Anda di halaman 1dari 24

Kejang Pada Anak

Persadaan Bukit

Patofisiologi
Kejang : loncatan muatan listrik yang
berlebihan dan sinkron pada otak atau
depolarisasi otak yang mengakibatkan
gerakan yang berulang.
Untuk mempertahankan potensial
membrane sel memerlukam energi yang
berasal dari ATP dan tergantung pada
mekanisme pompa yaitu keluarnya
natrium dan masuknya kalium.

Depolarisasi :

Gangguan produksi energi yang dapat


mengakibatkan gangguan mekanisme
pompa natrium dan kalium.
Peningkatan eksitasi dibanding inhibisi
neurotransmitter dapat mengakibatkan
kecepatan depolarisasi yang berlebihan
Penurunan relative inhibisi dibanding
eksitasi neurotransmitter dapat
mengakibatkan kecepatan depolarisasi
yang berlebihan

Etiologi kejang:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Infeksi intrakranial (kesadaran menurun) ensefalitis (rangsang


meningen -), meningitis (rangsang meningen +)
Gangguan metabolik hipoglikemi, uremia
Gangguan keseimbangan elektrolit hipo dan hipernatremia,
hipomagnasemia, hipokalsemia
Perdarahan otak perdarahan sub arachnoid, perdarahan sub
dural, perdarahan periventrikuler/intraventrikuler, trauma otak dan
infark serebral
Kelainan kongenital otak disgenesis korteks serebri, sindrom
Zelleger, sindrom Smith-Lemi-Opitz
Kelainan metabolik bawaan maple syrup urine disease, PKU,
glyscine encephalopathy
Kernikterus
Hipertensi
Ensefalopati iskemik hipoksik
Kejang demam
Epilepsi

Pada neonatal berbeda dengan pada


bayi/anak karena:
Anatomi susunan saraf pada neonatal:
susunan dendrite dan remifikasi axonal yang masih
dalam proses pertumbuhan
sinaptogenesis belum sempurna
mielinisasi pada sistem efferent di kortikal belum
lengkap

Fisiologi susunan saraf pada neonatal:


sinaps exsitatori berkembang
mendahului inhibisi
neuron kortikal dan hipokampal masih
imatur
inhibisi kejang oleh substansia nigra
belum berkembang

Kejang pada neonatal:


1. Subtle, kejang yang hampir tidak terlihat
Manifestasi klinis orofasial termasuk deviasi
mata, kedipan mata, gerakan alis yang
bergetar berulang-ulang, mata yang tiba-tiba
terbuka dengan bola mata terfiksasi ke satu
arah, gerakan seperti mengisap, mengunyah,
mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah,
gerakan pada bibir, dan pergerakan pada
ekstrimitas seperti gerakan berenang,
mendayung, bertinju atau mengayuh sepeda

2. Apnu
Pada BBLR biasanya pola pernapasan
tidak teratur, diselingi dengan
berhentinya pernapasan selama 3-6
detik dan sering diikuti hiperpnea 10-50
detik. Serangan apneu termasuk gejala
kejang jika disertai bentuk serangan
kejang yang lain dan tidak disertai
bradikardia.

3. Jitterness
Bentuk gerakan adalah tremor simetris dengan
frekuensi cepat 5-6 kali per detik. Jitterness
tidak termasuk wajah (seperti halnya subtle)
merupakan akibat dari sensitifitas terhadap
stimulus dan mereda jika anggota gerak
ditahan.Gangguan sistem saraf otonom yang
terjadi pada kejang seperti takikardi atau
hipertensi, tidak pernah dijumpai pada
jitternes.

Perbedaan jiterness dan kejang


klinis

Jiterness

Kejang

Gerakan abn Mata

+
-

Btk gerakan abn

Tremor

Klonik

Gerakan Dpt
dihentikan
Perubahan fs otonom

Peka rangsang

Perubahan sv

Masalah Temuan Khusus


Kejang umum
1. gerakan wajah dan ekstremitas yang
teratur dan berulang
2. ekstensi atau fleksi tonik lengan atau
tungkai, baik sinkron maupun tidak
sikron
3. perubahan status kesadaran
4. Bisa APNU

Kejang subtle
gerakan mata berkedip, berputar, juling yang
berulang
gerakan mulut dan lidah berulang
gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan
seperti mengayuh sepeda
apnu
tetap sadar

Spasme
kontraksi otot tidak terkendali paling tidak
beberapa detik sampai beberapa menit
dirangsang oleh sentuhan, suara maupun
cahaya
tetap sadar, sering menangis kesakitan
trismus ( rahang kaku, mulut terkancing, bibir
mencucu seperti mulut ikan)
epistotonus
gerakan tangan sepertimininju dan mengepal

Kejang tonik
Fokal : terdiri dari postur tubuh asimetris
yang menetap dari badan atau
ekstrimitas dengan atau tanpa adanya
gerakan mata abnormal
Kejang tomik umum : ditandai dengan
fleksi tonik atau eksitensi leher, badan,
dan ekstrimitas, biasanya dengan
ekstensi ekstrimitas bawah

Kejang klonik, biasanya tanpa penurunan


kesadaran
Fokal : gerakan bergetar dari satu atau dua
ekstrimitas pada satu sisi unilateral dengan
atau tanpa gerakan wajah. Gerakan ini pelan
dan ritmik dengan frekuensi 1-4 kali perdetik
Multifokal: kejang klonik dapat mempunyai
lebih dari satu focus atau migrasi terdiri dari
gerakan dari satu ekstrimitas yang kemudian
secara acak pindah ke ektrimitas lainnya

Kejang mioklonik.
Tipe kejang ini cenderung terjadi pada otot fleksor,
terdiri dari:

Fokal: terdiri dari kontraksi cepat satu atau lebih


otot fleksor ektrimitas atas
Multifokal : gerakan yang tidak sinkron dari
beberapa bagian tubuh
Umum: terdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi
massif dari kepala dan badan dan adanya gerakan
fleksi atau ekstensi dari ekstrimitas.

Kejang demam:
Kejang demam ialah bangkitan kejang
yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal di atas 38 C yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium.
Biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan
5 tahun, bila anak berumur kurang 6 bulan
atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan
lain misalnya infeksi SSP, epilepsi yang
terjadi bersama demam.

Klasifikasi kejang demam:

Kejang demam sederhana

berlangsung singkat
kurang dari 15 menit
sifat kejang umum tonik atau klonik
umumnya berhenti sendiri
tanpa gerakan fokal atau berulang dala 24 jam

Kejang demam kompleks

kejang lama lebih dari 15 menit


kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Faktor risiko berulangnya kejang demam:


riwayat kejang demam dalam keluarga
usia kurang dari 15 bulan
suhu tubuh rendah saat kejang
cepat terjadi kejang setelah demam

Faktor risiko terjadi epilepsi :


kelainan neurologis atau perkembangan
yang jelas sebelum kejang demam
pertama
kejang demam kompleks
riwayat epilepsy pada orangtua atau
saudara kandung

Penatalaksanaan:

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
darah perifer lengkap
elektrolit serum, gula darah sewaktu,
pungsi lumbal
EEG
Pencitraan : USG kepala (hanya bisa dilakukan saat fontanela
belm menutup), CT-scan otak, MRI
Medikamentosa
Oksigenasi adekuat
Hentikan kejang (stesolit)
Pemberian antipiretik
Tangani penyebab kejang
Saat kejang tidak boleh masuk ke dalam mulut

Anamnesis

Usia saat kejang pertama


Frekuensi bangkitan kejang antar umur
Lamanya kejang (buat multiple choice)
Bentuk kejang, umum atau lokal
Sifat kejang tonik / klonik
Kesadaran pasca kejang (nangis?)
Diawali demam?

Pemeriksaan fisik

Ubun2?
Pupil?
Rangsang meningen?
Reflek fisiologis?

Pengobatan rumatan diberikan jika:

Kejang lebih 15 menit


Adanya kelainan neorologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang.
Kejang fokal
Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila:

kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam


kejang demam terjadi pada bayi usia kurang 12 bulan
kejang demam lebih 4 kali per tahun

Lama pengobatan rumat diberikan selama 1


tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
secara bertahap selama 1-2 bulan

Anda mungkin juga menyukai