetapkan sebelumnya.
Proyek pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan otonomi,
pilihan, waktu kerja yang tidak diawasi dan peserta didik lebih
bertanggung jawab terhadap proyek yang dikerjakannya.

e. realism
Proyek harus realistik. Karakteristik proyek harus memberikan
keontentikan pada siswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peran

siswa, konteks dimana kerja proyek dilakukan, produk yang dihasilkan,


dan kriteria penilaian produk.
Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan
kehidupan nyata yang berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik
(bukan simulatif), dan pemecahannya diterapkan pada kehidupan nyata.
2.3 Prosedur-Prosedur Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkah

pembelajaran

dalam

sebagaimana yang dikembangkan oleh

Project

Based

Leraning

The George Lucas Educational

Foundation (2005) terdiri dari :


a. Start With the Essential Question
Pembelajan dimulai dengan pertanyaan yang penting, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
b.

Design a Plan for the Project


Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan

brainstorm.

Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki


atas proyek tersebut.

Perencanaan berisi tentang aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan


esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c. Create a Schedule
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara

lain : (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat


deadline

penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar

merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika


mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Monitor the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2.4 Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel


tentang proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan
testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek
dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Atribut keuntungan
dari Belajar Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
a.

Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan tertulis

tentang

proyek

itu

banyak

yang

mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu,


berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan
pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan.
Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada
b.

komponen kurikulum yang lain.


Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi
siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugastugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus
pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak
sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek
membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-

c.

problem yang kompleks.


Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa
mengembangkan

dan

mempraktikkan

keterampilan

komunikasi

( Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi


siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari
sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik
menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa
akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978;
Davidov, 1995).
d.

Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.


Bagian dari menjadi siswa yang
bertanggungjawab

untuk

menyelesaikan

independen

tugas

yang

adalah

kompleks.

Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik


memberikan

kepada

siswa

pembelajaran

dan

praktik

dalam

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Project based learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru dalam bentuk produk atau benda. Model
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menjadi penggerak yang unggul untuk
7

membatu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidisipliner,


mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif,
dan bekerja dengan orang lain.
3.2 Saran
Untuk membuat model pembelajaran berbasis proyek menjadi model
pembelajaran yang efektif dan bisa meningkatkan prestasi belajar peserta
didik, maka perlu kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik serta
kerjasama antar sesama peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Barron, B.J., Schwartz, D.L., Vey, N.J., Moore, A., Petrosino, A., Zech, L.,
Bransford, J. D., & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt.
1998. Doing with Understnading: Lessons from Research on Problem- and
Project-Based Learning. The Journal of the Learning Science, 7, 271311.
Blumenfeld, P.C., E. Soloway, R.W. Marx, J.S. Krajcik, M. Guzdial, and A.
Palincsar. 1991. Motivating Project-Based Learning: Sustaining the Doing,
Supporting the Learning. Educational Psychologist, 26(3&4), 369398.
Thomas, J.W. 2000. A Review od Research on Project-Based Learning.
California:

The

Autodesk

on:http://www.autodesk.com/foundation.

Foundation.

Available

Thomas, J.W., Margendoller, J.R., & Michaelson, A. 1999. Project-Based


Learning:

A.

Handbook

for

Middle

and

Teachers. http://www.bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html.

High

School

10

Anda mungkin juga menyukai