Dan dari alasan-alasan tadi memunculkan motif yang mendasari gerakan teror
yakni :
1. Ingin memisahkan diri dari pemerintahan yang resmi, disebut nasionalseparatis.
2. Ingin melaksanakan kebijakannya. Hal ini pernah dilakukan oleh negaranegara di dunia.
3. Ingin menentang legitimasi yang ada atau rezim yang berwenang (motif
politik). Dalam hal ini aksi terorisme bisa muncul dari ketidaksetujuan
kelompok terhadap isu-isu tertentu. Ketidaksetujuan itu disikapi dengan
cara kekerasan, teror, dan pembunuhan yang menimbulkan ketakutan
kepada masyarakat.
4. Ingin membuktikan ekstitensinya.
5. Ingin melampiaskan kemarahan dan membalaskan dendam. Siapapun juga
dapat melakukan ini.
6. Ingin menegakkan suatu agama atau kepercayaan. Cara lain dianggap
tidak efektif sehingga cara teror lah yang dipilih sebagai jalan satusatunya.
7. Ingin melaksanakan tugas suci, seperti mengembangbiakkan ras tertentu,
menghapuskan representasi seta di dunia, dan sebagainya.
8. Ingin melakukan suatu percobaan, biasa terjadi pada penderita sakit jiwa.
9. Ingin mencontoh orang atau kelompok tertentu, dan masih banyak yang
lainnya.
Pada ranah pikiran, para korban memiliki pemikiran bahwa agama adalah
sumber penyebab penderitaan manusia; dunia merupakan tempat yang
mengerikan; Tuhan membenci dan menghukum dirinya sehingga dirinya
tidak berharga untuk hidup dan pantas untuk mati; Tuhan sadis dan tidak
adil; Tuhan berbohong; semua orang yang beragama sama dengan pelaku
yaitu biadab; manusia sama saja dengan binatang; kasih sayang antar
sesama manusia adalah ilusi; semua manusia jahat; tak ada gunanya
berbuat baik; para pelaku aksi maupun keturunannya harus membayarnya
dengan darah; dan sebagainya. Para korban juga bisa mengalami kesulitan
konsentrasi dan penurunan daya tangkap karena kejadian traumatik yang
dialaminya yang akhirnya menyebabkan penurunan daya otak secara
keseluruhan.
Pada ranah perasaan, para korban merasa ragu pada diri sendiri, Tuhan,
maupun orang lain; malu menjadi pengikut agama yang sama dengan
pelaku jika agamanya sama; tidak percaya diri; takut atau terancam jika
berada di luar rumah; depresi; benci pada Tuhan dan pada mereka yang
menganut agama yang sama dengan pelaku; marah kepada Tuhan dan
konsep agama secara keseluruhan; putus asa dalam hidup; cemas yang
Masuk dan keluar kos atau kontrakan diatur untuk tidak bersamasama
Terlihat sepi
10
Mencegah Terorisme
Kita semua tentunya tidak ingin terjerat kepada gerakan terorisme.
Apalagi sangat rentan sekali remaja untuk terjerat. Untuk dapat menghindar dari
gerakan terorisme, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh tiap-tiap personal
yaitu :
1. Memperkuat diri dengan nilai-nilai luhur dan kemuliaan yang telah
ditanamkan oleh orang tua dan guru sejak kecil dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengamati dan memikirkan dampak dari berbagai tindakan terorisme
(seperti merenggut korban nyawa, cacat seumur hidup, kaum dhuafa
baru, citra agama buruk, dan sebagainya).
3. Melakukan penimbangan baik-buruk atau manfaat-kerugian dari berbagai
tindakan terorisme.
4. Menelaah dasar pemikiran yang dijadikan dasar bagi para teroris dalam
melakukan aksi dan meminta pendapat kepada berbagai pihak termasuk
orang tua, guru, pemuka agama, dan sebagainya.
5. Memiliki lebih dari tiga mentor yang pendapatnya bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6. Membekali diri dengan wawasan yang luas baik wawasan keagamaan
maupun pengatahuan umum.
7. Melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan seperti berkunjung ke panti
asuhan, melihat dan menolong sendiri korban bencana alam, dan
sebagainya.
8. Melaporkan kepada ketua RT setempat apabila melihat suatu keganjalan
pada aktivitas seseorang yang mencurigakan.
9. Menggalang berbagai aktivitas pemuda di lingkungan RT yang
melibatkan seluruh pemuda di lingkungan tersebut dan dipantau oleh
ketua RT secara langsung.
Mencegah teroris tidak hanya dilakukan oleh seseorang saja, namun
harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Masyarakat dapat turut serta
mencegah pergerakan teroris dengan melakukan hal sebagai berikut :
11
12
b. Tidak mengusir dan mengucilkan mereka karena keluarga dan anakanak pelaku adalah korban yang kebanyakan tidak mengetahui niat
pelaku aksi terorisme. Sebaliknya mereka perlu dibina agar tidak
mengikuti perbuatan yang keliru itu.
c. Membina mantan narapidana dan melibatkan mereka dalam kegiatan
masyarakat agar mereka kembali pada masyarakat den melihat cara
lain dalam memperjuangkan idealismenya (bukan dengan kekerasan).
Mengusir dan menekan mereka hanya malah membuat rasa benci dan
permusuhan sehingga akan memicu mereka melakukan aksi yang lebih
berbahaya.
d. Memfokuskan diri pada perbuatan mereka, bukan orangnya, yaitu
membenci perbuatannya bukan benci mereka. Hal ini dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat baik di
lingkungan masyarakat itu.
13
Kesimpulan
Dari segala pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan yang
intinya kita sebagai hamba Allah SWT yang taat harus menjaga kehidupan kita,
menjaga dengan selalu melakukan perbuatan yang Allah ridhoi, dan menjauhi
segala aktivitas yang berbau dengan terorisme karena tidak ada sedikitpun
manfaat daripada mengikuti gerakan terorisme. Tegakkan agama dan idealisme
dengan cara yang benar, cara yang diridhoi oleh Allah SWT.
14
Daftar Pustaka
Abas, Nasir, dan Zora A. Sukabdi. 2011. Jauhkan Aku dari Terorisme. Jakarta :
Grafindo Khazanah Ilmu.
15
Nama
Nama Panggilan
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Kewarganegaraan
Tinggi/Berat Badan
Jurusan / NRP
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN
TAHUN
MASUK
LULUS
1999
NO.
PENDIDIKAN
KETERANGAN
2001
TK Muslimat 5 Parimono
Lulus Berijazah
2001
2007
MI Mujahidin Parimono
Lulus Berijazah
2007
2010
Lulus Berijazah
2010
2013
Lulus Berijazah
Teknik Geofisika
5
2013
Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Surabaya
16