Tanaman Obat Demam Berdarah
Tanaman Obat Demam Berdarah
Tanaman Obat
Selama tahun 1996-2005 tercatat 334.685 kasus demam berdarah
dengan jumlah kematian 3.092 orang. Upaya pencegahan DBD melalui
metode lingkungan, biologis, dan kimiawi kurang berhasil, dan upaya
pengobatan secara formal masih terbatas. Beberapa jenis
tanaman obat seperti daun pepaya, daun jambu biji,
kunyit, temu ireng, dan meniran terbukti
secara empiris dapat mengobati
penyakit DBD.
Pengobatan
Pengobatan yang umum bagi penderita demam berdarah adalah dengan cara penggantian cairan tubuh, yaitu memberikan minum 1,52 liter dalam 24 jam (air teh dan
gula, sirup atau susu) serta pemberian gastroenteritis oral solution
atau kristal diare, yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok
makan setiap 3-5 menit. Pengobatan yang selama ini diberikan
lebih bersifat menjaga dan mencegah kejadian lebih buruk. Untuk
pengobatan kuratif secara formal
masih terbatas.
Tanaman Obat Indonesia
Anti-DBD
Balittro sebagai balai yang memiliki
mandat penelitian tanaman obat
berupaya mencari jenis-jenis tanaman obat yang berkhasiat dalam
mengobati penyakit DBD. Jenis tanaman obat yang terpilih ada lima,
yaitu pepaya gandul, kunyit, temu
ireng, meniran, dan jambu biji. Tanaman tersebut diramu sedemikian
rupa, baik dalam bentuk simplisia
kering, serbuk maupun sirup.
Jenis tanaman tersebut dipilih
berdasarkan manfaatnya dalam
mengatasi penyebab penyakit DBD
dan gejalanya. Tanaman tersebut
sudah digunakan secara empiris
sebagai obat tradisional, diketahui
nama latin dan sistematikanya sehingga tidak salah dalam memilih
jenis tanaman, diketahui kandungan
zat berkhasiat dan golongan senyawa atau zat identitasnya, dan
tanaman diproses sesuai dengan
metode standar.
Meniran biasanya tumbuh liar
di pinggiran kebun, pekarangan/
halaman rumah, atau pinggir jalan,
dan merupakan gulma di lahan pertanian. Kunyit, temu ireng, pepaya, dan jambu biji bisa ditanam di
halaman/pekarangan rumah sebagai tanaman obat keluarga atau
apotik hidup.
Balittro telah mengeluarkan
formula ramuan anti-DBD berupa
simplisia maupun sirup. Ramuan
tersebut terdiri atas daun pepaya
Bahan dasar formula anti-DBD: daun pepaya, daun jambu biji, meniran
(tanaman), kunyit, dan temu ireng, dan produk anti-DB dalam bentuk simplisia
dan sirup (inzet).
Salah satu komponen biaya usaha tani yang cukup besar adalah biaya
pestisida. Kebiasaan petani yang boros dalam penyemprotan pestisida
antara lain disebabkan oleh penggunaan cerat yang kurang sesuai.
Penggunaan pestisida dapat lebih dihemat dengan cara memperbaiki
teknik penyemprotan menggunakan cerat kipas. Cerat kipas
dapat menghemat pestisida sampai 33%.
eberhasilan pengendalian hama dan penyakit pada budi daya tanaman ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain pengetahuan
tentang jenis pestisida, hama/penyakit yang menyerang tanaman,
suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin. Penting pula diketahui
tingkat kerusakan tanaman dan
harga jual komoditas yang diusahakan. Dalam menggunakan pestisida, perhitungan untung-rugi perlu
menjadi bahan pertimbangan.
Beberapa laporan menunjukkan, tanaman tanpa perlindungan
pestisida bisa menderita kehilangan
hasil panen sekitar 25-45%. Serangan hama Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella pada