Anda di halaman 1dari 16

Pengertian, Alasan, dan Motif Terorisme

Teror menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah menciptakan


ketakutan, kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan. Sedang kan
teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut,
biasanya untuk tujuan politik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terorisme
adalah penggunaan kekerasan terhadap sasaran sipil (non-combatan) untuk
menimbulkan ketakutan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan (terutama
tujuan politik).
Menurut hukum positif di Indonesia, terorisme adalah setiap orang
yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau
menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan
atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan
atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup
atau fasilitas publik atau dasilitas internasional (UU No. 15 tahun 2003, Bab III,
Pasal 6) dengan hukuman pidana mati, penjara seumur hidup, atau penjara 4 tahun
hingga 20 tahun (terjadi pada para pelaku kasus terorisme yang pernah terjadi di
Indonesia seperti Bom Bali 2002, Bom Hotel JW Marriot, dan sebagainya).
Terorisme dapat muncul dengan berbagai alasan diantaranya :
1. Terdapat pemerintah atau rezim yang berwenang di suatu negara yang
depersepsikan tidak mampu menciptakan kesejahteraan atau menjamin
keadilan bagi masyarakatnya oleh kelompok tertentu sehingga kelompok
tersebut merasa harus berbuat sesuatu atau bereaksi, namun tidak adanya
cara lain yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan bagi si pelaku
selain dengan cara kekerasan.
2. Adanya perlawanan kelompok kecil terhadap kelompok yang lebih besar
(negara, rezim, dan sebagainya).
3. Adanya sekelompok orang yang berniat melakukan revolusi untuk
mengubah kondisi untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Terdapatnya perlawanan oleh pihak-pihak yang tertekan atau terkucilkan
oleh kaum mayoritas atau negara.

Jauhkan Aku dari Terorisme

Dan dari alasan-alasan tadi memunculkan motif yang mendasari gerakan teror
yakni :
1. Ingin memisahkan diri dari pemerintahan yang resmi, disebut nasionalseparatis.
2. Ingin melaksanakan kebijakannya. Hal ini pernah dilakukan oleh negaranegara di dunia.
3. Ingin menentang legitimasi yang ada atau rezim yang berwenang (motif
politik). Dalam hal ini aksi terorisme bisa muncul dari ketidaksetujuan
kelompok terhadap isu-isu tertentu. Ketidaksetujuan itu disikapi dengan
cara kekerasan, teror, dan pembunuhan yang menimbulkan ketakutan
kepada masyarakat.
4. Ingin membuktikan ekstitensinya.
5. Ingin melampiaskan kemarahan dan membalaskan dendam. Siapapun juga
dapat melakukan ini.
6. Ingin menegakkan suatu agama atau kepercayaan. Cara lain dianggap
tidak efektif sehingga cara teror lah yang dipilih sebagai jalan satusatunya.
7. Ingin melaksanakan tugas suci, seperti mengembangbiakkan ras tertentu,
menghapuskan representasi seta di dunia, dan sebagainya.
8. Ingin melakukan suatu percobaan, biasa terjadi pada penderita sakit jiwa.
9. Ingin mencontoh orang atau kelompok tertentu, dan masih banyak yang
lainnya.

Jauhkan Aku dari Terorisme

Sasaran, Kerugian, dan Dampak Terorisme


Terorisme terus berkembang mengikuti perubahan jaman. Banyak
sekali sasaran empuk yang sudah dimakan. Siapa saja bisa menjadi sasaran
terorisme. Sejauh ini teroris dapat menyerang pihak-pihak seperti di bawah ini :
Warga sipil, bahkan termasuk anak kecil, wanita, orang tua renta, dan
orang-orang lemah lainnya.
Aparat pemerintah (polosi dan militer), bahkan termasuk menera pegawai
pemerintah yang memakai seragam atau baju dinas.
Sarana umum, termasuk fasilitas umum yang sangat berguna bagi
masyarakat.
Tempat keramaian yang ditujukan untuk menarik perhatian atau menelan
korban yang banyak.
Lembaga pemerintah maupun swasta.
Tempat-tempat rekreasi seperti hotel, cafe, dan sebagainya.
Tempat-tempat ibadah seperti gereja, masjid, dan sebagainya.
Terorisme yang sudah terjadi pastinya memakan banyak sekali korban.
Apapun bentuknya terorisme harus dicegah karena tak ada hasil positifnya, yang
ada hanya kerugian yang muncul. Kerugian-kerugian itu dapat berupa :
Menghilangkan banyak nyawa manusia, termasuk mereka yang tidak tahu
menahu persoalan di balik aksi teror tersebut yaitu anak-anak, wanitawanita, orang tua renta, dan orang-orang lemah lainnya.
Melukai manusia lain yang boleh jadi merupakan golongan yang patut
dilindungi.
Menimbulkan rasa tidak aman di masyarakat dalam bentuk rasa cemas,
rasa takut, rasa panik, dan sebagainya.
Memperburuk citra suatu agama tertentu yaitu agama yang si pelaku
jadikan landasan dalam melakukan aksinya.
Hal ini juga bisa berdampak dimusuhinya atau dikucilkannya penganut
agama tersebut oleh penganut agama lain karena dianggap teroris.
Mengganggu perekonomian yang dampaknya pada masyarakat juga yaitu
merusak toko, membuat orang tidak mau ke wilayah pertokoan yang
3

Jauhkan Aku dari Terorisme

terkena bom, dan sebagainya. Ketika perekonomian tidak berjalan, maka


pendapatan masyarakat juga akan berkurang.
Merusak fasilitas umum yang digunakan masyarakat untuk beraktivitas.
Ketika tempat tersebut rusak, masyarakat harus membangun kembali
tempat tersebut dengan dana mereka sendiri maupun dana dari pemerintah.
Hal itu merupakan pemborosan.
Merusak lingkungan termasuk pohon-pohon yang membuat kerindangan,
hewan-hewan di alam sekitar. Sebagai makhluk yang lemah dan tidak
bersalah, seharusnya mereka dilindungi bukan malah sebaliknya.
Kerugian-kerugian itu dapat dipastikan membawa dampak-dampak
yang tertanam pada tiap-tiap korban serta dampak keseluruhan. Walaupun
dilakukan atas nama agama, pengeboman dapat menimbulkan guncangan
psikologis yang besar yang dapat membutuhkan waktu dan penanganan yang
serius. Dampak itu dapat berupa :

Pada ranah pikiran, para korban memiliki pemikiran bahwa agama adalah
sumber penyebab penderitaan manusia; dunia merupakan tempat yang
mengerikan; Tuhan membenci dan menghukum dirinya sehingga dirinya
tidak berharga untuk hidup dan pantas untuk mati; Tuhan sadis dan tidak
adil; Tuhan berbohong; semua orang yang beragama sama dengan pelaku
yaitu biadab; manusia sama saja dengan binatang; kasih sayang antar
sesama manusia adalah ilusi; semua manusia jahat; tak ada gunanya
berbuat baik; para pelaku aksi maupun keturunannya harus membayarnya
dengan darah; dan sebagainya. Para korban juga bisa mengalami kesulitan
konsentrasi dan penurunan daya tangkap karena kejadian traumatik yang
dialaminya yang akhirnya menyebabkan penurunan daya otak secara
keseluruhan.

Pada ranah perasaan, para korban merasa ragu pada diri sendiri, Tuhan,
maupun orang lain; malu menjadi pengikut agama yang sama dengan
pelaku jika agamanya sama; tidak percaya diri; takut atau terancam jika
berada di luar rumah; depresi; benci pada Tuhan dan pada mereka yang
menganut agama yang sama dengan pelaku; marah kepada Tuhan dan
konsep agama secara keseluruhan; putus asa dalam hidup; cemas yang

Jauhkan Aku dari Terorisme

berlebihan terutama ketika bertemu dengan orang yang mirip dengan


pelaku.

Pada ranah perilaku, para korban cenderung menyerang penganut agama


yang sama dengan para pelaku; menangis dan berteriak-teriak sepanjang
hari; tidur sepanjang hari karena depresi; tak henti-hentinya termenung;
tidak responsif ketika diajak bicara; menarik diri dari lingkungan sosial;
megancam dan menyakiti penganut agama yang sama dengan para pelaku;
hingga mencoba bunuh diri karena tekanan hidup setelah dirinya
mengalami kecacatan akibat bom.
Pemulihan kondisi psikologis korban terorisme jauh berbeda dengan

pemulihan korban bencana. Proses pemulihan korban aksi pengeboman sangat


kompleks. Pada bencana alam, para korban cenderung merelakan karena merasa
bahwa apa yang terjadi merupakan kehendah Tuhan atau alam. Sedangkan pada
korban aksi pengeboman, para korban merasa benci pada pelaku, ingin mencari,
mengutuk, dan menyakiti mereka dan keluarganya sebagai bentuk balas dendam.
Selanjutnya para korban dapat mempengaruhi orang lain untuk membentuk
solidaritas kelompok, dan menumbuhkan kebencian yang lebih besar hingga
menyulut adanya konflik.

Jauhkan Aku dari Terorisme

Penyebaran, Perekrutan, dan Perilaku Terorisme


Penyebaran terorisme sudah mendunia hingga pelosok-pelosok.
Adapun pola penyebaran terorisme ada 2 macam yaitu :
1. Pola Tidak Langsung
Pola penyebaran ini berupa penyebaran paham terorisme yang melibatkan
perantara seperti :
a. Media cetak : buku, majalah, buletin, selebaran, pamflet, dan sebagainya.
b. Media elektronika : rekaman video, rekaman suara, situs, website, blog,
jejaring media sosial, fasilitas chat-room, forum diskusi online,
handphone, ceramah atau doktrin jarak jauh, dan sebagainya.
2. Pola Langsung
Pola penyebaran ini berupa penyebaran paham terorisme yang melibatkan adanya
tatap muka seperti :
a. Pertemuan Tertutup

Bertempat tinggal di rumah kontrakan bulanan atau tahunan

Kos atau kontrakannya tertutup

Kos atau kontrakannya memiliki sedikit perabotan rumah tangga

Masuk dan keluar kos atau kontrakan diatur untuk tidak bersamasama

Jarang atau bahkan tidak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

Terlihat sepi

Menyembunyikan alas kaki

b. Hubungan guru dengan murid


c. Hubungan kekeluargaan
d. Hubungan pertemanan
e. Hubungan lawan jenis
Setelah melakukan penyebaran paham terorisme, para pelaku
melakukan perekrutan kepada personal yang mereka incar. Proses perekrutan
teroris dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
1. Pendekatan individu di RT setempat, tempat ibadah, food court, restoran,
kantin, sekolah, dan lain sebagainya
6

Jauhkan Aku dari Terorisme

2. Penyamaan persepsi mengenai siapa dan apa yang dimusuhi termasuk


terhadap sesama penganut agama
3. Pengelompokan secara eksklusif dan tertutup
4. Pernyataan kesediaan untuk mengorbankan harta benda dan meninggalkan
anak istri demi perjuangan
5. Pelatihan fisik, bela diri, perkemahan, dan lain-lain
6. Pernyataan janji setia kepada pimpinan kelompok (kadang-kadang
digunakan istilah baiat)
7. Pernyataan kesediaan diri dalam melakukan aksi terorisme
Dalam melakukan pengkaderan para kelompok teroris memiliki
berbagai modus diantaranya :
a. Sosialisasi nilai-nilai dalam kegiatan agama
b. Himbauan perubahan dari pro-pemerintah menjadi kontra-pemerintah
c. Tawaran menggiurkan seperti mengajak berteman dengan seseorang dari
luar negeri ternyata tidak terjadi, menawarkan bantuan mencari kerja
ternyata melibatkan dalam acara pertemuan eksklusif
d. Mengadakan kegiatan belajar bersama ternyata pertemuan kegiatan yang
eksklusif
Para kelompok teroris cenderung merekrut seseorang dengan karakter
sebagai berikut :
1. Terlihat pendiam atau patuh pada agama
2. Terlihat fanatik atau tidak toleran terhadap pemeluk agama lain atau
kelompok lain
3. Terlihat tertutup atau eksklusif yaitu hanya bersosialisasi dengan
kalangannya sendiri
4. Terlihat cenderung agresif atau revolusioner yakni condong ingin
mendobrak atau menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai
tujuannya
5. Terlihat menafsirkan segala sesuatu secara hitam putih atau kaku
(memahami reks keagamaan secara tekstural dan parsial)

Jauhkan Aku dari Terorisme

Setelah mendapatkan orang yang direkrut, para kelompok teroris


melakukan kegiatan seperti yang sudah terjadwal. Para simpatisan yang telah
direkrut perilakunya mengalami perubahan. Perilakunya diantaranya :
1. Menyatakan persetujuan terhadap berbagai aksi terorisme.
2. Menyatakan kekaguman terhadap pelaku aksi terorisme secara terusmenerus.
3. Sering mengakses situs-situs yang menyebabkan propaganda yang
berhubungan dengan aksi terorisme.
4. Menyatakan persetujuannya pada aksi perampasan fai terhadap harta
milik benda yang bukan dari kelompoknya yang dianggap keliru dan tidak
beriman.
5. Meminjam tapi tidak berniat mengembalikan, menipu, mencuri,
merampok, menggelapkan, merampas harta, untuk diberikan kepada
kelompoknya.
6. Mempelajari berbagai operasi agresi, termasuk cara membuat bahan
peledak, cara membeli senjata, dan sebagainya.
7. Menganjurkan, mengajarkan, dan melatih orang lain untuk melakukan aksi
yang sama.
8. Memperlihatkan perubahan perilaku yang drastis dalam kehidupannya.

Jauhkan Aku dari Terorisme

Remaja dan Terorisme


Para remaja usia 12-19 tahun dinilai sangat rentan terhadap aksi
gerakan terorisme disebabkan oleh tahap perkembangan psikososial para remaja.
Para remaja sering mempertanyakan siapakah saya dan akan menjadi apa saya
ini?.
Masa remaja merupakan masa identifikasi diri karena merupakan
masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Perubahan itu ditandai
dengan perubahan baik secara biologis, bertambahnya tanggung jawab, dan
diperkenalkannya berbagai hal-hal baru (peran, ideologi pemikiran, bidang ilmu
pekerjaan, dan kelompok sosial baru) yangnantinya akan mengantarkan remaja
kepada pemilihan karir/pekerjaan dan perannya dalam masyarakat.
Remaja pada umumnya senang memperhatikan penampilan,
bagaimana ia membawakan diri, menilai keberartian atau keberhargaan dirinya,
mengukur kemampuan diri, dan belajar mengambil keputusan dan menerima
konsekuensi dari keputusan-keputusan tersebut.
Kerentanan-kerentanan remaja terhadap gerakan terorisme adalah
sebagai berikut :
1. Perasaan bingung, untuk menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan
tanggung jawab barunya
2. Perasaan labil, dimana remaja ingin dapat diterima oleh lingkungannya
sehingga mencoba berbagai cara dan strategi pendekatan (mengubah cara
berpakaian, cara bicara, dan sebagainya). Remaja juga berpindah dari satu
kelompok sosial menuju kelompok sosial lainnya terasuk ke komunitas
berideologi garis keras.
3. Keadaan mudah terpengaruh, dimana pengalaman hidup yang berlum
banyak membuat kurang percaya diri dalam memutuskan sesuatu hal
sehingga membutuhkan mentor sebagai narasumber.
4. Perasaan belum berharga, disebabkan karana sebelumnya remaja adalah
anak-anak. Keadaan ini membuat mereka bersifat sangat militan, patriotis,
setia dan heroik secara mendadak.
5. Perasaan euforia (terlalu positifdan terbuka) terhadap ide atau konsep
ideologi / ajaran agama baru tanpa melakukan cek ulang.
9

Jauhkan Aku dari Terorisme

Meski begitu, remaja yang mempunyai wawasan yang luas dan


memiliki kematangan berpikir serta emosional yang relatif baik akan
menampilkan hal-hal yang positif. Mereka tidak akan terjerumus ke dalam
gerakan terorisme. Karena mereka memiliki pertimbangan moral yang teliti dalam
membuat berbagai keputusan.
Adapun ciri-ciri remaja yang dapat menjadi pelaku teroris adalah
sebagai berikut :
a. Terlihat sepaham dengan perekrut
b. Semangat terlalu tinggi hingga terlihat meledak-ledak ketika membahas
idealismenya
c. Pendiam diantara rekan-rekannya di luar kelompok eksklusifnya
d. Nampak penurut ketika berada bersama orang yang merekrut
e. Mudah percaya kepada yang merekrut
f. Tidak kritis untuk balik bertanya ketika mendengarkan yang merekrut
g. Memiliki pengetahuan agama yang terbatas
h. Mudah kagum kepada orang yang merekrut
i. Menyerahkan keputusan pada orang lain

10

Jauhkan Aku dari Terorisme

Mencegah Terorisme
Kita semua tentunya tidak ingin terjerat kepada gerakan terorisme.
Apalagi sangat rentan sekali remaja untuk terjerat. Untuk dapat menghindar dari
gerakan terorisme, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh tiap-tiap personal
yaitu :
1. Memperkuat diri dengan nilai-nilai luhur dan kemuliaan yang telah
ditanamkan oleh orang tua dan guru sejak kecil dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengamati dan memikirkan dampak dari berbagai tindakan terorisme
(seperti merenggut korban nyawa, cacat seumur hidup, kaum dhuafa
baru, citra agama buruk, dan sebagainya).
3. Melakukan penimbangan baik-buruk atau manfaat-kerugian dari berbagai
tindakan terorisme.
4. Menelaah dasar pemikiran yang dijadikan dasar bagi para teroris dalam
melakukan aksi dan meminta pendapat kepada berbagai pihak termasuk
orang tua, guru, pemuka agama, dan sebagainya.
5. Memiliki lebih dari tiga mentor yang pendapatnya bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6. Membekali diri dengan wawasan yang luas baik wawasan keagamaan
maupun pengatahuan umum.
7. Melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan seperti berkunjung ke panti
asuhan, melihat dan menolong sendiri korban bencana alam, dan
sebagainya.
8. Melaporkan kepada ketua RT setempat apabila melihat suatu keganjalan
pada aktivitas seseorang yang mencurigakan.
9. Menggalang berbagai aktivitas pemuda di lingkungan RT yang
melibatkan seluruh pemuda di lingkungan tersebut dan dipantau oleh
ketua RT secara langsung.
Mencegah teroris tidak hanya dilakukan oleh seseorang saja, namun
harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Masyarakat dapat turut serta
mencegah pergerakan teroris dengan melakukan hal sebagai berikut :

11

Jauhkan Aku dari Terorisme

1. Seluruh elemen masyarakat perlu bekerjasama dengan baik dalam


mencegah aksi terorisme. Dalam hal ini semua pihak harus bersatu dengan
niat hati yang bersih tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau
golongan dalam upaya memajukan bangsa.
2. Aparat pemerintah daerah setempat di berbagai tingkatan perlu memonitor
setiap perpindahan penduduk melalui kelengkapan dokumen pemiliknya.
3. Warga masyarakat perlu mengenal warga baru yang baru berpindah ke
lingkungannya dengan cara seperti ketua RT meminta identitas yang masih
berlaku, mengenal sedikit banyak tentang latar belakang para tetangga dan
sebagainya.
4. Ketua RT atau RW perlu mengaktifkan kegiatan rukun tetangga dan rukun
warga dengan melibatkan berbagai tokoh agama dan tokoh masyarakat di
lingkungannya.
5. Aparat keamanan perlu bersiap siaga setiap saat dan mengamati segala
perilaku yang mencurigakan yang terjadi di wilayah kewenangannya.
6. Masyarakat yang mendapati perilaku mencurigakan perlu langsung
melaporkan kejadian kepada ketua RT atau aparat setempat. Sikap acuh
dan diam akan berujung pada malapetaka yang akan menimpa dirinya
sendiri.
7. Seluruh individu perlu mengenal setiap anggota keluarganya dalam
aktivitas-aktivitasnya.
8. Pemerintah perlu memasukkan unsur pengenalan terhadap gerakan
terorisme di dalam kurikulum pendidikan formal agar masyarakat
memiliki wawaasan yang lebih untuk mewaspadainya.
9. Seluruh individu perlu menciptakan keakraban dan menyambung tali
silaturahmi di area tempat tinggalnya.
10. Warga perlu merangkul dan berusaha mendidik keluarga pelaku atau
mantan terpidana kasus terorisme dengan cara :
a. Tidak berprasangka dan tergesa-gesa dalam menilai mereka melainkan
menjaga hubungan karena mereka juga tak ingin keluarganya terlibat
terorisme

12

Jauhkan Aku dari Terorisme

b. Tidak mengusir dan mengucilkan mereka karena keluarga dan anakanak pelaku adalah korban yang kebanyakan tidak mengetahui niat
pelaku aksi terorisme. Sebaliknya mereka perlu dibina agar tidak
mengikuti perbuatan yang keliru itu.
c. Membina mantan narapidana dan melibatkan mereka dalam kegiatan
masyarakat agar mereka kembali pada masyarakat den melihat cara
lain dalam memperjuangkan idealismenya (bukan dengan kekerasan).
Mengusir dan menekan mereka hanya malah membuat rasa benci dan
permusuhan sehingga akan memicu mereka melakukan aksi yang lebih
berbahaya.
d. Memfokuskan diri pada perbuatan mereka, bukan orangnya, yaitu
membenci perbuatannya bukan benci mereka. Hal ini dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat baik di
lingkungan masyarakat itu.

13

Jauhkan Aku dari Terorisme

Kesimpulan
Dari segala pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan yang
intinya kita sebagai hamba Allah SWT yang taat harus menjaga kehidupan kita,
menjaga dengan selalu melakukan perbuatan yang Allah ridhoi, dan menjauhi
segala aktivitas yang berbau dengan terorisme karena tidak ada sedikitpun
manfaat daripada mengikuti gerakan terorisme. Tegakkan agama dan idealisme
dengan cara yang benar, cara yang diridhoi oleh Allah SWT.

14

Jauhkan Aku dari Terorisme

Daftar Pustaka
Abas, Nasir, dan Zora A. Sukabdi. 2011. Jauhkan Aku dari Terorisme. Jakarta :
Grafindo Khazanah Ilmu.

15

Jauhkan Aku dari Terorisme

Daftar Riwayat Hidup


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nama
Nama Panggilan
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Kewarganegaraan
Tinggi/Berat Badan
Jurusan / NRP
Alamat

11. Alamat Surabaya


12. Nomor Telepon / HP
13. E-mail

Ahmad Qomaruddin Arsyadi


:
Qomar
Jombang, 10 Pebruari 1995
Laki-laki
18 tahun
Islam
WNI
173 cm / 58 kg
Teknik Geofisika / 3713100019
Jalan Sulawesi Gang Masjid RT/RW
024/004 Desa Plandi Kec/Kab Jombang
Jalan Klampis Ngasem Gang VIII no 09
085 648 777 328
arsy_adi@yahoo.com
a.qomaruddin.a@gmail.com

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN

TAHUN

MASUK

LULUS

1999

NO.

PENDIDIKAN

KETERANGAN

2001

TK Muslimat 5 Parimono

Lulus Berijazah

2001

2007

MI Mujahidin Parimono

Lulus Berijazah

2007

2010

SMP Negeri 2 Jombang

Lulus Berijazah

2010

2013

SMA Negeri 3 Jombang

Lulus Berijazah

Teknik Geofisika
5

2013

Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Surabaya

16

Jauhkan Aku dari Terorisme

Anda mungkin juga menyukai