LAYANAN
N KENAIIKAN PAN
NGKAT
PEGAWAI NEGERI
N
S
SIPIL
(PN
NS)
(STUDI DI BK
KPPD KOTA
A METRO PROVINSII LAMPUNG)
Tesis
Untuk memenuhi perrsyaratan
mencapaii derajat Sarjana S2
Oleh :
RAMSA
AH HASANU
UDDIN
10/3100870/PMU/0
06930
Kepada
PROGRAM
M PASCAS
SARJANA
UNIVERSIT
U
TAS GADJA
AH MADA
YOGYAKART
TA
2011
ii
iii
MOTTO
..... Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(QS. AL INSYIRAH : 5 6).
iv
KATA PENGANTAR
Analisis Pelayanan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat S-2 pada Sekolah Pasca Sarjana
Program Administrasi Publik (MAP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
sehingga proses pengerjaan tesis ini akhirnya dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tesis ini banyak
pihak yang telah membantu, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1.
Walikota Metro yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis
untuk dapat mengikuti pendidikan di MAP-UGM Yogyakarta.
2.
3.
Bapak Yusup Kota Alam, SH.,MM selaku Kepala BKPPD Kota Metro
beserta jajarannya yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk
melakukan penelitian berkaitan tesis yang dibuat oleh penulis ini.
4.
Bapak Dr. Ely Susanto, MBA selaku pembimbing yang dengan begitu baik,
sabar dan penuh perhatian
petunjuk dalam penyelesaian tesis ini, doa penulis semoga setiap urusan
Bapak akan selalu dimudahkan oleh Allah SWT. Amiin.
5.
Staf Administrasi MAP-UGM yang telah begitu baik, ramah dan penuh
perhatian di dalam memberikan pelayanan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan sampai proses penyelesaian tesis ini.
6.
7.
sendiri maupun bagi pembaca semua meskipun penulis menyadari bahwa tesis ini
banyak sekali kelemahaan dan kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan masukkan demi kesempurnaan tesis
ini.
Yogyakarta,
Oktober 2011
Ramsah Hasanuddin
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................
PERNYATAAN.............................................................................................
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
INTISARI.......................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
xi
1
1
8
9
9
10
10
21
23
30
48
51
51
53
53
58
64
66
66
74
vii
161
161
165
167
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
KUESIONER
SKOR KUESIONER
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
:
:
:
:
:
:
:
:
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1: Pelayanan Sebagai Proses 13
Gambar 2.2: Kerangka berpikir Terhadap Analisis Kualitas Pelayanan
Kenaikan Pangkat PNS di BKPPD Kota Metro. 50
Gambar 4.1: Grafik Persentase Pegawai BKPPD Kota Metro
Berdasarkan Pendidikan.
90
Gambar 4.2: Grafik Jumlah Pegawai BKPPD Kota Metro Berdasarkan
Golongan. 91
Gambar 5.1: Penilaian Kualitas Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS setiap
Indikator . 98
Gambar 5.2: Alur Proses Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS Yang dilakukan
Oleh BKPPD Kota Metro.
133
Gambar 5.3: Kondisi Ruangan Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS BKPPD
Kota Metro..
156
Gambar 5.4: Kondisi Komputer Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS BKPPD Kota
Metro ..
159
INTISARI
Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang nomor 32 tahun
2004 bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan yang baik yang mana hal ini juga telah didukung
oleh dikeluarkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum antara
pihak pemberi pelayanan dan penerima pelayanan sehingga terwujud kualitas
serta terjaminnya penyediaan pelayanan publik. Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Pemerintah Kota Metro sebagai leading sector
dalam segala urusan administrasi kepegawaian dilingkungan Pemerintah Kota
Metro tentu saja juga memiliki fungsi pelayanan, dimana salah satunya adalah
pelayanan kenaikan pangkat PNS. Sebagai leading sektor urusan kepegawaian
didaerah sudah seharusnya organisasi ini memberikan pelayanan yang baik
khususnya dalam kenaikan pangkat yang akan berpengaruh pada karir dan gaji
bagi PNS yang mengusulkan. Kondisi ini melatarbelakangi penelitian ini dalam
rangka mengetahui bagaimana kualitas pelayanan serta faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh
BKPPD Kota Metro.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam mendapatkan data
(data primer). Selain itu penelitian ini juga menggunakan kuantitatif namun disini
bukan metode kuantitatif murni tetapi hanya untuk membandingkan dalam rangka
memperkuat serta mendukung data dari hasil metode kualitatif yang didapatkan,
untuk hasil data kuantitatif dalam penelitian ini juga dijelaskan secara kualitatif.
Oleh karena itu penelitian Analisis Kualitas Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS
ini secara keseluruhan menggunakan metode campuran (mix method).
Kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD
Kota Metro berdasarkan hasil survei pada penelitian ini, secara umum masuk
dalam kategori rentang skala tinggi dimana responden memberikan penilai
mencapai skor 10317. Namun bila dilihat dari setiap indikator penilaian, indikator
tangible yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pelayanan masih
memperoleh penilaian 1292/rendah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian pada
internal organisasi berkaitan faktor sarana dan prasarana, saat ini belum memiliki
gedung sendiri, ruangan yang dipakai untuk memberikan pelayanan relatif sempit
dan tidak dilengkapi ruang tunggu, belum adanya program database, website,
serta jaringan internet. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, diusulkan
kepada Pemerintah Kota Metro melalui BKPPD dan didukung oleh Bappeda,
BPKD, serta DPRD Kota Metro harus segera menetapkan program pembangunan
gedung kantor, pengadaan program database serta jaringan internet (website) dan
juga menerapkan SAPK secara online, hal ini dalam rangka memperbaiki kualitas
pelayanan guna memudahkan serta menghindari inefisiensi pelaksanaan
pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro.
Kata kunci : kepegawaian, pelayanan publik, kualitas pelayanan, kenaikan
pangkat PNS.
xi
ABSTRACT
xii
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam melayani segala urusan kepegawaian bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil
dilingkungan Pemerintah Kota Metro.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
Pemerintah Kota Metro sebagai leading sector dalam segala urusan administrasi
kepegawaian dilingkungan Pemerintah Kota Metro tentu saja juga memiliki fungsi
pelayanan sesuai dengan tugas yang dimilikinya. Pelayanan disini tentunya
sangatlah penting bagi organisasi BKPPD Kota Metro sendiri dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, selain itu seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
tentunya sangat mengharapkan pelayanan yang prima berkaitan kepentingan dan
urusan sebagai status Pegawai Negeri Sipil yang mereka miliki.
Pelayanan itu sendiri merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan
oleh
perusahan/organisasi
pemberi
pelayanan
yang
dimaksudkan
untuk
2.
kerja dan pengabdian Pegawai Negri Sipil yang bersangkutan kepada negara.
Selain itu, kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada Pegawai
Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.
Kenaikan pangkat merupakan penghargaan dan setiap penghargaan baru
mempunyai nilai apabila kenaikan pangkat tersebut diberikan tepat orang dan
tepat pada waktunya (Purnomo, 2005 :15). Selain itu kepangkatan yang
merupakan penghargaan yang diberikan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) atas prestasi kerja dan pengabdian sebagai pegawai tentunya sangat
berpengaruh kepada PNS yang ada, dimana dengan kepangkatan yang mereka
miliki tentunya akan berpengaruh kepada pengembangan karir dan juga akan
mempengaruhi kenaikan gaji atau kenaikan penghasilan bagi PNS yang
bersangkutan. Sudah sewajarnya apabila seorang pegawai akan berharap penuh
untuk mendapatkan pelayanan yang baik dalam kepengurusan kenaikan pangkat
mereka dari unit kerja atau organisasi yang bertugas dan berwenang memberikan
pelayanan tersebut dalam hal ini adalah Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan (BKPPD) Kota Metro.
5
terutama
pada
proses
kenaikan
pangkat
tiap
tahunnya,
belum
mencerminkan pelayanan yang berkualitas apabila hanya dilihat dari sisi itu saja,
sebab pelayanan yang berkualitas haruslah mengandung dan memenuhi syarat
lainnya seperti yang dijelaskan dan mengacu pada Kepmen PAN Nomor 81 1993
dalam Pasolong (2007 : 135-136 ) bahwa kriteria kualitas pelayanan harus
mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B. Perumusan Masalah
Kualitas Pelayanan yang dilakukan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah (BKPPD) Kota Metro-Lampung sebagai leading sektor dalam
segala urusan kepegawaian dilingkungan Pemerintah Kota Metro sangatlah
berperan penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi sesuai dengan visinya
yaitu terwujudnya aparatur berdedikasi dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pembangunan. Berkaitan dengan hal itu serta
dikaitkan dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
2.
C. Tujuan Penelitian
2.
Mengetahui
faktor-faktor
menghambat dalam
D. Manfaat Penelitian
Dari segi praktis, penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan masukkan dalam rangka evaluasi terhadap pelayanan yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro untuk acuan dalam melaksanakan
pelayanan selanjutnya terutama pada pelayanan kenaikan pangkat.
2.
BAB. II
LANDASAN TEORI
A. Pelayanan Publik
untuk memberi iklim kondusif bagi dunia usaha nasional namun juga
meningkatkan daya tarik arus investasi ke Indonesia karena adanya kredibilitas
dan kemudahan yang ditingkatkan. Penyediaan pelayanan pemerintah yang
berkualitas, akan memacu potensi sosial ekonomi masyarakat yang merupakan
bagian dari demokratisasi ekonomi.
Kepercayaan publik terhadap kinerja Pemerintah Indonesia dalam
menjalankan tugas pokoknya memberikan pelayanan umum kepada masyarakat
saat ini semakin menipis dan sudah sepantasnya menjadi isu strategis bagi
pemerintah
Indonesia
dalam
memperbaiki
kondisi
yang
ada
dengan
disini adalah menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka mencapai tujuan (Moenir, 2000 : 17). Dalam rangka memperjelas
pelayanan yang dinilai sebagai suatu proses berikut merupakan gambar alur dari
pelayanan sebagai suatu proses :
PRIBADI
PROSES
MANUSIA
KEBUTUHAN
TERCAPAI
KEBUTUHAN
PROSES
ORANG LAIN
masih
dipengaruhi akan paham berkuasa yang masih tinggi. Dimana orientasi untuk
melayani dari birokrasi pemerintah sendiri masih dikalahkan oleh orientasi yang
terkesan berkuasa sehingga mengenyampingkan tugas dan tanggung jawab
mereka untuk melayani masyarakat.
Warga yang menjadi pelanggan/costumer dalam suatu pelayanan publik
yang dilakukan oleh organisasi pemerintah (birokrasi) kedudukannya sangatlah
utama
dan
harus
menjadi
prioritas
karena
dengan
adanya
pengguna
b.
c.
d.
e.
f.
g.
kualitas
pelayanan
atau
pelayanan
publik,
namun
pada
sebagai dasar utama mekanisme penyusunan dan target dalam upaya realisasi
kerja. Maka akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya kekecewaan dan
barangkali frustasi oleh karena realitas dilapangan soal kinerja tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Standar kinerja organisasi publik seringkali hanya
merupakan persoalan manajer atau atasan, tetapi tidak pernah disosialisasikan dan
dijelaskan dan dihayati dengan benar oleh karyawan. Maka tidak mustahil jika
hasil akhirnya adalah kinerja formalism, dan bukan kinerja yang sesungguhnya.
Ini artinya tidak ada umpan balik yang bisa dilakukan dalam proses kinerja
tersebut ( Yuwono, 2008 : 4 ).
Osborne dan Gaebler (1996 :192) mengatakan bahwa Pemerintah yang
demokratis lahir untuk melayani warga dan karena itulah tugas pemerintah adalah
mencari cara untuk menyenangkan warga. Hal ini seperti yang disampaikan
Thoha dalam Rustiana (2010 : 12) yang mengemukakan bahwa Pelayanan publik
menjadi salah satu indicator penilaian kualitas administrasi pemerintahan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah walaupun tidak bertujuan untuk mencari keuntungan (profit) namun
dengan tuntutan,
harapan, dan kebutuhan masyarakat, hal ini yang membedakan sektor pemerintah
dengan sektor swasta seperti yang dikemukakan oleh Liff ( 2007 : 2 ) yang
mengatakan bahwa The private sector is in business to make profit, while
government exist to serve and protect its citizens. Namun kaitannya dengan
pelayanan serta kualitas pelayanan publik ini pemerintah juga bisa saja bekerja
sama dengan pihak swasta sebagaimana dikatakan Benington dan Moore ( 2011 :
73 ) bahwa Publik and private should not to denote the respective realm of
states and firm, these are both particular combinations of publik and private
interest in terms of both participation right and substantive benefits.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik yang dihasilkan oleh kinerja
suatu organisasi menunjukkan bahwa masyarakat atau yang dalam hal ini adalah
pelanggan atau costumer dan suatu organisasi sudah menyatu apabila keduanya
saling berinteraksi maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat perlu untuk
diskusikan terutama bila interaksi tersbut bersifat pelayanan dari organisasi
kepada pelanggan karena tentunya akan berpengaruh bagi pelanggan maupun bagi
organisasi yang melakukkan pelayanan itu sendiri (Thoha, 2009 : 2).
Standar pelayanan sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kualitas
kinerja suatu organisasi, dimana dengan standar kinerja suatu organisasi nantinya
akan bekaitan juga dalam menentukan dan mendukung standar pelayanan yang
akan diberikan oleh organisasi dalam rangka melayani kostumer atau pelanggan.
Untuk standar pelayanan itu sendiri menurut Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun
2004 dalam Ratminto (2006 : 21-24) tentunya harus mengandung dan meliputi
sebagai berikut :
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya/tariff pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil layanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggaraan pelayanan publik
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, perilaku yang
dibutuhkan.
Standar pelayanan yang ada dalam suatu organisasi akan dapat
mengarahkan bagi pelaksana pelayanan bagaimana mereka seharusnya bersikap
kepada pelangga dalam proses suatu pelayanan sebagamana yang dikemukan oleh
Sianipar (1998 : 9) bahwa :
1. Standar sikap personil
Sikap atau personil yang melayani pada saat berinteraksi atau melakukan
kontak dengan pelanggan selalu memancarkan :
a. Senang melayani, tercermin dari sapaan yang santun dan menawarkan
bantuan apa yang dapat dibantu, wajah ceria senyum menghias bibir, salam
hangat.
b. Kepekaan, terlihat dari reaksinya meresponsi, mengakomodasi,
menyelesaikan keluhan, permasalahan dan memenuhi kebutuhan, keperluan
atau kepentingan pelanggan.
Kerelaan, keiklasan, ketulusan melayani terlihat dari kesediaannya
mengorbankan kepentingan dengan mengedepankan memberikan bantuan
terbaik dari profesinya baik pemikiran yang berlian, maupun tenaga
terampilnya dan waktunya yang sangat berharga.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pelaksana pelayanan yang dalam hal ini adalah organisasi pemerintah untuk
operasional organisasi dalam memberikan suatu pelayanan kepada pelanggan.
Standar pelayanan juga diharapkan memuaskan pelanggan dalam rangka
menerima pelayanan itu sendiri hal ini dikarenakan pentingan orientasi pelayanan
lebih mengarah kepada apa yang sebenarnya diharapkan dan dinginkan oleh
pelanggan seperti dikemukakan oleh Kantoro dan Lukman (1999 : 26) dalam
mengukur hal tersebut dengan :
1. Ketepatan waktu pelayanan.
Yang mana hal yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan waktu
tunggu dan waktu proses bagi pelanggan.
2. Akurasi pelayanan, Berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas dari
kesalahan-kesalahan.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
4. Tanggungjawab, Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan eksternal.
10
11
dalam
modul
pelayanan
publiknya
(http://usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/pelayanan-publik-prima.pdf )
dibagi atas :
1.
Pelayanan Eksternal
Pelayanan eksterna merupakan pemberian pemenuhan layanan kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi
masyarakat.
2.
Pelayanan Internal
Pelayanan Internal atau yang disebut Inetrnal Marketing (IM) merupakan
serangkaian kegiatan pelayanan yang dilakukan di dalam organisasi kepada
pegawai atau unit organisasi yang mampu, berdayaguna dan berhasil guna
dalam memberikan pelayanan eksternal.
12
13
C. Kualitas Pelayanan
Sebelum mengarah kepada gambaran kualitas pelayanan kita sebaiknya
mengerti terlebih dahulu alasan apa saja yang menyebabkan sehingga kualitas
pelayanan perlu dilakukan dan diwujudkan oleh suatu organisasi dalam
memberikan pelayanan publik sebagaimana yang dikemukakan oleh Heizer dan
Render (2006) bahwa kualitas suatu pelayanan sangatlah penting dikarenakan tiga
hal :
1.
14
2.
3.
(2010:12) Melihat
Kualitas yang dalam hal ini adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
costumer satisfaction), dimana suatu produk berkualitas apabila dapat
memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen yaitu sesuai dengan apa
yang diharapkan atas suatu produk, kualitas sebagai standar yang harus dicapai
oleh seorang, sekelompok, lembaga maupun organisasi mengenai kualitas sumber
daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk berupa
barang dan jasa (Trigono, 1997 : 76).
Sehubungan dengan tuntutan akan kualitas ini, pelayanan yang selama ini
telah menjadi fenomena tersendiri bagi organisasi pemerintah dalam mendapatkan
15
kepercayaan publik. Mengapa demikian, hal ini tidak terlepas dari tanggung
jawab pemerintah sendiri sebagai pelayan publik sudah seharusnya memahami
makna pelayanan itu sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh A.S Monier
dalam Fajaruddin (2009 : 6) yang mendefinisikan pelayanan sebagai suatu proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sama halnya
pandangan pelayanan yang dikemukakan oleh Sugiarto (1999 : 36 ) yaitu suatu
tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen,
pelanggan,
tamu, klien,pasien,
penumpang
dan lain-lain)
pada tingkat
16
jasa itu sendiri, dimana produk pendukung yang baik dapa memperbaiki
kegagalan kualitas dibagian yang lainnya.
5. Daya Tarik Psikologis, dimana orang sering mengevaluasi kualitas barang
atau jasa berdasarkan daya tarik psikologis seperti ; image atau keindahan.
Pada produk jasa yang mana pelanggan berhubungan langsung dengan
perusahaan, penampilan dan tindakan dari karyawan merupakan hal
penting untuk diperhatikan.
17
18
5 unsur standar pelayanan yaitu : (1) Tangible, dimana dapat diukur dari
tersedianya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelayanan yang memadai, (2)
Realibility, dapat diukur dari kompentsi petugas pelayanan agar hasil pelayanan
yang diterima oleh pengguna pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, (3)
Responsiveness, dapat diukur melalui ketepatan prosedur pelayanan, waktu
penyelesaian pelayanan, serta biaya pelayanan sesuai dengan keinginan dari
pengguna pelayanan, (4) Assurance, dapat diukur melalui prilaku pelaksana
pelayanan dalam menghadapi dan melayani para pengguna pelayanan, (5)
Emphaty, dapat diukur melalui perhatian dan keadilan petugas pelayanan dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna pelayanan.
Dari sisi pelanggan atau kostumer tentu saja dapat menilai
kualitas
19
20
21
(a). Kesadaran
Kesadaran merupakan proses berpikir melalui metode renungan,
pertimbangan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan
keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan
yang akan dilakukan kemudian (Moenir, 2000 : 89). Selain itu kesadaran yang
dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan dalam suatu organisasi akan menciptakan
motivasi kerja bagi pelaksana pelayanan dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi yang mereka miliki.
Dengan adanya kesadaran dapat membawa seseorang kepada keikhlasan
dan kesungguhan dalam menjalankan atau melaksanakan suatu kehendak.
Kehendak dalam dilingkungan organisasi kerja tertuang dalam bentuk tugas, baik
tertulis maupun tidak tertulis, mengikat semua orang dalam organisasi kerja.
Karena itu dengan kesadaran pada pegawai atau petugas diharapkan mereka
22
23
( b ). Aturan
Aturan dalam organisasi mutlak keberadaannya agar organisasi dan
pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah. Untuk itu penting diperhatikan
tentang kewenangan
mempunyai kaitan dengan keabsahan dan kekuatan hukum atas peraturan, karena
dalam peraturan senantiasa ada sanksi terhadap pelanggaran. Kewenangan dalam
pembuatan peraturan terletak pada manajemen disegala tingkat sesuai dengan
bidang tugasnya. Selanjutnya agar peraturan dapat mencapai apa yang yang
dimaksud, maka ia harus dipahami oleh semua orang yang berkepentingan
terutama orang-orang yang bertugas dalam bidang yang diatur itu dengan disertai
disiplin yang tinggi (Moenir, 2000 : 124). .
Dalam menjalankan operasional sebuah organisasi, wewenang haruslah
diperhatikan. Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak seorang pejabat untuk
mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggungjawabnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Pelimpahan sama dengan penyerahan. Jadi pelimpahan
wewenang berarti penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggungannya dapat dilaksanakan dengan baik dari
pejabat satu kepada pejabat yang lain. Jadi tegas bahwa pelimpahan wewenang itu
bukan penyerahan hak dari atasan kepada bawahan melainkan penyerahan hak
dari pejabat kepada pejabat. Wujud pelimpahan wewenang dapat dilakukan oleh
pejabat yang berkedudukan lebih tinggi kepada pejabat yang berkedudukan lebih
bawah atau pejabat atasan kepada pejabat bawahan, disamping itu pelimpahan
24
wewenang dapat pula dilakukan diantara pejabat yang berkedudukan pada jenjang
sama atau antara pejabat yang sederajat (Sutarto, 2006 : 158-159).
Selain itu komunikasi antara anggota organisasi juga menjadi salah satu
faktor penting dalam menjalakan operasional organisasi terutama dalam
menjalankan fungsinya memeberikan sebuah pelayanan.
Komunikasi diperlukan agar pembuat keputusan dan pelaksana keputusan
dalam suatu organisasi akan semakin konsisten dalam melaksanakan setiap
pelaksanaan pelayanan yang diterapkan oleh sebuah organisasi. Menurut Jaya
(2010 : 25) Ada 3 variabel dalam pengukuran komunikasi yaitu :
1.
2.
3.
25
Input
Dimana didalam suatu sistem terdapat input yaitu unsur yang dimasukkan
untuk diolah.
26
b.
Pengolahan
Dalam suatu sistem akan berlangsung pengolahan yaitu kegiatan mengubah
input menjadi output.
c.
Output
Dalam setiap sistem terdapat output yaitu hasil yang diperoleh dari
pengolahan. Biasanya berupa produksi fisik atau jasa.
d.
Umpan balik
Dalam setiap sistem terdapat umpan balik yaitu reaksi yang timbul dari
lingkungan terhadap input, pengolahan atau output.
e.
f.
Batas
Setiap sistem mengenal batas yang memisahkan antara sistem yang satu
dengan sistem yang lain.
g.
27
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bila sistem dalam suatu
organisasi berjalan dengan baik dan saling bersinergi satu sama lain tentunya
dapat mendukung terwujudnya fungsi organisasi serta terwujudnya tujuan
organisasi itu sendiri.
Weisbord dalam thoha (2000 : 98) mengatakan bahwa hal-hal yang dapat
mempengaruhi organisasi dalam rangka mencapai efektivitas organisasi adalah :
1. Tujuan
2. Struktur
3. Sistem Penghargaan
4. Mekanisme tata kerja
5. Tata hubungan
6. Kepemimpinan
Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh keenam unsur diatas, apabila
keenam unsur tersebut dapat berjalan secara bersinergis dan baik maka kinerja
suatu organisasi akan menjadi efektiv. Namun apabila ternyata kinerja organisasi
belum bisa dikatakan efektiv maka keenam unsur tersebut perlu didiagnosa lebih
lanjut untuk mengetahui penyebab ketidak berhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan.
Dari keenam unsur tersebut dan dikaitkan dengan penelitian ini, maka
unsur yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pelayanan dalam penelitian ini
adalah kepemimpinan organisasi. Unsur kepemimpinan menjadi faktor penting
dalam sebuah organisasi karena unsur ini merupakan pusat penggerak dari semua
unsur-unsur organisasi yang ada. Pengaruh kepemimpinan dalam organisasi
28
berbagai
uraian
kepemimpinan
diatas
menyiratkan
bahwa,
29
( d ). Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang didalam
menjalakan atau melaksanakan sesuatu baik itu pekerjaan, memberikan jasa
kepada sebuah organisasi.
Tujuan organisasi merancang dan memberikan imbalan adalah utnuk
memotivasi pegawai dalam meningkatkankinerjanya serta memepertahankan
pegawai yang berkompeten. Dengan merancang sitem imbalan yang baik akan
memiliki dampak ganda bagi organisasi, karena disatu sisi imbalan akan
berdampak pada biaya operasional, disisi lain imbalan akan mempengaruhi
prilaku serta sikap kerja pegawai sesuai dengan keinginan organisasi agar pegawai
dapat meningkatkan kinerjanya ( Preffer, dkk, 2008 : 218).
Selain itu pendapatan juga dapat berarti semua penerimaan dalam bentuk
apapun yang diperoleh dari organisasi tempat kerja ( termasuk fasilitas) yang
berkaitan dengan kedudukandan perannya dalam organisasi kerja tersebut, juga
sebagai imbalan atas tenaga dan pikiran yang telah tercurahkan kepada organisasi
selain gaji yang merupakan sebagian dari pendapatan. Pedapatan pegawai dalam
30
(kata
31
32
Sarana dan prasaran yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama /pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan , dan juga berfungsi sosial dalam rangka
kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.
Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menimbulkan
rasa
kenyamanan
bagi
orang
orang
yang
yang
berkepentingan;
g.
33
menyatakan
(1)
berapa
biaya
atas
rencana-rencana
yang
dibuat
Informasi
Manajemen
(SIM)
adalah
suatu
sistem
yang
34
35
dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Hal ini sama
dengan pendapat Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-government adalah :
E-Government refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Network, the Internet, and mobile
computing) that have the ability to transform relations with citizens,
business, and other arms of government.
36
Selain itu kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS
untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.
Kenaikan pangkat dapat dikatakan sebuah reward yang diberikan kepada
pegawai untuk memangku tanggung jawab yang lebih besar, adapun mobilisasi
pegawai itu sendiri merupakan perpindahan atau alih tugas dari tempat lama
ketempat yang baru yang mana promosi berupa kenaikan pangkat Pegawai Negeri
Sipil ini ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahunnya, kecuali
untuk beberapa jenis kenaikan pangkat yang ditetapkan berlakunya secara khusus
(Thoha, 2005 : 33).
Dimana kenaikan pangkat disini terdiri dari 3 jenis yaitu (1) kenaikan
pangkat regular, (2) kenaikan pangkat pilihan, dan (3) kenaikan pangkat
pengabdian, Kenaikan pangkat regular ini diberikan kepada PNS termasuk
pegawai yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki
jabatan structural atau jabatan fungsional tertentu, dipekerjakan secara penuh
diluar instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan
eselonnya atau jabatan tertentu. Sedangkan kenaikan pangkat regular diberikan
kepada PNS sepanjang tidak melampaui pangkat atasannya. Untuk kenaikan
pangkat regular deiberikan setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya
(empat) tahun dalam pangkat terkahir, setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. Untuk kenaikan pangkat
pilihan sendiri diberikan kepada PNS, (1) menduduki jabatan structural atau
jabatan fungsional tertentu , (2) menduduki jabatan tertentu yang pangkatnya
ditetapkan dengan keputusan presiden, (3) menunjukkan prestasi kerja luarbiasa
37
baiknya, (4) menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi negara, (5) diangkat
menjadi pejabat negara, (6) memperoleh surat tanda tamat belajar/ijazah, (7)
melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu, (8) telah selesai mengikuti tugas belajar, dan (9)
dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang
diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau
jabatan fungsional tertentu. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menduduki jabatan
structural dan pangkatnya masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah
yang ditentukan jabatan itu dapat dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi lebih
tinggi apabila (1) telah satu tahun dalam pangkat yang dimilikinya, (2) sekurangkurangnya telah 1 tahun dalam jabatan structural yang didudukinya dan (3) setiap
unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun
terkahir.
Bagi PNS yang meninggal dunia dan diberhentikan dengan hormat
kaitanya dengan kenaikan pangkat ini maka diberikan kenaikan pangkat
pengabdian setingkat lebih tinggi apabila, (a) memiliki masa kerja sebagai PNS
selama, (1) sekurang-kurangnya 30 tahun secara terus-menerus dan sekurangkurangnya satu bulan dalam pangkat terakhir, (2) sekurang-kurangnya 20 tahun
secara terus menerus dan sekurang-kurang 1 tahun dalam pangkat terakhir dan (3)
sekurang-kurangnya 10 tahun
kurangnya 2 tahun dalam pangkat terakhir, (b) setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir, (c) tidak pernah dijatuhi
hukuman disiplin sedang/berat dalam satu tahun terakhir. Kenaikan pangkat
38
pengabdian ini diberikan mulai berlaku, (1) tanggal PNS yang bersangkutan
meninggal dunia dan (2) tanggal 1 pada bulan PNS yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiunnya ( Pasolong, 2010 : 166-167).
Karena pangkat merupakan kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian, tentu saja seorang pegawai
pada birokrasi akan menjadi termotivasi dalam melaksanakan usulan proses
kenaikan pangkat yang mereka miliki dimana hal itu juga selain akan
mempengaruhi tingkat penggajian mereka tentunya juga mempengaruhi pada
pengembangan karir bagi pegawai itu sendiri sebagaimana kita ketahui bahwa
sistem karir yang terjadi dikepegawaian atau birokrasi pemerintah saat ini masih
menggunakan dan menganut sistem karir yang berdasarkan kepada pangkat yang
dimiliki oleh pegawai.
F. Kerangka Berpikir
Organisasi Pemerintah (birokrasi) yang memiliki tanggungjawab sebagai
pelayan
publik
sudah
seharusnya
melaksanakan
kewajibannya
dengan
keberhasilan bahwa suatu organisasi dapat mewujudkan tujuan, visi dan misinya.
Sebuah organisasi pemerintah sebagai pelayan publik harus selalu memperhatikan
kualitas pelayanan karena akan menjadi salah satu yang menentukan berhasil atau
tidaknya dalam mencapai tujuan organisasi itu sendiri.
39
internal organisasi
BKPPD Kota Metro meliputi pelayanan internal yang dilakukan oleh BKPPD
Kota Metro terhadap pegawai serta faktor-faktor yang dapat mendukung
pelayanan kenaikan pangkat PNS meliputi ; faktor kesadaran, aturan,
kepemimpinan, pendapatan, kemampuan dan keterampilan serta sarana pelayanan
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang dijalan
sebuah organisasi kepada pengguna pelayanan. Dalam hal ini sebuah pelayanan
akan menjadi berkualitas apabila masing-masing faktor tersebut dapat terpenuhi
serta berjalan secara dinamis dan sinergis. Dari uraian diatas maka secara
keseluruhan kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
40
KUALITAS PELAYANAN
( Output )
STANDAR PELAYANAN
1.
Tangible
Sarana dan prasarana pelayanan
2.
Realibility
Kompetensi Petugas pelayanan
3.
Responsiveness
Prosedur pelayanan, Waktu penyelesaian
pelayanan,
Biaya pelayanan
4.
Assurance
Prilaku/sikap pelaksana pelayanan
5.
Emphaty
Perhatian dan Ketegasan Petugas Dalam
memberikan Pelayanan
PELAYANAN INTERNAL
Tipe Manajemen
Komunikasi
Reward
Pelatihan/Training
Pembagian Tugas/Job
Description
Persepsi Pengguna
Pelayanan
FAKTOR PELAYANAN
1. Kesadaran
2. Aturan
3. Kepemimpinan
4. Kemampuan & Keterampilan
5. Pendapatan
6. Sarana dan Prasarana
41
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
mendapatkan data (data primer). Selain itu penelitian ini juga menggunakan
kuantitatif. Sehingga penelitian Analisis Kualitas Pelayanan Kenaikan Pangkat
PNS menggunakan metode campuran (mix). Metode kuantitatif yang digunakan
disini bukan metode kuantitatif murni tetapi metode kuantitatif yang ada dalam
penelitian ini hanya untuk membandingkan dalam rangka memperkuat serta
mendukung data dari hasil metode kualitatif yang ada.
Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan dalam rangka memperoleh informasi dan gambaran yang
mendalam terutama mengenai kualitas pelayanan kenaikan pangkat yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro serta faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kualitas pelayanan tersebut kepada PNS di Lingkungan Pemkot
Metro Lampung.
Untuk memperoleh data informasi di internal Organisasi BKPPD Kota
Metro dilakukan secara kualitatif yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. ,
Kemudian dari kedua data tersebut secara keseluruhan dijelaskan secara kualitatif.
Melalui metode kualitatif didapatkan hal-hal yang berkaitan dengan isu yang
berhubungan dengan marginalisasi dalam proses kualitas pelayanan kenaikan
pangkat PNS yang dilakukan BKPPD Kota Metro kepada seluruh PNS di
lingkungan Pemkot Metro Lampung.
Dari uraian diatas metode kualitatif yang kemudian diperkuat dengan
kuantitatif ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan
informasi yang
mendalam akan fakta-fakta dilapangan baik itu internal organisasi maupun pada
pengguna pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota
Metro, dimana dengan data, informasi dan fakta dimaksud akan dapat dipakai
untuk menjelaskan bagaimana kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
telah dilakukan oleh BKPPD Kota Metro serta faktor apa saja yang
mempengaruhi pelayanan tersebut.
B. Tempat Penelitian
Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi jenis data yaitu :
a.) Data Primer
Menurut Purwanto & Sulityastuti (2007 : 20), data primer adalah data yang
dikumpulkan secara langsung dari lapangan penelitian, misalnya melalui
wawancara, focus group discussion (FGD), kuisoner, observasi. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh peneliti dengan cara mengolah dan
mengumpulkan data yang berasal dari hasil wawancara kepada informan
informan
dalam
penelitian
ditentukan
atas
b. Responden
Data kuantitatif didapat melalui respondon dengan cara survey.
Responden dalam penelitian ini dipilih dengan metode quota sampling.
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007 :49), metode quota sampling
adalah pengambilan sampel yang didasarkan pada kelompok atau kuota
tertentu yang mana penentuan kuota ini didasarkan pada sifat populasi
atau pertimbangan peneliti. Responden dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mendapatkan data dan informasi berkaitan dengan persepsi
pengguna pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota
Metro ksudkan sebagai komparasi terhadap data dan informasi yang
diperoleh dari informan pada internal organisasi BKPPD Kota Metro.
Dalam penelitian ini sampel yang menjadi responden dalam survey
diambil dari populasi yang merupakan PNS pengguna pelayanan
kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro, datanya
diambil berdasarkan data kenaikan pangkat yang dikeluarkan oleh
BKPPD Kota Metro untuk periode April 2011. Data ini digunakan karena
proses pelayanan ini belum lama berlangsung dan merupakan data
terbaru dari proses pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh
BKPPD Kota Metro. Dari keseluruhan populasi yang berjumlah 747
orang PNS, ditetapkan sampel sebanyak 100 orang PNS dengan
menggunakan teknik quota sampling sebagaimana telah dijelaskan di
atas. Setelah mendapatkan jumlah sampel, kemudian data populasi
dikelompokkan ke dalam strata golongan kepegawaian yang dimiliki oleh
populasi yaitu (gol. V,III,II, dan I) hal ini dimaksudkan agar dari 100
sampel tersebut dapat mewakili seluruh strata golongan yang ada pada
populasi. Dari data strata golongan yang dimiliki oleh populasi
sebagaimana tabel dibawah ini maka kemudian ditentukan jumlah sampel
masing-masing strata dengan rumus berikut :
Tabel 3.1. Data Kepangkatan berdasarkan Golongan.
TINGKAT GOLONGAN
Jumlah
IV
III
II
94
374
229
50
747
Sumber : Data Kenaikan Pangkat PNS BKPPD Kota Metro Periode April 2011
(diolah)
x/y dikalikan n
Keterangan :
x
y
n
44)
= 13 orang
= 50 orang
= 30 orang
= 7 orang
= 100 orang
sesuai dengan
dan
berkompeten
berkaitan
dengan
pelaksanaan
b. Survey
Survey penelitian kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro ini dengan menggunakan100 sampel
yang telah ditentukan. Sampel yang terpilih merupakan responden survey
(kusioner). Responden diberikan quisoner (angket) untuk mengetahui
persepsi melalui pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu
alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Dengan
pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan
cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data
terhadap seluruh angket yang telah terkumpul ( Sugiyono, 2009 : 142).
Pertanyaan tertutup dalam survey untuk mengukur kualitas pelayanan
kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro ini
memakai tipe pertanyaan dengan Scala Likerts. Dalam skala ini responden
terhadap suatu kondisi terbagi dalam lima kualitas yang tergradasi dari
yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi (Utama dalam umar
:2002).
Quisioner survey penelitian ini terdiri dari 28 pernyataan yang terbagi
ke dalam 5 kelompok variabel pengukuran kualitas pelayanan kenaikan
pangkat yaitu :
1.
2.
3.
10
4.
5.
b.
Menentukan skor terendah (R) serta skor tertinggi pada setiap variabel
analisis yang kemudian ditentukan kriteria dan variabel tersebut.
c.
d.
R+ RS
Kriteria
Sangat Rendah
R + RS + 1 - R + 2RS
Rendah
R + 2RS + 1 - R + 3RS
Normal
R + 3RS + 1 - R + 4RS
Tinggi
R + 4RS + 1 - T
Sangat Tinggi
11
c.
Observasi (Pengamatan)
Observasi digunakan untuk mengecek hasil wawancara yang dilakukan.
Dimana melalui observasi peneliti dapat mencocokkan hasil dari
wawancara tersebut. Observasi diartikan sebagai sebuah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang ada pada objek yang akan
diteliti. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila informan yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010 :
145 ).
Pengumpulan data dengan teknik observasi dalam penelitian ini,
peneliti
menggunakan
teknik
observasi
partisipasi
(Participant
12
observation) yaitu dalam hal ini peneliti ikut terjun langsung atau ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro, dimana pada saat penelitian
dilaksanakan BKPPD Kota Metro sedang melaksanakan fungsi pelayanan
kenaikan pangkat PNS untuk periode 01 Oktober 2011 sehingga peneliti
dapat melihat secara langsung sikap petugas pelayanan kenaikan pangkat
PNS ketika melayani pengguna pelayanan, selain itu peneliti juga dapat
melihat secara langsung kondisi ruangan yang digunakan dalam pelayanan
kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro, prosedur
pelayanan serta sarana dan prasarana dalam proses pelayanan kenaikan
pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro pada saat
penelitian dilaksanakan.
d. Dokumentasi
Untuk memudahkan peneliti dalam mendokumentasikan data dan
informasi dari hasil wawancara dan observasi yang diperoleh dari lokasi
penelitian yaitu di BKPPD Kota Metro, maka peneliti menggunakan alat
kamera serta alat perekam dalam rangka memudahkan peneliti untuk
mengingat serta mengecek data dan fakta yang telah terkumpul di BKPPD
Kota Metro guna mencari data yang benar benar relevan untuk analisis
data tersebut, khususnya berkaitan penelitian terhadap kualitas pelayanan
kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro dalam
penelitian ini.
13
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik ini digunakan melalui
penyederhanaan data agar dapat diinterprestasikan serta lebih dapat mudah dibaca
dalam rangka mencari serta menggali informasi-informasi agar lebih terinci dan
jelas berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro terutama terhadap variabel-variabel yang
diteliti.
Dalam penelitian ini tahapan-tahapan dalam analisis data adalah sebagai berikut :
Reduksi Data
Agar susunan data menjadi sistematis maka perlu dilakukan reduksi data
dalam rangka memberi gambaran secara jelas terhadap hasil yang
didapatkan dalam penelitian. Dari data yang telah didapatkan dilokasi
penelitian baik primer maupun skunder yang telah didapatkan dilokasi
penelitian yaitu organisasi BKPPD Kota Metro, kemudian peneliti
melakukan reduksi data dengan cara memilah, merangkum serta
mengambil fokus data berkaitan pelaksanaan kualitas pelayanan kenaikan
pangkat PNS yang dilaksanakan oleh BKPPD Kota Metro sebagai fokus
penelitian ini hal ini.
Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan cara memilih data
yang menarik, penting, berguna dan baru. Data yang dirasa tidak berguna
dan tidak terpakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori
14
15
BAB. IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
2.
3) Kelurahan Purwoasri
4) Kelurahan Purwosari
3.
4.
5.
Kelurahan Margorejo
2)
Kelurahan Margodadi
3)
Kelurahan Sumbersari
4)
Kelurahan Rejomulyo
Untuk Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Metro berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Kota Metro Nomor 07 Tahun 2008 terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);
c. Staf Ahli Walikota, terdiri dari :
2
1.
Desember 2009 sebanyak 4.789 orang terdiri dari 4.467 orang yang berstatus PNS
dan 322. orang yang berstatus CPNS. Berdasarkan data hingga akhir bulan
Desember 2010 jumlah PNS sebanyak 4.979, terdapat selisih jumlah pegawai dari
4.789 orang menjadi 4.979 orang, mengalami peningkatan jumlah pegawai
sebanyak 190 orang. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan CPNSD dari
formasi umum maupun honorer sebanyak 322 orang dan mutasi masuk sejumlah
48 orang. Sedangkan PNS yang memasuki masa pensiun, sebanyak 101 orang dan
mutasi keluar sebanyak 21 orang dan meninggal dunia sebanyak 10 orang. Total
jumlah PNS hingga tahun 2010 terdiri dari PNS Struktural 2.292 orang dan
fungsional 2.675 orang, sehingga dapat kita lihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Kondisi PNS Pemerintah Kota Metro Berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN
Struktural :
- Laki-laki
- Perempuan
Fungsional :
- Laki-laki
JUMLAH
2.304
1.415
889
2.675
823
PROSENTASE (%)
28,42
17,85
16,53
- Perempuan
1.852
37,20
Jumlah
4.979
100,00
(Dokumen BKPPD Kota Metro Per Desember 2010)
Sedangkan jumlah CPNS pada formasi tahun 2009 sejumlah 322 terdri dari
penerimaan umum sejumlah 260 orang, laki-laki 92 orang dan perempuan 168
orang, sedangkan tenaga honorer sejumlah 62 orang, laki-laki 40 orang dan
perempuan 22 orang. Dari 322 orang CPNS menurut jenis kelamin secara rinci
adalah sebagai berikut :
Prosentase
28,57 %
52,17 %
12,42 %
6,83 %
100,00 %
2.
jumlah pegawai
TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan Dasar
SLTP
SLTA
Diploma I
Diploma II
Diploma III
Diploma IV
Sarjana
Pasca Sarjana
Doktor
JUMLAH
1
66
2
80
3
1037
4
1
5
5
6
178
7
20
8
829
9
87
10
1
Total
2304
(Dokumen BKPPD Kota Metro Per Desember 2010)
PROSENTASE (%)
2,86
3,47
45,01
0,04
0,22
7,73
0,87
35,98
3,78
0,04
100,00
3.
PROSENTASE %
8,22
0,19
21,64
15,14
0,04
53,08
1,68
100,00
Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 07 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah, jabatan struktural pada Pemerintah Kota Metro
sejumlah 718 jabatan dan jabatan fungsional sejumlah 2.675 jabatan.
Rincian jabatan struktural pada Pemerintah Kota Metro sebagai berikut :
Tabel 4.5. Jumlah Jabatan Struktural
Nama Jabatan
Jumlah
Prosentase
Eselon II.a
1
0,14
Eselon II.b
28
3,90
Eselon III.a
47
6,55
Eselon III.b
78
10,86
Eselon IV.a
386
53,76
Eselon IV.b
163
22,70
Eselon V.a
15
2,09
Total
718
100,00
(Dokumen BKPPD Kota Metro Per 31 Desember 2010)
4.
berada pada Golongan III, 2.476 Orang (49,85%), 1.232 orang atau 24,80 %
berada di Golongan II. 22,95 % atau 1.140 orang pada Golongan IV dan sisanya
2,40 % atau 119 Orang berada pada Golongan I.
5.
Rasio PNS Berdasarkan Jumlah Penduduk dan Jumlah PNS pada Kota
Metro.
Perbandingan jumlah PNS dan jumlah Penduduk di Kota Metro adalah 1 :
30, artinya 1 (satu) orang PNS melayani 30 orang penduduk. Berdasarkan data
BPS hasil Sensus Penduduk Kota Metro Tahun 2010, Jumlah Penduduk Kota
Metro adalah 145.346 jiwa sedangkan PNS Kota Metro sampai dengan Desember
2010 adalah 4.967 orang.
oleh Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Metro yang
dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 07 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, maka susunan
Orgnisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Metro
menjadi :
-
Kepala Badan
Sekretaris
Nama
Jabatan
Periode
Kepala BKD
2001 2002
2.
Kamsimar, SH
Kepala BKD
2002 2003
3.
Kepala BKD
2003 2006
4.
Kepala BKD
2006 2007
5.
April
s/d
Agustus 2007
6.
Kepala BKD
Agustus 2007
s/d Sekarang
2.
3.
10
1. Sekretariat
Sekretariat
mempunyai
tugas
pokok,
melaksanakan
perencanaan,
11
b.
Penginventarisasian
permasalahan
yang
berhubungan
dengan
Pengumpulan
bahan
dan
penganalisaan
data
serta
memberikan
a.
Menyiapkan bahan penyusunan program, penyusunan peraturan perundangundangan sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b.
pengendalian
pelaksanaan
administrasi
dan
kebijakan
teknis
pengembangan karir serta pendidikan dan latihan Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
c.
d.
12
e.
f.
Bagian
Keuangan
mempunyai
tugas
pokok,
melaksanakan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
c.
13
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
14
tugas kedinasan;
j.
k.
l.
a.
b.
c.
d.
e.
15
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
16
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Menyiapkan bahan usulan penerbitan Kartu Istri (Karis) dan Kartu Suami
(Karsu);
j.
k.
l.
17
o.
p.
q.
b.
c.
d.
e.
f.
18
a.
b.
Menyiapkan
bahan
penyelesaian
pengangkatan,
pemindahan,
dan
pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural dan
Fungsional;
c.
b.
c.
19
d.
e.
f.
g.
b.
c.
Penyusunan daftar calon peserta diklat dan penyiapan administrasi sarana dan
prasarana diklat;
d.
e.
f.
20
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
21
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
22
b.
c.
d.
e.
Penyiapan laporan tentang keadaan dan biodata setiap Pegawai Negeri Sipil
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
c.
d.
e.
f.
6.
24
Pendidikan
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
D3/Sederajat
S1/Sederajat
S2
Jumlah
Jumlah
1
1
18
5
24
2
51
2%
2%
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
35%
SMA/Sederajat
D3/Sederajat
47%
10%
S1/Sederajat
S2
Tabel 4.8. Pegawai BKPPD Kota Metro Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pangkat
Pengatur Muda
Pengatur Muda Tk. I
Pengatur
Pengatur Tk. I
Penata Muda
Penata Muda Tk. I
Penata
Penata Tk. I
Pembina
Pembina Tk. I
Pembina Utama Madya
Jumlah
Golongan
II/a
II/b
II/c
II/d
III/a
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
Jumlah
8
5
3
2
13
4
7
3
3
2
1
51
25
G
Gambar
4.2
2. Grafik Jum
mlah Pegawaai BKPPD Kota
K Metro Berdasarkan
B
Golongann
60
II/a
50
II/b
40
II/c
30
II/d
20
III/a
10
III/b
III/c
T
Tabel
4.9. Pegawai
P
BKP
PPD Kota Metro
M
Berdassarkan Jenis Kelamin
No.
N
1
2
2.
7
7.
Jenis Kelamin
Laki-llaki
Perem
mpuan
Jumlah
Ju
umlah
35
16
51
Gedungg Kantor BK
KPPD Kotaa Metro
Geduung BKPPD
D Kota Mettro terletak di Jalan Diiponegoro no.
n 1 Kota
M
Metro
(Lam
mpung). Meerupakan eeks kantor Pengadilan Negeri Metro
M
yang
k
kemudian
menjadi
m
Ged
dung BKPPD
D Kota Mettro sejak tahhun 2007. Gedung
G
ini
t
terdiri
dari 2 lantai serrta 2 buah aula, dan memiliki
m
13 ruangan. Pada
P
lantai
p
pertama
dig
gunakan seebagai ruanggan untuk sekretariat, Bidang Mutasi
M
dan
dan inform
P
Pengembang
gan Pegawai, Bidang Dokumentasi
D
masi, bidang pengadaan
d pemberhhentian pegaawai serta pada lantai keedua digunaakan oleh bid
dan
dang diklat
p
pegawai
sertta ruangan widya
w
iswaraa (WI).
26
BAB. V
PEMBAHASAN
pelayanan
yang
sebenarnya
telah
menjadi
tugas
dan
tanggungjawab mereka.
2.
3.
4.
5.
6.
Selain itu sarana dan prasaran pelayanan kenaikan pangkat menjadi faktor
penting guna pendukung bagi petugas pelaksana pelayanan ketika
melaksanakan tugasnya. Sehingga selain dari sisi pelaksana pelayanan itu
sendiri maka sarana dan sarana yang mereka pakai ketika melaksanakan
pelayanan perlu mendapat perhatian dari BKPPD Kota Metro.
Mencermati uraian diatas, ada keterkaitan antara pelayanan internal
organisasi tentu saja akan berpengaruh kepada kesadaran petugas pelayanan untuk
melaksanan tugasnya karena merasa organisasi telah memberikan reward serta
berpengaruh pada bertambahnya pendapatan petugas pelaksanan pelayanan dari
adanya tunjangan jabatan akibat reward yang diberikan organisasi. Faktor
kemampuan dan keterampilan petugas pelayanan sendiri memiliki keterkaitan
dengan sistem pelatihan/training yang telah dilaksanakan oleh organisasi untuk
anggotanya. Terakhir, dengan adanya pembagian tugas/job description dalam
organisasi menentukan ketika anggota organisasi yang menjadi petugas pelayanan
menginginkan sarana dan prasana yang seperti apa yang dapat mendukung mereka
ketika melaksanakan tugasnya.
Dari hasil identifikasi keterkaitan antara pelayanan internal yang harus
dilakukan oleh organisasi dengan faktor-faktor yang mendukung pelayanan maka
pada bab V ini, akan membahas data hasil penelitian dilapangan berkaitan dengan
kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota
Metro. Sistematika penulisan dalam pembahasan ini pertama,untuk menjawab
pertanyaan penelitian berkaiatan dengan bagaimana kualitas pelayanan kenaikan
pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro maka di awal pembahasan
peneliti tampilkan hasil persepsi responden/pengguna pelayanan dari hasil survey
yang dilakukan kepada 100 orang responden. Kedua, adalah membahas berkaitan
dengan pelayanan internal dilakukan oleh BKPPD Kota Metro. Ketiga, berkaitan
dengan faktor-faktor yang mendukung pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro. Data dan informasi dalam mendukung
pembahasan hal-hal diatas peneliti dapatkan berdasarkan hasil penelitian lapangan
berupa studi dokumen, observasi, wawancara, serta survei. Semua data dijelaskan
secara kualitatif deskriptif dalam rangka menjelaskan pokok-pokok bahasan dalam
bab V ini, yang mana semua itu mengarah kepada fokus penelitian yaitu kualitas
pelayanan kenaikan pangkat PNS dan yang menjadi lokus penelitian adalah
BKPPD Kota Metro.
Kriteria
Jumlah
persentase
Sangat Rendah
0%
Rendah
0%
Normal
6%
Tinggi
94
94 %
Sangat Tinggi
0%
10317
100
100%
Tinggi
Dari tabel 5.1 di atas, kualitas pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan
oleh BKPPD Kota Metro secara umum termasuk dalam rentang skala tinggi.
Dimana terdapat 94 % responden memberikan penilaian tinggi untuk kualitas
pelayanan yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro, sedangkan hanya 6% saja
responden yang memberikan penilaian normal akan kualitas pelayanan tersebut.
Namun apabila dilihat perindikator, penilaian responden adalah bervariatif hal ini
dapat terlihat dari gambar berikut :
Gambar 5.1 Penilaian Kualitas Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS Setiap
Indikator
4000
2014
2000
1Tangible
2942
3000
2006 2063
1292
1000
2Reability
3Responsiveness
4Assurance
5Empathy
12345
secara umum
berada pada kondisi rentang skor tinggi. Artinya disini adalah secara umum
responden menilai bahwa kualitas pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan
oleh BKPPD Kota Metro sudah dapat memenuhi kepuasan akan kualitas
pelayanan kenaikan pangkat yang mereka terima.
prosedur pelayanan kepada responden cukup memadai dan jelas, selain itu
10
Kualitas Sumber Daya Manusia PNS Kota Metro serta (3.) Meningkatkan
Pembinaan Aparatur Kota Metro.
Dengan memperhatikan poin-poin yang ada pada visi dan misi BKPPD
Kota Metro tersebut, pencapaian kualitas pelayanan merupakan sasaran utama
yang ingin dicapai oleh BKPPD Kota Metro begitu pula dengan pelayanan
kenaikan pangkat PNS. Hal tersebut dapat terlihat dari arah kebijakan untuk
mendorong peningkatan pelayanan, kualitas SDM ataupun pembinaan yang telah
ditetapkan dan dituangkan dalam misi organisasi.
Hasil identifikasi pada lokasi penelitian ini, arah kebijakan tersebut sejalan
dengan adanya pelayanan internal yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro.
Pelayanan internal yang dimaksudkan disini merupakan komitmen BKPPD Kota
Metro yang menganggap pegawai sangatlah penting dalam mewujudkan
pelayanan eksternal yang berkualitas khususnya untuk pelaksanaan pelayanan
pangkat PNS, selain itu hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan
kepuasan kerja pegawai sebagai pelaksana pelayanan yang mana bila pegawai
yang merasa puas terhadap BKPPD Kota Metro tentunya juga akan meningkatkan
loyalitas pegawai terhadap BKPPD Kota Metro itu sendiri .
Upaya BKPPD Kota Metro dalam melaksanakan pelayanan internal
terhadap pegawai yang merupakan anggota organisasi dapat terlihat melalui;
1.
Tipe Manajemen
pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro
melalui masukan serta saran dari pegawai sebagaimana hasil wawancara kepada
Sekretaris BKPPD Kota Metro sebagai berikut :
.Untuk manajemen pada BKPPD Kota Metro dilaksanakan
secara terbuka dan fleksible hal ini dimaksudkan untuk selalu memberi
pelayanan yang terbaik bagi para pegawai unit kerja lain yang datang ke
BKPPD ini, dengan demikian diharapkan bagi pegawai yang melaksanakan
pelayanan serta konsumen kami dapat terjalin hubungan kerja yang baik dan
terbuka sehingga mereka dapat berpartisipasi dengan memberikan masukan
dan saran akan kondisi pelayanan BKPPD Kota Metro tentu saja untuk
memperbaiki pelayanan kami kedepannya (Eni Sriwinarti, SH, Jumat, 12
Agustus 2011, 10.17 WIB).
12
penyusunan
dan
pelaksanaan
kebijakan
daerah
dibidang
13
namun pada tahap akhir di DPA (Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) ternyata
ternyata mentah karena tidak mendapat persetujuan dari pihak perencana dan
kuasa pengesahan anggaran Pemerintah Kota Metro yang dalam hal ini meliputi;
BKPPD Kota Metro, Bappeda Kota Metro maupun ditingkat DPRD Kota Metro
itu sendiri.
Terlepas dari permasalahan di atas, manajemen yang telah diterapkan
organisasi selama ini juga telah memungkinkan BKPPD Kota Metro untuk dapat
melaksanakan pengkaderan terhadap setiap pegawai dibidangnya masing-masing.
Pentingnya pengkaderan khususnya bagi pegawai yang melaksanakan pelayanan
kenaikan pangkat merupakan upaya organisasi untuk selalu menjaga stabilitas
pelayanan sebab pekerjaan yang menjadi tugas BKPPD Kota Metro sifatnya
memberikan pelayanan berkaitan dengan administrasi kepegawaian, sehingga
tidak memungkinkan bagi BKPPD Kota Metro menerima pegawai baru tanpa ada
back up pegawai lama untuk mendampinginya ketika melaksanakan pelayanan.
Upaya pengkaderan terhadap staf atau pegawai yang telah ada menjadi prioritas
BKPPD Kota Metro agar dapat terus eksis dengan pekerjaan pelayanannya
sebagaimana dikatakan oleh kepala Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai
dalam hasil wawancara sebagai berikut :
Pengkaderan staf terhadap tugas dan pekerjaan mereka sangat
penting agar masing-masing bidang tidak menjadi bingung ketika
seorang pegawai dibidang tidak menjadi pegawai BKPPD Kota Metro,
bisa saja ada staf yang pindah atau mutasi karena mendapat jabatan ke
unit kerja lain. Namun apabila telah dilakukan pengkaderan tentunya staf
yang telah dikader tersebut dapat menggantikan dan melaksanakan
pekerjaan mereka sebelumnya. ( Dede Rumiyati, SH, Jumat 12 Agustus
2011, 08.43 WIB)
14
Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris BKPPD Kota Metro dari hasil
wawancara berikut :
..Agar pelayanan kenaikan pangkat PNS yang menjadi
tanggungjawab BKPPD Kota Metro ini dapat terus berjalan maka
pengkaderan staf terhadap bidang tugas dan pekerjaan yang ada
merupakan alternatif yang paling baik. Karena apabila pekerjaan yang
ada dilakukan oleh pegawai baru tentu saja perlu waktu untuk melatih
pegawai tersebut dan hal ini tentu saja untuk sementara ter-handle oleh
pegawai yang sudah dikader sampai nanti pegawai yang baru tersebut
sudah bisa menggantikanny. ( Eni Sriwinarti, SH, Jumat, 12 Agustus
2011,10. 35).
Selain permasalahan kaderisasi, kondisi perputaran pegawai yang tinggi
pada BKPPD Kota Metro memungkinkan pegawai sewaktu-waktu mendapat
mutasi atau pindah ke unit kerja lain tentunya akan membawa dampak negatif
pada ketidak stabilan kondisi kerja pada pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro melalui Bidang Mutasi dan Pengembangan
Pegawai yang menangani hal tersebut. Pengkaderan terhadap pegawai yang ada
merupakan alternatif yang telah dilakukan oleh manajemen di BKPPD Kota
Metro sebagai bentuk usaha preventif terhadap perputaran pegawai (mutasi) yang
sewaktu-waktu hal tersebut dapat saja terjadi.
2.
15
khususnya pada pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh Bidang Mutasi
dan Pengembangan Pegawai. Bidang ini pada pelaksanaan fungsi pelayanannya
sangat terkait dan didukung oleh fungsi yang dijalankan oleh bidang lain di
BKPPD Kota Metro. Untuk menghindari kesalahan kerja, maka diperlukan data
pelanggaran displin pegawai yang dilakukan oleh Bidang Pengadaan dan
Pemberhentian Pegawai BKPPD Kota Metro, hal tersebut dilakukan sebagai
antisipasi terhadap pegawai
16
17
3.
Sistem Reward
Pada organisasi BKPPD Kota Metro bentuk reward ini dapat terlihat dari
kesempatan pegawai mendapatkan jabatan karir serta kesempatan pegawai
BKPPD Kota Metro dalam melanjutkan pendidikannya serta kesempatan
penyesuaian ijasah pegawai untuk naik ke pangkat serta golongan yang lebih
tinggi. Adapun reward yang berbentuk perolehan jabatan karir pagi pegawai dapat
terlihat dari hasil pelantikan jabatan eselon Pemerintah Kota Metro terhadap
pegawai di Lingkungan BKPPD Kota Metro yaitu :
18
Tabel 5.2 Data Pegawai BKPPD Kota Metro yang telah menduduki Jabatan
Eselon
No
Nama Pegawai
Jabatan Lama
Jabatan Baru
No. SK dan
Tanggal SK
1.
2.
Staf
Bid.
Dokumentasi
dan
Informasi
Kepegawaian BKPPD
Staf TU Keuangan
BKPPD Kota Metro
Kasubbid.
Pengembangan
SDA
&
Kepangkatan
Kasubbid. Mutasi
dan Jabatan BKPPD
Kota Metro
821.24/398/B2/2010 Tanggal
22
Nopember
2010
821.24/95/B2/2011 Tanggal 6
April 2011
3.
Fuad Thohari, ST
Kasubbag.
Kepegawaian
BKPPD Kota Metro
821.24/95/B2/2011 Tanggal 6
April 2011
4.
Kasi. Pembangunan
Kelurahan
Sumbersari Bantul
821.24/95/B2/2011 Tanggal 6
April 2011
5.
Joko Susanto, S. IP
Kasi Pemerintahan
Kelurahan Ganjar
Agung
2008
6.
Rosmawati
Kasi Pemerintahan
Kelurahan
Purwoasri
2007
7.
Ernawati, SE
Staf
Bidang
Pengembangan
Pegawai
BKPPD
Kota Metro
Staf Bagian Umum
BKPPD Kota Metro
Kasi Perekonomian
Kelurahan
Margorejo
2007
8.
Suprapto, S.IP
Kasi Pemerintahan
Kelurahan
Karangrejo
2004
Staf
Bidang
Pengadaan Pegawai
Sumber : Data Pelantikan Pejabat Eselon BKPPD Kota Metro 2004 - 2011 (diolah)
19
20
Sosial (STKS) Bandung yang mana saat ini telah selesai dan bekerja kembali
sebagai petugas pelayanan kenaikan pangkat PNS.
4.
Training/Pelatihan
21
22
PNS namun keberadaannya sudah pindah dari Kantor BKPPD Kota Metro itu
sendiri.
5.
Dengan adanya
pembagian kerja ini maka setiap pegawai dalam organisasi akan terarah dalam
melaksanakan pekerjaannya, selain itu pembagian kerja ini dalam rangka untuk
menghindari overload pekerjaan bagi pegawai. Pembagian kerja/job description
pada BKPPD Kota Metro dapat terlihat dari ketetapan Peraturan Walikota Metro
Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pada Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan
Perangkat Daerah lainnya dilingkungan Pemerintah Kota Metro, selain itu uraian
tugas BKPPD Kota Metro ini juga tertuang dalam Perda Kota Metro Nomor 07
Tahun 2008. Adapun uraian tugas dalam organisasi BKPPD Kota Metro dapat
dilihat dari pembagian kerja/uraian tugas dari masing-masing bidang. Berdasarkan
Perda tersebut di atas terdapat empat bidang serta satu sekretariat yang
mendukung pelaksanaan pelayanan di BKPPD Kota Metro yaitu; 1) Sekretariat,
2) Bidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai, 3) Bidang Mutasi dan
Penmgembangan Pegawai, 4) Bidang Pendidikan , Latihan Teknis dan fungsional
serta 5) Bidang Dokumentasi dan Informasi Pegawai. Dari sekretariat dan
keempat bidang tersebut semuanya memiliki tugas dan tanggung yang tertuang
pada uraian tugas masing-masing. Dan untuk memperjelas serta memudahkan
23
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Sangat Tinggi
2063
Tinggi
24
bukti kepengurusan pelayanan dibuat secara rapih dan terstruktur oleh petugas
pelayanan kenaikan pangkat PNS BKPPD Kota Metro, selain itu pembagian tugas
bagi masing-masing petugas pada saat pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat
PNS dirasakan responden telah ideal ketika mereka menerima pelayanan tersebut.
25
Sesuai dengan teori yang dibangun pada bab terdahulu, untuk mengukur
kualitas pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro
maka peneliti menggunakan 6 faktor internal yang mempengaruhi pelayanan
umum (Moenir, 2000), yang dapat mempengaruhi pelayanan dimaksud yaitu (1)
Kesadaran, (2) Aturan, (3) Kepemimpinan, (4) Pendapatan, (5) Kemampuan dan
Keterampilan, (6) Sarana dan Prasarana. Dimana dengan asumsi peneliti adalah
apabila ke enam indikator tersebut berjalan baik ataupun tidak tentunya akan
mempengaruhi terhadap baik atau tidaknya kualitas pelayanan kenaikan pangkat
yang dilaksanakan oleh BKPPD Kota Metro itu sendiri. Mengacu pada data dan
informasi yang telah peneliti dapatkan dilapangan serta berdasarkan hasil
Observasi, wawancara kepada informan internal BKPPD Kota Metro maka
peneliti dapat menguraikan ke 6 indikator tersebut sebagai berikut :
26
Pemerintah Kota Metro sudah diberlakukan apel pagi dan sore bagi seluruh
pegawai termasuk pegawai yang ada di BKPPD Kota Metro.
Pelaksanaan apel pagi dan sore merupakan bentuk kebijakan Pemerintah
Kota Metro yang tertuang dalam keputusan Walikota Metro Nomor 11 Tahun
2011 dan diberlakukan serta diwajibkan bagi pegawai diseluruh unit kerja di
lingkungan Pemerintah Kota Metro diluar guru. Tujuan pemberlakuan kebijakan
ini sebenarnya baik dalam rangka meningkatkan disiplin waktu pegawai guna
meberikan
pelayanan
sebagaimana
dikatakan
Kabid
Pengadaan
dan
ada. Untuk tahun 2009 saja rata-rata ketidak hadiran pegawai mencapai 22,5 %,
untuk 2010 mencapai 24,7% , serta 26,8 % sampai dengan bulan Juli ditahun 2011
dari keseluruhan pegawai BKPPD Kota Metro yang berjumlah 51 orang. Kondisi
ini dapat terlihat dari hasil penelitian dilapangan berkaitan dengan kehadiran
pegawai sebagai berikut :
Tabel. 5.4. Rekapitulasi Absensi Pegawai BKPPD Kota Metro (Time series, 2009
Juli 2011
TAHUN
No
Bidang
Total
2009
2010
2011
1.
Sekretariat
30
25
33
88
2.
23
28
39
90
3.
27
31
55
113
4.
32
35
22
89
5.
26
32
13
71
138
151
164
Jumlah
451
28
a.
b.
29
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Sangat Tinggi
2063
Tinggi
30
Selain itu, hasil identifikasi dalam penelitian ini, kesadaran petugas pelayanan
kenaikan pangkat PNS untuk melaksanakan tugasnya ternyata juga terbangun
karena adanya rasa bangga terhadap institusi/organisasi dimana mereka bekerja,
kebanggaan ini dikarena nama dan citra organisasi, juga karena sifat pekerjaan
yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sebagaimana yang dikatakan
oleh pegawai Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai BKPPD Kota Metro
berikut :
Kami bangga menjadi staf BKPPD Kota Metro, karna bisa menolong
orang, dikenal pegawai lain, kemudian untuk di Metro ini kita masih
dihargai oleh pegawai di unit kerja lain ( Andi Yulizon, A.Md, Selasa,
16 Agustus 2011, 09.25 WIB ).
Keberadaan pengguna pelayanan/user juga merupakan hal yang dianggap
penting bagi organisasi begitu pula oleh petugas pelayanan kenaikan pangkat
PNS, yang mana mereka mengganggap bahwa karena adanya pengguna maka
pelaksana pelayanan akan menjadi tetap eksis sebagaimana hasil wawancara
kepada pegawai bidang mutasi dan pengembangan pegawai lainnya yaitu :
Kami melaksanakan pekerjaan pelayanan karena kami merasa
sudah digaji dan dibayar yang mana kita tahu bahwa uang gaji tersebut
juga sebenarnya berasal dari orang-orang yang kita layani tersebut.
Jadi sudah sepantasnya kita melaksanakan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada mereka ( Parjo, Selasa, 16 Agustus 2011, 11.20
WIB).
Adanya kesdaran petugas pelayanan kenaikan pangkat PNS di BKPPD Kota
Metro terhadap pentingnya keberadaan pengguna pelayanan yang mereka lakukan
diwujudkan dalam sikap petugas ketika melaksanakan pelayanan. Sikap petugas
pelayanan kenaikan pangkat PNS ini dari hasil survey kepada responden
mendapatkan skor penilaian mencapai 2006. Dimana skor ini masuk dalam
31
rentang sekala tinggi, penilaian ini dikontribusi dari sikap petugas yang dirasakan
responden ramah dan santun ketika menghadapi serta memberikan pelayanan serta
memberikan kemudahan dalam menerima pelayanan kenaikan pangkat PNS bagi
responden itu sendiri sebagaimana tabel berikut :
Tabel. 5.6. Penilaian Indikator Assurance
Rentang Skor
500 s/d 800
801 s/d 1300
1301 s/d 1800
1801 s/d 2300
2301 s/d 2500
Hasil Skor Total
Hasil Untuk Kondisi Assurance
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Sangat Tinggi
2006
Tinggi
anggaran mencapai 94,69% atau sebesar Rp. 106.324.000,- dari pagu anggaran
sebesar
Rp. 5.965.000,- (LAKIP BKPPD Kota Metro Tahun 2010). Hasil capaian kerja ini
sudah sepenuhnya bahkan melebih target yang telah ditentukan hal ini disebabkan
saat ini BKPPD Kota Metro belum dapat menetukan secara pasti berkaitan jumlah
32
mendorong
34
penjatuhan hukuman semakin ketat, yang mana atasan langsung dari seorang
pegawai memiliki wewenang langsung untuk memberikan hukuman disiplin
kepada staf/pegawainya yang mana jika itu tidak dilakukan, maka atasan langsung
tersebut juga dapat dikenakan hukuman displin oleh atasnya secara berjenjang.
Pakaian
Dinas,
Surat
edaran
Gubernur
Lampung
Nomor
berbeda
sehingga
akan
menimbulkan
persaingan
yang
akan
35
mengenali petugas pelayanan itu sendiri. Dengan demikian juga akan berdampak
pada mudahnya komunikasi antara pengguna pelayanan kenaikan pangkat dengan
para petugas yang melayaninya.
Dari aturan yang diterapkan oleh BKPPD Kota Metro kepada petugas
pelaksana pelayanan kenaikan pangkat PNS diatas telah mempengaruhi sikap dan
prilaku petugas ketika melaksanakan tugas pelayanan kenaikan pangkat yang
mereka lakukan, dimana dari hasil survey kepada responden untuk indikator
Assurance reponden memberikan penilaian dengan skor 2006 yang mana skor ini
masuk dalam rentang skala tinggi. Penilaian responden ini didasarkan bahwa pada
saat memberikan pelayanan kenaikan pangkat, petugas pelayanan yang mereka
temui telah bersikap ramah, santun, berpakaian rapih serta memberikan
kemudahan bagi responden dalam menerima pelayanan kenaikan pangkat
tersebut.
Disamping telah diberlakukannya aturan berkaitan dengan seragam dan
atribut fisik yang harus dikenakan petugas pelayanan, dalam lingkung proses kerja
juga ada aturan-aturan yang diterapkan. Bentuk pelimpahan wewenang yang
diberikan kepada anggota organisasi dalam memberikan pelayanan menjadi
sesuatu yang urgensi sehingga diwujudkan dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP). Dilihat wewenang yang diberikan pada petugas pelaksana
pelayanan kenaikan pangkat tentunya tentunya dapat lebih mengarahkan petugas
ketika melaksanakan tugasnya sebagaimana tergambar berikut :
36
a.
b.
c.
d.
e.
Meng-entry data dari berkas usulan kenaikan pangkat ke dalam Blanko Usul
kenaikan pangkat.
f.
Melakukan print out akan data yang sudah dientry untuk ditanda tangani oleh
pejabat yang berwenang sebelum diusulkan ke Kanreg V BKN Jakarta.
Dari wewenang yang telah uraikan diatas ternyata dalam pelaksanaannya
setiap staf juga sudah dibagi dan diberikan wewenang masing masing seperti
informasi Kasubbid. SDA dan Kepangkatan berikut :
Setiap staf di Bidang ini dalam proses pelayanan kenaikan
pangkat PNS sudah dibagi-bagi tugasnya, namun tidak menutup
kemungkinan bagi kami untuk saling membantu disesuaikan dengan
kondisi yang ada, misalnya saja pada saat penerimaan berkas, karena
biasanya pada saat penerimaan jumlah berkas yang masuk sekaligus
banyak sehingga harus beberapa orang yang menanganinya kalau tidak
ya bisa kewalahan yang menerima jika dilakukan sendiri ( Indra Budhi
Wahyudi, SE, Kamis, 18 Agustus 2011, 09.20 WIB ).
Hal itu juga dibenarkan dari pernyataan hasil wawancara kepada salah
satu staf Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai lainnya :
37
38
oleh responden ketika mendapatkan pelayanan tersebut sebagai mana tabel hasil
survey untuk indikator responsiveness berikut :
Tabel 5.7. Penilaian Indikator Responsiveness
Rentang Skor
800 s/d 1400
1401 s/d 2200
2201 s/d 3800
3801 s/d 4000
3201 s/d 4000
Hasil Skor Total
Hasil Untuk Kondisi Responsiveness
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Sangat Tinggi
2942
Normal
39
yang dalam hal ini adalah pelayanan kenaikan PNS yang dilaksanakan oleh
BKPPD Kota Metro. SOP yang merupakan suatu dokumen/instrumen yang
memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan
efisien berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Untuk organisasi BKPPD
Kota Metro Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan kenaikan pangkat
dapat dilihat dari SOP atau yang ada di Bidang Mutasi dan Pengembangan
Pegawai disebut SAPK (Standar Administrasi Pelayanan Kepegawaian ) yang
mengacu kepada Tupoksi BKPPD Kota Metro berdasarkan Perda nomor 07
Tahun 2008 serta Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Kenaikan
pangkat PNS sebagaimana berikut :
Tabel.5.8. Standar Administrasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Kenaikan
Pangkat PNS
No.
Aktivitas
Pelaksana
Keterangan
1.
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
Periode April
dan Oktober
( 3 bulan
sebelum tanggal
penetapan
pangkat)
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
Setelah berkas
diterima dan
lengkap
2.
3.
4.
5.
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
Pegawai/petugas
pengentry data
Setelah konsep
data disetujui
oleh kasubbid.
SDA dan
Kepangkatan
Setelah entry
data
dilaksanakan
secara
keseluruhan
Blangko usulan
kenaikan
40
6.
7.
8.
9.
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
10.
11.
12.
Mengirim/mengantarkan blangko
Usulan ke staf protokol Sekretaris
Daerah.
Menandatangani blangko usulan dan
mengembalikan ke BKPPD Kota
Metro
Pegawai/staf Bidang
Mutasi dan
Pengembangan Pegawai
BKPPD Kota Metro
Kabid Pengembangan
dan Mutasi Pegawai,
Kasubbid. SDA dan
Kepangkatan serta
beberapa staf
pangkat yang
didapat dar
Kanreg V BKN
Setelah data
diprint out
keseluruhan
pada blangko
Setelah data
mengalami
koreksi dari
Kasubbid. SDA
dan
Kepangkatan
BKPPD
Setelah balngko
disetujui dan
diparaf Kepala
BKPPD Kota
Metro
Setelah
mendapat
tandatangan
oleh Kepala
BKPPD Kota
Metro
Setelah
ditandatangi
oleh Sekretaris
Daerah
Sesuai jadwal
yang telah
ditentukan BKD
Provinsi
Lampun dan
sesuai jadwal
Kanreg V BKN
Melihat materi yang ada pada SOP pelayanan kenaikan pangkat diatas,
tingkat kesalahan petugas pelayanan terhadap produk pelayanan yang dalam hal
41
ini adalah SK kenaikan pangkat para PNS yang mengusulkan menajadi terkontrol
melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan. Selama ini dalam pelaksaannya
hal tersebut sudah secara keseluruhan dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk
memberikan product (hasil pelayanan) yang terbaik kepada user (pengguna
pelayanan) yang secara langsung menjadi kekuatan khususnya bagi BKPPD Kota
Metro untuk mempertahankan nama baik dan eksistensinya guna mewujudkan visi
organisasi. Untuk alur proses pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan
oleh BKPPD Kota Metro dalam pelayanan kenaikan pangkat PNS di Pemerintah
Kota Metro, dari hasil identifikasi dilapangan, alur proses ini juga menyisakan
permasalahan tersendiri khususnya bagi proses penyelesaian pelayanan kenaikan
pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro. Adapun alur dari proses
pelayanan kanikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro dapat
terlihat dari gambar berikut :
Gambar 5.2. Alur Proses Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS yang dilakukan Oleh
BKPPD Kota Metro
Berkas Usulan KP
42
Setelah berkas usulan kenaikan pangkat dilengkapi oleh pegawai yang akan
mengusulkan, berkas kemudian dibawa dan diserahkan ke BKPPD Kota
Metro melalui bagian kepegawaian unit kerja masing-masing pegawai yang
bersangkutan.
2.
pada surat edaran yang dikeluarkan BKPPD Kota Metro setiap periode kenaikan
pangkat lebih menekankan pada kelengkapan berkas yang harus dipenuhi oleh
PNS yang mengusulkan kenaikan pangkat. Untuk menghindari kekakuan prosedur
maka penyerahan berkas dapat dilakukan oleh PNS langsung maupun melalui
kepegawaian unit kerja masing-masing PNS tersebut, selagi kelengkapan berkas
memenuhi syarat serta tidak melampai batas waktu yang telah ditentukan oleh
BKPPD Kota Metro pada pengusulannya.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dan dilengkapi dalam berkas
PNS yang mengusulkan proses pelayanan kenaikan pangkat, berdasarkan Buku
Pedoman Peraturan Kepegawai BKPPD Kota Metro yang mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Kenaikan Pangkat PNS,
berkaitan persyratan ini setiap periode kenaikan pangkat telah dituangkan oleh
43
BKPPD Kota Metro melalui surat edaran kepada seluruh unit kerja dilingkungan
Pemerintah Metro 3 bulan sebelum tanggal penetapan kenaikan pangkat untuk
setiap periodenya. Tujuan kebijakan ini adalah dalam rangka untuk memberikan
kesempatan yang lebih panjang kepada PNS dalam mengusulkan kenaikan
pangkat agar tidak terjadi keterlambatan sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
Sedangkan tujuan persyaratan disebarluaskan melalui surat edaran ini adalah
untuk memudahkan pegawai mengetahui persyaratan yang harus mereka penuhi
tanpa harus bersusah payah datang ke BKPPD Kota Metro.
Namun penyebaran surat edaran berkaitan dengan pelaksanaan kenaikan
pangkat ini menyisakan permasalahan tersendiri. Hal ini terjadi khususnya untuk
fungsional guru di Kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Metro dan fungsional
kesehatan khususnya perawat di Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) A. Yani Kota Metro. Permasalahan terjadi dimana PNS di kedua
organisasi Pemerintah Kota Metro ini sulit meng-akses informasi berkaitan
dengan kenaikan pangkat hanya diberikan dalam bentuk surat edaran serta papan
pengumuman di organisasi tersebut. Jumlah guru yang banyak serta jadwal
mengajar yang tidak setiap hari kerja mereka lakukan membuat informasi
terlambat sampai kepada yang bersangkutan, hal ini sebagaimana hasil wawancara
kepada Kasubbag. Kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Metro berikut :
..Kami sebenarnya sudah menindak lanjuti surat edaran BKPPD
Kota Metro dengan memberikan edran pula ke sekolah-sekolah diseluruh
Pemerintah kota Metro ini, namun jadwal guru mengajar yang tidak setiap
hari kerja menjadikan informasi tersebut tidak cepat diterima oleh mereka.
Selain itu ketidak aktifan mereka untuk mengetahui hal tersebut pun
menjadi kendala kami, seharusnya mereka menyesuaikan dengan jadwal
mereka dengan dengan cara aktif mencari informasi ke dinas atau teman
44
45
46
usulannya kenaikan pangkat untuk menjadi golongan I/b sampai III/d secara
langsung.
Kedua, wewenang yang dimiliki tingkat Pemerintah Provinsi adalah untuk
menetapkan kenaikan pangkat PNS untuk menjadi golongan IV/a dan IV/b. Hal
ini sejalan dengan yang tertuang dalam pasal 7 ayat (2) PP Nomor 9 Tahun 2003
yaitu :
Gubernur menetapkan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota dan Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota untuk menjadi Pembina
golongan ruang IV/a dan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
Dengan adanya pasal 7 ayat (2) inilah yang kemudian menyebabkan
adanya kebijakan gubernur khususnya di daerah Provinsi Lampung untuk
melaksanakan proses kenaikan pangkat PNS menjadi golongan IV/a dan IV/b
ditetapkan oleh gubernur melalui BKD Provinsi Lampung. Artinya , selain BKD
Provinsi Lampung memiliki wewenang menetapkan kenaikan pangkat PNS untuk
menjadi golongan IV/a dan IV/b dilingkungan pemerintah Provinsi,
juga
memiliki wewenang menetapkan kenaikan pangkat IV/a dan IV/b bagi PNS yang
ditingkat pemerintah kota/kabupaten se- Provinsi Lampung.
Presiden menetapkan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat dan
Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk menjadi Pembina Utama Muda
golongan ruang IV/c, Pembina Utama Madya golongan ruang IV/d, dan
Pembina Utama golongan ruang IV/e setelah mendapat pertimbangan
teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Wewenang untuk kenaikan pangkat PNS menjadi golongan IV/c sampai dengan
IV/e dilingkungan pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota di
Provinsi Lampung masih terletak pada BKD Provinsi Lampung. Hal ini
disebabkan bahwa untuk kenaikan pangkat tersebut kewenangan penetapannya
47
adalah presiden sehingga perlu tanda tangan gubernur atau pejabat yang ditunjuk
oleh gubernur untuk berkas pengusulannya.
Pembagian kewenangan ini memiliki tujuan yang baik, yaitu sebagai
penerapan dari peraturan pemerintah dalam rangka memberikan kejelasan antara
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten/kota juga kewenangan
ditingkat pemerintah Provinsi. Namun dampak dari kewenangan ini sampai saat
ini masih menyisakan permasalahan khususnya dalam penyelesaian proses
kenaikan pangkat PNS yang kelola oleh Pemerintah Provinsi Lampung terutama
kenaikan pangkat untuk menjadi golongan IV/a ke atas sebagaimana dapat terlihat
dalam tabel berikut :
Tabel 5. 9. Pembagian SK Kenaikan Pangkat PNS
TANGGAL PENYERAHAN SK
APRIL
OKTOBER
Pangkat/Golongan
2009
2010
2011
2009
Golongan III/d
23/3/2009
1/4/2010
7 /4/2011
5/9/2009
Kebawah
Golongan IV/a
9/5/2009
26/5/2010 14/6/2011 10/11/2009
keatas
Sumber : Data Kenaikan Pangkat PNS BKPPD Kota Metro (diolah)
2010
2011
27/08/2010
21/10/2010
BKD Provinsi
Lampung
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung).
Beban
kerja
dalam
48
49
Tipe Kepemimpinan
Dalam manajemen interaktif, seorang atasan harus ahli dalam menjaring
50
kondusif. Pada saat-saat tertentu pimpinan menerapkan situasi formal ketika hal
tersebut menyangkut masalah kedinasan dan pada saat yang lain hal itu bisa saja
menjadi situasi yang informal (kekeluargaan) ketika menghadapi anggota
organisasi diluar atau pada saat jam kerja berlangsung.
Kondisi ini dibenarkan oleh staf Bidang Diklat Pegawai BKPPD Kota
Metro berikut :
Bapak Kepala BKPPD Kota Metro tidak kaku orangnya, Beliau
tidak sungkan untuk menyapa, mengajak berbicara kami secara langsung.
Selain itu ketika untuk urusan kedinasan terkadang juga lebih
memudahkan kami. Misalnya saja untuk meminta tanda tangan beliau
berkaitan dengan surat dinas kami bisa menemuinya dimana saja dia
berada sehingga pekerjaan dinas tidak terhambat pelaksanaannya (
Sunarti, Jumat, 19 Agustus 2011, 14.05 WIB).
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa nilai strategis dalam penerapan
kepemimpinan situasional yang telah dijalankan ini, akan mengarah kepada
efektivitasnya dari pelaksanaan tugas pelayanan khusunya pelayanan kenaikan
pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro, dimana dengan adanya
sikap pimpinan yang tidak kaku akan menumbuhkan rasa nyaman dan aman pada
anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu fleksibilitas ini
akan menjadikan suatu pekerjaan/pelayanan yang dilakukan menjadi lebih cepat
tidak terpaku pada prosedural yang hirarki dan memerlukan waktu dan proses
yang panjang dalam penyelesaiannya.
Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
51
berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana . Pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan juga ditujukan untuk memastikan bahwa pegawai/staf
tetap berada dalam tract yang seharusnya ketika menjalankan tugas dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Pada pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS ini, pengawasan
pimpinan dilakukan secara berjenjang. Dimana pada proses mulai dari penerimaan
berkas usulan kenaikan pangkat PNS langsung diawasi oleh kasubbid. SDA dan
Kepangkatan sampai dengan proses pengolahan data maupun proses penyelesaian
pengeprinan pada blangko nota persetujuan kenaikan pangkat, baik secara lisan
atau
laporan
tertulis
langsung
dilaporkan
kepada
Kabid.
Mutasi
dan
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja organisasi BKPPD Kota Metro ini diperlukan dalam
Pegawai BKPPD Kota Metro ini, tertuang dalam LAKIP BKPPD Kota Metro
untuk setiap tahunnya.
pencapaian Sasaran dan tujuan sesuai dengan Kebijakan, Program, dan Kegiatan
yang diambil dari Nilai Capaian Akhir Pengukuran Kinerja. Selain itu , evaluasi
ini menjadi penting karena pada LAKIP ini menguraikan keterkaitan pencapaian
kinerja program terhadap kegiatan dalam mewujudkan sasaran, Tujuan, Misi, dan
Visi organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam rencana ttratejik
organisasi setiap tahunnya, sebagaimana dijelaskan oleh Kepala BKPPD Kota
Metro berikut :
Dengan adanya evaluasi ini saya dapat mengetahui capaian
kinerja staf saya dimasing-masing bidang, selain itu dengan evaluasi ini
tentunya dapat digunakan untuk memperbaiki masalah yang ada berkaitan
dengan penyebab serta solusi dari kekurangan capaian kerja apa yang harus
diambil yang kemudian menjadi target kinerja BKPPD Kota Metro ditahun
anggaran berikutnya ( Yusup Kota Alam, SH.,MM, Senin, 15 Agustus
2011, 14.35 WIB).
Meskipun BKPPD Kota Metro telah memiliki dokumen LAKIP sebagai
instrumen pengukuran kinerja, hal yang masih perlu mendapat perhatian dalam
evaluasi kinerja adalah penentuan indikator dan target kinerja. Bila penentuan
indikator dan target kinerja yang tidak tepat (misalnya target ditetapkan terlalu
rendah sehingga mudah dicapai, atau indikator kinerja yang digunakan tidak
menunjukkan kenerja yang dimaksud) mengakibatkan keberhasilan pencapaian
targetnya menjadi bias khusunya dalam pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat
PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro sendiri.
53
Gaji Pegawai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2011 Tentang
Perubahan ketiga belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1977 Tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, gaji PNS telah ditetapkan secara berbeda
antara satu sama lainnya, yang mana hal tersebut ditentukan berdasarkan pada
tingkat golongan pegawai, serta tingkat masa kerja pegawai yang bersangkutan.
Adapun besaran selisih gaji antar golongan berdasarkan PP 11 tahun 2011 ini
adalah dengan masa kerja terendah yaitu 0 tahun maka besar gaji untuk golongan I
adalah Rp. 1. 175.000, untuk golongan II Rp. 1. 505.400, Rp. 1.902.300 untuk
golongan III serta Rp. 2.245.200 untuk golongan IV. Dilihat dari ketentuan gaji
54
ini dapat dilihat bahwa perbedaan atau selisih gaji antar golongan didalam sistem
penggajian kepegawaian mencapai Rp. 300.000 400.000,-.
Golongan
IV
III
II
I
Pada tabel 5.9 diatas, selain setiap pegawai mendapatkan gaji pokok yang
telah ditetapkan pegawai juga mendapatkan tunjangan umum PNS. Besarnya
tunjangan tersebut disesuaikan oleh golongan yang dimiliki oleh setiap pegawai.
Hal ini juga berlaku pagi pegawai yang melaksanakan pelayanan kenaikan
pangkat PNS dilingkungan BKPPD Kota Metro yaitu sebesar Rp. 175.000,- untuk
golongan terendah yaitu golongan I sampai dengan golongan tertinggi yaitu
golongan IV yang mendapatkan tunjangan umum sebesar Rp. 190.000,- per
pegawainya untuk setiap bulan kerja.
55
Eselon
IA
IB
II A
II B
III A
III B
IV A
IV B
VA
Besar Tunjangan
Rp. 5.500.000,Rp. 4.375.000,Rp. 3.250.000,Rp. 2.025.000,Rp. 1.260.000,Rp. 980.000,Rp. 540.000,Rp. 490.000,Rp. 360.000,-
56
masing-masing.
Begitu
pula
untuk
pegawai
dibidang
Mutasi
dan
57
58
59
pada bidang yang membidangi pelayanan kenaikan pangkat PNS ini adalah
sebanyak 6 orang pegawai yang terdiri dari pegawai yang berpendidikan S-1
sebanyak 2 orang, berpendidikan D-III komputer sebanyak 2 orang, 1 orang
berpendidikan SLTA sisanya adalah berpendidikan SLTP sebanyak 1 orang
pegawai. Untuk masa kerja rata-rata pegawai/petugas pelayanan kenaikan pangkat
PNS mencapai kurang lebih mencapai 9 tahun. Dilihat dari masa kerja staf yang
relatif sudah cukup lama tersebut memungkin untuk staf berepengalaman dalam
bidang tugas mereka masing-masing walaupun pada kenyataannya untuk
pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS ini staf pada bidang mutasi dan
pengembangan pegawai ini belum pernah mendapatkan pelatihan/diklat yang
berkaitan dengan kenaikan pangkat dikarenakan selama ini memang belum pernah
diadakan untuk pelatihan ini baik dari pihak BKN Pusat, Kanreg V maupun BKD
Provinsi Lampung, namun keterampilan mereka didapatkan dari hasil belajar dan
berkoordinasi dengan pegawai terdahulu yang pernah menjadi petugas pelayanan
kenaikan pangkat sebagaimana diungkapkan dalam wawancara kepada Kasubbid.
SDA dan Kepangkatan BKPPD Kota Metro sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat staf kami
sudah berpengalaman dan terbiasa dari tahun ketahun melaksanakannya.
Jika ada kesulitan dalam hal menyangkut aturan kami bisa konsultasi kepada
Kanreg V BKN atau BKD Provinsi, sedangkan untuk teknis pengerjaan staf
kami bisa saja bertanya atau berkoordinasi dengan staf terdahulu yang
pernah melaksanakan pelayanan kenaikan pangkat sebelum mereka
tentunya ( Indra Budhi Wahyudi, SE, Kamis, 18 Agustus 2011, 08. 46
WIB).
60
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
61
Sangat Tinggi
2062
Tinggi
62
Nama Barang
Jumlah
Kondisi
1.
Meja
8
3 rusak
2.
Kursi Stainless
13
Cukup baik
3.
Komputer PC
2 unit
Cukup baik
4.
Printer
3 unit
Cukup baik
5.
Filling Cabinet
7 buah
Baik
6.
Lemari Arsip
1 buah
Baik
7.
Laptop
3 unit
Baik
Sumber : Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai 2011
63
maksimal
kecuali laptop yang merupakan produk relatif masih baru yaitu tahun 2010.
Selain itu dengan kondisi jumlah prasarana pada tabel 5.13 diatas sangat
tidak sesuai dengan kondisi ruangan yang dipakai. Ukuran ruangan yang relatif
sempit hanya berukuran 3m x 5m menjadikan ruangan tidak nyaman dan dipenuhi
oleh inventaris barang yang ada sehingga menjadikan ruangan tidak tertata dengan
baik. Ruangan yang sesak menjadikan ruangan pelayanan panas karena tidak
didukung oleh AC yang ada hanya didukung oleh satu unit kipas angin yang
tentunya tidak mampu mengatasi hal tersebut.
Kondisi ruangan pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang
dilakukan oleh BKPPD Kota Metro ini sendiri dirasakan oleh responden dari hasil
survey sebagaimana tabel berikut :
Tabel 5. 14. Penilaian Indikator tangible
Rentang Skor
500 s/d 800
801 s/d 1300
1301 s/d 1800
1801 s/d 2300
2301 s/d 2500
Hasil Skor Total
Hasil untuk kondisi tangible
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Sangat Tinggi
1292
Rendah
64
kenaikan pangkat dirasakan responden tidak nyaman, tidak bersih dan tidak rapih.
Selain itu tempat parkir yang tidak memadai serta belum adanya papan
pengumuman yang terpampang jelas dikantor BKPPD Kota Metro khususnya
mengenai kenaikan pangkat PNS yang akan mereka jalani menjadi poin penting
terhadap rendahnya penilaian responden akan indikator tangible pada kualitas
pelayanan kenaikan pangkat yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro.
Gambar 5.3. Kondisi Ruangan Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS BKPPD Kota
Metro
Kondisi sarana dan prasarana ini terus berlangsung seperti saat ini, hal ini
disebabkan organisasi BKPPD Kota Metro sendiri untuk pengadaan barang masih
mendapat suplai dari Sekretariat Daerah (Setda) Kota Metro. Adapun pengadaan
yang barang yang diusulkan dalam kegiatan di BKPPD Kota Metro sampai saat
ini masih belum dapat terealisasi atau mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota
Metro disebabkan sejak tahun 2008 Pemerintah Kota Metro mengalami defisit
anggaran yang mengharuskan untuk penghematan dalam penggunaan APBD
khususnya untuk kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh setiap unit kerja yang
ada di Kota Metro. Sehingga keadaan tersebut menyebabkan BKPPD Kota Metro
65
hanya mendapat pengadaan barang yang berasal dari pengadaan barang yang
diselenggaran oleh anggaran pada Sekretariat Daerah Kota Metro.
Untuk fasilitas prasarana ruangan sendiri, sampai saat ini BKPPD Kota
Metro belum memiliki gedung kantor sendiri melainkan masih menumpang pada
gedung eks kantor Pengadilan Negeri Kota Metro yang ini telah pindah kantor
secara tukar guling dengan Pemerintah Daerah Kota Metro. Kondisi ini memaksa
kegiatan pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan BKPPD Kota Metro
dengan terpaksa memakai ruangan yang ada sampai ada kebijakan Walikota
Metro agar BKPPD membangun atau memiliki gedung kantor sendiri, padahal
kontruksi ruangan yang dipakai untuk pelayanan ini sebenarnya bukan dirancang
sebagai ruangan untuk memeberikan suatu pelayanan melainkan hanya untuk
ruangan pegawai/staf saja. Kendala belum tersedianya gedung yang memadai ini
sebagaimana diungkapkan oleh Sekretaris BKPPD Kota Metro berikut :
..Sampai saat ini belum memiliki gedung sendiri tetapi masih
meminjam gedung eks PengadilanNegeri Metro, hal ini disebabkan oleh
belum tersedianya anggaran Pemerintah Kota Metro untuk mendukung
pembangunan gedung baru BKPPD Kota Metro. Kami sudah berulangkali
mengusulkan untuk pembangunan gedung baru tetapi sampai saat ini
masih belum terealisasi (Eni Sri Winarti, SH, Jumat 12 Agustus 2011,
10.20 WIB)
Selain itu masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana ini juga juga
dibenarkan serta ditambahkan oleh pernyataan dari hasil wawancara kepada
Kasubbid. SDA dan Kepangkatan BKPPD Kota Metro bahwa :
Masalah internal yang ada dalam pelayanan kenaikan pangkat
disini adalah sistem SAPK masih belum didukung oleh jaringan internet
serta fasilitas komputer yang sudah tua dan juga fasilitas ruangan yang
belum memadai. ( Indra Budhi wahyudi, SE., Kamis, 18 Agustus 2011,
10.02 WIB)
66
prosedur
kenaikan pangkat PNS yang selama ini pelaksanaannya selalu diiringi dengan
67
Gambar 5.4. Kondisi Komputer Pelayanan Kenaikan Pangkat PNS BKPPD Kota
Metro
database tersedia secara memadai, pelayanan kenaikan pangkat PNS ini tentu saja
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat oleh karena sistem kroscek datanya
bisa mengoptimalkan database yang ada dan akses informasinya lebih cepat
diterima oleh pelaksanan pelayanan maupun pengguna pelayanan kenaikan
pangkat PNS yang ada di Pemerintah Kota Metro.
69
BAB. VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
kesempatan tersebut
untuk
mengembangkan
dengan
memberikan
pelaksanaan
pembagian
kerja/job
description
bagi
pegawai
dalam
anggota organisasi/pegawai
bersifat manual serta informasi berkaitan hal tersebut tidak mudah diakses
oleh PNS yang akan mengajukan kenaikan pangkat baik kapan serta
dimana pun mereka berada, hal ini menyebabkan ada beberapa PNS
tersebut yang tidak dapat diproses karena keterlambatan mereka dalam
menyerahkan berkas kepada BKPPD Kota Metro.
Aturan dalam pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat PNS.
Sebagai wujudi implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
2003 yang kemudian menjadi kebijakan Peraturan Gubernur Lampung
menjadikan pada tahap penyelesaian proses penyelesaian kenaikan pangkat
PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro menjadi tidak sama. Proses
penyelesaian kenaikan pangkat untuk menjadi golongan IV/a ke atas yang
setelah selesai pemberkasannya di BKPPD Kota Metro kemudian
diserahkan untuk dikelola oleh BKD Provinsi Lampung menyebabkan
pada proses penyelesaian memerlukan waktu yang panjang, akibatnya PNS
yang
mengusulkan
harus
menunggu
sampai
bulan
untuk
B. SARAN
Berdasarkan
kesimpulan
sebagaimana
dijelaskan
di
atas,
untuk
Pemerintah Kota Metro melalui BKPPD Kota Metro dan didukung oleh
Bappeda Kota Metro, BKPD Kota Metro serta DPRD Kota Metro harus
segera menetapkan program pembangunan gedung Kantor,
pengadaan
3.
BKPPD
Kota
Metro
melalui
Pemerintah
Kota
Metro
hendaknya
kenaikan pangkat PNS untuk menjadi golongan IV/a ke atas dengan untuk
menjadi golongan III/d ke bawah yang selama ini dilakukan oleh BKD
Provinsi Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
10
WEBSITE
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/pelayanan-publik-prima.pd
www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita_Berkomunikasi.pdf
www.bkn.go.id
http://ruanghati.com/2009/12/05/45-foto-foto-masjid-terindah-di-muka-bumi-themost-beautiful-mosque/
11
NO. RESPONDEN
URUT
(N)
TANGIBLE
RESPONSIVENESS
REABILITY
ASSURANCE
EMPATHY
TOTAL
1 2 3 4 5
JUMAH
1 2 2 1 2
4 4 5 4 4
21
30
20
23
2 2 2 2 2
10
4 4 4 4 4
20
29
21
21
101
2 2 3 2 1
10
5 4 5 4 4
22
34
22
21
109
102
1 2 3 3 3
12
4 4 4 4 4
20
30
21
21
104
2 2 3 2 3
12
4 4 5 4 4
21
34
22
24
113
2 1 1 2 2
4 4 4 4 5
21
31
21
23
104
2 2 3 2 3
12
4 4 4 5 4
21
31
23
24
111
1 2 3 3 2
11
4 5 5 4 4
22
31
21
21
106
1 1 3 2 2
5 5 5 4 4
23
28
22
24
106
10
10
3 2 2 3 3
13
4 5 5 4 4
22
28
20
23
106
11
11
1 2 2 2 2
4 4 4 4 4
20
35
19
21
104
12
12
3 3 2 2 4
14
5 4 5 5 4
23
29
21
22
109
13
13
2 3 2 2 3
12
4 4 4 5 4
21
34
22
23
112
14
14
2 2 3 3 4
14
4 4 4 5 4
21
30
22
21
108
15
15
1 2 4 1 2
10
4 5 4 5 4
22
33
21
25
111
16
16
4 4 4 4 4
20
4 3 4 4 4
19
30
21
20
110
17
17
1 3 2 2 3
11
4 4 4 4 5
21
30
22
23
107
18
18
3 4 3 3 2
15
4 5 4 5 5
23
33
22
22
115
19
19
2 2 2 2 2
10
4 4 5 4 5
22
30
20
22
104
20
20
3 4 2 2 3
14
4 4 5 4 4
21
34
21
23
113
21
21
2 2 4 2 3
13
5 4 4 5 5
23
30
20
24
110
22
22
2 3 3 2 3
13
4 5 4 4 5
22
30
20
23
108
23
23
1 3 2 3 2
11
4 4 5 4 5
22
30
22
22
107
24
24
3 3 4 2 2
14
4 4 4 3 4
19
25
16
15
89
25
25
4 4 4 5 4
21
3 4 4 4 4
19
34
22
18
114
26
26
1 3 4 2 4
14
5 4 4 5 5
23
31
21
23
112
27
27
2 2 2 2 2
10
5 4 5 4 5
23
33
23
22
111
28
28
2 3 4 2 2
13
4 5 5 4 4
22
31
21
23
110
29
29
2 3 2 2 2
11
5 4 5 5 4
23
35
23
23
115
30
30
1 2 3 3 2
11
4 2 4 4 4
18
36
24
16
105
31
31
3 3 4 2 2
14
4 4 4 3 4
19
27
16
15
91
32
32
3 3 2 2 2
12
4 5 4 4 4
21
31
21
23
108
33
33
2 3 2 3 3
13
5 4 5 4 5
23
28
21
24
109
34
34
2 2 3 3 4
14
4 4 4 3 3
18
20
13
15
80
35
35
2 2 3 2 1
10
2 3 3 2 3
13
21
15
14
73
36
36
3 3 2 3 2
13
5 5 5 5 5
25
31
21
23
113
37
37
2 3 2 2 3
12
5 5 4 5 5
24
33
21
22
112
38
38
2 2 3 3 5
15
4 4 4 4 4
20
31
20
16
102
39
39
4 4 4 4 4
20
4 5 4 4 4
21
31
20
20
112
40
40
3 2 3 3 3
14
5 4 5 5 4
23
31
21
22
111
41
41
2 2 3 2 3
12
5 5 4 4 4
22
30
23
23
110
42
42
2 2 4 3 2
13
4 4 5 4 4
21
34
21
23
112
43
43
3 3 3 2 4
15
4 4 4 4 5
21
31
21
24
112
44
44
2 2 2 2 2
10
4 4 5 5 5
23
32
22
23
110
45
45
3 2 4 3 4
16
3 4 3 4 4
18
34
22
19
109
46
46
4 4 4 5 4
21
4 4 4 4 4
20
35
21
18
115
47
47
5 5 4 4 4
22
3 3 4 4 4
18
31
20
19
110
48
48
2 2 3 3 2
12
5 4 4 4 4
21
32
22
22
109
49
49
3 2 3 3 2
13
5 5 5 4 4
23
33
21
23
113
50
50
3 3 3 2 4
15
4 4 4 5 4
21
31
21
23
111
51
51
2 2 4 3 3
14
4 5 5 5 4
23
34
20
24
115
52
52
2 3 3 2 4
14
5 4 5 4 4
22
31
20
22
109
53
53
2 2 3 2 2
11
5 4 4 5 4
22
32
21
23
109
54
54
1 3 2 3 3
12
4 5 5 4 4
22
30
20
21
105
55
55
2 3 3 3 2
13
4 4 5 4 5
22
33
21
23
112
56
56
1 2 5 3 2
13
5 4 4 4 4
21
34
21
23
112
57
57
2 4 2 2 2
12
5 4 5 4 4
22
32
22
22
110
58
58
4 4 5 4 4
21
5 5 5 4 5
24
33
19
17
114
63
63
4 4 4 4 4
20
4 4 4 4 5
21
34
21
20
116
64
64
3 2 3 2 2
12
4 5 4 5 5
23
31
21
22
109
65
65
3 2 3 3 4
15
3 4 4 4 3
18
28
19
19
99
66
66
3 2 2 3 2
12
5 4 5 4 5
23
34
21
23
113
67
67
2 3 4 3 2
14
5 4 5 4 5
23
31
21
23
112
68
68
3 1 3 4 3
14
4 3 5 4 3
19
31
20
18
102
69
69
2 3 4 3 2
14
4 5 4 5 4
22
33
22
22
113
70
70
2 3 3 2 4
14
4 5 4 4 5
22
34
22
22
114
71
71
4 4 4 4 3
19
4 3 4 4 5
20
31
21
20
111
72
72
2 2 3 3 4
14
4 5 4 5 4
22
30
22
22
110
73
73
2 3 4 3 2
14
4 5 4 5 4
22
33
20
22
111
74
74
3 4 2 2 3
14
4 4 5 4 4
21
31
21
22
109
75
75
1 5 2 2 3
13
4 4 4 5 5
22
32
21
12
100
76
76
3 4 2 3 3
15
3 4 4 4 5
20
29
20
23
107
77
77
2 3 3 3 3
14
4 4 4 5 5
22
32
21
22
111
78
78
3 3 3 4 2
15
4 4 4 5 4
21
31
21
22
110
79
79
3 4 2 3 3
15
4 4 5 4 5
22
31
23
22
113
80
80
2 3 4 3 3
15
4 4 4 5 5
22
28
20
22
107
81
81
2 3 3 2 2
12
5 4 5 4 4
22
31
22
23
110
82
82
3 3 4 3 2
15
4 4 4 4 4
20
30
22
21
108
83
83
3 4 5 2 3
17
4 5 4 3 4
20
33
21
22
113
84
84
2 4 3 2 2
13
4 4 5 4 5
22
32
20
22
109
85
85
3 2 2 3 3
13
4 5 4 4 4
21
32
21
22
109
86
86
3 3 4 3 2
15
4 5 4 4 5
22
33
21
22
113
87
87
2 3 4 2 3
14
4 4 5 4 4
21
33
22
23
113
88
88
2 2 3 3 2
12
5 4 4 1 5
19
28
21
23
103
89
89
2 3 2 3 2
12
4 5 4 2 4
19
28
21
23
103
90
90
3 4 3 2 2
14
5 4 4 2 5
20
29
22
22
107
91
91
3 4 3 2 2
14
4 5 4 2 5
20
24
20
22
100
92
92
2 3 2 3 2
12
5 4 4 2 4
19
27
23
22
103
93
93
3 3 4 3 2
15
4 5 4 1 5
19
26
21
22
103
94
94
1 3 2 2 2
10
5 4 4 1 5
19
26
21
22
98
95
95
3 4 2 2 4
15
4 4 5 1 5
19
26
22
22
104
96
96
2 3 2 2 3
12
5 4 4 1 5
19
28
21
21
101
97
97
4 3 3 3 2
15
4 4 5 2 4
19
27
21
23
105
98
98
3 4 3 2 2
14
4 5 4 1 5
19
26
22
23
104
99
99
2 2 3 3 2
12
5 4 4 2 4
19
27
21
21
100
100
100
2 2 3 2 3
12
1292
5 4 4 1 4
18
2014
27
2942
21
2006
22
100
2063
10317